Share

CEO Buaya Darat
CEO Buaya Darat
Author: Nini Manies

Bab 1

Author: Nini Manies
last update Last Updated: 2025-02-20 11:02:48

Marisa dan Gery duduk di depan meja kerja di ruangan Bu Retno, dosen pembimbing mereka di kampus. Bu Retno adalah seorang dosen killer yang sangat bawel, galak dan pemarah. Salah sedikit saja bisa menjadi malapetaka untuk setiap mahasiswa yang dibimbingnya.

Siang itu Marisa dan Gery adalah mahasiswa terakhir yang mendapat giliran menghadap Bu Retno untuk mengambil berkas yang dibutuhkan dalam praktek kerja lapangan mereka.

Marisa dan Gery adalah mahasiswa tingkat akhir di kampus mereka yang harus mengikuti program praktek kerja lapangan untuk kelulusan kuliah mereka.

Setumpuk berkas tersusun sedikit berantakan diatas meja Bu Retno. Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang dan Marisa merasa perutnya sudah kelaparan.

"Marisa! Gery! Kalian berdua ditempatkan kerja di Perdana Enterprise. Sebuah perusahaan besar di daerah Bekasi yang bergerak dibidang ekspor dan impor. Mulai Senin kalian bisa bekerja disana sebagai karyawan biasa. Kalian harus bekerja serius dan sungguh-sungguh! Kalian membawa nama baik kampus ini! Ingat! Bekerja itu berdasarkan butuh! Bukan betah! Kalian membutuhkan rekomendasi bagus dari perusahaan Perdana Enterprise untuk barometer kelulusan kalian!" kata Bu Retno.

"Ya Bu," jawab Marisa dan Gery berbarengan.

"Sedikit saja kalian membuat kesalahan dan perusahaan itu tidak berkenan memberikan rekomendasi baik untuk kalian, maka Ibu pastikan kalian akan menambah masa kuliah kalian di kampus ini selama beberapa tahun lagi!"

"Ya Bu,"

"Kabar baiknya yang Ibu terima adalah pihak perusahaan akan memberikan kalian gaji intensif selama tiga bulan kalian bekerja disana! Termasuk uang makan dan bonus."

Sampai disini mata Gery langsung berbinar!

"Hari Sabtu kalian tetap masuk kerja. Pada hari Minggu kalian bisa beristirahat dan mengevaluasi diri. Cukup sekian saja petunjuk dari Ibu. Ada pertanyaan?" kali ini Bu Retno mengajukan pertanyaan.

"Saya ada pertanyaan, Bu!" ujar Gery.

"Ya, Gery. Ada apa?"

"Bagaimana dengan gaji bulanan yang akan saya terima? Apakah ibu ada bocoran nominalnya?"

Marisa menghela nafas putus asa mendengar pertanyaan Gery. Bisa-bisanya Gery mengajukan pertanyaan konyol seperti itu kepada Bu Retno?! Yang ada bukan jawaban yang akan diterima Gery melainkan kuliah panjang diluar jam pelajaran!

Mata Bu Retno berkilat sadis dibalik kacamata besar dan tebalnya! "Apa kata kamu, Gery?! Belum apa-apa kamu sudah berani menanyakan berapa besar nominal gaji yang akan kamu terima?! Belum mulai bekerja kamu sudah berani itung-itungan?! Keterlaluan! Kamu membutuhkan rekomendasi bagus dari perusahaan Perdana Enterprise! Itu yang terpenting! Gaji intensif urusan belakangan! Tunjukan dulu kinerjamu baru kamu berpikir masalah gaji! Bla... bla... bla..." dan masih banyak lagi yang Bu Retno tegaskan panjang lebar kepada Gery.

Urusan pun menjadi panjang! Andai di dunia ini ada mesin waktu, pasti Gery akan kembali ke masa beberapa menit lalu dimana dia mengajukan pertanyaan konyol itu! Kalau sudah begini, Marisa juga kena imbasnya karena harus ikut mendengarkan kuliah panjang dari Bu Retno!

"Ya Tuhan..! Urusan pun jadi panjang! Mana aku sudah lapar sekali...!" keluh Marisa di dalam hatinya. Marisa mencoba menghela nafas dan membiarkan omelan Bu Retno sebagai angin lalu. Masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Sementara Gery hanya bisa mengangguk-angguk takut.

