Share

Cemas

Author: Perindu Surga
last update Last Updated: 2021-05-10 12:00:42

Tiga bulan berlalu, banyak yang berubah dari sifat dan kepribadian Mega setelah dikhianati ibu dan kekasihnya sendiri. Sampai saat ini Mega belum mengetahui siapa pemilik nomor ponsel yang memberitahu dirinya tentang perselingkuhan Sora dan Dimas. 

Sambil melupakan dan mencaritahu siapa si pemilik nomor ponsel. Mega lebih memilih menyibukkan diri dengan berkerja di perusahaan milik Alex karena bosan jika terus diam di rumah, walau keadaannya belum sepenuhnya pulih. 

"Kau tidak pulang, Mega?" tanya salah satu teman kantornya. 

Mega melihat jam di tangan kirinya, kemudian dia menggelengkan kepala pelan. "Aku masih banyak pekerjaan, kau pulang saja duluan!" ucapnya ramah. 

"Jangan terlalu sering lembur karena kau masih dalam masa pemulihan pasca kecelakaan!" ucap temannya perhatian. 

Lagi-lagi Mega hanya tersenyum dan mengangguk. 

Jarum jam terus berputar, tidak terasa sekarang sudah jam sembilan malam. Namun, Mega masih setia dengan komputer di depannya. 

Kim yang kebetulan lewat depan ruangan Mega tidak sengaja melihatnya. Kim berniat untuk pulang karena pekerjaannya telah selesai, dia bekerja di sana tanpa Alex karena tuannya itu sedang mengurus perusahaan lain di luar negeri. 

"Mega, jangan terlalu memaksakan diri untuk bekerja keras!" ucap Kim yang melihat Mega masih berada di meja kerjanya. 

"Tidak apa-apa, Tuan Kim. Lagipula tidak ada pekerjaan lain di rumah." Mega tersenyum, senyuman formalitas karena dia sudah jarang tersenyum tulus setelah kejadian tiga bulan lalu. 

"Besok datanglah ke pesta perayaan ulang tahun perusahaan. Kamu sudah bekerja di sini selama lebih dari satu tahun, tetapi belum pernah bertemu dengan pemilik perusahaan ini secara langsung, kan?" Kim menarik kursi di depan meja Mega, kemudian duduk dengan tenang di sana. 

"Saya pernah bertemu satu kali ketika di lift tiga bulan yang lalu. Bodoh! Saya bahkan tidak tahu kalau dia pemilik perusahaan ini." Mega tersenyum tipis, masih ada perasaan kesal bercampur malu jika mengingat kejadian itu. 

"Sepertinya Tuan Alex menyukaimu." Kim berkata dengan santai. 

"Uhuk ... uhuk!" Mega tersedak air liurnya sendiri ketika mendengar kalimat lucu yang dikatakan atasannya itu. 

Menyukai Mega? Hah! Mana mungkin laki-laki semacam Alex itu menyukainya? 

"Minumlah!" Kim memberikan gelas berisi air putih yang memang sudah berada di atas meja kerja Mega. 

Mega segera menerima dan meminum isinya sampai habis. 

"Apa kau terlalu bahagia sampai tersedak seperti itu?" Pertanyaan yang lebih terdengar seperti sindiran keluar dari mulut Kim yang lumayan seksi. 

"Haha, jangan bicara sembrono, Tuan! Nyawa Anda yang akan menjadi taruhannya." Kim melotot mendengar jawaban Mega yang mengatainya sembrono. 

"Kau minta dipecat sepertinya." Kim menatap tajam Mega, tetapi yang ditatap malah tidak peduli karena matanya fokus pada layar komputer di depannya. 

'Bicara saja terus karena aku akan mengabaikan, Anda.' Mega menggerutu dalam hati. 

Entah kenapa dia tidak terlalu suka bicara dengan Kim karena ujung-ujungnya pasti akan membicarakan tentang sesuatu yang menjurus kepada Alex. 

"Kenapa sikapmu mirip sekali dengan Tuan Alex. Mungkin kalian memang berjodoh." Kim terbahak keras, bahkan dia tidak peduli dengan tatapan tajam mata Mega yang seakan-akan menelanjanginya di depan umum. 

