Sebagai anak yang baik, Sean pun menepati janjinya dan tidak pernah mengatakan hal yang telah dibisikkan kepadanya oleh Mikael kepada siapapun.Bocah kecil itu bahkan juga tidak menceritakan kepada ibunya dan hanya tersenyum riang gembira ketika di malam hari diminta tidur oleh sang ibu.Di belahan bumi yang lain, keluarga Wiriyo dan Samudera sedang menggelar sebuah pesta perayaan berkaitan dengan keberhasilan Alan Samudera dalam mengelola bisnis miliknya sendiri.Perayaan tersebut digelar di sebuah hotel yang sangat mewah dan dihadiri oleh begitu banyaknya pebisnis di Indonesia.Seluruh anggota dua keluarga itu hadir di sana dan terlihat memasang senyum lebar ketika menyapa para tamu.Hal itu juga terlihat di bibir Vina Wiriyo yang terlihat mendampingi sang suami di manapun Alan pergi.Saat ini Vina sedang berdiri di samping Alan untuk menyambut kedatangan beberapa CEO ternama di kota itu."Selain bisnis Anda yang berjalan dengan begitu lancar, Anda juga begitu pintar telah memilih s
Alan baru menyadari bila dirinya telah benar-benar melakukan suatu kesalahan besar saat memutuskan untuk menikahi Vina.Wanita yang telah menjadi istrinya beberapa tahun itu sungguhlah merupakan seorang wanita yang begitu keras kepala dan memiliki sifat yang sangat jauh berbeda daripada sang kakak.Namun, dia tidak ingin lagi merasa ditekan oleh istrinya itu sehingga dengan begitu sangat tenang dia pun membalas, "Jika kamu berani membocorkan semua rahasia pernikahan kita maka aku pun tidak akan mempertahankan pernikahan kita lagi."Vina membelalakkan mata, menatap tak percaya kepada suaminya itu. "Ma-maksudmu apa?""Bercerai denganmu," jawab Alan.Bibir Vina seketika bergetar kala mendengarnya, "Kamu bercanda kan? Tidak mungkin kamu akan melakukannya. Kamu tidak bisa menceraikan aku.""Kenapa tidak bisa, Vin?" balas Alan masih dengan mimik wajah yang begitu tenang.Vina membalas perkataan itu dengan dagu terangkat, "Karena keluargamu bergantung kepada keluargaku. Keluargaku yang menye
Oh, no. Ananta memaksa dirinya untuk tersenyum lalu kemudian mencubit pipinya sendiri agar dia bisa segera tersadar.Dia benar-benar berpikir bila mungkin saja saat ini dia sedang bermimpi atau mungkin melamun.Tidak mungkin Mikael Alexander menjadi CEO yang artinya memimpin di resort tempat di mana dia mengais uang untuk putranya.Hal itu sangatlah mustahil dan hanya ada sepersekian persen saja kemungkinan bisa terjadi.Akan tetapi, Ananta merasakan sakit saat dirinya menarik pipi kanannya dan harus tersentak kaget ketika mendapati hal itu memanglah sebuah kenyataan yang harus dia terima.Suara tepuk tangan dan riuh pun segera memenuhi gedung itu. Ananta juga ikut bertepuk tangan meski di dalam hatinya ia sungguh sangat gelisah."Wah! Luar biasa!" "Kita sangat beruntung sekali mendapatkan CEO seperti beliau!"Yang lain juga ikut menanggapi, "Di bawah kepimpinan dia, resort kita pasti akan lebih jauh maju.""Iyalah, dia dikenal sebagai tangan dinginnya dalam dunia bisnis jadi tak pe
Ketika Andrew akan membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Ananta, tiba-tiba Mikael mengangkat tangannya dan meminta pria kepercayaannya tersebut untuk diam.Ananta seketika menoleh ke arah Mikael yang kemudian berujar, "Anda akan menjadi sekretaris pribadi saya."Untuk beberapa saat Ananta terlihat terdiam tetapi setelah dia memahami apa yang baru saja dikatakan oleh Mikael, Ananta pun membelalakkan mata, "Apa maksud Anda? Saya menjadi sekretaris pribadi Anda?""Ya."Ananta tak mempercayai hal itu rasanya tetapi pria yang telah menjadi CEO the Himalaya resort itu berubah lagi, "Anda tidak cocok menjadi seorang asisten manajer dan hal itu terbukti dari Anda yang telah gagal mengatasi permasalahan yang sebelumnya."Sungguh ketika Mikael memahami bentuk perkara Ananta, dia sungguh merasa telah menemukan sebuah solusi yang akan bisa membawanya untuk bisa membuat Ananta bertekuk lutut kepadanya.Dia memang tidak mengetahui latar belakang yang membuat Ananta terlihat tidak profesional k
