Home / Romansa / CEO ITU AYAH ANAKKU / Bab : 6 Karamnya Sebuah Perkawinan

Share

Bab : 6 Karamnya Sebuah Perkawinan

Author: Nunik Sobari
last update Last Updated: 2025-03-07 18:03:04

"Satpam…satpam yang mana yang kamu maksud, Mas?” seketika wajah Fanny berubah menjadi pucat.

“Kamu lupa? Atau kamu pura-pura lupa? Bukankah kamu yang mengatur semua skenario ini semua?” tanya Reynaldi marah.

Merasa terpojok akhirnya Fanny tidak bisa mengelak lagi.

“ Iya…iya aku yang mengatur itu semua, kamu mau apa, Mas. Bagaimana sekarang, apa kamu sudah bertemu dengan wanita itu? Bagaimana perasaanmu, Mas?” tanya Fanny balik, tanpa merasa bersalah.

Reynaldi menatap wajah wanita yang sudah menjadi istrinya bertahun-tahun.

Dulu, dia pernah menyayangi Fanny.

Dia juga pernah berharap kalau pernikahannya akan baik- baik saja.

"Wanita, siapa? Apa maksudmu?” tanya Reynaldi bingung.

Fanny melangkah lebih dekat, wajah mereka hampir saja tanpa jarak.

"Jangan pura-pura bodoh,Mas! Aku tahu Lina sudah kembali, Aku tahu Lina bekerja di perusahaan mu sekarang.”

Wajah pria itu berubah menjadi merah, menahan marah. Tangannya mengepal keras. Entah siapa yang sudah berani membocorkan semuanya kepada istrinya.

"Aku tidak mau berdebat tentang masalah ini.” tegasnya sambil berlalu dari hadapan Fanny.

"Oh?” Tentu saja tidak mau, karena sekarang kau punya alasan untuk bertemu dengannya setiap hari bukan?” tanya Fanny dengan suara bergetar menahan marah.

Masih dengan perasaan cemburunya, Fanny terus saja bicara.

"Katakan padaku, Mas. Apa yang kamu rasakan saat pertama kali melihatnya lagi?”

Reynaldi terdiam tidak ingin menjawab pertanyaan Fanny.

“Lihat dirimu, bahkan kamu tidak bisa berbohong, Mas. Bahkan kamu tidak bisa menyangkalnya.” ujar Fanny sinis.

Fanny kembali mendekat, Lalu berkata, “Kamu masih mencintainya, bukan?”

Reynaldi diam tidak berkata sepatah katapun, karena sesungguhnya dia binggung, masih mencintai Lina atau tidak.

Dulu, pernikahan mereka memang terjadi tanpa cinta. Dan cinta itu baru saja mulai tumbuh, ketika Lina pergi dari hidupnya. Sekarang Lina datang lebih dewasa, lebih cantik, dan lebih mandiri. Dan dia menyukainya.

Fanny tersenyum sinis, " Huh!" Harusnya aku sudah tahu jawabannya. Kenapa aku masih bertanya? Dasar bodoh!"

Suasana menjadi tegang. Mereka diam. Tidak ada yang bicara. Sampai akhirnya Fanny bicara dengan nada pelan tapi penuh penekanan.

"Kalau kamu berpikir aku akan membiarkanmu, kembali pada wanita itu, kamu salah, Mas! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

Reynaldi mendekat, Lalu menatap wajah Fanny dengan ekspresi dinginnya, kemudian berkata, "

Aku tidak akan pernah meminta izinmu, untuk hal apapun, tidak akan pernah terjadi!"

Mata Fanny melotot dengan tajam sambil berkata, " Apa maksud kamu, Mas!"

Reynaldi mengambil nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan, sebelum akhirnya berkata," Aku tidak akan meninggalkan Bima lagi, aku sudah cukup bersalah pada anak itu."

Wajah Fanny berubah menjadi tegang. Ekspresi wajahnya berubaah seperti melihat hantu.

"Jadi wanita itu benar-benar sudah melahirkan anakmu?"

Reynaldi menatapnya tajam dan berkata, " Ya, Apa kamu tahu juga?"

Fanny diam tidak bicara lagi. Ekspresi wajahnya berubah. Matanya yang semula penuh dengan sorot emosi, sekarang berubah penuh dengan kebencian.

