Share

PENGAKUAN (4)

last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-23 11:01:47

Seminggu Sebelumnya

Setelah beberapa jam ditinggal pergi oleh Lucio, Maya Kuncoro si pemilik hotel New Idola pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

Seperti pada malam-malam sebelumnya, ia selalu datang ke hotel miliknya. Tujuan utamanya bukan untuk memantau perkembangan hotel.

Ia datang hanya untuk melepas jenuhnya, menikmati beberapa botol anggur seorang diri lalu pulang ke rumah.

Sejak dulu ia memang tak pernah membawa alkohol ke rumahnya. Jika ia ingin, ia selalu datang ke New Idola Hotel dan mendapatkan apa yang ia mau di hotel itu.

Pertemuan tak sengaja dengan Lucio telah meninggalkan kesan tersendiri pada pemuda itu. Ia terus membayangkan wajah tampan Lucio saat pemuda yang pingsan itu tertidur.

Setelah menghabiskan satu botol wine seorang diri, Maya pun keluar dari kamarnya yang juga berada di lantai tiga, kamar nomor 21. "Bukannya itu pemuda yang tadi? Ngapain dia di sini?"

Samar-samar Maya berusaha mengenal pemuda yang berdiri depan kamar nomor 28. Pengaruh alkohol yang ia min
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • CALL ME NUMBER ONE   HOME SWEET HOME

    Setelah urusan singkatnya di Bali - mengunjungi restoran miliknya - dan sesuai janjinya pada putri semata wayangnya, Maya pun kembali ke rumah.Ia juga tak lupa mengabarkan putrinya tentang kepulangannya sehingga pada waktu yang bersamaan, keduanya kembali ke rumah. "Mau Mama jemput atau gimana, sayang? Sopir Mama udah antarin mobil ke bandara," tanya Maya pada Nancy putrinya. "Gak usah, Ma. Kita ketemu di rumah aja, ya. Aku minta temen aku aja yang antarin," balas Nancy lembut. Sudah bisa dipastikan bahwa saat ini Nancy tak lagi ada kemarahan pada ibunya. Meskipun masih ada kekesalan dalam dirinya tentang semua yang telah Maya lakukan di belakangnya, Nancy tetap memaklumi itu. Dan kini, saat matahari mulai terbenam, Maya dan Nancy kembali ke rumah di saat yang hampir bersamaan. Nancy menjadi orang pertama tiba di rumah. Ia sempat melirik ke dalam area rumah, memastikan keadaan di dalam sana kalau-kalau ada Fred ayahnya yang

  • CALL ME NUMBER ONE   PERDEBATAN DI JALAN PULANG

    Nancy mengabari ibunya bahwa ia sementara ini menginap di rumah teman kelasnya. Dan untuk sementara, tak ada kebencian dalam diri Nancy.Maya tentu bahagia. Putrinya telah memaafkannya. Terlebih lagi, putrinya memintanya untuk segera pulang.Namun masalahnya ialah Fred, lelaki bangsat yang sangat ia benci itu benar - benar nekat untuk terus kembali ke dalam kehidupannya.Sama seperti saat ini, alasan Nancy tak pulang ke rumah adalah lelaki itu. "Nancy gak mau pulang, Ma. Nancy nginap sementara di rumah teman.""Tapi besok kamu kan sekolah, sayang. Kenapa gak pulang ke rumah aja?" Tanya Maya balik."Ngga, Nancy gak mau ketemu ayah," jawab Nancy kekeh."Maksudnya?" Tanya Maya lagi penasaran."Ayah tadi datang ke rumah. Makanya Nancy buru - buru langsung pergi.""Sayang, dengerin Mama ya, Nak. Nancy gak boleh benci sama Ayah. Biar gimanapun dia itu ayah kamu, Nak.""Kalau aku gak boleh benci kenapa Mama boleh? Kenapa Mama selalu ngajarin yang gak bener buat Nancy?""Bukan gitu, sayang. M

