Share

Pria misterius

Malam telah larut saat Andrew mengantar April pulang ke rumahnya.

"Terima kasih ya untuk malam ini, aku senang bisa mengenalmu."

"Aku juga Pril, kapan-kapan kita bisa pergi bersama lagi kan?"

"Tentu, aku turun dulu ya. Sampai bertemu besok,” pamit April seraya beranjak turun dari mobil.

"Tunggu," cegah Andrew sambil menahan lengan April, "Mengapa kamu suka sekali meninggalkanku begitu saja? Aku bahkan belum mengucapkan selamat tidur padamu,” protes Andrew.

"Maaf Andrew, baiklah katakan sekarang aku sangat lelah dan mengantuk,” kata April lalu menutup mulutnya untuk menguap kecil.

"Selamat malam, mimpi yang indah, dan..."

Tiba-tiba Andrew mengecup kening April tanpa permisi. April yang tadinya mengantuk langsung terbelalak mendapat perlakuan semanis itu dari Andrew. Namun ia tetap bisa menguasai dirinya dan tidak terlarut karena telah dicium keningnya oleh Andrew.

Andrew pun pulang dengan hati yang berbunga-bunga tetapi tidak dengan April, meskipun ia senang karena Andrew merupakan pria yang mirip dengan sosok dalam mimpinya namun ia hanya menganggap pria itu sebatas teman dan rekan kerjanya.

April memang merasa senang ketika bersama Andrew namun hatinya sama sekali tak merasakan getaran cinta, ia hanya senang berteman dengan Andrew karena selama ini hanya pria itu lah lelaki pertama yang bisa akrab dengannya dan bisa memahami dirinya dengan baik.

*

Keesokan harinya saat April sedang membeli bunga untuk pernikahan temannya, ia memilih bunga mawar putih untuk di berikan nanti. Namun saat mengambil bunganya, ada seorang pria yang memegang bunga itu juga sehingga mereka pun berebut karena bunga tersebut tinggal satu buket saja.

"Aku yang memegangnya lebih dulu, jadi bunga ini milikku,” kata April seraya merebut buket bunga dari tangan seorang pria.

"Tidak bisa nona, aku yang melihatnya lebih dulu. Jadi ini adalah milikku," kata pria dengan kaca mata hitam itu sambil mengambil bunga dari tangan April.

"Kamu ini pria macam apa sih, masa tidak mau mengalah dengan wanita?" sindir April.

"Masalahnya aku sangat membutuhkan bunga ini, jadi aku tidak akan mengalah," katanya dengan membayar bunga itu.

"Aku lebih membutuhkannya daripada kamu. Kamu cari saja yang lain, ini pak saya saja yang beli," sahut April tak mau mengalah, sambil mengambil dompet di tasnya dan merebut bunganya.

Pria dengan kaus putih dan topi merah bertuliskan A93 itu tidak mau mengalah lalu merebut bunga di tangan April lagi.

"Ini milikku, kamu cari yang lain saja oke nona,” tegas pria itu lalu mengambil bunga dari tangan April kemudian pergi begitu saja.

Pria itu pun segera pergi dari toko bunga itu dan meninggalkan April yang sedang kesal karena ulahnya.

"Dasar pria tidak tahu sopan santun, paling juga bunga itu untuk kekasihnya. Jangan sampai aku bertemu dengannya lagi,” kesal April sambil menggerutu.

Karena kesal April pun terpaksa membeli bunga yang lain dan segera pergi dari toko bunga itu.

*

Sesampainya di tempat acara pernikahan temannya, April di minta untuk menjadi pendamping mempelai wanita. Acara pun dimulai, tiba saatnya pendamping kedua mempelai untuk bertukar bunga.

Betapa terkejutnya April saat mengetahui bahwa pendamping mempelai pria ternyata adalah pria menyebalkan yang ia temui di toko bunga beberapa saat yang lalu.

Namun April berusaha menahan amarahnya sampai acara selesai dan bersiap untuk memarahi pria tersebut habis-habisan.

“Hai Nona, sepertinya kita berjodoh ya buktinya kita bertemu lagi di sini,” sapa pria yang sudah berganti pakaian dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja putih di dalamnya itu sambil menghampiri April yang sedari tadi menatapnya dengan wajah ingin menerkam dirinya.