"Jadi kamu mau kembali dengan Lina, Kamu mau meninggalkan aku demi anak itu?"

Reynaldi mengeleng lemah.

"Aku tidak akan meninggalkan siapa-siapa. Aku hanya ingin memperbaiki kesalahanku dimasa lalu."

Fanny semakin emosi, sampai dia tidak bisa mengendalikan dirinya dan berkata, "

Aku tidak akan diam saja, melihat apapun yang akan kamu lakukan, Mas!"

"Lakukan apapun yang kamu mau, Fanny. Aku tidak perduli. Tapi satu yang harus kamu ingat...kamu akan berhadapan denganku, kalau sampai kamu menyakiti anakku." ujar Reynaldi tegas.

Tanpa menunggu jawaban dari istrinya, Reynaldi berlalu pergi.

Meninggalkan Fanny yang terdiam, dan berfiri kaku, dengan perasaan penuh kebencian.

Dua hal yang ada dipikiran Reynaldi, Yang pertama, Bagaimana istrinya bisa tahu segalanya tentang Lina. Yang kedua, dia tahu pasti, kalau Fanny tidak akan tinggal diam. Pasti wanita itu akan melakukan segala cara untuk mewujudkan keinginannya.

##

Semenjak pertemuan antara Reynaldi dan Lina dikantor itu, Hari-hari Lina menjadi sulit.

Karena Reynaaldi selalu mencari cara untuk bisa bertermu dan bicara pada Lina.

Reynaldi selalu saja berusaha memanfaatkan kekuasaannya, untuk bisa berinteraksi dengan Lina. Bertanya tentang suatu hal, yang seharusnya bisa ditanyakan pada stafnya yang lain.

"Bu Lina, Anda dipanggil pak Reynaldi ke ruangannya. " suara pesawat minitor terdengar di atas meja kerja Lina.

Lina mengambil nafas berat, sebelum akhirnya keluar dari ruangannya, menuju keruangan pria itu.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk!" terdengar suara tegas dari dalam ruangan.

Pintu terbuka, dan seperti dugaan Lina, pria itu duduk disana. Di meja kerjanya yang mewah.

Pria itu nampaak berwibawa, dengan stelan jas warna hitamnya.

Tapi Lina tidak akan terpengaruh.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak Reynaldi?" tanya Lina dengan nada formal.

"Kita harus bicara." katanya dengan nada tegas dan datar

Lina menarik nafas panjang lalu berkata," Kalau ini masalah pekerjaan, silahkan, Pak!"

"Tapi kalau bukan, maaf saya tidak tertarik."

Reynaldi mengeram marah," Aku serius, Lina."

"Aku juga serius, Pak! Aku disini untuk mencari nafkah, Pak! Bukan untuk mengurus apapun itu, apalagi tentang masa lalu, Pak. Maaf."

Reynaldi bangkit dari duduknya. Mengepaalkaan kedua tangannya diatas meja. Kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Lina.

"Bima anakku. Aku ingin menghabiskan waktu dengan anakku. kamu tidak bisa melarangku." katanya oenuh percaya diri.

Lina diam tidak bicara lagi. Dia tahu hal ini pasti akan terjadi. Tapi mendengar semua ini langsung dari mulut Reynaldi membuat dadanya sesak.

"Maaf Pak Reynaldi yang terhormat, mudah sekali kamu bicara. Anakku adalah anakku. Bukan mainan. Yang segampang itu bisa anda pinta." ekspresi wajah Lina benar- benar tegang menaham marah.

"Aku tidak pernah menganggapnya mainan. Dia anakku darah dagingku." teriak Reynaldi lepas kendali.

Lina tertawa tipis, lalu berkata, "Bagus, apa bapak sudah ingat semuanya, sekarang? Kemana kamu saat aku berjuang hidup dan mati, Dimana kamu saat aku berjuang banting tulang siang dan malam, untuk membeli susunya. Dimana kamu saat aku harus bergadang, disaat dia sakit?"

Wajah Reynaldi semakin merah menahan marah.

Dia tahu benar, kalau dirinya bersalah.

Tapi sifat egoisnya tetap saja membuatnya tidak mau mengalah dan terlihat lemah.

