Share

Meremas Hati

Penulis: Galuh Arum
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-06 14:35:27

Jemari tangan Jonatan terus mengetuk meja bergantian. Ia masih saja memikirkan betapa bodoh dirinya saat tahu Berlian sudah memilik anak dan membayangkan dirinya mencari dan menunggu kekasihnya itu lalu berharap bisa kembali sampai ia menolak semua wanita.

“Sialan kamu Berlian. Siapa yang berani menikahimu, akan kubuat hidup kalian menderita.”

Jonatan kembali teringat ucapan sang ibu. Lima tahun lalu sebuah fakta yang harus ia terima walau sangat berat.

“Wanita itu meminta sejumlah uang. Mungkin dia akan menikah dengan pria lain, Mama memang tidak suka dengan dia, lalu dia meminta sejumlah uang agar dia bisa pergi dari kamu.”

“Berlian tidak seperti itu.” Jonatan membantah ucapan sang ibu.

Lamunannya terhenti saat Alea tanpa mengetuk pintu datang masuk ke ruangannya.

“Kenapa tidak mengetuk pintu dulu?” tanya Jonatan.

“Ya ampun Sayang, kita akan menikah. Masa aku harus mengetuk pintu atau izin masuk sama calon suami aku. Enggak mungkin, kan?” Alea sudah duduk manis di hadapan Jonatan.

Salah satu alasan Jonatan mengulur waktu pernikahan karena dirinya belum bisa melupakan Berlian.

“Aku masih banyak kerjaan.” Jonatan kembali membuka file dan laporan keuangan.

Alea duduk menatap pria yang memesona dirinya. Entah apa yang membuat wanita sexy itu begitu terpikat dengan sikap dingin dan cueknya.

Hubungan mereka adalah sebuah perjodohan yang terjalin atas kerja sama perusahaan. Alea salah model terkenal dan juga selebgram yang terkenal.

“Apa kamu tidak lapar?” tanya Alea lagi.

“Tidak.”

Jawaban singkat itu selalu terlontar dari mulut Jonatan. Pikirannya sedang tidak baik-baik saja, Berlian pun membuat konsentrasinya buyar.

“Baik, aku akan menunggumu selesai dan lapar.”

“Terserah.”

***

“Habis di maki sama Pak Jo, ya?” tanya Nunung.

“Enggak.”

“Tuh mata kamu bengkak kaya habis nangis. Sudah bilang saja, melakukan kesalahan apa lagi sampai kamu di maki Pak Jo?”

Mulut Nunung memang tajam, ia pun tahu siapa bosnya itu. Tiada yang bisa lepas jika melakukan kesalahan.

“Aku hanya menumpahkan sedikit kopi.” Dengan sengaja Berlian mengatakannya hal itu agar Nunung tidak banyak bicara.

Mata Berlian bengkak menangisi nasibnya sebagai orang miskin dan wanita malang. Dirinya yang tersakiti, tapi seolah-olah ia yang menyakiti. Fitnah kejam itu tak henti membuat Jonathan memakinya.

Nunung menyelesaikan cucian piring, lalu mengambil tempat duduk di samping Berlian. Wanita dengan tubuh gempal itu selalu saja ingin tahu urusan siapa saja. Apalagi tentang gosip hangat.

“Dia bilang apa?” Nunung mulai bertanya.

“Memaki seperti biasa.” Berlian menjawab singkat.

“Apa?”

“Cacian orang kaya pada orang miskin. Sudahlah, aku mau makan siang. Mau nitip apa?” tanya Berlian.

“Enggak.”

Berlian pun bangkit dari tempat duduk dan melangkahkan keluar pantry. Ia tidak lapar, hanya menghindar dari pertanyaan Nunung yang ingin tahu banyak. Jam istirahat mereka bergantian, lebih baik mengambil dulu dari pada nanti tidak dapat.

Berlian berjalan melewati beberapa ruangan dari pantry lalu turun melalui lift barang. Hatinya masih sangat kacau, ia berniat mengadu pada sang maha kuasa di mushola kantor.

Lantai basemen terlewat, ia pun harus naik kembali lewat tangga. Saat melewati lobi, wajah tampan yang tak asing ke luar dari lift dengan menggandeng wanita cantik. Sebelumnya Jonathan hanya berjalan, saat melihat Berlian tangan itu menarik pinggang Alea hingga terlihat sangat romantis.

Lagi, Berlian harus menerima jika takdirnya memang bukan bersama Jonatan. Ia menunduk hormat saat keduanya lewat, begitu pun karyawan lain.

