"Kenapa harus membawa berkas laporan ?
"Pertemuan pagi seperti kemarin saja kan? "balas Vii. "Ah iya, benar juga ngak perlu dibawa. Nanti saja Setelah pertemuan di ruang meeting. Diapartermen Xaviera merebah kan tubuh mungilnya di sofa.Setelah seharian ini gadis itu bekerja menguras otak dan tenaga nya. "sungguh melelahkan sekali, ternyata secapek ini "dia bermonolog sendiri. kemudian dia bangkit dari sofa, menuju kamar mandi membersihkan diri. Perutnya juga merasakan lapar. "Ada ini"gumamnya, dia memegang sayuran dan lainnya. "masak apa ya, oh iya ada youtube kenapa aku bodoh lihat saja tutorial di situ." Satu jam berperang di dapur, akhirnya jadi juga makanan buatannya. Entah rasanya seperti apa sebab ini perdana dia masak. Suapan pertama perlahan masuk ke dalam mulut sambil memejamkan mata takut seburuk itu nanti rasa makanan yang masuk ke mulutnya. Perlahan dia membuka mata "ngak juga buruk, ini masih layak dimakan cuma aku rasa seperti nya kurang bumbu gumam nya. ********* Dikantor tepat di meja Xaviera sibuk dengan kerjaanya. "Xaviera nanti akan ada rapat lagi ucap Queen, sontak Xaviera mengangkat kepala sedikit melirik ke arah Queen." "Rapat apa ?" tanyanya "Ceo datang hari ini." sahut Queen. Queen menyerahkan berkas yang di bawa tadi , kamu yang bawa berkas ini laporannya ke ruang Ceo." sahut Queen, Lalu ia kembali melanjutkan, " CEO kita hari ini sudah mulai masuk kembali. Oh ya, kamu belum pernah bertatap muka dengannya kan semenjak masuk kan?" "Nah,kamu harus melihatnya hari ini. Dia, sangat-sangat tampan tau serunya! , mata Queen berbinar saat mengatakan itu. "Ck! Seberapa tampan memangnya sampai kamu terlihat memujanya begitu. Huh?" sahut Xaviera "Aku jadi penasaran sekali, gumamnya sebab Queen terlihat sangat antusias membicarakannya. Setampan apa Ceo di perusahaan tempatnya bekerja itu? Apa mungkin lebih tampan dari pada aktor-aktor Hollywood yang terkenal atau mungkin biasa aja ya monolognya. "Sulit untuk di jabarkan setampan apa dia. Hanya saja, aku belum tau apa dia sudah memiliki kekasih atau belum, kalau belum kan aku bisa daftar tawanya pecah." Xaviera sedikit mendengus. Seolah tak percaya dengan ucapan Queen barusan. Dia ingin membuktikannya sendiri nanti langsung melihatnya sendiri. Pertemuan pagi akhirnya dimulai diruang meeting, yang mana dipimpin oleh Michel selaku Hrd di perusahaan tersebut. Semua karyawan dari berbagai divisi dikumpulkan di ruang meeting perusahaan. Bergabung dengan beberapa karyawan di divisi lainya juga, yang mulai masuk hari ini. Xaviera melirik malas ke arah Queen yang sejak awal membuatnya terburu-buru. Padahal yang ia lihat. banyak karyawan yang datang di waktu yang mepet. "Sudahlah. jangan melihatku begitu. Sebentar lagi,Pak Sean akan datang. Kau harus bangga nanti setelah melihatnya, karena memang Ceo kita setampan itu." "Otakmu apakah hanya dipenuhi dengan si CEO saja?" "Ck! Sudahlah kau lihat saja nanti. Aku jamin kau pasti akan sangat suka dan enggan melepas pandangan darinya.Sean memang tampan dan semenarik itu tapi seperti Kutub utara dingin. "Tapi hati-hati, jangan sampai kepincut." sahut Queen. Lalu dia sedikit mendekat dan berbisik ke telinga Xaviera. Xaviera mendecih malas. "Terus kenapa kalau aku terpincut, apa kamu yang akan menjadi rival ku terlihat senyum ejekan Xaviera." "Itu dia!" sela Queen sembari menyenggol tangan Xaviera. Pandangannya sontak tertuju ke depan. Menatap seseorang yang baru saja duduk bergabung dengan para petinggi lainnya di perusahaan tersebut. Suara Michel bahkan seolah terabaikan begitu saja. fokus Xavierq hanya tertuju pada sang Ceo. Terlihat masih muda, gagah, tinggi dan tampan. Ya. Xaviera