Share

Burung Suamiku Menghilang
Burung Suamiku Menghilang
Author: Widya Yasmin

Tetangga Baru

Author: Widya Yasmin
last update Last Updated: 2022-07-30 22:13:11

Malam itu aku melayani suamiku dengan sepenuh hati, tetapi setelah selesai melakukannya, tiba-tiba kulihat raut wajah tak menyenangkan darinya.

"Punyamu udah gak enak!" ucapnya sambil bangkit dari tempat tidur lalu langsung mengenakan celanananya.

Ucapannya benar-benar membuatku tersinggung. Setelah melahirkan empat orang anak untuknya, wajar saja jika aku tak sama seperti saat awal menikah.

Akhir-akhir ini aku merasa sikapnya banyak berubah, ia sering ceplas ceplos, bahkan bersikap arogan tanpa memperdulikan perasaanku. Rasanya menyakitkan setiap kali menerima perlakuan tak menyenangkan darinya. Namun, yang bisa kulakukan hanya bersabar, berharap ia bisa semanis dan selembut dulu saat awal membina rumah tangga.

Aku segera mengenakan pakaianku saat kulihat ia berjalan ke luar.

"Mau kemana?" tanyaku.

"Mau cari angin segar, di rumah membosankan, tiap waktu lihat istri gemuk dan tak sedap dipandang," ucapnya sambil melangkah pergi.

Lagi-lagi dia mengatakan hal yang menyakitkan, tanpa memperdulikan perasaanku. Mengurus empat orang anak bukanlah hal yang mudah, sehingga aku sama sekali tak memiliki waktu untuk mengurus diriku sendiri.

Banyak orang sering mengataiku kelinci, karena memiliki empat orang anak di usia 32 tahun. Sebenarnya aku pun tak menginginkan semua itu terjadi padaku. Saat anak kedua berusia 2 tahun, aku mengidap tumor payudara, tetapi Alhamdulillah tumor itu berhasil diangkat. Namun, dokter menyarankan agar aku tidak menggunakan KB apapun. Karena KB hormonal bisa memicu tumor payudara itu kembali.

Kulihat suamiku bergegas ke arah pintu, tetapi belum sempat ia membuka pintu, tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk dari luar. Aku segera keluar kamar setelah berpakaian. Kulihat suamiku tengah menganga dengan tetesan air liur yang berjatuhan saat melihat seorang wanita cantik yang berdiri di mulut pintu.

"Siapa ya?" tanyaku, karena suamiku hanya berdiri mematung sambil menatap wanita itu tanpa berkedip.

"Saya penghuni rumah depan itu," ucapnya sambil menunjuk sebuah rumah yang terletak beberapa meter dari rumahku.

Rumah itu telah lama kosong, rasanya sangat aneh jika ada yang tiba-tiba menghuninya, karena dari tadi siang aku tak melihat sebuah mobil atau motor yang berhenti disana. Kalaupun ada yang menghuni, pastilah orang itu membawa kendaraan untuk mengangkut barang-barangnya karena di rumah itu benar-benar tak ada benda apapun yang bisa dipakai.

"Mbak penghuni baru rumah itu?" tanyaku dengan wajah bingung.

Ia mengangguk, lalu mengutarakan niatnya untuk meminta air panas. Ia bilang belum bawa kompor, jadi dia gak bisa masak air untuk menyeduh kopi.

"Malam-malam begini ngopi?" tanyaku lagi.

Lalu ia menjawab kalau ia tak bisa tidur karena tinggal di rumah itu sendirian, selain itu ia juga tengah mengerjakan sesuatu yang membuatnya harus bergadang.

Setelah mendapatkan segelas air panas, ia langsung pamit.

"Cepatlah tidur," ucap suamiku dengan wajah aneh sambil mendorongku ke kamar.

Ia langsung menyuruhku berbaring di tempat tidur lalu berbaring di hadapanku sambil terus menyuruhku agar segera memejamkan mata.

Malam semakin larut, aku merasa sangat mengantuk, lalu tidak lama kemudian aku telah masuk ke alam mimpi.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan yang membuatku tersentak dari tidur. Entah berapa lama aku tertidur, karena suamiku tiba-tiba tak berada di kasur. Aku menoleh ke arah jam dinding yang jarumnya menunjuk ke angka 2.

Tiba-tiba suara teriakan itu kembali terdengar hingga memecah keheningan. Suara teriakan itu terdengar tak asing di telinga. Aku langsung beranjak dari tempat tidur lalu mencari asal suara.

"Aaaaaaaaaaaaaaak!" Aku langsung berlari keluar rumah saat suara itu terdengar dari arah rumah kosong.

Karena takut, aku langsung menelpon tetanggaku, Surti, namanya.

