Share

Mandi bareng

"Aksa, kenapa kamu belum tidur sayang," ucap lembut Chris mengelus lembut kepala anaknya yang masih berusia 7 tahun.

"Aku terbangun pi, aku haus, ingin mengambil minum didapur."

"Kamu bisa menyuruh pembantu untuk mengambilkannya." 

"Tidak pi, biar mereka beristirahat lagipula ini sudah malam."

Wow. Anak Chris sangatlah dewasa diusianya. "Chris tidak gagal dalam mendidik anak ini," batin Gabriel.

Gabriel masih terdiam menyaksikan anak dan bapak yang sedari tadi berbincang tanpa dirinya. 

Ya iya lah, memang Gabriel siapanya mereka, sampai bisa ikut berbincang-bincang dengan mereka berdua.

"Pi dia siapa?" tanya Aksa sambil menunjuk Gabriel. Maklum dia masih kecil, anak kecil pasti jika ingin tahu sesuatu pasti sambil menunjuk kan?

"Ah, dia adalah tamu kita Aksa, kau harus baik ya pada tante ini, dia menginap semalam di rumah kita."

Gabriel melotot kaget saat Chris memanggilnya tante, bukankah Chris lebih tua dari Gabriel dan ingat, Gabriel masih kelas 3 SMA. 

"Nama Tante siapa?" polos Aksa bertanya.

"Panggil Kakak saja ya sayang." Gabriel berjongkok menyamakan tinggi Aksa.

"Nama Kakak Gabriel," lembut Gabriel mengelus kepala Aksa.

"Ekhem...Aksa, kamu cepat ambil minum lalu tidur ya sayang," ucap Chris.

"Kak Iel mau nemenin Aksa nggak?" polos Aksa.

Chris dan Gabriel mengerutkan kening saat Aksa memanggil "Kak Iel."

"Itu panggilan kesayangan Aksa ke Kak Gabriel, Kak Iel suka nggak?" lanjut Aksa dengan polos.

Chris langsung menyela ucapan Aksa, "Sayang, Kak Gabriel ingin istirahat sayang, kamu ambil sendiri ya?"

"Yaahh...." Aksa mengerucutkan bibirnya kecewa dengan pengucapan Chris.

"Eh...gapapa kok, ayo kakak temenin, dan untuk panggilan kesayangan dari Aksa, Kak Iel suka kok." Senyum tulus Gabriel ia berikan pada Aksa saat mengatakannya.

"Yeyyyyyy ayo kak! Bye Papi... wleee...." Senang Aksa, ia juga mengejek Papi nya saat Gabriel memilih menemaninya mengambil minum daripada mendengarkan ucapan Papi.

Dapur yang biasanya sangat sepi saat malah hari, kini ditempati dua manusia yang baru saling kenal namun kedekatan mereka sudah telihat. Mungkin Aksa merindukan sosok ibu? Seusia Aksa memang sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Namun selama ini Aksa tidak mendapatkannya.

"Aksa." Gabriel dan Aksa sedang duduk dimeja makan. Aksa diwajibkan oleh Papinya, jika sedang minum harus duduk. Gabriel juga baru tahu bahwa ada kewajiban seperti itu. Chris memang sangat tegas mendidik anak. Gabriel jadi membayangkan jikaa..... Ah tidak tidak, tidak mungkin yang dibayangkannya terjadi.

"Hemm...." Deheman Aksa karena ia sedang meneguk air minum.

"Kak Iel boleh tanya sesuatu nggak?"

"Boleh Kak, mau tanya apa?" Aksa menjauhkan gelas dari bibirnya.

"Mami Aksa ada di rumah?" Sungguh Gabriel tidak ingin mengganggu privasi keluarga Chris, lagipula dia pendatang disini. Gabriel hanya ingin tahu saja.

"Mami nggak ada di rumah Kak Iel, Papi bilang Mami ada di langit, Mami bisa lihat Aksa sama Papi di sana."

Aksa hanyalah bocah polos yang selalu patuh dan mendengarkan semua ucapan Papinya.

