Share

Sumpah Dendam

Author: Perindu Surga
last update Last Updated: 2021-05-04 14:44:24

Mahendra menunggu Mega di depan ruang operasi. Pikirannya sedang menerka-nerka alasan apa yang membuat pengusaha muda yang sangat terkenal itu bisa berada di rumah sakitnya, tepatnya di depan ruangan tempat Mega di operasi. 

'Mungkinkah Alex dan Mega saling mengenal, atau yang membawa Mega ke rumah sakit Alex? Tapi, kenapa bisa Alex?' Mahendra belum tahu kalau Mega bekerja di perusahaan milik Alex karena dia tidak terlalu ikut campur kehidupan pribadi putrinya. 

Mahendra memijit pelipisnya saat kepalanya terasa pening memikirkan hal yang belum tentu benar. Sekarang dia memilih untuk fokus kepada Mega.

Setelah cukup lama menunggu, seorang dokter keluar dari ruang operasi. Mahendra langsung bangkit dari kursinya, kemudian menanyakan keadaan Mega.

"Dokter, bagaimana keadaan putriku?" Nadanya terdengar sangat cemas. Dokter melihat tangan Mahendra saling meremas dan sedikit bergetar, bisa dibaca dari sana kalau pemilik rumah sakit itu benar-benar sangat mengkhawatirkan putrinya. 

Mahendra jelas sangat khawatir karena kecelakaan kali ini adalah kecelakaan parah pertama yang dialami Mega sejak dia masih kecil.

"Operasi berjalan dengan lancar, Tuan. Sekarang Nona Mega akan dipindahkan ke ruang rawat inap," jelas dokter tersebut dengan sangat tenang dan ramah.

"Apa lukanya parah?" Mahendra masih tetap khawatir.

"Cukup parah. Namun, tidak sampai membuat otaknya cedera." Dokter itu ikut merasakan kesedihan Mahendra karena dia tahu betapa sayangnya Mahendra kepada Mega.

"Berapa lama dia akan pulih?"

"Umumnya pemulihan pasca operasi paling cepat berkisar delapan minggu. Tapi, jika melihat dari luka Nona Mega, saya berani memperkirakan empat minggu akan pulih." Penjelasan dokter sudah cukup membuat lega Mahendra.

"Bagaimana dengan efek samping setelah operasi?" Terus bertanya karena Mahendra ingin putrinya sembuh total.

"Kita bisa melihat setelah masa pemulihan, Tuan." Mahendra mengembuskan napas pelan, dia berharap tidak akan ada efek samping yang terjadi kepada putrinya.

Mega sudah dipindahkan ke ruang rawat VIP dan dengan setia Mahendra menunggu di sana.

Hatinya sangat hancur melihat Mega yang terbaring lemah dengan kepala diperban. Setiap hari dia selalu melihat senyuman kebahagiaan di wajah cantik putrinya, tetapi sekarang dia merasa kehilangan.

"Kenapa kamu bisa kecelakaan, Nak? Papa tahu kamu selalu berhati-hati." Mahendra menggenggam tangan kiri Mega yang bebas dari infus kemudian mengecupnya.

Mega bisa mendengar suara papanya, perlahan dia membuka kelopak matanya sambil menyesuaikan dengan cahaya lampu yang sedikit menyilaukan mata. Mahendra belum tahu kalau Mega sadar karena laki-laki paruh baya itu sekarang sedang menangis pelan.

Mega tersenyum simpul, air mengalir dari sudut matanya karena merasa bersalah kepada Mahendra.

Andai saja Mega dulu percaya dengan semua yang Mahendra katakan tentang Dimas, mantan kekasihnya. Pasti semua ini tidak akan pernah terjadi.

"Papa," panggilnya lirih.

Mendengar suara Mega yang memanggilnya. Mahendra langsung mendongak dan senyuman pun terbit dari bibirnya. "Sayang, kau sudah sadar." Mahendra membantu Mega bersandar pada ranjang rumah sakit.

"Maaf, Pa." Mega menangis. Dia merasakan rasa sakit di kepalanya, tetapi dia hiraukan.

"Apa yang membuatmu bisa sampai kecelakaan?" Pertanyaan Mahendra tidak langsung mendapat jawaban.

