Share

Persaingan Tertutup Tiga Bersaudara

Keano termenung. Tapi mamanya ada benarnya. Memang wanita harus selalu diutamakan. Begitu kata Arsan. Iya, anak itu selalu menurut dengan Arsan tanpa bantahan. Mereka sudah sampai rumah. “Keano, mama minta maaf, ya? Kita lupakan hari ini, oke? Om Arsan besok pulang week and. Kita akan jalan-jalan.” Keano mengangguk. “Jangan lupa tutup pintu kunci, hati-hati. Mama mencintaimu.” Zahwa setengah berteriak karena Keano semakin menjauh. Dia menggeleng kemudian kembali fokus menyetir. Jalanan begitu sangat padat. Zahwa tidak begitu buru-buru. Dia sudah memiliki bekal untuk dimakan, sehingga tidak perlu antri di kantin.

Zahwa memarkirkan mobilnya. Dia setengah berlari. Masih ada seperempat jam. Dia menoleh ketika ada yang melihat. Sehingga kakinya menabrak pot. Dia mengaduh. Andra yang melihat dari kejauhan ingin menangkap tubuh itu. tapi tidak bisa. Lelaki i termenung. Perasaan apa ini? Dia menatap lurus tajam ke depan. Semua karena Arsan. Dia a

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status