"Aku tahu, kalau aku bersalah. Dan aku akan berusaha menebus kesalahanku. Beri aku kesempatan, dia anakku." ujarnya lagi dengan penuh pengharapan.

"Aku ingin kamu membuktikannya, bukan hanya asal bicara." Lina berkata tegas sambil bangun dari duduknya, kemudian berjalan dengan langkah pasti meninggalkan ruangan itu.

Reynaldi tidak bisa berkata apa- apa lagi. Pria itu hanya bisa diam, membiarkan Lina berjalan keluar dari ruangannya. Dia hanya bisa menatap punggung wanita yang dulu pernah ia sakiti. Dan telah melahirkan anaknya. Keturunan Reynaldi Setyawan satu-satunya. Pewaris seluruh harta dan kekayaannya kelak.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab : 80 Cinta Yang Tak Punya Tuannya

    Flashback - Australia 12 tahun lalu Saat itu Bima baru saja masuk semester tiga Universitas ternama di Australia. Dia melarikan diri dari rasa kecewanya karena cinta, waktu di Indonesia. Diantara jadwal padatnya untuk kuliah, juga magang dari kampus, Bima tidak punya waktu untuk bersosialisasi dengan orang lain. Hingga dia akhirnya bertemu dengan Alivia, gadis pintar dan cantik. Yang bekerja paruh waktu sebagai barista kopi di cafe sebelah apartemen Bima. “Nama kamu siapa?” “Namaku Alivia morgan, tapi teman-temanku memanggil ku Alivia. Kamu?” “Bima. Bima Reynaldi.” “Nama kamu ciri khas Indonesia. Kamu asli Indonesia, ya?” “Ya, aku asli Indonesia, Kamu sendiri?” “Ibuku asli Jawa, dan Papaku asli Australia.” “Cantik!” Percakapan itu terus berulang setiap hari, Alivia selalu ada saat Bima datang untuk minum kopi. Dan yang lebih unik lagi, ternyata mereka satu tempat kuliah. Hanya Alivia mengambil jurusan yang berbeda dari Bima. Percakapan mereka semakin hari s

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab : 79 Wanita Dari Masa Lalu Bima

    Hari itu langit Jakarta mendung. Bima baru saja pulang dari rapat panjang dengan Reynaldi Group selama sehari penuh.Nasha menyambutnya dengan senyum lelah.Dengan sopan Nasha mencium takzim tangan suaminya. Bima pun mengecup kening Nasha lembut.“Kemana anak-anak sayang?” tanya Bima sambil berjalan masuk kedalam ruangan.“Mereka ada di dalam kamar bayi. Mereka semuanya sudah tertidur bersama pengasuhnya. Kenapa sayang? Apa kamu mau bertemu sama anak-anak?” tanya Nasha sambil mengambil jas dan tas milik suaminya. “Sudah biar, anak-anak biar istirahat, aku juga sangat lelah.” Bima melangkah masuk menuju kamarnya, menyusuri ruangan demi ruangan yang sangat luas, Nasha mengikutinya dari belakang.Belum sampai mereka memasuki kamar mereka tiba-tiba seorang asisten rumah tangga berlari kecil menghampiri mereka.Asisten rumah tangga di itumengatakan bahwa ada seorang wanita bernama olivia dan anak laki -laki ,yang berumur sekitar 7 tahun.Mereka berdua saling bertatap-tatapan. Nasha menged

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab :78 Bunga Tulip Dari Masa Lalu

    Khabar tentang pembukaan butik besar “ K Z “ dan peluncuran majalah ternama, tentang biografi desain merk KZ . Sampai juga ke telinga Elsa dan Rakha. Dan malam itu juga Elsa mendatangi butik Kezia dengan perasaan geram. Dan Tak habis pikir. Berkali-kali dia bicara sendiri didalam mobil. “Bodoh! Sangat bodoh ! Apa maksudmu membuat buku tentang kisah hidupmu, kalau sudah begini pasti aku dan Rakha akan terseret- seret namanya.”Elsa mulai cemas, dia takut hidup nya terganggu. Mobil terus berjalan cepat, sampai akhirnya sampai di sebuah butik yang sangat besar dan megah. Elsa tidak parkir di depan butik itu, tapi mobilnya parkir di depan rumah mungil dan rapi di sebelah butik.Tanpa banyak kata dia langsung turun begitu selesai memarkirkan mobilnya dengan rapi.“Kamu…ada apa, Elsa? Ayo masuk. Bagaimana bisa tahu aku tinggal dirumah ini sekarang.” “Dasar aneh! Bagaimana bisa kamu berpikir aku tidak tahu hal sekecil itu tentang kamu? Kamu sadar nggak, bahkan hal yang lebih besar dari