Mega tidak ingin bercerita karena takut luka lama papanya akan kembali terbuka karena mengingat Sora. Namun, jika tidak bercerita pasti papanya akan mencaritahu semuanya sendiri.

"Dimas selingkuh sama Sora, Pa. Mega melihat dengan mata kepala sendiri ketika mereka sedang berhubungan badan." Mega menunduk, dia tidak berani menatap mata Mahendra.

Deg!

Mahendra mengepalkan tangannya kuat, amarahnya memuncak mendengar pengakuan Mega yang sangat mengejutkan. Bagaimana bisa Sora dengan tega mengkhianati anak kandungnya sendiri. Mahendra berpikir jika Sora sudah benar-benar gila.

"Kau tenang saja, Nak. Papa akan membalas mereka berkali-kali lipat." Mahendra mencium kening Mega. Sejak kecil dialah yang mengurus Mega karena dia bercerai dengan Sora ketika Mega berusia lima bulan. 

"Tidak perlu, Pa! Aku sendiri yang akan membalas rasa sakit ini." Mega tersenyum sinis, luka di kepalanya akan menjadi pengingat hari di mana dia kehilangan cinta dan kepercayaan. 

Mega bersumpah akan mendapatkan laki-laki yang jauh lebih unggul dari Dimas dalam segi apa pun. Dengan hal itu, dia yakin rasa sakitnya akan terbalas. 

"Tunggu permainanku para pengkhianat." 

Bersambung ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CEO Berengsek Kesayanganku   Bab 63 Periksa Ke Dokter

    "Apa isi kepalamu hanya membuat bayi?" dengan sedikit kesal Mega mendorong dada Alex sehingga pria itu menjauh dan tidak lagi menindihnya. "Daripada kau hanya tidur sampai malam, lebih baik melayaniku dan mendapat pahala," balas Alex yang kini sudah pindah posisi berbaring di sebelah sang istri seraya menarik wanita itu ke dalam pelukan. Dia juga mengecup dahi istrinya lama karena merasa sangat mencintai wanita yang diperkirakan sedang mengandung anaknya itu."Lebih baik pergi ke dokter daripada melayanimu yang tidak pernah tahu waktu. Aku juga ingin beristirahat karena kamu setiap hari selalu melakukan itu," balas Mega sedikit mendongak dan menatap mata suaminya yang juga sedang menatapnya hangat. "Kalau begitu, seperti yang aku katakan tadi silakan ganti bajumu dulu kalau benar-benar memilih untuk tetap pergi!" perintah Alex lirih kemudian mencubit hidung mancung istrinya sampai sedikit memerah ujungnya. "Baiklah, aku akan mengganti pakaianku dan kita pergi ke rumah sakit karena

  • CEO Berengsek Kesayanganku   Bab 62

    "Kau sudah selesai berkemas, Sayang?" Alex yang baru saja masuk ke kamar mereka langsung memeluk Mega dari belakang, menyandarkan dagunya di bahu kanan Mega yang telanjang. "Kau cantik sekali, Sayang." Alex menatap wajah cantik Mega dari pantulan cermin di depan mereka."Sudah selesai dari tadi. Kau dari mana tadi?" tanyanya lembut, walau menahan rasa kesal karena ditinggal suaminya keluar kamar tanpa diberitahu."Membicarakan masalah pekerjaan dengan papaku. Kau tahu kan kalau aku ini orang yang sibuk?" Alex mengecup leher Mega dan meninggalkan tanda merah di sana, tidak hanya satu, tetapi ada beberapa."Apa yang kau lakukan?" kesal Mega ketika melihat lehernya merah karena ulah suaminya. Dia akan sangat malu kalau sampai orang lain melihat tanda merah itu."Memberi tanda kepemilikan." Alex tersenyum manis tanpa merasa bersalah sama sekali. Dia sengaja melakukan itu dengan harapan Mega mengganti pakaiannya yang sekarang."Orang lain juga tahu kala

  • CEO Berengsek Kesayanganku   Bab 61

    "Suapi aku!" pinta Mega dengan sangat manja. Dia menatap Alex dengan ekspresi wajah yang imut sehingga membuat Alex sangat gemas dengannya."Baiklah, tapi sebelum itu kau harus membasuh wajahmu dulu karena kau baru bangun tidur. Ya, walau tidurmu hanya sebentar!" perintah Alex yang dibalas anggukan oleh Mega.Alex kemudian membantu Mega berdiri dan mengantar wanita itu ke kamar mandi yang tidak jauh dari dapur. "Apa kau mencintaiku?" tanya Mega sebelum dia membasuh wajahnya."Kenapa kau bertanya tentang hal itu?" Alex menatap mata istrinya lekat, dia tidak ingin menjawabnya."Jawab saja pertanyaanku, Hubby!" desak Mega yang dibalas gelengan suaminya. "Kenapa tidak mau menjawabnya?" Mega mengerucutkan bibirnya kesal."Basuh saja wajahmu sekarang dan tidak usah banyak bertanya!" ucap Alex dengan nada datar.Dengan menahan perasaan kesal Mega langsung membasuh w

  • CEO Berengsek Kesayanganku   Bab 60

    "Oh, Hubby ... kenapa kau terlihat sangat tampan jika sedang fokus seperti ini." Mega beranjak berdiri kemudian memeluk suaminya dari belakang. Rasanya dia tidak ingin melepaskan pelukannya dan ingin terus bertahan dalam posisi itu."Aku memang selalu tampan di setiap waktu, Sayang. Apa kau baru menyadarinya sekarang?" Alex terkekeh dengan rasa bangga. Entah kenapa dia merasa sangat senang dipuji istrinya sendiri."Aku rasa tidak karena dulu kau tidak setampan ini." Mega menempelkan pipinya di punggung lebar sang suami. Hangat dan nyaman rasanya."Dulu kau pasti rabun," ledek Alex seraya mencubit tangan istrinya pelan."Kau yang rabun atau mungkin kaca di rumahmu yang rusak." Mega tidak mau diejek."Yang rusak mungkin kaca yang kau pakai, Sayang. Semua barang di rumahku itu mahal dan berkualitas bagus. Jadi, tidak mungkin kalau rusak." Alex membela diri, dia sangat percaya diri dan sedikit sombong."Terserah kau saja, aku m

  • CEO Berengsek Kesayanganku   Bab 59

    "Kau bilang sikapku seperti seperti wanita hamil? Apa alasannya?" Mega menatap suaminya lekat. "Coba kau pikir, selama beberapa hari ini aku selalu mual-mual padahal tidak sedang sakit-""Iya, tetapi kita kan belum tahu kau memang tidak sakit atau sakit tapi kau tidak tahu," potong Mega langsung membantah ucapan suaminya."Dengarkan dulu sampai aku selesai bicara!" pinta Alex dengan nada rendah dan lembut. Dia sebenarnya tidak suka jika seseorang memotong ucapannya dengan sengaja."Baiklah ... ayo kita keluar dari sini dan duduk!" Mega berjalan keluar dari kamar mandi kemudian duduk di tepi ranjang kamar mereka.Alex memilih untuk berlutut di depan istrinya. Dia lebih nyaman bicara dengan posisi itu karena bisa langsung menatap wajah istrinya dari depan."Dengar dan jangan potong ucapanku, oke!"Mega mengangguk, dia menatap suaminya lagi dan kali ini dia diam sesuai permintaan suaminya.

  • CEO Berengsek Kesayanganku   Bab 58

    "Setiap pagi kau selalu seperti ini, apa sekarang perutmu sudah merasa baik?" tanya Mega sembari memijit tengkuk leher suaminya. Sebagai seorang istri dia sangat tidak tega dan khawatir melihat suaminya selalu mual dan muntah setiap pagi.Alex hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Wajahnya yang tampan kini terlihat sangat pucat, tetapi dia masih bersikap baik-baik saja karena tidak ingin membuat Mega khawatir."Sebaiknya kita pergi periksa ke dokter, Sayang. Aku takut lambung-mu bermasalah," usulnya penuh perhatian."Tidak perlu, aku baik-baik saja." Alex berkumur sampai mulutnya bersih. Dia terlalu malas jika harus pergi ke rumah sakit hanya karena mual biasa."Baik-baik saja itu menurutmu. Ku mohon kau menurut saja padaku karena aku sangat takut jika kau sakit." Mega menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca."Aku tidak apa-apa, ini hanya mual biasa. Lagipula nanti siang juga akan sembuh sendiri." Alex meme

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status