“Berjodoh denganmu? Dasar pria tidak tahu sopan santun, bukannya meminta maaf sudah merebut bungaku tadi malah sok akrab,” sahut April dengan sinis.

“Sudahlah, jangan terlalu galak begitu. Bagaimana kalau kita berdansa?” tawar pria itu.

“Berdansa denganmu? Maaf ya sebelumnya apa kita saling kenal?” tanya April dengan sinis kemudian pergi berlalu dari pria itu.

“Kamu ini galak sekali, tunggu,” kata pria itu menahan lengan April agar tidak pergi.

"Perkenalkan, namaku Alan,” ujar Alan dengan mengulurkan tangannya untuk mengajak April berkenalan.

April hanya melirik sekilas tangan Alan yang terulur padanya untuk berkenalan, kemudian ia pergi berlalu meninggalkan Alan yang dibuat bingung dengan tingkahnya.

Tanpa sepengetahuan April, ternyata Alan mengikutinya dari belakang. Saat gadis itu akan menyeberang jalan, ada sebuah mobil yang melaju sangat kencang dan hampir menabraknya namun dengan sigap Alan yang berada di belakangnya langsung menarik dalam dekapannya.

Mata keduanya saling bertemu dan bertatapan lama sekali, jantung mereka berdebar seiring dekapan Alan pada April yang semakin erat.

Deg...

Deg...

“Mengapa jantungku berdebar seperti ini saat menatapnya, terasa nyaman dan damai sekali dalam dekapannya,” batin April.

Hati Alan pun merasakan hal yang sama, “Kenapa aku tidak bisa berhenti menatapnya, jantungku berdebar cepat sekali. Inikah yang dinamakan love at the first sight?” tanya Alan pada batinnya.

Setelah beberapa lama mereka saling bertatapan, April tersadar dan langsung melepaskan diri dari dekapan Alan.

“Emm,thanks ya,” ucap April dengan lirih.

“What do you say? I don’t hear it,” sahut Alan sambil mendekatkan telinganya pada wajah April.

“THANK YOU. Kurang jelas?” balas April dengan kesal.

“It’s ok, itu bukan apa-apa,” kata Alan sambil berlalu meninggalkan April.

“Dasar pria sombong,” cibir April.

Alan yang mendengar nya langsung berbalik, “Kamu mengatakan sesuatu?”

“Tidak ada, sepertinya kamu salah dengar,” jawab April berbohong.

Lalu April pun pulang ke rumahnya, ia tak menyangka bisa bertemu dengan seorang pria yang menurutnya aneh, sombong, dan sama sekali berbeda dengan pria idamannya yang baik, pengertian dan lemah lembut seperti Andrew.

*

Keesokan harinya di kantor, betapa terkejutnya April saat melihat Andrew sudah berada di ruang kerjanya.

“Andrew, sedang apa kamu di sini?” tanya April dengan meletakkan tas kerjanya di meja.

“Hai, morning. Karena perusahaan kita sudah merger, jadi aku akan pindah ke sini mulai hari ini,” jawab Andrew sambil menampakkan senyum manisnya.

“Ah... ya... kenapa aku bisa lupa, selamat bergabung ya Andrew,” ujar April antusias.

April sangat senang mendengar kabar itu dari Andrew.

“Ya, mulai sekarang kita akan bertemu setiap hari Pril,” kata Andrew dengan menunjukkan dimple di kedua pipinya.

Karena sangat senang April pun tidak sengaja langsung memeluk Andrew, “Aku senang sekali, semoga kamu betah ya disini.”

Andrew yang kaget karena refleks Ia pun mengeratkan pelukan April, “Aku jauh lebih senang Pril dan pastinya akan sangat betah di sini.”

April menyadari pelukan Andrew yang semakin erat, segera melepas pelukan mereka.

“Emm..., maaf ya aku terlalu senang tadi. Sekali lagi selamat bergabung ya.”

“Thanks ya... anyway, ruang kerjaku ada di sebelah ruanganmu. Jadi kalau kamu membutuhkan bantuanku panggil saja aku,” kata Andrew dengan memainkan alisnya.

“Oke,” sahut April sambil tersenyum.

*

*

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status