Sea Xaviera Joscelynn memilih kabur dari rumah untuk menghindari sebuah perjodohan. Akibat dari kemauan nya tersebut, semua akses keuangannya fasilitas diblokir Vii terpaksa harus bekerja sebagai karyawan biasa di salah satu perusahaan ternama dikota tersebut untuk menyambung hidup. Karena tak biasa hidup serba kekurangan, muncul sebuah ide gila yang mana dari salah satu temannya bercerita mengenai simpanan untuk merayu CEO perusahaan tempatnya bekerja. Sean Eart Sanders target Vii. Pria dingin,pria yang tak banyak bicara itu menarik perhatiannya sejak pertama kali bertatap muka.Karena tak mau hidup serba pas-pasan, Vii rela menjadi simpanan sang bos demi bertahan hidup."Kamu yang merayuku dan menawarkan tubuh mu Jadi, jangan coba-coba untuk kabur dariku. Semua yang kamu inginkan sudah aku turuti. Jadilah gadis manis yang penurut."Vii benar-benar terjebak dalam hubungan ini. Penawaran Sean terhadap Vii hanya sekedar main main, ternyata Vii beranggapan serius. Sean sebenar nya sudah tau bahwa yang akan di jodohkan dengannya yaitu Vii. Semenjak pertemuan disaat meeting Sean merasakan benih benih cinta. Sean juga belum mengungkapkan kepada Vii bahwa dirinya lah yang akan di jodohkan sama Vii.
View MoreMenolak Perjodohan
"Papa menarik semua fasilitas sama keuangan mu papa blokir kalau menolak untuk dijodohkan. Papa sayang sama kamu nak, maka dari itu papa mencarikan jodoh yang mana menurut papa cocok buat kamu. Untuk kali ini aja Xaviera dengarkan dan menurut"Masih terngiang dengan jelas ucapan terakhir sang papa dalam pikirannya. Gadis berusia 23 tahun yang bernama lengkap Sea Xaviera Joscelynn itu tengah berlari secepat mungkin menjauh dari kediamannya karena penjagaan sedang tidak ketat ini kesempatannya keluar rumah, tanpa memakai alas kaki karena takut akan terdengar. Gadis itu benar-benar nekat untuk keluar dari rumah, karena tidak mau dijodohkan dengan pria yang sama sekali tidak dia kenal. Di ujung jalan sana, sebuah mobil sedan berwarna hitam tengah menunggu kedatangan Xaviera. Seseorang berpakaian santai kaos hitam dan celana pendek dan bertubuh kekar keluar. "Kirain kamu ngak datang , Ben!" seru Xavier sedikit kaget dengan presensi Ben asisten pribadinya.Memang bukan salahnya jika berpikir bahwa Ben tidak akan datang . Sebab dari tadi dia menghubungin Ben sama sekali tidak ada respon "Maaf, Nona. Saya tidak bermaksud untuk membuat menunggu tapi handphone saya sedang ketinggalan di mobil ini baru saya lihat banyak micall dari nona saya langsung ke sini."sahut Ben. "Silahkan masuk, Nona." Xaviera buru-buru masuk ke dalam mobil tersebut, dan mengabaikan ponsel Ben yang tampak menyala di genggaman tangan pria itu. Gadis itu sebegitu percayanya pada Ben. Bahkan dia menganggap Ben seperti kakak nya sekaligus temannya sendiri. Ben laki-laki yang berumur mateng yang terpaut beberapa tahun dari Vii memang selalu bisa dia andalkan. Dan selalu bisa diajak untuk bekerjasama. Termasuk menjemput dan membawa nya pergi." "Menurutmu, apakah Papa akan mencariku dan memohon padaku untuk kembali ke rumah? "tanyanya tiba-tiba pada Ben yang sedang fokus mengemudi. Xaviera mendekatkan dirinya pada kursi bagian depan. Sedikit melongokkan kepalanya di samping Ben. Memang sudah biasa gadis tersebut seperti itu. "Jawab,Ben. Menurutmu bagaimana? Papa akan mohon padaku dan akan membatalkan perjodohan itu, iya kan? Papa sangat sayang padaku, jadi aku yakin, papa akan mohon padaku untuk kembali dan menuruti apa saja kemauanku. Termasuk membatalkan perjodohan itu."Xaviera tersenyum dengan penuh percaya diri. Dia benar-benar yakin sekali dengan pilihannya saat ini. Karena dia tau, meskipun sang papa sangat galak, posesif, tapi