"Ah... maaf Kak Iel jadi tanya tentang Mami Aksa, Kak Iel cuma pengen tahu aja kok."

"Iya gapapa kok Kak, Mami Aksa juga udah bahagia kata Papi."

Aksa sangatlah penurut, Gabriel sangat gemas dengan kepolosan yang dimiliki Aksa. Tapi Gabriel juga kasian dengan Aksa, karena diusianya, Aksa sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu.

"Benar kata Papimu Aksa. Mami Aksa juga pasti senang mempunyai anak baik seperti Aksa." Entah kenapa Gabriel menjadi sangat sayang pada Aksa. Karena Gabriel tahu bagaimana seorang anak yang tidak memiliki kasih sayang dari seorang ibu, karena ia merasakannya, bahkan Gabriel tidak memiliki kasih sayang dari seorang ayah.

"Aksa udah selesai minum nya?"

"Udah Kak Iel."

"Yuk ke kamar, besok kamu sekolah kan?"

"Eh Kak! Tungguin Aksa!"

Gabriel menggandeng Aksa untuk menaiki tangga. Mereka sampai di depan pintu kamar Aksa.

"Sana masuk, tidur yang nyenyak yaa...."

"E-em Kak...," gugup Aksa. Aksa sebenarnya ingin Gabriel menemaninya tidur. Tapi Aksa takut ditolak mentah-mentah oleh Gabriel.

"E--ee... K-kak Iel m-mau nemenin A-aksa tidur nggak?" ucap Aksa mendongakkan kepalanya agar ia dapat menatap Gabriel.

"Hahahaha... kamu kok gugup gitu si?"

"Ayo Kak Iel temenin sampai Aksa tidur ya?" lanjut Gabriel.

"Aksa mau nya Kak Iel tidur bareng Aksa sampai pagi," pinta Aksa.

Entah kenapa hati Gabriel tersentuh dengan penuturan Aksa. Ia paham apa yang Aksa rasakan saat ini. Pelukan seorang ibu pada anaknya saat tidur adalah kenikmatan yang tiada duanya. Dongeng yang diucapkan secara lembut dan elusan kepala yang ibu berikan sangatlah nyaman dan membuat mimpi menjadi sangat indah.

"Oke oke... Kak Iel nemenin Aksa tidur sampai pagi, tapi dengan satu syarat!"

"Apa?" Girang Aksa.

"Aksa tidurnya harus cepat, soalnya ini udah malem, oke?"

"Siap Kak, Ayo masuk Kak."

Gabriel masuk kedalam kamar Aksa. Ia mengamati furniture yang ada dikamar Aksa. Banyak foto-foto bayi yang sengaja dipajang di meja tidur Aksa. Ukuran tempat kasur Aksa king size, jadi muat untuk dipakai dua orang.

Aksa dan Gabriel membaringkan tubuh mereka pada kasur empuk berwarna putih yang sangat nyaman untuk bermimpi.

"Aksa pengen meluk Kak Iel." Setelah itu Aksa langsung memeluk Gabriel dengan erat. Gabriel tersenyum dengan tingkah Aksa. Ia mengelus lembut kepala Aksa dan bertanya "Mau dengar dongeng dari Kak Iel nggak?"

"Hem... mau...." gumam Aksa yang sebenarnya ia sudah mengantuk.

Akhirnya Gabriel menceritakan dongeng yang pernah ia baca dari kecil. Gabriel sangat menyukai dongeng ini. Dongeng tersebut menceritakan tentang kisah seorang pangeran yang menemukan cinta sejatinya.

Gabriel menceritakan dongeng tersebut sampai Aksa tidur. Napas Aksa mulai teratur, berarti tandanya Aksa sudah dialam mimpi. Gabriel pun mengikuti Aksa untuk menuju alam mimpinya.

Paginya... Chris bangun dari kasur dan hendak ke kamar Aksa untuk membangunkannya. Chris membuka pintu kamar Aksa dan langsung disambut dengan pemandangan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Aksa tertidur sambil memeluk tubuh indah Gabriel. Astaga, pagi-pagi otak Chris sudah kotor!