Kim melihat Mega menundukkan badan, dia tahu apa yang akan dilakukan Mega sehingga dia buru-buru berdiri dan bergegas pergi sebelum haighells Mega mendarat di tubuhnya. 

Brak! Haighells Mega mengenai tembok kaca karena gagal memukul Kim. 

"Sialan! Kurang ajar sekali Anda, Tuan Kim. Aku tidak akan pernah mau dijodoh-jodohkan dengan laki-laki playboy seperti Tuan Alex." Mega berteriak dengan kesal sampai tubuhnya berkeringat menahan emosi. 

"Lebih baik aku pulang sekarang." Mega menyimpan semua file ke flashdisk miliknya. Setelah selesai, dia memasukkan semua barang-barang miliknya ke dalam tas kemudian segera pulang setelah mengambil sepatu yang dia lempar tadi. 

Saat keluar dari area perusahaan, persaannya mendadak tidak enak. Mega merasa ada seseorang yang mengikutinya dan memerhatikannya dari jauh. 

"Sial, aku harus cepat pergi dari sini." Mega mempercepat laju mobilnya karena takut dengan perasaan cemasnya sendiri. 

Bersambung ... 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sasa Sungkar
aduh... aq suka ini, mau beli koin ah klo gt ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • CEO Berengsek Kesayanganku   Bab 63 Periksa Ke Dokter

    "Apa isi kepalamu hanya membuat bayi?" dengan sedikit kesal Mega mendorong dada Alex sehingga pria itu menjauh dan tidak lagi menindihnya. "Daripada kau hanya tidur sampai malam, lebih baik melayaniku dan mendapat pahala," balas Alex yang kini sudah pindah posisi berbaring di sebelah sang istri seraya menarik wanita itu ke dalam pelukan. Dia juga mengecup dahi istrinya lama karena merasa sangat mencintai wanita yang diperkirakan sedang mengandung anaknya itu."Lebih baik pergi ke dokter daripada melayanimu yang tidak pernah tahu waktu. Aku juga ingin beristirahat karena kamu setiap hari selalu melakukan itu," balas Mega sedikit mendongak dan menatap mata suaminya yang juga sedang menatapnya hangat. "Kalau begitu, seperti yang aku katakan tadi silakan ganti bajumu dulu kalau benar-benar memilih untuk tetap pergi!" perintah Alex lirih kemudian mencubit hidung mancung istrinya sampai sedikit memerah ujungnya. "Baiklah, aku akan mengganti pakaianku dan kita pergi ke rumah sakit karena

  • CEO Berengsek Kesayanganku   Bab 62

    "Kau sudah selesai berkemas, Sayang?" Alex yang baru saja masuk ke kamar mereka langsung memeluk Mega dari belakang, menyandarkan dagunya di bahu kanan Mega yang telanjang. "Kau cantik sekali, Sayang." Alex menatap wajah cantik Mega dari pantulan cermin di depan mereka."Sudah selesai dari tadi. Kau dari mana tadi?" tanyanya lembut, walau menahan rasa kesal karena ditinggal suaminya keluar kamar tanpa diberitahu."Membicarakan masalah pekerjaan dengan papaku. Kau tahu kan kalau aku ini orang yang sibuk?" Alex mengecup leher Mega dan meninggalkan tanda merah di sana, tidak hanya satu, tetapi ada beberapa."Apa yang kau lakukan?" kesal Mega ketika melihat lehernya merah karena ulah suaminya. Dia akan sangat malu kalau sampai orang lain melihat tanda merah itu."Memberi tanda kepemilikan." Alex tersenyum manis tanpa merasa bersalah sama sekali. Dia sengaja melakukan itu dengan harapan Mega mengganti pakaiannya yang sekarang."Orang lain juga tahu kala