begitu menyayangi nya. Sejak dulu, tidak pernah mengatakan tidak. Ya, walaupun dia harus ngambek terlebih dahulu . "Apa Anda seyakin itu, Nona?" Xaviera mengangguk dengan cepat. "Aku tidak akan mungkin membuat skenario kabur dari rumah jika tidak yakin, Ben. Pasti papa akan memintaku kembali. Daripada harus kehilangan anak satu satunya, tentu Papa akan menuruti keinginank. kamu tau kan, aku tidak suka laki-laki spek kuridakan. " Xaviera pun tertawa hahahaha " Ben hanya terkekeh, "Nona, sepertinya Anda salah paham. Pria yang akan dijodohkan dengan Anda itu tampan, masih muda ". "Helehh, kamu sedang mencoba untuk membohongi ku ya? Kedua mataku ini masih sangat sehat, Ben! Aku bisa melihatnya dengan jelas. Pria itu memang spek kuridakan, benar-benar jelek." "Astaga, terserah Nona saja kalau begitu." sahutnya Ben yang lebih memilih untuk mengalah. Karena jika dilanjutkan, maka Gadis ini tidak akan pernah bisa dihentikan. Sebab perempuan itu memang bawel sekali. "Oh ya, bawaan ku apa sudah kamu ambilkan di mansion?" Yang di maksud Xaviera itu adalah baju dan yang lain nya,mtang sebelumnya sudah ia siapkan tapi ngak mampu membawanya. "Sudah, Nona. Semuanya sudah saya bawa . Tujuan mereka saat ini ke apartermen yang mana Xaviera sudah siapkan jauh jauh hari.Apartermen yang ngak mewah tapi ngak juga jelek dan cukup untuk seorang dia tinggalin. Ini tempat satu satunya persembunyian yang baik untuknya. Sebab tidak mungkin gadis itu bersembunyi di villa. Ini semua dilakukan agar Joscelynn papa Xaviera percaya jika Ia benar-benar nekat, dan rela meninggalkan. Karena tidak mau dijodohkan. "Astaga aku sampai melupakan pakai alas kaki Ben seru Xaviera mampir dulu ke minimarket 24 jam Ben perintah Xaviera. "Untuk sementara, pakai saja sepatu saya dulu, Nona."ujar Ben. "Ben kamu ngak sadar kah, kaki mu sebesar gajah sedangkan kaki ku imut gini,yang ada bisa lepas sendiri di kaki ku, ngak apa apa nanti aku ke mini market mencari alas kaki dan sedikit bahan makanan." "Kalau begitu, nanti beli saja, Nona." "Aku kan juga bilang begitu tadi Ben." sahut Xaviera Ben hanya mengangguk mengiyakan saja. Sesampainya di sebuah minimarket 24 jam, Xaviera turun dari mobil dengan santai. Tidak merasa jijik sama sekali meski harus berjalan tanpa menggunakan alas kaki. Xaviera membeli sandal untuk dia pakai, sekalian menarik sejumlah uang dari mesin ATM untuk pegangan. Jaga-jaga jika dia membutuhkan uang secara mendesak dan Ben sudah tidak bisa selalu di samping nya. Baru beberapa jam dia meninggalkan rumah. Dan dia berharap jika sang papa akan segera menghubunginya dan memohon agar mau kembali ke rumah. Tapi kenyataan yang ada justru sebaliknya.papanya sama sekali tidak menghubunginya. Dan saat dia ke kasir ternyata Debit serta kartu kredit nya tidak bisa di gunakan. Oh lord demi apa semua ngak bisa di gunakan ,jari nya memijit pangkal hidung nya. Kepala nya sampai terasa mau pecah, sebab dia tidak bisa membayar semua barang belanjannya yang super banyak itu saat ini. Semua kartunya diblokir. Xaviera tak mungkin menggunakan uang yang dia tarik. Tadi dari mesin ATM hanya menarik beberapa jumlah uang hasil menjual barang branded nya. Ia memikirkan kalau menggunakan uang cash pegangan nya akan berkurang. Berperang dalam pikirannya akhir nya ia membayar nya dengan uang cash karna dia membutuhkan semua belanjaannya. Dia akhir nya keluar membawa barang belanjaanya. Benar benar papa nya ngak hanya mengancam tapi papa nya sudah memblokir semuanya. Perasaan Xaviera kesal, dan dia berpikir sejenak sambil meminum air mineral yang dibeli nya tadi,setelah itu masuk ke dalam mobil sesekali mengerutu. "Ada apa nyonya Ben bertanya"?? "Sialan! Moodku