Marisa tidak habis pikir. Bagaimana tadi didalam mobil Indra, Marisa diam saja saat atasannya itu memeluk tubuhnya! Bahkan Marisa menyandarkan kepalanya di bahu Indra yang terasa sangat nyaman.Hingga akhirnya Marisa tersadar untuk mundur dengan pipi bersemu merah dan segera keluar dari mobil Indra. Marisa bergegas pergi meninggalkan mobil Indra tanpa pernah menoleh lagi!Ini gila! Sungguh gila! Bagaimana bisa ini semua terjadi?! Bukankah Marisa sudah mulai yakin untuk menerima lamaran Andro sepulang dari Turki nanti?! Lalu kenapa Marisa malah bisa-bisanya larut dalam pelukan Indra!Tapi pelukan Indra tadi benar-benar nyaman, hangat dan menyenangkan! Tidak ada desahan nafas penuh nafsu seperti yang pernah Marisa rasakan saat dulu Indra pernah memeluknya di Sumedang atau di dalam toilet saat Marisa berkunjung ke kediaman Indra.Pelukan Indra terasa penuh perasaan dan rasa rindu. Membuat Marisa merasa di sayangi dan di lindungi."Mustahil! Mana mungkin Indra merindukan aku! Apalagi meny
Hari Minggu ini benar-benar menjadi hari paling menyedihkan untuk seorang Indra Perdana! Bagaimana tidak?! Indra harus menyetir mobil sendirian dan di belakangnya Andro malah berduaan dengan Marisa!Andro memang sangat menyebalkan! Sok manja dan sok manis pada Marisa! Indra bisa melihat dari kaca yang ada di atas kemudi bagaimana Andro menyandarkan kepalanya di bahu Marisa dan menuntun tangan gadis itu untuk membelai-belai rambutnya!Marisa juga sama menyebalkan! Gadis itu mau-maunya membelai-belai rambut Andro tanpa perduli bagaimana perasaan Indra yang menyetir mobil di depan!sial! memangnya aku ini supir pribadi mereka!mau marah tapi aku malu!mereka kan sedang perpisahan!Kenapa pula Andro jadi begitu manja?!tidak ingat sekarang umurnya berapa?!Indra merutuk kesal dan mempercepat laju mobilnya agar cepat sampai di bandara. Sesampainya disana, Andro menarik kopernya sambil berjalan beriringan dengan Marisa. Sementara Indra menyusul berjalan di belakang!Ingin rasanya Indra bert
Indra benar-benar merasa kesal pada Sofie. Saat ini hati Indra makin meragukan kalau dia bisa hidup berdampingan bersama Sofie. Apalagi Indra menyadari kalau selama dia tidak pernah mencintai Sofie.Indra sudah tahu sejak awal kalau dia tidak memiliki perasaan khusus pada Sofie. Tapi Indra menerima perjodohan dengan Sofie karena ingin menyenangkan hati Mama sekaligus memang karena Indra memang membutuhkan pendamping hidup.Cinta itu tidak penting! Bahkan mungkin cinta itu tidak ada! Indra yakin bisa hidup berdampingan dengan Sofie dalam satu pernikahan tanpa cinta. Yang penting Sofie cantik, seksi, kaya raya dan berasal dari kalangan keluarga terhormat.Tapi ternyata Indra salah! Dia tidak bisa menikahi wanita yang tidak dia cintai. Buktinya selama Mama atau Sofie membicarakan tentang pernikahan, Indra merasa jengkel!Justru kini Indra malah merasakan perasaan yang berbeda pada Marisa. Indra bisa terus memikirkan Marisa, merindukannya, bahkan mencemburui setiap pria yang dekat dengan
Indra menjauhi Sofie dengan nafas terengah-engah, entah kenapa tiba-tiba hasratnya kepada Sofie hilang dalam sekejap padahal seluruh kancing baju atasan Sofie sudah terlepas dan celana jeans-nya sudah luruh ke lutut."Kenapa Dra?" tanya Sofie dengan suara parau. Posisinya masih terlentang di atas sofa kamar Indra."Saya tidak bisa, Sofie. Saya tiba-tiba tidak berhasrat untuk melakukannya" keluh Indra.Sofie bangkit dan merapikan kancing baju atasan dan celana jeans-nya. "Kamu sakit, Dra?" Sofie kembali bertanya."Tidak, hanya saja saya sedang tidak ingin!" jawab Indra gusar."Kamu sedang ada masalah, Dra?! Kamu sedang memikirkan sesuatu atau mungkin seseorang?!" tanya Sofie lagi kali ini dengan nada suara penuh kecurigaan."Tidak, sudahlah! Saya sedang tidak ingin membahas mengenai itu! Sekarang lebih baik kamu pulang saja! Saya mau istirahat!" kata Indra malah menyuruh Sofie pulang.Mata Sofie membelalak mendengar kata-kata Indra. "Kamu menyuruh aku pulang?! Kamu ini kenapa? Aku jauh
Perasaan Indra masih saja gelisah hingga tiba Sabtu malam Minggu dimana dia biasanya melewati bersama Sofie. Indra merasa tidak ingin bertemu dengan Sofie apalagi setelah peristiwa dia meninggalkan Sofie di pinggir jalan waktu itu.Melihat Marisa dan Andro yang pergi berdua sepulang kantor membuat Indra semakin terpuruk. Malam ini pasti menjadi malam perpisahan yang sangat istimewa bagi Marisa dan Andro karena esok pagi Andro akan berangkat ke Turki terkait kerjasama perusahaan Perdana Enterprise dengan pihak klien bisnis Istambul.Andaikan malam ini aku yang menghabiskan waktu bersama Marisa...Andaikan aku yang menjadi kekasih Marisa... Aku ingin jadi Andro, walau untuk satu malam saja...Baru kali ini dalam sepanjang hidupku, aku ingin menjadi Andro...Dengan langkah gontai Indra masuk kedalam mobilnya dan pulang ke rumah dengan tidak ada semangat. Padahal ini akhir pekan, malam panjang yang biasanya di pergunakan orang-orang untuk melepaskan penat bersama orang terkasih.Sesampain
Beberapa hari setelah acara peringatan tujuh tahun meninggalnya Papa, Indra masih berkutat dengan perasaannya sendiri. Perasaan yang kini sudah tidak bisa di pendam dan di ingkari lagi.Perasaan cinta, Ya! perasaan cinta pada Marisa yang kini terasa semakin nyata. Perasaan yang rasanya semakin menyiksa karena terpaksa di tahan dan di sembunyikan. Bahkan kalau saja bisa, rasanya Indra ingin berteriak sekencang-kencangnya pada dunia kalau dia sudah jatuh cinta pada Marisa!Bertemu di kantor dan berada didalam satu ruangan yang sama bersama Marisa selama berjam-jam membuat Indra merasa semakin tersiksa. Melihat bagaimana cantik wajahnya, merdu suaranya, lembut sikapnya.Andro benar, Marisa adalah seorang gadis yang sempurna dan tidak ada celanya! Kasta nya dari kalangan bawah tidak bisa menyembunyikan ataupun menutupi pesonanya. Benar kata pujangga bahwa sebuah permata tetaplah permata walaupun dia berada didalam kubangan lumpur!Indra jadi lebih banyak diam, menatap Marisa secara sembun