  • CALL ME NUMBER ONE   MISI GAGAL

    Setelah keduanya selesai mandi, Maya mengajak Number One ke luar untuk makan malam. Maya memilih makan di luar ketimbang makan makanan yang disediakan restoran.Maya terus berusaha mencari kesempatan yang tepat untuk bisa memberitahu Number One namun masih belum bisa ia lakukan."Aku boleh nanya sesuatu gak sama kamu?" Tanya Maya membuka percakapan saat keduanya sedang makan."Banyak juga boleh," ucap Number One sambil tersenyum."Ngga, aku serius," ucap Maya lagi."Yaudah, mau nanya apa?"Maya menarik kursinya agar semakin dekat dengan Number One. Ia menarik nafas dalam - dalam dan mengumpulkan keberaniannya.Sesuatu yang seharusnya tak susah untuk dilakukan oleh Maya. Karena apa yang akan ia katakan saat ini demi kebaikan Number One sendiri."Kamu ngerasa ada yang aneh ngga beberapa minggu terakhir ini?" Tanya Maya pelan."Aneh? Maksudnya?" Tanya Number One balik keheranan.Maya kembali menarik nafasnya dalam - dalam sebelum kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama."Iya, kayak

  • CALL ME NUMBER ONE   BANDUNG

    Setelah tiba di rumah, Lucio ingin sekali langsung tidur. Ia tidak menemukan Feren dan teman - temannya yang lain.Ia masuk ke kamar dan langsung mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan baju rumahan.Baru saja hendak merebahkan tubuhnya di kasur, suara telepon mengagetkannya. Lucio ingin sekali mengabaikannya namun tak kuasa melakukannya."Ya, halo...." Ucap Lucio menjawab panggilan telepon dari Maya."Halo, Number One. Maaf ya ganggu pagi - pagi. Kamu sibuk ngga? Temani aku dong.""Mau ke mana?" Tanya Lucio lagi."Ada lah, biasa mau cek lokasi. Tapi kali ini agak jauh," jawab Maya dari seberang. "Kamu sibuk ngga?" Tanya Maya lagi."Ngga sih, berangkat kapan?""Sekarang sih, kamu siap aja dulu nanti aku jemput ya.""Okelah, nanti aku kabarin ya kalau udah siap."Dengan sangat berat hati, Lucio akhirnya menerima ajakan Maya. Ia kemudian memaksa

  • CALL ME NUMBER ONE   JAWABAN BARU

    Sudah hampir lima jam ia menunggu di depan halte namun sia - sia. Tak ada tanda - tanda bahwa orang yang ia nantikan akan keluar dari hotel.Nancy kemudian memutuskan untuk pindah ke cafe sebelah hotel agar bisa sambil memesan minuman dan juga agar lebih nyaman untuk menunggu.Sementara di dalam sana, sosok lelaki yang ia ikuti sedang asyik bermesraan. Tetapi bukan dengan ibunya melainkan teman dekat dari ibunya.Seharusnya, jika Nancy menurunkan ego dan amarahnya sedikit saja dan memutuskan untuk menghubungi ibunya, ia tentu sudah tahu di mana keberadaan ibunya saat ini.Ia membiarkan amarah menguasai dirinya dan terus mencurigai bahwa ibunya saat ini sedang berada di dalam hotel bersama lelaki brondong tersebut yang ia lihat minggu kemarin."Mau sampe pagi juga tetap aku tunggu, Ma. Aku gak main - main. Aku harus pastiin kalau lelaki itu kembali lagi ke sini buat ketemuan sama Mama.Iya, kan?"

  • CALL ME NUMBER ONE   TIGA KALI KLIMAKS

    Setelah merasa puas memainkan batang milik Number One dengan mulutnya, Bella menarik tangan Number One dan menuntunnya ke ranjang.Ia berusaha menuruti permintaan Number One untuk tidak buru - buru sehingga ia dengan sabar menahan gejolak gairah yang ia rasakan sekarang."Sekarang boleh kan gantian, kamu yang bukain punya aku?" Pinta Bella lembut.Number One menurutinya dan langsung membuka bra dan celana dalam Bella. Keduanya ia lemparkan begitu saja ke atas lantai.Bella merebahkan tubuhnya ke atas ranjang lalu langsung memejamkan kedua matanya. Ia seolah - olah pasrah dan membiarkan Number One melakukan apa saja.Pada pertemuan - pertemuan sebelumnya, Number One masih sedikit kaku dan belum banyak tahu apa saja bagian tubuh lawan mainnya yang harus ia sentuh.Namun kali ini jauh berbeda. Dan Bella menjadi wanita pertama yang mendapat pelayanan paling berbeda dibanding Ayu dan Maya.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status