Share

Kejadian Masa Lalu

"Saya bicara sama kamu Berlian Putri."

Berlian mengangkat kepala saat Jonatan memanggil nama lengkapnya. Tatapan itu begitu dingin dan tajam. Seolah-olah Berlian melakukan kesalahan besar yang sangat sulit memaafkan.

keraguannya masuk ke ruangan sang bos kini terjadi. Hal yang sangat ia hindari adalah berada dalam satu ruangan berdua dengan pria itu.

"Sa–saya hanya takut salah menjawab saja, Pak. Maaf sekali lagi kalau saya salah."

Kalimat itu terbata-bata ke luar dari mulut Berlian. Ia ragu dan cemas saat berhadapan langsung dengan pria itu apalagi tatapan tajam penuh dendam dari sorot mata Jonatan.

"Takut salah menjawab atau memang kamu takut karena kamu membuat kesalahan di masa lalu."

"Kesalahan di masa lalu?"

Berlian sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh Jonatan. Bukan dirinya yang melakukan kesalahan, tapi pria di hadapannya yang menghilang begitu saja. Kenapa malah dirinya yang di salahkan pikir Berlian.

"Jangan berlaga lugu, wajah saja terlihat sangat suci. Tapi, hatimu bagaikan iblis."

Wanita mana yang tidak hancur hatinya mendengar pria masa lalu yang pernah singgah dan memberikan kebahagiaan kini malah melempar luka. Ucapannya langsungnya membuah hati teriris.

Kepergian Jonatan untuk bersekolah di luar negeri membuat Berlian tidak bisa menemuinya. Apalagi saat ia tahu kondisinya sedang mengandung.

Berlian pun teringat saat dirinya datang ke rumah Jonatan kala itu.

"Saya hamil Madam," ucapnya.

Wanita yang di panggil madam itu menoleh dengan tatapan tajam. Seolah-olah tidak percaya dengan ucapan wanita miskin di hadapannya.

"Gugurkan, jangan harap anak saya akan bertanggung jawab. Lagi pula, saya tidak percaya anak laki-laki yang saya banggakan memiliki anak dari wanita miskin seperti kamu." Madam Rose kembali menatap tajam.

Wanita itu melempar cek yang sudah ia isi nominal besar pada Berlian. Berharap Berlian pergi menjauh dan mengugurkan bayi dalam kandungannya.

"Cukup untuk kamu ke dukun dan gugurkan."

Lamunan Berlian terhenti saat Jonatan kembali bicara.

Berlian tidak menyangka jika Jonatan yang dulu lembut dan penuh kasih sayang kini berubah dingin dan kejam. Dengan tega mengatakan jika dirinya lebih kejam dari iblis.

"Saya tidak sepicik yang Anda pikirkan, Pak." Berlian kini berani menatap Jonatan.

Jonatan tertawa."Jika kamu tidak picik, kamu tidak akan meminta uang pada ibuku saat kamu pergi dari hidupku, Berlian."

Berlian menahan tangis, netranya sudah berembun. Kejadian masa lalu itu tidak seperti yang di katakan oleh Jonatan.

"Tolong, Pak. Jangan menghakimi saya seperti itu. Jika tidak ada lagi yang ingin di bicarakan atau Pak Jo sudah puas menghina saya, lebih baik saya keluar. Permisi!"

Tidak menunggu jawaban dari Jonatan, Berlian pun ke luar dari ruangan pria itu. Tangannya mengusap bulir bening di pipi yang tumpah begitu saja. Berlian masuk ke kamar mandi, ia menumpahkan semua tangisnya walau tidak bersuara, itu sangat menyakitkan.

"Hati ini begitu sakit, semua perkataan Jonatan membuat aku merasa tersiksa. Rasanya tidak sebanding dengan membesarkan Cinta sendirian."

Hati wanita mana yang tak hancur, setelah mengalami luka dan kini harus di fitnah dengan sebegitu kejamnya.

***

"Harusnya aku tidak bertemu dengan Berlian lagi," ujar Jonatan. Pria itu mengusap wajah kasar, lalu menyenderkan tubuh di sofa.

Setelah Berlian keluar dari ruangan, Jonatan merasa lega susah meluapkan semua yang terpendam selama ini. Pertanyaan demi pertanyaan akhirnya bisa terjawab.

Apa yang di katakan Berlian membuat Jonatan bimbang karena wanita masa lalu itu terlihat sangat kaget dan tertekan. Bahkan membantah semua tudingan yang ia lontarkan.

"Kamu salah Berlian, aku akan membuat kamu menderita di sini." Jonatan kembali bergumam.

Tidak lama datang Bu Hera, wanita itu diminta datang dan membawa berkas tentang Berlian. Dengan alibi ingin tahu tentang keteledoran yang dilakukan oleh Berlian, Jonatan ingin mengevaluasi.

"Ini data Berlian Putri Pak."

Bu Hera menyerahkan berkas Berlian. Saat tahu ada insiden kelalaian itu, Jonatan langsung mencari info lebih dulu.

Jonatan membacanya, perlahan tidak ada keanehan sampai. Ia menemukan fakta jika Berlian sudah memiliki anak. Jonathan kembali membaca dan memastikan, ternyata benar dia tidak salah membacanya.

"Dia sudah memiliki anak?" tanya Jonatan.

"Iya, Pak. Saat interview katanya sudah memiliki putri berusia 5 tahun," jawab Bu Hera.

Tangan Jonatan mengepal keras, pikirannya semakin membara. Selain meninggalkan dirinya, Berlian pun berkhianat karena sudah menikah dengan pria lain.

"Kamu boleh kembali bekerja!" titah Jonatan.

Bu Hera mengangguk dan langsung keluar dari ruangan Jonatan. Sempat berpikir, Berlian akan mendapatkan masalah besar setelah ini, tapi ia tak mau berasumsi.

Jonatan semakin dendam dengan Berlian. "Berani-berani kamu melakukan ini padaku, Berlian."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
kayaknya ortu jonathan yg sengaja membuat mereka berpisah
goodnovel comment avatar
Itat Kasno
semoga joanatan bisa tau bahwa itu putrinya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status