benar-benar dibuat rusak hari ini Ben." ATM ,kartu kredit semua di blokir. Aku hanya bisa menggunakan uang cash yang aku punya Xaviera menghela nafas panjang." Ben yang baru saja menerima panggilan telepon dari papa Xaviera pun segera menoleh ke bangku belakang mobil. "Apa kamu tau jika papa sudah memblokir semua kartuku? "Aku tidak bisa membayar semua barang belanjaanku tadi. Beruntung aku punya uang cash . Ngak bisa aku bayangkan kalau benar benar ngak bisa membayar malu nya setengah mati." "Nona, ada hal yang jauh lebih penting yang harus nona ketahui sekarang." "Apa?" tanya Xaviera. Dia juga tampak was-was, saat Ben terlihat sangat serius sekarang. "Barusan yang menelepon saya adalah Tuan Joscelynn." "Papa? Apa yang Ayah katakan padamu? Dia memintamu untuk membujukku pulang kan?" cerocosnya tidak mau berhenti. "Ah, sudah aku bilang kan . jika papa pasti akan mohon padaku agar mau pulang." "Bukan itu, Nona Xaviera." "Hah? Lalu apa?" "Tuan Joscelynn tetap pada pendiriannya. Anda pergi dari rumah, maka semua fasilitas dan juga keuangan anda ditarik. Bukan hanya itu saja, Tuan juga mengancam saya." Xaviera menaikkkan sebelah alisnya dengan cepat dan sedikit kaget mendengar penuturan Ben. "Mengancam mu? Yang benar saja konyol. Bagaimana bisa papa mengancam mu?" "Tuan Joscelynn tau jika anda bersama saya, beliau mengancam akan memecat saya,menganggu keluarga saya jika masih membantu anda dalam masa lah ini." "Astaga drama apa lagi ini" dalam hati nya berkata. "Terus gimana Ben ?" Ben hanya mengedikankan kedua bahu nya "Yausudah lah Ben,kalau begitu cepat antarkan aku ke apartermen SKY BLUE. Sebelum papa nanti melacak mu dan kamu pasti akan dapat masalah."Dengan ragu ragu Xaviera memegang junior itu. "Buka mata nya baby", perintah sean sambil mengusap pipi nya lembut. Sedikit mengintip dengan sebelah mata dia memberanikan diri melihat. Dia meneguk salivanya "kenapa besar sekali apa itu muat gumamnya dalam hati". Sean mendesis, merasakan juniornya di remas lembut "Aahhhh" suara desahan Sean terdengar ditelinga Xaviera. Perlahan dia menaik turunkan tangan entah keberanian dari mana Xaviera berlutut tepat di depan junior Sean kemudin tanpa ragu dia menjilat seperti ice cream menikmati jilatan itu dengan memejam kan mata. Sepertinya dia sangat pro tapi nyata nya dia hanya memperagakan ulang dari tontonan film blue yang pernah dia lihat. "Baby, Aahhh ini nikmat sekali Eemm kamu belajar dari mana . Xaviera hanya tersenyum tipis ngak menanggapi. Dia menaik kan tempo kecepatan nya maju mundur kepala. nya sesekali mendongak melihat ekpresi wajah sean keenakan. Dengan gerakan cepat Xaviera berada di bawa kungkungan Sean. Kedua tangan n
Sean sudah bisa menahannya dari tadi. semakin dia tahan semakin besar gejolak gairahnya. Tangannya mulai bermain main di paha , lalu naik ke atas semakin kesini dan kesana. Dan akhirnya tangan itu berhenti tepat di dua gundukan kenyal. Sean berbisik "Baby boleh aku memegangnya" aku sudah menaham nya dari tadi kamu yang memulainya." Xaviera perlahan membuka mata nya, matanya menatap Sean terlihat mata sayu sean seakan memohon. Entah sudah sadar atau tidak Xaviera hanya anggukan kepala. Sean tanpa babibu menarik tengkuk leher nya mencium secara brutal, semakin lama lumatan itu menuntut lebih Xaviera merasakan desiran hebat di sekujur tubuhnya. "Emphh" Xaviera mendesah menikmati setiap sentuhan. Sean meremas kuat dada yang masih terbungkus bra berwarna merah yang sangat kontras dengan kulit putih mulus nya ,mengecup lembut leher mulus wanitanya. Memberi beberapa tanda kepemilikan kissmark. "Tik", pengait bra itu terbuka begitu saja, tangan sean sangat lihai membuka tanpa kesusahan.