Setelah 20 menit memarahi Gery, akhirnya Bu Retno pun berhenti karena sudah mulai terbatuk-batuk. "Mengerti kamu, Gery?! Uhuk uhuk uhuk!"

"Ya Bu, saya sangat mengerti..." ucap Gery memelas.

"Ada yang ingin ditanyakan lagi?! Mungkin kamu, Marisa?!" Bu Retno kali ini melirik Marisa.

"Tidak, Bu." kata Marisa cepat.

"Kalau begitu, ini sudah Ibu siapkan berkas lamaran kalian yang harus kalian lengkapi dengan foto, biodata, dan materai. Silahkan kalian pelajari dirumah! Hubungi Ibu jika ada yang kalian tidak pahami!" Bu Retno memberikan satu map untuk Marisa dan satu map lagi untuk Gery.

"Terima kasih Bu!" kata keduanya.

"Sama-sama!"

"Kami pamit keluar Bu," kata Marisa.

"Ya, silahkan! Semoga sukses!"

Marisa dan Gery pun keluar dari ruangan Bu Retno. Keduanya menghela nafas lega setelah sampai didepan ruangan.

"Alhamdulillah... Bisa keluar juga kita dari sarang macan!" ucap Gery dengan penuh rasa syukur.

"Kamu juga yang cari masalah! Nanya kok konyol gitu?! Kita jadi terjebak lama di ruangan Bu Retno! Perut aku udah laper banget!" tukas Marisa.

"Iya, maaf! Untuk nebus kesalahan aku, gimana kalau siang ini aku yang traktir makan siang?" tanya Gery.

"Hm..." Marisa tersenyum. "Boleh juga, aku mau!"

"Mau makan apa?"

"Ketoprak Mang Epep!"

"Hayuk! Gas!" Gery pun merangkul Marisa menuju lokasi jajanan di kampus mereka yang terletak didepan gedung kampus. Ya walaupun ada kantin di dalam yang terjamin kebersihan makanannya, terkadang jajanan luar lebih nikmat. Nikmat di lidah juga ringan dikantong.

Gery dan Marisa adalah kawan lama sejak keduanya sekolah di SMA yang sama, hingga kini keduanya telah menjadi mahasiswa tingkat akhir di kampus yang sama pula.

Keduanya juga adalah mahasiswa pendatang dari Bogor yang kuliah di ibukota. Mereka tinggal di kos-kosan kecil dengan bekal uang saku seadanya.

Kini keduanya hampir merampungkan kuliah mereka dan berkesempatan menjalani praktek kerja lapangan di Perdana Enterprise mulai Senin lusa.

Sampai di warung ketoprak Mang Epep, Gery memesan dua porsi ketoprak pake lontong-menu makan siang favorit Marisa.

"Mang! Pesen dua porsi gak pake lama!" seru Gery.

"Ok! Siap Ger!" seru Mang Epep seraya menghentikan kegiatannya yang sedang bermain game FF di HP Android nya yang selalu terhubung dengan alat charger.

"Gak salah dulu Mang Epep diberi nama Epep sama keluarganya!" ucap Gery pada Marisa selama menunggu pesanan ketoprak mereka tiba.

"Kenapa?" tanya Marisa heran.

"Epep namanya, FF mainan favoritnya! Klop kan?"

Marisa tertawa sambil menutup mulutnya. "Kamu ini Ger! Ada-ada aja!"

"Lho! Bener kan?!"

Pesanan ketoprak pun tiba. "Ini pesanan nya, Ger!" kata Mang Epep.

"Makasih Mang!" ucap Gery.

"Amang lanjut main FF dulu ya?!"

"Main game terus! HP nya udah gak bisa jauh dari colokan juga!" tukas Gery.

"Iya, batrenya udah jelek! Kudu beli yang baru! Kemaren nanyain di konter Mang Cue, mahal!" keluh Mang Epep.

"Nabung dong Mang!"

"Nabung kan buat ngirimin istri Amang di kampung, Bi Geuis!"

"St..! Udah kita makan dulu! Jangan berisik!" kata Marisa.