“Serasinya,” ucap wanita berbaju kuning.

“Iya, sama-sama kaya. Sama sama populer.” Wanita baju merah menambahkan.

Berlian meremas ujung baju, bibirnya terlihat tersenyum getir. Apa ia harus keluar dari kantor itu agar tidak merasa sakit luar biasa di dada pikirnya. Akhirnya ia melangkah gontai menuju musolah.

“Berlian, mau ke mana? Sini, belikan nasi bungkus di warteg depan,” ujar Bu Hera.

“Saya mau—“

“Nih uangnya, kalau sudah langsung ke ruangan marketing. Mereka yang nitip, saya ada kerjaan.” Setelah memberikan uang dan catatan pada Berlian, Bu Hera langsung meninggalkan Berlian.

Sementara, Berlian tidak bisa menolak semua perintah karena dia masih baru dan memang sedang dalam pantauan.

“Kenapa selalu aku yang di tindas.”

Berlian menarik napas panjang, lalu ia pun melangkah untuk membeli nasi di warteg seberang kantor. Seperti biasa, yang kecil yang tertindas.

Setelah selesai membeli nasi, ponselnya berdering. Nomor tidak di kenal, seperti biasa ia malah mengangkatnya. Namun, setelah panggilan masuk itu mati ada panggilan masuk lagi.

“Bu Raya?”

Gegas Berlian mengangkat ponselnya karena Bu Raya adalah orang yang dititipi Cinta sehari-hari.

“Halo, Bu Raya. Ada apa?”

“Mbak Lian, Cinta kecelakaan sekarang ada di rumah sakit Bunga.”

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Renata Banjarnahor
lanjut thor
goodnovel comment avatar
Itat Kasno
kasian berlian cibaan bertubi tubi...lanjut thor.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Hari bahagia

    6Hari ini adalah hari ulang tahun Al Bara, ya hari ulang tahunnya adalah hari di mana anak kandung Jonathan lahir. Tak mungkin Jonathan akan membedakan hari ulang tahun tersebut karena bagaimanapun juga anak lelaki itu adalah pengganti anak kandungnya. Pengganti kebahagiaan keluarganya, dan ia juga benar-benar menyayangi Al Bara seperti putranya sendiri.Apalagi juga dirinya benar-benar sangat menyayangi anak tersebut, kecerdasannya, serta kepiawaiannya membuat ia benar-benar merasakan kasih sayangnya. Entahlah mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa dirinya saat itu lebih memilih albara untuk menjadi anaknya, padahal di panti asuhan sangat sekali bayi-bayi lain. Namun, ia tetap saja memilih Al Bara untuk menjadi putranyaMereka semua sibuk menata ruangan. Dengan semringah dan gembira. Terlihat Berlian juga, Cinta dan Al yang sedang ikut mendekorasi. Memang wanita itu sengaja ingin mendekorasi ruangan itu bersama-sama dengan keluarga, tanpa menggunakan jasa. Berlian hanya ingin me

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Ikatan Batin

    Jonathan duduk sembari memangku Al Bara. Anak laki-laki itu tadi berceloteh dan didengarkan sang ayah. Lucu, mulut kecil itu selalu mengatakan akan menjadi seperti papa Jo ketika besar. Apa yang selama ini dirinya niatkan jika lahirnya albara itu untuk membuat bahagia dirinya dan juga keluarganya, tetapi di saat ia tersenyum tiba-tiba senyuman itu lenyap seketika. Dimana dirinya kembali lagi mengingat detik-detik saat putranya hilang. Saat itu kebahagiaannya sudah tidak sempurna lagi. Walaupun ia tertawa karena kamu tetapi kebahagiaan itu bisa lenyap tiba-tiba.Jonathan memejamkan matanya, mengapa rasanya benar-benar begitu sangat sakit. Rasanya jauh lebih sakit saat dirinya dan juga berlian berpisah waktu itu. Pernyataan benar-benar merasa jika ia gagal menjadi seorang ayah karena dirinya tidak bisa menemukan dimana keberadaan putranya itu. Namun, Jonathan pun sudah melakukan berbagai macam cara untuk bisa menemukan di mana putranya berada, tapi semuanya hanya berakhir dengan sia-sia