  • CEO Berengsek Kesayanganku   Bab 61

    "Suapi aku!" pinta Mega dengan sangat manja. Dia menatap Alex dengan ekspresi wajah yang imut sehingga membuat Alex sangat gemas dengannya."Baiklah, tapi sebelum itu kau harus membasuh wajahmu dulu karena kau baru bangun tidur. Ya, walau tidurmu hanya sebentar!" perintah Alex yang dibalas anggukan oleh Mega.Alex kemudian membantu Mega berdiri dan mengantar wanita itu ke kamar mandi yang tidak jauh dari dapur. "Apa kau mencintaiku?" tanya Mega sebelum dia membasuh wajahnya."Kenapa kau bertanya tentang hal itu?" Alex menatap mata istrinya lekat, dia tidak ingin menjawabnya."Jawab saja pertanyaanku, Hubby!" desak Mega yang dibalas gelengan suaminya. "Kenapa tidak mau menjawabnya?" Mega mengerucutkan bibirnya kesal."Basuh saja wajahmu sekarang dan tidak usah banyak bertanya!" ucap Alex dengan nada datar.Dengan menahan perasaan kesal Mega langsung membasuh w

  • CEO Berengsek Kesayanganku   Bab 60

    "Oh, Hubby ... kenapa kau terlihat sangat tampan jika sedang fokus seperti ini." Mega beranjak berdiri kemudian memeluk suaminya dari belakang. Rasanya dia tidak ingin melepaskan pelukannya dan ingin terus bertahan dalam posisi itu."Aku memang selalu tampan di setiap waktu, Sayang. Apa kau baru menyadarinya sekarang?" Alex terkekeh dengan rasa bangga. Entah kenapa dia merasa sangat senang dipuji istrinya sendiri."Aku rasa tidak karena dulu kau tidak setampan ini." Mega menempelkan pipinya di punggung lebar sang suami. Hangat dan nyaman rasanya."Dulu kau pasti rabun," ledek Alex seraya mencubit tangan istrinya pelan."Kau yang rabun atau mungkin kaca di rumahmu yang rusak." Mega tidak mau diejek."Yang rusak mungkin kaca yang kau pakai, Sayang. Semua barang di rumahku itu mahal dan berkualitas bagus. Jadi, tidak mungkin kalau rusak." Alex membela diri, dia sangat percaya diri dan sedikit sombong."Terserah kau saja, aku m

  • CEO Berengsek Kesayanganku   Bab 59

    "Kau bilang sikapku seperti seperti wanita hamil? Apa alasannya?" Mega menatap suaminya lekat. "Coba kau pikir, selama beberapa hari ini aku selalu mual-mual padahal tidak sedang sakit-""Iya, tetapi kita kan belum tahu kau memang tidak sakit atau sakit tapi kau tidak tahu," potong Mega langsung membantah ucapan suaminya."Dengarkan dulu sampai aku selesai bicara!" pinta Alex dengan nada rendah dan lembut. Dia sebenarnya tidak suka jika seseorang memotong ucapannya dengan sengaja."Baiklah ... ayo kita keluar dari sini dan duduk!" Mega berjalan keluar dari kamar mandi kemudian duduk di tepi ranjang kamar mereka.Alex memilih untuk berlutut di depan istrinya. Dia lebih nyaman bicara dengan posisi itu karena bisa langsung menatap wajah istrinya dari depan."Dengar dan jangan potong ucapanku, oke!"Mega mengangguk, dia menatap suaminya lagi dan kali ini dia diam sesuai permintaan suaminya.

  • CEO Berengsek Kesayanganku   Bab 58

    "Setiap pagi kau selalu seperti ini, apa sekarang perutmu sudah merasa baik?" tanya Mega sembari memijit tengkuk leher suaminya. Sebagai seorang istri dia sangat tidak tega dan khawatir melihat suaminya selalu mual dan muntah setiap pagi.Alex hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Wajahnya yang tampan kini terlihat sangat pucat, tetapi dia masih bersikap baik-baik saja karena tidak ingin membuat Mega khawatir."Sebaiknya kita pergi periksa ke dokter, Sayang. Aku takut lambung-mu bermasalah," usulnya penuh perhatian."Tidak perlu, aku baik-baik saja." Alex berkumur sampai mulutnya bersih. Dia terlalu malas jika harus pergi ke rumah sakit hanya karena mual biasa."Baik-baik saja itu menurutmu. Ku mohon kau menurut saja padaku karena aku sangat takut jika kau sakit." Mega menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca."Aku tidak apa-apa, ini hanya mual biasa. Lagipula nanti siang juga akan sembuh sendiri." Alex meme

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status