Share

Penjelasan

"Aksa anak dari adikku," ucap Chris, Gabriel diam menunggu kelanjutan dari ucapan Chris.

"Aksa adalah anak yang tidak diinginkan. Adikku meninggal karena pacarnya tidak ingin tanggung jawab. Sejak dia melahirkan Aksa, adikku stres dan beberapa mencoba untuk bunuh diri. Semua ahli psikologis sudah dikerahkan pada adikku. Tapi semua menyerah, tidak ada yang bisa mengobati adikku. Adikku terakhir kali ditemukan meninggal di kamar mandi , ia bunuh diri di bathtub, ia sengaja meminum obat tidur sebelum berendam di bathtub. Tuhan lebih sayang adikku, jadi Tuhan mengambilnya saat adikku akan dibawa ke rumah sakit."

Penjelasan Chris membuat Gabriel terpaku. Ternyata pemikiran Gabriel yang selama ini ia pikirkan salah. Gabriel pikir Aksa adalah anak kandung Chris. Gabriel juga berpikir istrinya berselingkuh dan meninggalkan Chris dan Aksa. Mungkin Gabriel terlalu kebanyakan membaca novel, jadi pemikirannya seperti itu.

"A-aku pikir kau ditinggal oleh istrimu." Gabriel mengungkapkan apa yang ia ingin ungkapkan.

"Hahaha...santai saja, banyak yang berpikir seperti itu padaku."

"Kenapa kau mau mengurus anak dari adikmu?" tanya Gabriel. Tapi Chris masih diam belum menjawab pertanyaan dari Gabriel. Gabriel melihat Chris terdiam lumayan lama, merasa tidak enak. Ia langsung tersadar bahwa ia menanyakan hal yang termasuk privasi bagi Chris.

"A-ah maaf aku menanyakan hal yang seharusnya tidak kutanyakan." Permintaan maaf Gabriel membuat Chris terkekeh. Melihat Chris terkekeh, Gabriel bertanya-tanya kemana sifat cuek, tegas dan menakutkan seperti Ceo-Ceo yang ada didalam novel yang pernah Gabriel baca?

"Tak apa." Chris menarik napas dalam untuk melanjutkan bercerita.

"Aku sangat menyayangi adikku satu-satunya. Aku selalu menjaganya dan adikku selalu ada dalam pengawasan ku. Sampai suatu hari aku kecolongan. Aku memang bodoh saat aku tidak tahu adikku memiliki pacar yang ingin memperkosanya. Semuanya terjadi begitu saat saat aku melakukan meeting penting. Setelah itu adikku trauma saat bertemu pria asing. Dia stress saat sedang hamil Aksa, maka dari itu aku selalu disampingnya untuk menemaninya."

Chris kembali menarik napas dalam dan melanjutkan ceritanya, "Saat hari itu tiba, adikku melahirkan Aksa dan aku tetap ada disamping menemaninya. Aku melihat perjuangannya melahirkan Aksa. Ia hampir menyerah di detik-detik terakhir Aksa akan keluar dari perutnya. Tapi adikku berhasil melewati itu semua. Meskipun aku hanya melihat, tapi aku bisa merasakan rasa sakit yang ia alami saat melahirkan Aksa."

"Saat aku melihat perjuangannya melahirkan Aksa, aku bertekad bulat untuk  membantu adikku dalam membesarkan Aksa. Aku menyuruh Aksa untuk memanggil ku Papi. Aksa juga belum tahu bahwa aku bukan ayah kandungnya. Yang Aksa tahu hanyalah Mama nya sedang berada di langit dan sudah bahagia. Hanya itu."

"Suatu saat, Aksa pasti akan paham jika sudah waktunya." Gabriel langsung mengatakan apa yang ada di otaknya.

"Hem kau benar," singkat Chris dan kembali fokus untuk menyetir. Suasana hening kembali. "Kau tahu kenapa aku menceritakan semua ini padamu?" ucap Chris tiba-tiba pada Gabriel.

Gabriel menatap heran Chris yang sedang menyetir. Rahang yang melekat sempurna di wajah Chris membuat Gabriel menatap lekat pada Chris. "Hey Gabriel!" Ucapan Chris membuat Gabriel tersadar dari lamunannya.

"A-ah y-ya a-apa?" gugup Gabriel terciduk seperti maling yang mencuri mangga. "Mengapa kau malah melamun?"

"T-tidak, kau berbicara apa tadi?" Gabriel berusaha mengalihkan pembicaraannya.

"Aku mengatakan semua ini agar kau paham dan mau menjadi Mami kontrak Aksa untuk sementara waktu untuk kebaikan Aksa sendiri."

"Aku akan membayar lima kali lipat dari gaji saat kau menjadi pelacur," ungkap Chris tanpa beban.

"Jangan mengatakan seperti itu, aku bukan pelacur yang kau pikirkan. Bahkan aku belum menerima gaji pertamaku. Aku hany-"

"Tapi tubuhmu sudah pernah dira--" Sela Chris.

"Cukup!" cegah Gabriel agar Chris tidak mengatakan hal lainnya.

"Aku melakukan itu agar Tanteku tidak terbebani kau tahu hah!" Gabriel sedikit meninggikan nada bicaranya. Chris mendengar itu hanya diam tak menanggapi.

"Dimana orangtuamu?" Chris bertanya pada Gabriel. "Jangan menanyakan hal privasi tentangku," sarkas Gabriel. Entah kenapa Gabriel merasa dongkol dengan Chris.