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab : 77 Butik KZ

    Rumah mungil di sebelah butik, Kezia duduk sendiri, menjahit. Saat malam turun dia mendengar suara ketukan pelan didepan pintu. Kezia melangkah pelan. Dia mengira satpam atau pegawai butik yang belum pulang, dan mampir kerumahnyaSaat pintu dibuka, berdiri didepan pintu kedua orangtuanya. Lina dan Reynaldi.“Mama…Papa!” “Bagaimana kalian bisa tahu, aku tinggal disini?” katanya terbata-bata“Kami orang tuamu Kezia. Ikatan batin kita pasti menunjukkan dimana kamu berada.”Lina meraih tubuh putri kesayangannya, dalam pelukannya.Begitu juga Reynaldi,”Kamu tetap anak Papa, apapun yang terjadi, dan Papa bangga padamu sekarang. “ Mereka masuk kedalam rumah mungil itu, dan mereka hampir tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Mesin jahit, meja desain. Dan beberapa kertas yang sudah tercoret-coret hasil karya tangannya sendiri.Mereka benar-benar melihat perubahan yang sangat drastis pada diri Kezia. Bukan lagi Kezia putri kecil mereka yang manja, bukan Kezia putri mereka yang mem

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab: 76 Hidup Itu Berputar

    Pagi itu pemilik toko roti tempatnya bekerja, Bu Tari, datang ke rumah kontrakannya yang kecil. Bu Tari kesana karena nomor ponsel Kezia tidak bisa di hubungi. Beliau sengaja kesana, karena ingin menyuruh Kezia membuka toko rotinya terlebih dahulu, karena beliau masih ada keperluan yang belum selesai, meskipun toko roti sudah tutup dua hari kemarin.Kezia yang sedang asyik mendesain dan menjahit, tidak mengetahui kehadiran Bosnya itu. Salah tingkah dan serba salahmembuat dia bingung.“ Ibu maaf, ada apa ibu ko kesini, silahkan masuk bu..” Bu Tari masih terdiam, matanya fokus melihat meja kayu di depannya. Coret-coretan desain gaun yang cantik. Belum lagi robekan kain, dan gaun warna salem yang terbentang di mesin jahit.“Kamu yang buat ini, Kezia. Ini desain yang bagus, Dan ini…ini juga gaun yang bagus, walaupun baru berapa persen, tapi sudah terlihat jelas akan seperti apa nanti kalau sudah selesai.” Kezia tersenyum,” Iya Bu, hanya iseng saja dulu, waktu masih didalam. Saya ikut

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab :75 Langkah Kaki Pertama Setelah Menghirup Udara Bebas

    Kezia berdiri sendiri digerbang penjara. Sipir penjara pamit masuk kedalam gerbang kembali. Sebelum akhirnya menutup pintu besi itu. Pemisah antara dunia didalam dengan dunia diluar, dimana dia berada sekarang.Angin pagi menyapa wajahnya yang pucat, kulit putihnya semakin putih karena hampir tidak sama sekali terkena cahaya matahari siang.Di tangannya ada satu koper kecil miliknya,Dan satu lembar surat dari petugas lapas. Yang bertuliskan “ Bebas bersyarat.” Koper yang berisi barang-barang miliknya waktu pertama di tangkap polisi, ada beberapa baju, handphone, dompet berisi kartu ATM juga beberapa lembar uang cas.Tidak ada yang menjemput. Rakha tidak lagi, Ayahnya bahkan tidak sama sekali datang. Dari semenjak dia ditahan disini.Bahkan mama nya hanya mengirim pesan lewat seseorang, beserta amplop yang berisi sejumlah uang.“Semoga kamu menemukan jalan yang lebih baik. Semoga uang ini bermanfaat bila di tanganmu.Sembuhkan lukamu, bangun kebahagiaanmu.” Air mata Kezia tak sanggup

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status