Lama ia mengangkat, tampaknya ia telah terlelap sehingga membuatku kesal karena lama menunggu ia mengangkat telpon.

Tiba-tiba telpon diangkat.

"Mau apa kamu nelpon malam-malam? Surti lagi tidur!" bentak seorang lelaki.

"Mas Parto, aku butuh bantuan," ucapku.

Tiba-tiba terdengar suara Surti.

"Ngapain kamu nelpon suamiku?" ucap Surti dengan suara menahan kantuk.

"Kamu dan suamimu bisa kesini gak? Suamiku hilang, trus barusan terdengar suara teriakannya dari rumah kosong," ucapku.

Tidak berapa lama kemudian mereka berlari kearahku, lalu kami langsung menuju rumah kosong itu.

Suara teriakan suamiku tak terdengar lagi. Mas Parto langsung mengetuk pintu rumah itu setelah aku menceritakan bahwa tadi ada wanita yang bilang telah menghuni rumah ini.

Hening, tak ada jawaban, lalu sayup-sayup terdengar suara rintihan yang semakin melemah. Tanpa berlama-lama Mas Parto langsung mendobrak rumah itu. Lalu setelah memasuki rumah itu tiba-tiba mata kami langsung terbelalak saat melihat suamiku yang tanpa busana dengan keadaan tak sadarkan diri.

Selain itu, kami sungguh tercengang saat melihat darah yang mengalir dari balik alat vitalnya yang telah menghilang.

Aku berteriak histeris saat melihat keadaannya yang begitu mengenaskan. Ia tampak terus meringis dan mengerang kesakitan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mblee Duos
Hay kak, semangat terus nulisnya yach... ceritanya keren kok... dan bila berkenan, saling support yuk! di cerita aku, MAMA MUDA VS MAS POLISI
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Burung Suamiku Menghilang   Rencana

    "Setiap gue nyaris diculik, lo selalu ada. Apa jangan-jangan lo dalang dibalik semua ini?" tanya Siti pada Bryan yang dalam perjalanan pulang bersama Yura."Jadi gue harus diem aja melihat lo dalam bahaya?" tanya Bryan dengan wajah kesal."Kak Sinta, kita seharusnya berterima kasih sama Kakak ini," ucap Yura sambil menatap kagum wajah tampan Bryan."Sinta?" "Iya, nama panjangnya Kak Siti Yasinta, jadi bisa dipanggil Sinta juga," sahut Yura."Oh, ya, by the way gue Bryan.""Gue Yura, Kak.""Hati-hati Yura kalau kenalan sama cowok asing, jangan mentang-mentang dia good looking, karena bisa saja dia juga salah satu anggota kawanan penculik itu," ucap Siti sambil melirik ke arah Bryan dengan wajah sinis."Kalau gue penculik, gak mungkin gue balikin lo ke suami lo!" sahut Bryan dengan wajah kesal."Udah jangan berantem," ucap Yura sambil kembali menatap ketampanan lelaki berwajah bule yang tengah fokus menyetir.Beberapa waktu kemudian ia menghentikan mobilnya di depan rumah Siti. "Cepet

  • Burung Suamiku Menghilang   Stiker Kelabang

    Suatu hari Yura mendatangi rumah Yudha dan Siti. Mata Rendi langsung terbelalak melihat kecantikan gadis itu."Biasa aja lihatnya Rendi Lukmanul Hakim," ucap Yura sambil menutup mulutnya yang tengah menganga."Makin cantik aja, Kak Yura. Oh, iya, makasih banget, loh karena masih mengingat nama kepanjanganku dengan lengkap.""Udah, ah, berisik, aku mau ketemu sama Kak Sinta.""Kak Siti maksudmu?""Iya, whatever."Rendi mempersilahkan Yura masuk, tampak Siti tengah melatih bela diri pada beberapa gadis seusia Rendi."Kak!" panggil Yura.Siti langsung menoleh dan berjalan menghampiri adik iparnya itu."Kenapa gak bilang-bilang mau kesini?" Siti langsung memeluknya dengan erat."Ada hal penting yang ingin kubicarakan." Yura melirik ke arah Rendi seolah obrolannya itu tak ingin didengar siapapun."Oke, aku tak akan dengerin percakapan kalian," ucap Rendi sambil bergegas pergi."Rend, mainnya jangan jauh-jauh ya," ujar Siti."Siap, Kak." Siti mengajak Yura ke ruang tamu, lalu mempersilahka

  • Burung Suamiku Menghilang   Bryan

    Siti menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tasnya masih ada, karena di dalamnya ada ponsel yang GPSnya selalu aktif. Ia sengaja selalu mengaktifkan GPS agar Yudha bisa melacak keberadaannya.Namun, rupanya para penculik itu telah mengamankan tasnya lebih dahulu. Bukan hanya dimatikan tapi dilempar jauh dari mobilnya. Siti mencoba mencari cara agar ia bisa lolos, lalu tiba-tiba ia menggedor-gedorkan kepalanya ke kaca mobil, berharap menjadi perhatian bagi para pengendara lain.Namun, tiba-tiba penjahat itu mengacungkan pisau kepadanya."Berani macam-macam? Maka pisau ini akan menari di wajah cantikmu!" ancam penjahat itu.Siti mencoba pasrah sambil mencari cara lain untuk kabur. Jantungnya semakin berdegup lebih kencang saat ia lihat mobil yang membawanya semakin melaju menjauhi kota tempat tinggalnya. Mobil Siti semakin membayangkan bahwa dirinya akan kembali disekap seperti beberapa hari lalu.Setelah beberapa jam berlalu, mobil itu berhenti tepat di sebuah villa. Siti menoleh ke

  • Burung Suamiku Menghilang   Lelaki Misterius

    Dua lelaki itu melayangkan tendangannya hingga tubuh Siti terpental, sedangkan dua remaja tadi hanya berdiri dengan tubuh gemetaran."Kalian pergi dari sini!" teriak Siti.Dua remaja itu langsung kabur meninggalkan Siti yang tengah mencoba bangkit walau harus menahan rasa sakit.Dua lelaki itu langsung menangkap Siti, tetapi dengan sisa tenaga yang ada, ia berhasil membuat kedua lelaki bertubuh tinggi besar itu kembali terguling. Tanpa berlama-lama ia mencoba untuk kabur. Namun, dua lelaki tadi langsung bangkit dan mengejar Siti yang masih berada di gerbang, sedangkan dua remaja tadi telah jauh meninggalkannya.Dua lelaki tadi berhasil kembali menangkap Siti. Namun, tiba-tiba sebuah mobil hitam melaju ke arah rumah itu. Seorang lelaki tampan bak Aktor Hollywood keluar dari mobil bersama dua remaja tadi."Lepaskan wanita itu!" teriak lelaki tampan yang mengenakan jas hitam dan kaca mata hitam."Bbbbb--."Belum sempat dua penjahat itu mengatakan sesuatu, tiba-tiba lelaki itu melayangkan

  • Burung Suamiku Menghilang   Sindikat Perdagangan Wanita

    Bu Suhaetik adalah seorang janda yang memiliki dua orang anak perempuan. Anak sulungnya dibawa merantau ke luar kota oleh suaminya, sedangkan anak bungsunya baru kelas 2 SMA. Suami Bu Suhaetik meninggal karena kecelakaan, sejak itu ia berjualan nasi uduk di depan rumahnya untuk mencukupi semua kebutuhannya juga anak bungsunya.Siti meminta Bu Suhaetik untuk menunjukan foto anak gadisnya."Anak saya bernama Desi," ucapnya sambil menunjukan foto anak gadisnya. Setelah melihat foto tersebut, Siti menggeleng karena sama sekali tak pernah melihat gadis itu."Rend, kamu kenal anaknya Bu Suhaetik, gak? Kan kamu satu sekolah dengannya," ucap Siti sambil menunjukan foto gadis tersebut."Aku kan baru masuk sekolah, jadi aku belum mengenal banyak orang disana," sahutnya setelah memperhatikan lekat-lekat foto tersebut.Saat itu Bu Suhaetik masih belum bisa melapor pada polisi karena anaknya belum menghilang selama 24 jam. Kesokan harinya seperti biasa Yudha berangkat bekerja setelah mengantar Ren

  • Burung Suamiku Menghilang   Siti dan Yudha

    Mirna membawa Siti juga adiknya ke rumahnya. Untuk sementara, mereka tinggal di paviliun rumah keluarga Mirna karena belum sah menjadi istri Yudha.Sebelum menikahkan ia dengan putra sulungnya, Mirna berpesan agar Siti tak lagi berbuat gegabah ketika menghadapi seorang pria hidung belang atau pelaku pemerkosaan."Boleh saja melawan saat kita dalam bahaya, tetapi sebisa mungkin hindari untuk menghilangkan nyawanya, kecuali jika kita memang benar-benar terdesak," kata Mirna.Pesan tersebut disampaikan juga kepada Yura, yang memiliki jiwa psikopat sejak bergabung dengan Siti dan Rere. Siti dan Yura mengangguk dan berjanji untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Acara pernikahan Siti dan Yudha pun berlangsung di sebuah gedung mewah. Karena sudah tidak memiliki ayah ataupun kakek dan paman, maka adik lelakinya menjadi wali nikah untuk Siti. Hingga akhirnya Siti dan Yudha telah resmi menjadi sepasang suami istri.Saat itu air mata Siti terus bercucuran, ia tak menyangka kalau

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status