"Apa yang kamu perlu takutkan? Kalaupun ada yang mengenalimu, mereka tidak akan bisa berbuat apapun," ucap Mikael.Laki-laki itu saat ini benar-benar menjadi seorang CEO dan bukan seorang pria yang sedang mengejar seorang wanita yang dia inginkan.Mikael Alexander memang dikenal bisa memisahkan dunia kerja dan juga urusan pribadinya.Jika dia dalam situasi di mana dia harus mengeluarkan kemampuan dirinya untuk menyikapi berbagai masalah di perusahaannya maka ini bisa dipastikan laki-laki itu akan mengesampingkan masalah pribadinya sendiri."Baik, Sir." Lagi pula, Ananta tidak memiliki pilihan lain selain menuruti perintah sang CEO."Ayo masuk!" ajak Mikael dan dia pun segera mengikuti Mikael di belakangnya bersama dengan Andrew.Begitu pria asing itu telah tiba di bagian lobby, segera saja ia disambut dengan begitu ramah oleh beberapa staf sekaligus.Hal ini tentu saja dikarenakan penampilan Mikael yang sangat meyakinkan sehingga dia diperlakukan jauh lebih baik dibandingkan dengan t
Sean menatap Mikael dengan wajah polosnya.Sontak Mikael merasakan suatu keanehan dari ekspresi anak itu."Katakan pada Paman, kenapa kamu berniat untuk bersembunyi dari Paman?" tanya Mikael.Sean terdiam. "Kenapa? Apa kamu tidak ingin memberitahu Paman? Kamu tidak menganggap Paman sebagai teman kamu lagi ya?" Mikael sungguh merasa begitu sangat kecewa dan ini lagi-lagi menjadi pertama kali baginya merasakan hal semacam itu.Sean segera menggelengkan kepala, "Tidak, Paman. Sean menganggap Paman sebagai teman baik Sean. Hanya saja ....""Ada apa? Kamu bisa katakan apa saja pada Paman," ujar Mikael, memang sengaja ingin sekali membuat bocah kecil itu lebih terbuka.Dia sebenarnya tidak ingin dikatakan sebagai pemaksa tetapi dia sungguh-sungguh ingin mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Sean.Sean terlihat menimbang-nimbang tetapi ketika dia mengamati wajah seorang paman yang memang telah sering sekali menemani dirinya bermain kalah dia sedang menunggu ibunya bekerja itu pun merasa
Mikael menunggu dengan penuh harap. Dia pikir mungkin cara yang Andrew tawarkan bisa saja tepat sasaran sehingga dia tak perlu lagi harus bersusah payah memikirkan strategi membawa Ananta ke ranjangnya."Sir, Anda bisa mengajak Bu Nanta untuk pergi ke klub malam lagi," ucap Andrew.Sesungguhnya cara itu sudah tak pernah dipikirkan oleh Mikael setelah dia mendengar ucapan Ananta yang menyebut dirinya itu bukanlah seorang wanita single. Mikael pikir orang setianya tersebut memiliki sebuah ide yang cemerlang tetapi nyatanya hal itu tanpa alasan sebuah ide kosong yang jelas tak mungkin berhasil."Apa kau lupa kalau dia sudah menolakku?" tanya Mikael pada akhirnya. Laki-laki itu memasang wajah kesal, seakan baru saja diingatkan tentang penolakan Ananta sebelum dia menjadi CEO di the Himalaya Resort itu."Itu baru percobaan pertama, Sir," jawab Andrew, masih mencoba membesarkan hati sang tuan meskipun sebenarnya dia sendiri juga tidak terlalu yakin."Siapa yang tahu, percobaan selanjutnya
Andrew menyadari ketenangan sang majikan yang sekarang ini sedang tak bisa dikendalikan itu. Maka, dia pun tak ingin hanya diam saja. "Apa yang ingin Anda perintahkan kepada saya, Sir?" tanya Andrew dengan sangat hati-hati.Mikael Alexander pun menggelengkan kepala dengan cepat, "Tidak ada. Aku ingin mencoba menggodanya terlebih dulu tanpa adanya informasi apapun tentangnya."Andrew terlihat agak terkejut dengan pernyataan Mikael yang menurutnya memang cukup meyakinkan meskipun dia baru mendengar pernyataan tersebut hari itu. "Anda yakin, Sir? Tidakkah lebih baik kita mengetahui latar belakang keluarganya? Hal itu akan sangat bermanfaat bagi Anda, Sir," jelas Andrew.Mikael tertap menggeleng, "Hal itu malah akan memperumit semuanya. Kan sudah aku katakan, aku hanya ingin tidur dengannya."Andrew tidak percaya. Kalau hanya mengenai kebutuhan ranjang, dia sangat yakin bila lebih banyak wanita yang bisa membuat puas Mikael di ranjang.Sudah tentu ada sedikit urusan lain di dalamnya seh