tidak butuh waktu lama untuk mengakui ucapan Queen yang satu itu. Pak Sean memang sangat tampan. Xaviera benar-benar terhipnotis dengan visual pria tersebut. Yang seperti itu yang Vii mau. Bukan spek Kuridakan seperti kemarin yang dijodohkan dengannya pikirnya. Tentu saja gadis ini menolak keras perjodohan itu, yang sebenarnya dia juga belum melihatnya langsung. Karena ia berpikir papa nya menjodohkan dengan jauh lebih tua darinya. Dia maunya yang spek berlian seperti Ceo nya itu. Entah bagaimana awalnya, Xaviera kini sadar bahwa pria itu juga menatap ke arahnya. Saling memandang cukup lama. Karena tak mau terlalu percaya diri, dia mengalihkan pandangan ke lain arah. Lalu kembali menatap kedepan dan tetap saja bertemu pandang kembali dengan Sean. Pria itu tak menunjukan senyuman sama sekali, dia memang sadar saat balik menatap Xaviera. Yang tidak Sean ketahui siapa namanya, namun dapat menarik perhatian Sean pagi ini. Bahkan matanya seolah tak bisa berpindah. Seperti enggan menatap objek yang lainnya. "Untuk Pak Sean, saya persilahkan." Xaviera langsung mengalihkan pandangannya ke lain arah kembali, saat nama Sean dipanggil untuk menyampaikan sambutan di meeting ini. Semua yang ada diruangan itu serius mendengarkan sambutan Sean tanpa sedikit senyuman. Sementara dirinya sendiri enggan untuk menatap ke arahnya karena takut akan kembali bertatapan dengann Sean. Bisa berbahaya, pikirnya. Sean putra sulung dari dua bersaudara pemilik perusahaan utama Galaxy Corporation. Pria berusia 28 tahun tahun itu sudah menjadi idola di perusahaan tersebut sejak awal. Tidak heran jika banyak yang antusias begitu melihatnya muncul di depan semua karyawan. Disisi lainnya Kebanyakan karyawan-karyawan di sana paling tidak suka jika Sean sudah mode garang, marah. Sebab marahnya seorang Sean tidak pernah tanggung-tanggung dan tidak kenal tempat. Itu yang membuat banyak karyawan tidak suka dan takut. Bisa - bisa langsung pecat jika mode garongnya kambuh. "Queen" ,Xaviera memanggil , Queen menoleh, Xaviera justru menggelengkan kepalanya." "Eh ngak jadi deh !" "Ah, aneh kamu !" Kenapa itu anak sepertinya ia mulai kepincut tawanya dalam hati. Xavier kembali memperhatikan Sean. Namun, saat mata mereka bertemu di titik yang sama jelas Vii bisa menyimpulkan dengan penuh percaya diri, bahwa mereka sama-sama tertarik. "This is crazy ....gumamnya", tapi Xaviera justru tetap mempertahankan tatapannya. ******** Alven masuk ke dalam ruangan Sean sambil menenteng makanan dan juga dua cup Es Jeruk. Tentu saja untuk dia nikmati bersama dengan Sean. "Jauhkan dulu kacamatamu itu, Sean!" seru Alven seraya duduk di sofa panjang yang ada di dalam ruangan. Ruangan Sean sangatlah luas. Berada di lantai atas lantai 15, dengan kaca yang begitu lebar, dia bisa menikmati pemandangan kota dari ruangannya ini. "Aku datang mau makan siang, kamu tadi ngak ada pesan apapun jadi ini inisiatif ku aja, suka ngak suka makan aja ya bro sedikit kekehan Alven terdengar." Sean melipat lengan kemejanya sampai ke siku, lalu ikut duduk disamping Alven Sean meneguk minumannya dan melihat sekilas jam ditangannya. "Ini sudah masuk jam makan siang apa kerjaan mu selalu kerja melulu, sampai makan siang aja kamu lupa, Sean." "Sean tumben mami mu ngak pernah mengantarkan makan siang, Sudah beberapa minggu ini ku perhatikan." Sean sedikit menarik nafas," hmm sedikit ada masalah sama mami." " Why ...."tanya Alven "Seperti sebelumnya mami mau jodohkan aku sama anak dari sahabatnya." "Terus, sahut Alven ?" "Ya aku menolaknya, aku belum ada ke arah sana ." "Bukannya menikah itu enak Sean", godanya. Tiap malam ada yang dikelonin hahaha. Terus kamu nunggu