Tidak ingin berlama-lama dengan otak kotornya, Chris melangkah menuju Aksa untuk membangunkannya tanpa menganggu Gabriel. "Aksa sayang ayo bangun, ini sudah pagi," ucapan lembut dan elusan Chris membuat Aksa semakin terlelap dalam tidurnya.

"Aksa ayo bangun!" Chris tidak sabar jika ia sedang membangunkan Aksa. Chris sedikit menggoyangkan tubuh Aksa yang membuat kasur bergerak dan membuat Gabriel terusik.

"Hngghhh..." eluhan Gabriel membuat Chris tersadar bahwa Gabriel terusik karenanya.

"Maafkan aku, aku harus membangunkan Aksa agar ia tidak telat." 

"Oh!" kaget Gabriel karena dihadapannya sudah terdapat Chris yang masih memakai piyama nya.

"Biar aku saja yang membangunkan Aksa," ucap Gabriel.

"Aksa, ayo bangun.... sayang ini sudah pagi," ucap lembut Gabriel layaknya ibu yang sedang membangunkannya anaknya.

Entahh bagaimana, Aksa langsung mengerang saat mendengar suara Gabriel "Hngghh..."

"Ayo bangun Aksa, kamu harus sekolah!" perintah Gabriel.

"Iya Kak Iel." Aksa membangunkan tubuhnya untuk duduk, ia sedang mengumpulkan nyawanya.

"Ayo kita mandi bareng Aksa, supaya cepat selesai, dan kamu bisa sampai sekolah tepat waktu," ucap Chris pada Aksa.

Aksa yang sudah terkumpul nyawanya langsung menjawab ucapan Chris "Papi! Ajak Kak Iel! Ayo kita mandi bareng-bareng!" Girang Aksa.

Chris dan Gabriel langsung mendelik saat mendengar ucapan Aksa. Chris dan Gabriel saling memandang canggung.

"Tidak bisa Aksa," tegas Chris.

"Ayo cepat mandi dengan Papi!" lanjut Chris.

"Tapi Aksa pengen sama Kak Iel juga Pi!" Marah Aksa pada Chris.

"Tidak bisa sayang, Kak Iel tidak bisa mandi bareng kita." 

"Kenapa?" Aksa menyela ucapan Chris.

Chris menghela napasnya bingung ingin menjawab dengan jawaban apa. Gabriel melihat perdebatan tersebut pun langsung melerai mereka dengan berucap pada Aksa, "Aksa anak baik kan? Aksa selalu nurut sama Papi, Aksa juga sayangkan sama Papi? Jadi Aksa harus nurutin apa kata Papi oke?"

"Tapi Aksa pengen sama Kak Iel juga." Aksa tetap kekeh dengan apa yang ia mau.

"Aksa nurut sama Papi sekarang!" tegas Chris.

Mendengar ucapan tegas Chris pada Aksa membuat Gabriel merasa iba pada Aksa. 

"Nanti kapan-kapan kita mandi bareng ya, tapi nggak sama Papi," ucap Gabriel pada Aksa.

"Kenapa... kenapa nggak bertiga aja? Pasti seru kan Pi?" tanya Aksa pada Chris.

"Kamu masih kecil, jadi belum paham," jawab Chris singkat.

"Aku udah besar kok, buktinya Kak Iel sayang sama aku." Anak kecil memang gitu, suka nggak nyambung dengan apa yang dibicarakan.

"Udah cepat, Papi tunggu kamu dikamar mandi Papi."

Penuturan Chris membuat Aksa cemberut, melihat Aksa cemberut, entah kenapa Gabriel tidak suka melihatnya.

"Udah cepat sana ke Papi, nanti Papi marah loh," ucap Gabriel sambil mengeluarkan rasa masih sayangnya pada Aksa agar Aksa tidak cemberut lagi.

"Ya udah deh, aku ke Papi dulu ya Kak Iel ." Aksa pergi menuju kamar Chris dengan langkah gontai. Melihat tingkah lucu Aksa, membuat Gabriel terseyum hangat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status