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Al Bara

    Kabar baik dari Alva di sambut semringah oleh Berlian juga Jonathan. Berlian, tanpa beban dan tidak tahu jika anaknya bukanlah anaknya bisa tersenyum tanpa memikirkan apa pun. Dirinya merasa bahagia karena sekarang saudaranya itu sudah memiliki anak, pasti lengkap sudah kebahagiaan di keluarga mereka itu.Namun, berbeda dengan Jonathan yang walau tersenyum tapi hatinya tetap getir. Setiap memandang bayi itu, ia teringat sang anak. Bahkan, nama yang sudah dia persiapkan pun tak diberikan pada bayi laki-laki itu. Dirinya benar-benar berharap jika ada suatu keajaiban yang membawa putranya bisa kembali lagi, ia tidak mau kehilangan darah dagingnya. Pasti dirinya akan menyesal seumur hidup dan ia akan hidup dalam penyesalan setiap harinya. Sekarang pun ia terus saja berusaha untuk bisa menemukan di mana keberadaan sang anak tanda siang malam dirinya terus saja memikirkan tentang putranya itu.Lagi, Jonathan kembali berbicara pada bayi mungil itu. "Andai kau tahu, aku sesungguhnya belum bi

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Gen kemiripan

    Mereka semua berkumpul di ruang tamu, Arnold datang bersama Mischa dan Rara yang sudah hamil besar. Putrinya itu sangat merindukan anak Jonathan, sejak tadi siang terus saja merengek sampai-sampai membuat Rara tidak mampu untuk membujuknya lagi dan akhirnya mereka semua datang ke kediaman Jonathan.Arnold langsung saja duduk di sebelah adiknya, dan sang istri langsung saja menghampiri Berlian yang tengah menggendong bayinya itu."Lian, duh jadi deg degan nunggu lahiran," tukas Rara.Rara tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ia juga walaupun ini bukan pengalaman pertamanya melahirkan. Namun, ia merasa begitu sangat takut, karena memang setiap lahiran itu berbeda-beda kontraksinya. Dahulu saja ia benar-benar merasa begitu sangat sakit bahkan Arnold pun menolaknya beberapa kali untuk kembali lagi memiliki momongan."Iya Mbak, kamu sehat-sehat ya." Berlian terus saja memberikan motivasi serta nasehat-nasehat kepada Rara untuk tetap menjaga kesehatannya. Berlian juga merasa jika pen

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bayi pintar

    "Bagaimana, dia pintar kah hari ini?" tanya Jonathan saat pulang dari kantor. Pria itu berusaha bersikap tenang seolah-olah bayi laki-laki itu adalah bayinya. Demi kebahagiaan Berlian, dia tak mau istrinya stres dengan keadaan yang sebenarnya.Walaupun dirinya benar-benar begitu sangat tertekan, ia sangat merindukan anaknya dan juga dirinya belum mengetahui bagaimana nasib dari putranya itu. Apakah putranya semua kebutuhannya terpenuhi, apakah putranya sudah minum susu, apakah putranya bisa tidur dengan nyenyak? "Dia pintar, laki-laki hebat seperti kamu."Berlian benar-benar menjadi Ibu yang terbaik untuk kedua anaknya itu. Ia juga sangat menyayangi putranya tersebut, apalagi anaknya benar-benar tidak menyusahkan, tidak seperti bayi lainnya pada umumnya Rio benar-benar begitu sangat penurut dan jarang sekali menangis. Bahkan malam pun anaknya itu pun menangis hanya meminta susu saja. Berlian benar-benar merasa begitu sangat bahagia karena mendapatkan anak-anak yang sangat pintar sep

  • CEO Dingin Itu Ayah Anakku   Bayi pengganti

    Masalah rumah sakit di urus oleh Arnold. Sementara, Jonathan fokus dengan bayi yang sudah berada di tangannya dan hari ini akan pulang bersamanya dan Berlian. Entah, dia jatuh hati dengan bayi tampan yang dia adopsi dari sebuah panti asuhan. Sedikit ada kemiripan, bayi laki-laki itu berkulit putih bersih, bibir tipis juga rambut tebal.Atas bantuan kakaknya, dia bisa menemukan bayi itu dirinya tidak mau membuat keadaan sang istri terpuruk dengan apa yang terjadi kepada bayi mereka biarkan dirinyalah yang bertanggung jawab mencari bayi itu dan ia juga tidak akan pernah melepaskan pihak rumah sakit bagaimana bisa mereka semua berkamuflase menyalahkan rencana alam tentang keteledorannya itu benar-benar tidak bisa memaafkan bagaimanapun juga iya seorang ayah dirinya benar-benar kehilangan bayinya."Satrio Perkasa." Jonathan telah memberi nama bayi yang ia adopsi dari sebuah panti asuhan tentu saja hanya dirinya dan juga sang kakak yang mengetahui hal tersebut ia tidak mau jika banyak ora

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status