apa lagi sebelum burung perkutut mu bertagar. Kamu lupa usia mu sudah mau masuk kepala tiga. "Sialan kamu Al, aku masih muda. Kamu ngak lihat tampan begini." "Percuma tampan tapi belum menikah hahahaha tawanya"..... Sean mendengus kesal "Terus rencana mu apa, mau menghindarin mami mu Sean, Kenapa ngak kamu coba dulu bertemu sama gadis itu mungkin gadis itu bisa buat kamu jatuh cinta iya ngak." "Aku mau fokus dulu ke perusahaan, cicitnya ." "Mau sampai kapan Sean , usia mu sudah mateng bahkan udah mau busuk Alven terkekeh. Kalau pendapat ku kamu atur pertemuan sama gadis itu jangan langsung menolak." "Sean sedikit berpikir, oke aku pertimbangkan lagi saran mu." "Ayo makan dulu sebelum selesai jam makan siang selesai makan aku kembali ke ruangan ku." "Alven kamu tau siapa karyawan baru tadi di ruang meeting ?" Tanyanya Alven menaikkan sebelah alisnya keheranan,tidakbiasanya Sean menanyakan karyawan ,setaunya Sean pengila kerja tidak ada sama sekali tertarik sama wanita batin Alven "Yang mana , setau ku cuma satu orang saja karyawan baru itu pun atas rekomendasi teman ku kata Alven ." "Oh, atau ada yang sedang kamu incar?" tanya Alven blak-blakan." "Tinggal jawab aja, apa susahnya balasnya." "Sepertinya temanku eh salah bos ku maksudnya sudah normal ,hahaha Alven tertawa kencang." "Alven teriaknya, bulan depan potong gaji ...!!!" Alven terdiam ,wajahnya seketika datar, "Eits, jangan gitu dong kita kan bestie, sambil tersenyum nyengir. Oke oke kalau ngak salah nama nya Sea Xaviera Joscelynn." Sean terdiam mendengar nama itu disebutkan, ia menyebutkan nama itu *Joscelynn* hampir tidak terdengar. "Apa dia wanita itu ?" Bersambung ......Dengan ragu ragu Xaviera memegang junior itu. "Buka mata nya baby", perintah sean sambil mengusap pipi nya lembut. Sedikit mengintip dengan sebelah mata dia memberanikan diri melihat. Dia meneguk salivanya "kenapa besar sekali apa itu muat gumamnya dalam hati". Sean mendesis, merasakan juniornya di remas lembut "Aahhhh" suara desahan Sean terdengar ditelinga Xaviera. Perlahan dia menaik turunkan tangan entah keberanian dari mana Xaviera berlutut tepat di depan junior Sean kemudin tanpa ragu dia menjilat seperti ice cream menikmati jilatan itu dengan memejam kan mata. Sepertinya dia sangat pro tapi nyata nya dia hanya memperagakan ulang dari tontonan film blue yang pernah dia lihat. "Baby, Aahhh ini nikmat sekali Eemm kamu belajar dari mana . Xaviera hanya tersenyum tipis ngak menanggapi. Dia menaik kan tempo kecepatan nya maju mundur kepala. nya sesekali mendongak melihat ekpresi wajah sean keenakan. Dengan gerakan cepat Xaviera berada di bawa kungkungan Sean. Kedua tangan n
Sean sudah bisa menahannya dari tadi. semakin dia tahan semakin besar gejolak gairahnya. Tangannya mulai bermain main di paha , lalu naik ke atas semakin kesini dan kesana. Dan akhirnya tangan itu berhenti tepat di dua gundukan kenyal. Sean berbisik "Baby boleh aku memegangnya" aku sudah menaham nya dari tadi kamu yang memulainya." Xaviera perlahan membuka mata nya, matanya menatap Sean terlihat mata sayu sean seakan memohon. Entah sudah sadar atau tidak Xaviera hanya anggukan kepala. Sean tanpa babibu menarik tengkuk leher nya mencium secara brutal, semakin lama lumatan itu menuntut lebih Xaviera merasakan desiran hebat di sekujur tubuhnya. "Emphh" Xaviera mendesah menikmati setiap sentuhan. Sean meremas kuat dada yang masih terbungkus bra berwarna merah yang sangat kontras dengan kulit putih mulus nya ,mengecup lembut leher mulus wanitanya. Memberi beberapa tanda kepemilikan kissmark. "Tik", pengait bra itu terbuka begitu saja, tangan sean sangat lihai membuka tanpa kesusahan.