Marisa dan Gery pun makan bersama dengan lahap karena mereka memang sudah sangat lapar.

"Aku udah gak sabar pengen praktek kerja lapangan di perusahaan Perdana Enterprise itu, Ger," ujar Marisa excited.

"Iya, aku juga! Mudah-mudahan CEO nya ramah dan royal!" kata Gery.

"Amin..."

Marisa dan Gery sangat bersemangat untuk menjalani praktek kerja lapangan mereka. Jalan menuju masa depan yang cerah seolah sudah terbentang luas dihadapan mereka. Tanpa mereka tahu apa yang sedang menanti mereka di Perdana Enterprise!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CEO Buaya Darat    Bab 82

    Indra membisu sepanjang perjalanan pulang dari tempat fitnes, sementara Kayla semakin merasa tidak enak karena merasa Indra tidak puas dengan pelayanannya.Kayla memegang paha Indra yang saat itu sedang sibuk mengemudikan mobilnya. "Pak Indra, Bapak kecewa, ya? Saya minta maaf... Anda masih mau kan dekat dengan saya?"katanya."Sudahlah, Kayla! Saya tidak ingin membahas kejadian tadi di fitnes center! Saya khilaf dan saya tidak akan pernah mengulanginya lagi! Kamu mau apa sebagai balasan atas apa yang telah kamu lakukan tadi untuk saya?" kata Indra.Kayla malah mengelus-elus paha Indra sampai ke pangkalnya dan menyandarkan kepalanya di bahu Indra. "Saya tidak minta apa-apa, Pak Indra. Saya hanya ingin Bapak jangan pernah meninggalkan saya. Saya sudah jatuh cinta pada Bapak. Saya tidak akan menolak jika Anda ingin mengulanginya lagi. Kapanpun Anda mau""Saya tidak akan melakukannya lagi! Dan saya juga tidak bisa menjanjikan apa-apa pada kamu! Saya bebas meninggalkan kamu kapanpun saya

  • CEO Buaya Darat    Bab 81

    Indra membawa Kayla ke fitnes center pribadinya. Dimana Indra bisa nge-gym sepuasnya tanpa harus berbaur bersama dengan orang lain.Baru saja memasuki ruangan fitnes, Kayla sudah merangkulkan kedua tangan di leher Indra dan mencium bibir Indra. Indra membalas ciuman Kayla dengan penuh nafsu. Keduanya berciuman lama dan ketat.Yang ada di benak Kayla saat ini adalah menyerahkan dirinya kedalam pelukan Indra dan melayani Indra sebaik mungkin. Agar Indra terkesan dengan pelayanan Kayla dan tidak akan meninggalkan wanita itu."Pokoknya saat ini Pak Indra harus bisa aku dapatkan dan aku buat ketagihan dengan permainan cintaku! Kalau dia sudah tahu rasanya bercinta denganku, dia pasti akan menjadikan aku simpanan pribadinya! Aku bisa dapat uang banyak dan apartemen pribadi! Pak Indra kan memiliki banyak apartemen mewah!" batin Kayla.Kayla mulai merapatkan tubuhnya ke tubuh Indra dan menggesek-gesekan bagian-bagian tubuhnya yang sensitif ke tubuh Indra. Ciuman Indra pun terasa semakin liar

  • CEO Buaya Darat    Bab 80

    Pada keesokan harinya Kayla menghampiri Marisa yang masih berada di ruang metting. Ruang metting saat itu sudah sepi setelah Indra mengadakan metting dengan para kepala bagian pada pukul satu siang dan baru saja usai tiga puluh menit yang lalu.Marisa memang masih berada disana karena masih harus membereskan berkas-berkas yang tadi di gunakan saat metting. Saat Kayla memasuki ruangan itu, Marisa tidak begitu memperhatikan."Selamat siang menjelang sore, Marisa" sapa Kayla."Sore, Kayla" balas Marisa dengan mata tidak beralih dari berkas-berkas yang berserakan di atas meja."Pak Indra Perdana ada dimana?" tanya Kayla."Pak Indra ada jadwal main Band bersama teman-teman masa kuliahnya. Kamu tidak tahu? Itukan sudah menjadi rutinitas Pak Indra" jawab Marisa agak menohok."Oh iya! Ya ampun aku lupa! Sebentar! Sepertinya Pak Indra sudah ngabarin aku. Tapi aku lupa cek HP aku!" Kayla memeriksa HP nya dan memekik. "Ya ampun! Pak Indra sudah kirim pesan WA! Dia minta izin untuk main Band sama

  • CEO Buaya Darat    Bab 79

    Marisa hanya bisa menghela nafas panjang sambil mengusap dadanya. Betapa jumawanya seorang Indra Perdana sehingga dia merasa masih butuh selir setelah memiliki ratu secantik Sofie!"Ya, Pak Indra. Terserah Anda mau berbuat apa. Anda memang memiliki segalanya. Tapi kalau boleh saya memberikan sedikit masukan, saya mohon Anda mempertimbangkan perasaan Bu Sofie. Saya sebagai seorang wanita merasa ikut tersakiti. Apa Anda tidak punya sedikit saja rasa bersalah kepada Bu Sofie?" kata Marisa."Kamu pikir kamu ini siapa?! Kamu cuma bawahan saya! Bahkan kamu juga belum tentu berjodoh dengan adik saya! Kamu tidak pantas bicara seperti itu pada saya! Sekarang lebih baik kamu urusi saja urusan kamu sendiri! Jaga Andro baik-baik agar dia jangan sampai selingkuh di Turki sana! Saya sudah merestui hubungan kamu dan Andro! Bukannya berterima kasih kamu malah ikut campur urusan pribadi saya!" Indra berang."Maaf, Pak Indra yang terhormat. Saya hanya memberi sedikit masukan saja. Kalau Anda tidak berk

  • CEO Buaya Darat    Bab 78

    Marisa duduk di kursi kerjanya dan segera menyibukkan dirinya dengan menyusun laporan metting Jumat kemarin yang harus segera di berikan pada Indra untuk di tanda tangani.Marisa mencoba fokus pada pekerjaannya tapi pikirannya tidak bisa di ajak berkonsentrasi. Bagaimana bisa berkonsentrasi jika suara bercandaan Indra dan Kayla sangat jelas terdengar dan memaksa mata Marisa untuk melirik pada keduanya."Sebenarnya apa sih yang ada di pikiran Indra Perdana itu?! Baru saja kemarin memeluk ku, tapi pagi ini dia malah asyik bercanda dengan Kayla! Padahal aku baru saja berpikir kalau mungkin dia mulai ada rasa sayang kepada ku.Padahal dia sama sekali tidak pernah berubah! Dia hanya ingin mempermainkan perasaan ku saja! Tapi kenapa aku malah berpikir yang muluk! Aku bahkan sudah jatuh kedalam pelukannya dan bersandar di bahunya!"Marisa lalu teringat pada Andro yang kini sedang berada di Turki. Yang sedang bekerja keras agar saat nanti pulang bisa meyakinkan Indra untuk melamar Marisa."He

  • CEO Buaya Darat    Bab 77

    Mama menatap Indra dengan pandangan yang seolah tidak percaya. Bagaimana mungkin Indra mencintai Marisa?! Kekasih dari Andro, adiknya sendiri! Bahkan pada awal kedekatan Marisa dan Andro, Indra yang sangat menolak dengan menjelek-jelekkan Marisa."Kamu mencintai Marisa?! Ya Tuhan...! Sejak kapan?!" tanya Mama."Entahlah, Mam. Mungkin jauh sebelum Andro mendekati Marisa dan membawanya kesini! Dan kini yang jelas rasa itu semakin hari semakin kuat! Saya sendiri tidak mengerti kenapa saya bisa memiliki perasaan ini?! Kalau saja bisa, pasti saya sudah menghapusnya! Tapi saya tidak bisa!" tutur Indra mencurahkan isi hatinya."Dra, kamu tidak boleh menginginkan apa yang jadi milik Andro! Selama ini Andro tidak pernah seserius ini pada seorang gadis. Andro sangat mencintai Marisa. Mama mohon, Dra... Jangan kamu rebut Marisa dari Andro" Mama memohon."Saya tahu, Mama tidak usah khawatir. Saya tidak akan mengambil Marisa dari tangan Andro. Tapi saya minta waktu sebentar untuk bisa melupakan Ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status