"Aku hanya ingin tahu. Kau juga akan bekerja denganku, jadi aku harus tahu tentang latar belakangmu." Jelas Chris.

"Hah." Gabriel menghela napasnya sebelum ia melanjutkan berbicara "Orangtuaku meninggal saat aku masih sekolah dasar."

"Oh maaf." Permintaan maaf tersingkat yang pernah Gabriel dengar.

Gabriel menerima bekerja dengan Chris karena ia benar-benar ingin memberikan Aksa kasih sayang selayaknya ibu pada anaknya. Selain itu, tawaran Chris juga sangat menggiurkan, digaji lima kali lipat. Bukankah itu hal yang sangat mustahil? Bagi Chris itu bukanlah hal yang besar, karena harta yang ia punya tak akan habis hanya dengan menggaji Gabriel lima kali lipat.

Dan juga Gabriel akan menjadi Mami Aksa, otomatis dia akan tinggal di rumah Chris kan? Gabriel jadi tenang karena ia tidak akan mencari tempat kost dan membayar kost. Apakah Gabriel akan bahagia dengan keputusannya ini? Entahlah, kita lihat nanti.

"Aku akan membuat berkas kontrak dan kau harus mendatangani, disana ada beberapa perjanjian, mungkin besok berkasnya sudah jadi," ungkap Chris.

Mereka sudah sampai di rumah Chris. Chris langsung menuju ke kantornya dan Gabriel masuk kedalam kamarnya. 

Gabriel mencari tahu siapa sebenarnya Chris dari kartu nama yang pernah diberikan saat pertemuan pertama mereka.

CEO Chris Brandon. Seorang konglomerat dan pengusaha di Kota New York, itu yang terpampang dikartu nama yang Chris berikan. "Hem, sombong sekali dia," gumam Gabriel saat membaca kartu nama tersebut.

Setelah itu, Gabriel membuka handphone nya untuk mencari informasi lebih tentang Chris. Gabriel mengetikkan di handphone nya "CEO Chris Brandon". Banyak yang menjelaskan informasi komplit tentang Chris. Gabriel menekan informasi yang berada di paling atas. "Dia memiliki sifat yang dingin, tegas, dan memiliki aura yang kuat?" ucap heran Gabriel, memang diawal pertemuannya dengan Chris, Chris bersikap dingin padanya. Namun lambat-laun Chris berikap hangat pada Gabriel.

Disini juga menjelaskan tentang Chris yang memiliki teman dekat bernama Alex. Apa mereka sama-sama kaya? Hidup mereka sangatlah nikmat untuk dinikmati batin Gabriel.

Tak terasa, sekarang sudah jam satu siang kurang tiga puluh menit, itu tandanya Gabriel akan menjemput Aksa bersama Chris. Sambil menunggu Chris menjemputnya, Gabriel pergi ke dapur untuk memasakkan makan siang karena masih ada waktu 30 menit. Sebenarnya di dapur terdapat beberapa pembantu, namun Gabriel berinisiatif untuk membuatkan makan siang untuk Aksa. Hanya Aksa? Oh tentu tidak, Gabriel tidak ingin dipecat dengan cepat oleh Chris. Gabriel berpikir ia akan mendapatkan uang tambahan dari Chris karena telah membuatkan makan siang untuk mereka.

"Khem." Suara itu tidak asing bagi Gabriel dan berhasil membuatnya terkejut kaget. Benar dugaan Gabriel, suara tersebut adalah suara Chris.

"Aku sudah menunggumu di mobil." 

"Ah maaf, sebentar lagi ini akan selesai" ucap Gabriel sambil membereskan makan siang mereka di meja makan.

"Cah, sudah selesai, sebentar! Aku akan mengganti pakaian ku terlebih dahulu." Gabriel pun melangkah menuju kamarnya.

Chris yang awalnya menatap Gabriel kini matanya tertuju pada makanan yang sudah tertata rapi. Ada Capcay, telur gulung dan beberapa makanan pendamping lainnya. Matanya menghangat saat melihat makanan tersebut.

"Ayo aku sudah siap." Chris menatap Gabriel sebentar, lalu ia langsung menuju mobilnya meninggalkan Gabriel. Melihat Chris meninggalkannya, Gabriel langsung membuntuti dibelakang Chris.

Mobil bernuansa hening ini terus melaju hingga didepan gerbang sekolah Aksa. Gabriel keluar dari mobil untuk menyambut Aksa, sedangkan Chris tetap didalam mobilnya.

"Mami!" pekik Aksa saat melihat Gabriel sedang menunggunya diluar mobil.

"Hey gantengnya Mami, ayo kita pulang! Papi sudah menunggu di mobil." Sambil memeluk lalu menggendong Aksa sampai didalam mobil.

Sesampainya didalam mobil, Gabriel memangku Aksa di pangkuannya. Chris yang melihat itu langsung berucap, "Besok-besok jalan sendiri ya Aksa, kamu itu berat, kasian Mami keberatan menggendongmu." 

"Mami! Emang Aksa berat ya?" ucap Aksa dengan mata bulatnya menatap Gabriel.

"Nggak kok, Aksa nggak berat, Papi kamu aja yang lemah," ucap santai Gabriel.

Aksa tertawa renyah mendengar ejekan dari mulut Gabriel. Gabriel pun ikut tersenyum melihatnya. Sedangkan Chris merenggut diam menahan sesuatu yang ingin ia keluarkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status