Home / Rumah Tangga / Bukannya Udah Mantan? / mengajukan perceraian kembali

Share

mengajukan perceraian kembali

Author: iva dinata
last update Last Updated: 2022-03-30 21:14:49

Arana pov

Aku pulang menggunakan kereta api agar bisa menghemat uang. Aku membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk mengurus perceraian ku nanti, apalagi aku memilih menyewa pengacara untuk memudahkan prosesnya.

Kereta yang aku tumpangi berangkat jam 05.45 pagi. Membutuhkan waktu 5 jam untuk sampai di kota kelahiran ku. Sekitar pukul sebelas siang aku sampai, tanpa pulang ke rumah dulu aku langsung menuju ke kafe flower's tempat aku janji temu dengan pengacara yang akan mengurus perceraian ku dan Mas Saga.

Tadi malam setelah menghubungi pengacara, aku memberitahu keputusanku kepada kak Raka. Awalnya dia menyuruhku untuk memikirkannya kembali. Dia masih tetap saja memintaku untuk bicara baik-baik dulu dengan Mas Saga. Aku menjelaskan bahwa Mas Saga sudah tidak lagi menemui ku selama dua minggu ini. Bukankah harusnya dia berusaha meyakinkan aku jika dia berniat untuk kembali bersamaku lagi.

namun, kakak sepupuku itu tetap kekeh menyuruhku untuk menunda pengajuan gugatan sampai aku dan Mas Saga berbicara dulu. Dengan terpaksa akhirnya aku menceritakan tentang kejadian saat aku tidak sengaja mendengar pertengkaran Mas Saga dengan Rendra empat tahun lalu yang membuat aku memutuskan untuk pergi.

Setelah mendengarnya ceritaku kak Raka menyetujui rencanaku untuk segera mengajukan gugatan ke Mas Saga. Bahkan dia juga akan ikut saat menemui pengacara bersamaku hari ini.

Kak Raka juga sangat marah ketika aku menceritakan kalau Mas Saga sempat mengancam akan membuat ayah jatuh miskin jika aku mengajukan gugatan perceraian kami Kak Raka tidak menyangka jika Mas Saga ternyata serakah akan harta padahal, keluarganya sangat kaya hartanya tidak akan habis tujuh turunan.

Sama denganku, saat awal aku mengetahuinya ada rasa kecewa yang begitu besar yang membuat menyesal pernah begitu mencintainya.

Untuk menuju ke kafe Flower's aku menaiki taxi yang aku temui saat keluar dari stasiun. Di tengah perjalanan sebuah getaran terasa dari ponsel di dalam tasku, sebuah notifikasi pesan dari kak Raka.

Raka Mahardhika🐼

[Sudah di kafe Flower's?]

Keysa Arana🐈

[Sedang diperjalanan ]

Raka Mahardhika🐼

[Siap menunggu🙋‍♂️]

[Miss lelet]

Keysa Arana🐈

[Sabar ya! ]

[Sabar sebagian dari iman☺]

Setelah selesai membalas pesan kak Raka aku kembali memasukkan ponselku kedalam tas. Sekitar

Jam 11.35 aku sampai di kafe Flower's.

"Maaf lama, dari stasiun aku langsung kesini" kataku setelah duduk di kursi depan kak Raka.

Kak Raka mengangguk memaklumi. Lalu menyuruhku untuk segera memakan makanan yang sudah dia pesankan sejak tadi, sembari kami menunggu pengacara datang.

"Selamat siang Mbak Arana dan Mas Raka." sapa Gilang ramah. "Maaf saya telat. Apa sudah menunggu lama?" sambungnya memohon maaf.

"Tidak apa-apa pak Gilang, kami yang datangnya terlalu cepat" ujar Kak Raka lalu tersenyum sopan.

Aku mengangsurkan sebuah amplop coklat besar yang berisi beberapa lembar kertas foto copyan dan 2 lembar foto kepada Gilang. Dengan teliti Gilang memeriksa sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Baik kalau memang sudah benar-benar yakin maka saya akan segera mendaftarkan gugatannya ke pengadilan agar segera di proses." Gilang menanyakan kembali keputusanku yang langsung aku jawab dengan anggukan "Tapi sebelum itu saya minta Mbak Arana untuk menandatangani surat kuasa, yang menyatakan bahwa Mbak Arana memberi kuasa kepada saya untuk mengajukan gugatan." lanjutnya sambil mengulurkan sebuah kertas berisi surat kuasa dariku kepada Gilang selaku pengacara yang aku percaya untuk mengurus perceraianku dan Mas Saga.

Sebelum aku membubuhkan tanda tanganku, terlebih dulu aku membacanya dengan teliti. "Saya tidak menuntut apapun termasuk harta gono gini. Saya hanya ingin dipercepat saja prosesnya" kata lalu mengembalikan surat kuasa yang sudah ku tanda tangani. "Dan kalau bisa saya tidak perlu hadir"

"Baik Mbak. saya usahakan cukup saya saja yang hadir mewakili Mbak Arana." kata Gilang sambil mengangguk paham.

Aku dan kak Raka langsung pulang menuju rumah setelah semua urusan dengan Gilang selesai untuk melepas rindu pada dua paruh baya yang selalu menunggu kami pulang.

Bapak dan Ibu sangat bahagia menyambut kepulangan kami. Bahkan Ibu langsung menyiapkan makanan kesukaan kami untuk makan malam nanti.

Setelah Sholat magrib berjamaah, kami makan malam bersama dengan penuh canda dan tawa seperti dulu.

Tiba-tiba ku lihat ibu menangis, "Ibu kok nangis?" tanyaku mengelus lembut pundak ibu.

"Gak papa Na. Ini air mata bahagia, rasanya sudah lama sekali kita tidak berkumpul lagi seperti ini" jawab ibu sembari mengelus pipiku.

"Maafkan Arana ya bu! Selalu membuat ibu sedih"

"Hemm, Mulai sekarang jangan buat ibu sedih lagi ya! Kamu harus bahagia agar ibu juga bahagia" ucap ibu lalu mencubit pipiku sambil terkekeh.

"Apapun keputusan kamu, Bapak dan Ibumu akan mendukung mu" sahut Bapak.

Aku menarik nafas panjang sebelum berbicara, "Aku akan mengajukan gugatan cerai ke Mas Saga Pak, Buk" beritahu ku menatap ibu dan bapak bergantian.

"Kamu yakin Na? Sudah dipikirkan baik-baik?" tanya bapak memastikan keputusanku.

Aku mengangguk mantap, yakin dengan keputusan yang sudah aku ambil.

"Arana sudah menyerahkan semua urusannya ke pengacara. Mungkin itu yang terbaik buat mereka. Dari pada mereka saling menyakiti akan lebih baik berpisah dan mengejar kebahagiaannya masing-masing." tutur kak Raka mendukung keputusanku.

"Aku akan mengganti semua uang yang di berikan Mas Saga selama aku kuliah di kota B. Aku kuliah sambil kerja jadi tidak semua uang yang kak Raka tranfer aku pakai. Jadi masih ada sisa uang cukup banyak di rekeningku" kataku lalu tersenyum.

"Iya. Kembalikan semuanya. Ibu juga tidak akan merestui mu jika suatu hari kamu ingin kembali padanya"

•••

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 152 Tamat.

    Tiga tahun setelah nya. "Aksara tidak boleh lari-larian di dalam rumah." seru Arana memberi peringatan pada Putri semata wayangnya yang berlarian mengejar Endharu anak dari Raka. "Hati-hati nanti jatuh sayang...!" Miranda menyahut dari dapur sambil membawa puding coklat yang dia buat tadi pagi untuk cucu kesayangannya. "Mas anak kamu itu lo, nanti jatuh." gerutu Arana pada Saga yang hanya diam saja melihat putrinya berlarian. "Kalau aku yang menegurnya, dia akan langsung menangis, lebih baik kamu saja yang menegurnya." ujar Saga pelan dengan pandangan tak lepas dari Aksara. Arana menghela nafas panjang, putrinya itu memang sagat pintar. Setiap kali Saga menegurnya dia akan langsung menangis dan membuat Saga tidak tega. Namun jika Arana yang menegurnya tidak akan di hiraukan olehnya karena bagi Aksara mendengar omelan Arana adalah hal yang biasa. Berbeda dengan Saga yang jarang mengomel tapi ekspresi wajahnya akan sangat menakutkan jika sedang marah. Dengan malas Arana beranjak

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 151 Ulang tahun pertama Aksara Kahiyang Ayu Bagaskara.

    Arana dan Aksara sudah cantik dengan gaun ala princess berwarna pink soft yang di desain sendiri sama Arana. Sedangkan Saga sangat tampan dengan memakai kemeja yang berwarna senada dengan gaun yang di pakai istri dan anaknya. Saga melipat lengan kemejanya keatas sampai ke sikunya, memperlihatkan lengan kekarnya. Saga menggendong Aksara dengan Arana disampingnya berdiri didepan kue ulang tahun menerima ucapan selamat dan kado dari para tamu undangannya. Nampak Jordan diantar para tamu bersama anak dan istrinya yang sudah di boyongnya pulang kembali dari kota B. "Selamat ulang tahun Aksara" ucap Mutiara istri Jordan sambil tersenyum pada juniornya di kampus dulu. "Mbak Mutia," pekik Arana dengan wajah sumringah, "Ya Alloh Mbak. Apa kabar?" Arana menanyakan kabar seniornya dulu setelah dia mengurai pelukan nya. "Puji Tuhan, saya baik Arana." jawab Mutiara, "Meskipun telat selamat ya untuk kelahiran putri kamu dan Saga." ucap Mutiara memberi selamat pada Arana, "Iya Mbak terima kasih

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 150. Persiapan ulang tahun pertama Aksara.

    Hari ini semua orang sedang sibuk menyiapkan ulang tahun Aksara, putri pertama Sagara Bagaskara sekaligus cucu pertama dari keluarga Bagaskara. Bima dan Miranda sudah pulang kembali dari Madrid sejak dua hari yang lalu, namun tidak dengan Rendra, mereka tetap meminta Rendra untuk tinggal disana sampai kuliah Kedokteran nya selesai. Arana sedang duduk di sofa ruang tengah sedang sibuk dengan kertas-kertas bon mengecek apa ada yang kurang untuk acara ulang tahun Aksara yang akan di adakan besok pagi. Tidak jauh dari Arana duduk, nampak Miranda sedang menggendong Aksara sambil sesekali menimang cucu pertamanya tersebut. "Ma Aksara sudah bisa jalan. Gak perlu di gendong terus nanti Mama capek" Arana mengingatkan mertua nya agar tidak memanjakan putrinya dan membuatnya didrinya kelelahan."Gak papa ya Aksara, Oma gak capek kok. Aksara masih ingin di gendong oma Mama" jawab Miranda sambil mencium pipi chubby Aksara. "Oh ya Na. Caterina buat besok sudah siap semua kan?" tanya Miranda masi

  • Bukannya Udah Mantan?    149 Kecemburuan Saga.

    "Suami, atau Mantan suami?" tanya Gibran dengan nada sinis, "Atau mungkin calon mantan suami. Aku dengar perceraian kalian sudah diproses sejak dua tahun yang lalu." "Maaf, Seperti nya Kak Gibran salah faham" sahut Arana berusaha menengahi sambil menggenggam tangan Saga yang sudah mengepal kuat. "Kamu tidak perlu berbohong lagi Ara. Aku sudah tahu semuanya, kamu di paksa menikah dengan dia kan?" kata Gibran pelan dan menatap Arana sendu. "Gibran," tegur Gio Saga yang sejak tadi mengamati kejadian di depannya "Jangan bicara sembarangan! Pak Saga tolong maafkan kelancangan Adik saya." Gio berdiri dan menarik adiknya agar menjauh dari Arana. Saga berdiri dan menarik Arana agar menempel padanya. "Ajari Adikmu sopan santun." ujar Saga sinis. "Iya maafkan saya yang kurang bisa mendidik Adik saya." jawab Gio sambil menunduk sopan. "Ck.. " Gibran berdecak kesal. "Jadi yang tadi kalian hanya bersandiwara menjadi suami istri yang romantis." cibir istri Gio. Mendengar kalimat kakak ipar

  • Bukannya Udah Mantan?    148 Bertemu Mantan kekasih.

    Saga dan Arana sampai di sebuah hotel berbintang tempat rekan bisnis Saga menggelar resepsi pernikahannya. "Wah,, Resepsi nya mewah sekali ya Mas," Arana memandang penuh kekaguman ketika mereka memasuki ballroom yang sudah di hias sedemikian rupa sehinga terlihat mewah dan berkelas. "Kamu suka?" tanya Saga menoleh pada sang istri yang di tangannya melingkar manis di lengan Saga. Arana menggeleng, "Tidak," jawabnya sambil matanya memandang pada pelaminan pengantin yang begitu megah. Saga tersenyum tipis mendengar jawaban istrinya itu. Bahkan Arana tidak membutuhkan waktu lama untuk menjawab. Saga sudah sangat memahami Arana, dia wanita yang sederhana dan sangat pengertian. Tidak ada satu pun barang mewah yang pernah Arana beli. Baju, tas, sepatu, sandal yang Arana pakai adalah brand dalam negri yang harganya hanya ratusan ribu. Jika ada barang mewah yang Arana miliki itu adalah Saga yang membelinya. "Istriku memang berbeda," bisik Saga lalu mengecup rahang Arana sekilas. Arana

  • Bukannya Udah Mantan?    147 Saga tidak tahu waktu jika menginginkannya.

    Hari ini Saga akan mengajak Arana ke acara resepsi pernikahan rekan bisnisnya. Untuk pertama kalinya Arana meninggalkan putrinya di rumah bersama Lastri. Sejak pulang dari menjenguk Kiara Lastri tidak pulang ke rumahnya. Dia sengaja menginap untuk menemani Arana karena Ratih sedang sibuk menjaga Kiara dan Dara. Arana memperhatikan penampilan yang memakai dress putih dengan panjang sedikit di bawah lutut melalui cermin yang ada di kamarnya. Wajahnya tersenyum puas melihat tampilannya sendiri. "Kamu canti sekali, sayang," puji Saga yang baru keluar dari ruang ganti. Saga berjalan mendekati Arana yang berdiri didepan cermin. Memeluknya melingkarkan tangan kekarnya di perut ramping Arana. Saga sedikit membungkukkan tubuhnya karena tinggi bedan mereka yang berbeda. CUP... Saga mencium rahang Arana. "Cantik, Kamu makin cantik jika wajahmu memerah karena malu" bisik Saga sembari memandangi wajah Arana dari pantulan cermin. Arana tersipu malu, "Mas, sekarang makin pinter gombal ya?" sah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status