"Kita mau kemana Sean ?" "Ke Bar mau ?" "Boleh juga, Xaviera ngak menolak karena sudah lama dia ngak menginjak tempat itu, biasa nya dia absen walaupun sekedar minum cocktail atau wine yang kadar alkoholnya rendah.Butuh 30 menit mereka sampai ke tempat tujuan. Sean memutari mobil guna membuka kan pTangan Sean mengenggam jari jemari itu, seakan takut Gadisnya hilang dari pandangan nya. dia menjatuhkan bokongnya di kursi tepat depan bar. "Kamu mau pesan apa baby?" pria itu memajukan kepala lalu bertanya tepat disamping telinga wanitanya. "wine aja deh" jawab Xaviera cepat,Sean memberi kode ke bartender dan memesan minuman. "Bang ini pesanan nya ucap Bartender itu." "Seseorang di sana sedang mengamati gerak gerik mereka,"Oh ternyata kamu lagi bersenang di sini, kita tunggu tanggal main nya sayang sambil tersenyum smirk. sepertinya laki laki itu sedang buat rencana jahat. Semakin malam hiruk pikuk club semakin ramai Xaviera sedikit mabuk, Sean dengan sigap di samping nya menjaga.
Sore ini Xaviera pulang ke mansion nya, sebelum pulang dia sempatkan ke apartermen nya untuk mengambil beberapa barang yang penting. Dimansion, dengan cepat dia merebahkan badannya. "Huftt terdengar suara helaan nafas berat, capek banget. Mata nya perlahan terasa berat akhirnya dia tertidur. Hingga menunjukan jam 7 malam belum ada tanda tanda Xaviera bangun sepertinya gadis itu sangat lelah. Joscelynn memanggil salah satu maid bernama Mbok Yem kepala Maid yang sudah lama bekerja. "Mbok lihat Xaviera? saya belum melihat nya dari saya pulang dari kantor. "Nona Xaviera sepertinya di kamar tuan, karena tadi sore saya melihat Nona langsung naik keatas,sepertinya Nona kecapean. Apa mau saya panggilkan Tuan ?" "Iya Mbok, tolong panggil kan saja" perintah Joscelynn. Tok... Tok... "Nona Xaviera" apa nona di dalam panggil Mbok yem. Xaviera merasa terusik mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya, gerakan slow dia merenggangkan otot otot nya. "Eh iya Bik saya baru bangun, s
Pagi ini Xaviera tergesa gesa, sampai dia melupakan dryer rambut nya yang sedikit terlihat masih basah, ya memang sering seperti ini udah kebiasaan nya. Lantas bestie nya saja sudah jengah melihatnya. Hanya beberapa kali Xaviera turun kerja ontime selebihnya selalu telat. "Pagi pah" ,sapa Xaviera dia mengecup pipi papanya,bagaimana keadaan papa pagi ini?" "Seperti yang kamu lihat sangat sehat nak, terlebih kamu sudah pulang papa tambah sehat" senyum terpancar di wajah pria separuh baya itu. Padahal keadaanya sangat sehat hanya akal akalan saja menarik simpati anak nya. "Sini sarapan dulu sama papa." "Kayaknya aku sarapan roti aja deh pah udah telat banget ini" sambil melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Xaviera cepat mengambil roti dan selai kemudian meneteng tas dan laptopnya. Ngak butuh waktu lama Xaviera sampai di kantor. Dia mengatur nafas nya karena merasa ngos ngosan berlari lari untuk sampai ke ruangannya. "Xa, tegur bestie nya kamu doyan ban
"Ben kamu ngak berbohong kan, air mata nya luruh membasahi pipi. Aku mau ketemu papa Ben ucapnya. "Baik nona, malam saya jemput di apartermen." "Terima Kasih Ben" Xaviera memutuskan kembali ke apartermen.Di apartermen Xaviera hempaskan tubuh ke atas ranjang mata nya terpejam pikiran nya kalut mendengar kabar kalau papanya sedang sakit.Tangannya merogoh tas mencari ponsel nya, lalu dia mengirim chat ke Ben. Air hangat mengalir membasahi seluruh tubuhnya, kepala nya mendongak keatas dia usap pelan air yang mengalir. Cukup lama berperang dengan pikiran nya lekas Xaviera menyudahi aktifitasnya. Kini Handuk putih yang menutup sebagian tubuh mulusnya dia ganti dengan pakaian casual. ******** Drtt.. Drtt.. Segera dia meraih ponsel yang ada diatas meja. Tertera nama Ben di layar ponselnya. "Halo Nona saya sudah di parkiran." "Baiklah, tunggu bentar aku segera ke bawa." Gegas Xaviera mengambil tas nya dan memasukan ponselnya terburu buru.Ben melihat Xaviera langsung sigap memb