"Kita mau kemana Sean ?" "Ke Bar mau ?" "Boleh juga, Xaviera ngak menolak karena sudah lama dia ngak menginjak tempat itu, biasa nya dia absen walaupun sekedar minum cocktail atau wine yang kadar alkoholnya rendah.Butuh 30 menit mereka sampai ke tempat tujuan. Sean memutari mobil guna membuka kan pTangan Sean mengenggam jari jemari itu, seakan takut Gadisnya hilang dari pandangan nya. dia menjatuhkan bokongnya di kursi tepat depan bar. "Kamu mau pesan apa baby?" pria itu memajukan kepala lalu bertanya tepat disamping telinga wanitanya. "wine aja deh" jawab Xaviera cepat,Sean memberi kode ke bartender dan memesan minuman. "Bang ini pesanan nya ucap Bartender itu." "Seseorang di sana sedang mengamati gerak gerik mereka,"Oh ternyata kamu lagi bersenang di sini, kita tunggu tanggal main nya sayang sambil tersenyum smirk. sepertinya laki laki itu sedang buat rencana jahat. Semakin malam hiruk pikuk club semakin ramai Xaviera sedikit mabuk, Sean dengan sigap di samping nya menjaga.
Sore ini Xaviera pulang ke mansion nya, sebelum pulang dia sempatkan ke apartermen nya untuk mengambil beberapa barang yang penting. Dimansion, dengan cepat dia merebahkan badannya. "Huftt terdengar suara helaan nafas berat, capek banget. Mata nya perlahan terasa berat akhirnya dia tertidur. Hingga menunjukan jam 7 malam belum ada tanda tanda Xaviera bangun sepertinya gadis itu sangat lelah. Joscelynn memanggil salah satu maid bernama Mbok Yem kepala Maid yang sudah lama bekerja. "Mbok lihat Xaviera? saya belum melihat nya dari saya pulang dari kantor. "Nona Xaviera sepertinya di kamar tuan, karena tadi sore saya melihat Nona langsung naik keatas,sepertinya Nona kecapean. Apa mau saya panggilkan Tuan ?" "Iya Mbok, tolong panggil kan saja" perintah Joscelynn. Tok... Tok... "Nona Xaviera" apa nona di dalam panggil Mbok yem. Xaviera merasa terusik mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya, gerakan slow dia merenggangkan otot otot nya. "Eh iya Bik saya baru bangun, s
Pagi ini Xaviera tergesa gesa, sampai dia melupakan dryer rambut nya yang sedikit terlihat masih basah, ya memang sering seperti ini udah kebiasaan nya. Lantas bestie nya saja sudah jengah melihatnya. Hanya beberapa kali Xaviera turun kerja ontime selebihnya selalu telat. "Pagi pah" ,sapa Xaviera dia mengecup pipi papanya,bagaimana keadaan papa pagi ini?" "Seperti yang kamu lihat sangat sehat nak, terlebih kamu sudah pulang papa tambah sehat" senyum terpancar di wajah pria separuh baya itu. Padahal keadaanya sangat sehat hanya akal akalan saja menarik simpati anak nya. "Sini sarapan dulu sama papa." "Kayaknya aku sarapan roti aja deh pah udah telat banget ini" sambil melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Xaviera cepat mengambil roti dan selai kemudian meneteng tas dan laptopnya. Ngak butuh waktu lama Xaviera sampai di kantor. Dia mengatur nafas nya karena merasa ngos ngosan berlari lari untuk sampai ke ruangannya. "Xa, tegur bestie nya kamu doyan ban
"Ben kamu ngak berbohong kan, air mata nya luruh membasahi pipi. Aku mau ketemu papa Ben ucapnya. "Baik nona, malam saya jemput di apartermen." "Terima Kasih Ben" Xaviera memutuskan kembali ke apartermen.Di apartermen Xaviera hempaskan tubuh ke atas ranjang mata nya terpejam pikiran nya kalut mendengar kabar kalau papanya sedang sakit.Tangannya merogoh tas mencari ponsel nya, lalu dia mengirim chat ke Ben. Air hangat mengalir membasahi seluruh tubuhnya, kepala nya mendongak keatas dia usap pelan air yang mengalir. Cukup lama berperang dengan pikiran nya lekas Xaviera menyudahi aktifitasnya. Kini Handuk putih yang menutup sebagian tubuh mulusnya dia ganti dengan pakaian casual. ******** Drtt.. Drtt.. Segera dia meraih ponsel yang ada diatas meja. Tertera nama Ben di layar ponselnya. "Halo Nona saya sudah di parkiran." "Baiklah, tunggu bentar aku segera ke bawa." Gegas Xaviera mengambil tas nya dan memasukan ponselnya terburu buru.Ben melihat Xaviera langsung sigap memb
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments