Home / Rumah Tangga / Bukannya Udah Mantan? / panggilan dari pengadilan.

Share

panggilan dari pengadilan.

Author: iva dinata
last update Last Updated: 2022-04-05 18:31:02

Sagara pov

Pagi ini mama menelfon ku, memberi tahu ada surat panggilan untuk ku dari pengadilan. Sudah satu bulan lebih aku berada di luar kota untuk menyelesaikan masalah yang menghambat proyek perusahaan ku.

Sejak kepergian istriku empat tahun lalu aku mendirikan perusahaan sendiri. Dengan tiga temanku sebagai investor. Aku mencurahkan semua waktu ku untuk perusahaan, sehingga dalam waktu empat tahun perusahaan ku berkembang pesat dan sudah menyelesaikan banyak proyek pembangunan mulai dari perumahan juga pertokoan dan pusat perbelanjaan.

Aku tahu istriku salah faham padaku. Dia mengira aku menginginkan perusahaan ayahnya yang setengah sahamnya atas namaku. Awal mulanya, ayah Arana (Aditama) ingin mengembangkan pabrik makanan instant miliknya, tapi karena membutuhkan dana yang besar Mertuaku itu menawarkan papa untuk menjadi investor.

Papa dan Ayah Arana adalah teman lama. Papa bersedia menjadi investor jika aku menikah dengan salah satu anaknya sehingga Aku dan istriku yang akan mewarisi perusahaan itu. Dengan pembagian saham papa 50 persen diberikan padaku dan yang 50 persen milik ayah Adi di bagi 2, istriku dan saudaranya.

Papa mendapat bagian 50 persen bukan tanpa alasan tapi karena dana yang dikeluarkan papa sangat besar.

Keysa Arana, istri kecilku itu meninggalkan aku sejak empat tahun yang lalu. Aku memang bersalah karena membiarkan masa lalu mengusik pernikahan kami yang masih seumur jagung dan rapuh. Pernikahan kami yang tidak di landasi oleh cinta sejak awal membuatnya sangat rapuh dan bodohnya aku tidak menyadari jika adik ku dan mantan kekasih ku memanfaatkan keadaan untuk merusak pernikahan kami.

Saat itu aku hanya memiliki niat untuk menolong tapi aku tidak pernah menyangka, jika karena niat baikku aku harus kehilangan istriku dan calon bayi kami.

Selama empat tahun ini aku berusaha untuk bersabar. Jika bukan karena Raka, aku pasti sudah mencari istriku dan membawanya pulang. Aku membiarkannya untuk menebus kesalahan yang sudah aku perbuat. Meski aku tahu itu tak sebanding dengan rasa sakit yang di rasakan nya.

Cukup sekali aku kehilangan Arana kali ini aku tidak akan melepasnya lagi. Terserah aku dianggap egois. Aku tak peduli. Arana istriku jadi dia harus kembalikan padaku.

"Apa kau tidak bisa menyetir?" bentak ku ke Ferdy saat kami terjebak macet entah yang ke berapa kali.

Sudah hampir satu jam perjalanan tapi kami belum sampai juga di bandara. "Gunakan otakmu! Sudah berapa kali kita terjebak macet? Apa kamu tidak bisa cari jalan lain?" geram ku dengan suara meninggi.

"Lagi pms?" celetuk Ferdy. "Baru juga dua kali kejebak macet. Jangan marah-marah terus, nanti kena stroke Arana jadi janda beneran. Mau?" cibirnya sambil melirikku dari kaca mobil.

Sebenarnya aku ingin menimpalinya tapi aku urungkan karena apa yang dikatakannya memang benar. Baru dua kali kami terjebak macet.

Aku membuang pandanganku ke luar jendela untuk meredakan emosiku. "Sorry pikiranku kacau." Aku mengusap wajahku kasar.

"Jika Aku di posisimu sekarang, mungkin aku lebih kacau darimu" jawab Ferdy memaklumi kondisiku.

Ferdy dan aku berteman sejak masih Sekolah. Dia tahu betul seperti apa aku. Dia juga orang yang menjadi saksi seperti apa aku memaksa Arana agar menikahi denganku.

Setelah hampir dua jam baru kami bisa sampai di bandara. Segera kuambil langkah besar menuju pesawat sembari menelfon pengacaraku.

"Urus semua! persulit prosesnya. Lakukan apapun agar gugatannya di tolak seperti sebelumnya. Berapapun biayanya tidak masalah bagiku" perintahku.

•••

Jam tiga sore aku sampai di bandara kota B. Aku tidak pulang ke rumahku tapi ke kota dimana istriku tinggal empat tahun ini.

Sekarang aku sudah menuju ke sebuah perusahaan konfeksi tempat Arana bekerja. Dengan mobil sewaan yang di bawa oleh pegawai ku. Perusahaan ku sedang ada proyek di kota ini. Karenanya juga membuatku tidak sengaja bertemu kembali dengan Arana.

Sekitar jam empat lebih aku sampai di depan kantor perusahaan tersebut. Aku turun dari mobil dan melangkah menuju loby kantor. Di depan kantor aku aku berpapasan dengan beberapa orang pegawai yang pulang kerja.

Dalam hati aku berharap Arana belum pulang. Baru aku mencapai loby, langkahku terhenti karena sebuah pemandangan yang memunculkan aliran panas yang menyeruak di dalam dadaku.

Nampak Arana keluar dari lift berjalan beriringan dengan seorang laki-laki. Mereka asyik berbicara dengan sesekali tertawa. Tiba-tiba rasa panas di dadaku menjalar hingga kepala tanganku mengepal kuat, aku tak lagi bisa menahan emosiku saat dengan lancang nya laki-laki itu menggandeng tangan istriku.

Dengan langkah cepat aku mendekat. "Jangan berani menyentuh istriku!" Bentak ku dengan suara keras.

Aku tak peduli dengan orang-orang yang menatap kearah kami. Aku menarik tangan Arana dan mendorong laki-laki itu kasar.

Arana memandangku kaget, matanya membulat sempurna menatapku tak percaya.

"Istri? Siap yang Anda maksud?" tanya laki-laki itu setelah menyeimbangkan tubuhnya yang sempat oleng karena ku dorong.

"Apa kamu buta dan tuli? Dia, Keysa Arana adalah istriku" teriakku sambil menatap nya tajam.

Aku tak peduli dengan beberapa pegawai yang berbisik dan memandang kearah kami.

"Tidak mungkin." bantah laki-laki itu "Di data diri karyawan, statusnya masih single"

"Single" gumam ku mengalihkan pandangan ku pada Arana yang berusaha menutupi wajahnya dengan tangan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Benny Nababan
good, senang membacanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 152 Tamat.

    Tiga tahun setelah nya. "Aksara tidak boleh lari-larian di dalam rumah." seru Arana memberi peringatan pada Putri semata wayangnya yang berlarian mengejar Endharu anak dari Raka. "Hati-hati nanti jatuh sayang...!" Miranda menyahut dari dapur sambil membawa puding coklat yang dia buat tadi pagi untuk cucu kesayangannya. "Mas anak kamu itu lo, nanti jatuh." gerutu Arana pada Saga yang hanya diam saja melihat putrinya berlarian. "Kalau aku yang menegurnya, dia akan langsung menangis, lebih baik kamu saja yang menegurnya." ujar Saga pelan dengan pandangan tak lepas dari Aksara. Arana menghela nafas panjang, putrinya itu memang sagat pintar. Setiap kali Saga menegurnya dia akan langsung menangis dan membuat Saga tidak tega. Namun jika Arana yang menegurnya tidak akan di hiraukan olehnya karena bagi Aksara mendengar omelan Arana adalah hal yang biasa. Berbeda dengan Saga yang jarang mengomel tapi ekspresi wajahnya akan sangat menakutkan jika sedang marah. Dengan malas Arana beranjak

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 151 Ulang tahun pertama Aksara Kahiyang Ayu Bagaskara.

    Arana dan Aksara sudah cantik dengan gaun ala princess berwarna pink soft yang di desain sendiri sama Arana. Sedangkan Saga sangat tampan dengan memakai kemeja yang berwarna senada dengan gaun yang di pakai istri dan anaknya. Saga melipat lengan kemejanya keatas sampai ke sikunya, memperlihatkan lengan kekarnya. Saga menggendong Aksara dengan Arana disampingnya berdiri didepan kue ulang tahun menerima ucapan selamat dan kado dari para tamu undangannya. Nampak Jordan diantar para tamu bersama anak dan istrinya yang sudah di boyongnya pulang kembali dari kota B. "Selamat ulang tahun Aksara" ucap Mutiara istri Jordan sambil tersenyum pada juniornya di kampus dulu. "Mbak Mutia," pekik Arana dengan wajah sumringah, "Ya Alloh Mbak. Apa kabar?" Arana menanyakan kabar seniornya dulu setelah dia mengurai pelukan nya. "Puji Tuhan, saya baik Arana." jawab Mutiara, "Meskipun telat selamat ya untuk kelahiran putri kamu dan Saga." ucap Mutiara memberi selamat pada Arana, "Iya Mbak terima kasih

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 150. Persiapan ulang tahun pertama Aksara.

    Hari ini semua orang sedang sibuk menyiapkan ulang tahun Aksara, putri pertama Sagara Bagaskara sekaligus cucu pertama dari keluarga Bagaskara. Bima dan Miranda sudah pulang kembali dari Madrid sejak dua hari yang lalu, namun tidak dengan Rendra, mereka tetap meminta Rendra untuk tinggal disana sampai kuliah Kedokteran nya selesai. Arana sedang duduk di sofa ruang tengah sedang sibuk dengan kertas-kertas bon mengecek apa ada yang kurang untuk acara ulang tahun Aksara yang akan di adakan besok pagi. Tidak jauh dari Arana duduk, nampak Miranda sedang menggendong Aksara sambil sesekali menimang cucu pertamanya tersebut. "Ma Aksara sudah bisa jalan. Gak perlu di gendong terus nanti Mama capek" Arana mengingatkan mertua nya agar tidak memanjakan putrinya dan membuatnya didrinya kelelahan."Gak papa ya Aksara, Oma gak capek kok. Aksara masih ingin di gendong oma Mama" jawab Miranda sambil mencium pipi chubby Aksara. "Oh ya Na. Caterina buat besok sudah siap semua kan?" tanya Miranda masi

  • Bukannya Udah Mantan?    149 Kecemburuan Saga.

    "Suami, atau Mantan suami?" tanya Gibran dengan nada sinis, "Atau mungkin calon mantan suami. Aku dengar perceraian kalian sudah diproses sejak dua tahun yang lalu." "Maaf, Seperti nya Kak Gibran salah faham" sahut Arana berusaha menengahi sambil menggenggam tangan Saga yang sudah mengepal kuat. "Kamu tidak perlu berbohong lagi Ara. Aku sudah tahu semuanya, kamu di paksa menikah dengan dia kan?" kata Gibran pelan dan menatap Arana sendu. "Gibran," tegur Gio Saga yang sejak tadi mengamati kejadian di depannya "Jangan bicara sembarangan! Pak Saga tolong maafkan kelancangan Adik saya." Gio berdiri dan menarik adiknya agar menjauh dari Arana. Saga berdiri dan menarik Arana agar menempel padanya. "Ajari Adikmu sopan santun." ujar Saga sinis. "Iya maafkan saya yang kurang bisa mendidik Adik saya." jawab Gio sambil menunduk sopan. "Ck.. " Gibran berdecak kesal. "Jadi yang tadi kalian hanya bersandiwara menjadi suami istri yang romantis." cibir istri Gio. Mendengar kalimat kakak ipar

  • Bukannya Udah Mantan?    148 Bertemu Mantan kekasih.

    Saga dan Arana sampai di sebuah hotel berbintang tempat rekan bisnis Saga menggelar resepsi pernikahannya. "Wah,, Resepsi nya mewah sekali ya Mas," Arana memandang penuh kekaguman ketika mereka memasuki ballroom yang sudah di hias sedemikian rupa sehinga terlihat mewah dan berkelas. "Kamu suka?" tanya Saga menoleh pada sang istri yang di tangannya melingkar manis di lengan Saga. Arana menggeleng, "Tidak," jawabnya sambil matanya memandang pada pelaminan pengantin yang begitu megah. Saga tersenyum tipis mendengar jawaban istrinya itu. Bahkan Arana tidak membutuhkan waktu lama untuk menjawab. Saga sudah sangat memahami Arana, dia wanita yang sederhana dan sangat pengertian. Tidak ada satu pun barang mewah yang pernah Arana beli. Baju, tas, sepatu, sandal yang Arana pakai adalah brand dalam negri yang harganya hanya ratusan ribu. Jika ada barang mewah yang Arana miliki itu adalah Saga yang membelinya. "Istriku memang berbeda," bisik Saga lalu mengecup rahang Arana sekilas. Arana

  • Bukannya Udah Mantan?    147 Saga tidak tahu waktu jika menginginkannya.

    Hari ini Saga akan mengajak Arana ke acara resepsi pernikahan rekan bisnisnya. Untuk pertama kalinya Arana meninggalkan putrinya di rumah bersama Lastri. Sejak pulang dari menjenguk Kiara Lastri tidak pulang ke rumahnya. Dia sengaja menginap untuk menemani Arana karena Ratih sedang sibuk menjaga Kiara dan Dara. Arana memperhatikan penampilan yang memakai dress putih dengan panjang sedikit di bawah lutut melalui cermin yang ada di kamarnya. Wajahnya tersenyum puas melihat tampilannya sendiri. "Kamu canti sekali, sayang," puji Saga yang baru keluar dari ruang ganti. Saga berjalan mendekati Arana yang berdiri didepan cermin. Memeluknya melingkarkan tangan kekarnya di perut ramping Arana. Saga sedikit membungkukkan tubuhnya karena tinggi bedan mereka yang berbeda. CUP... Saga mencium rahang Arana. "Cantik, Kamu makin cantik jika wajahmu memerah karena malu" bisik Saga sembari memandangi wajah Arana dari pantulan cermin. Arana tersipu malu, "Mas, sekarang makin pinter gombal ya?" sah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status