CEO Tampan Itu Ayah Putraku

CEO Tampan Itu Ayah Putraku

Oleh:  Zila Aicha  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
11 Peringkat
154Bab
48.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ananta Wiriyo terbangun di sebuah kamar hotel dengan laki-laki asing yang tidak dia kenal. Padahal pernikahannya dengan sang tunangan, Alan Samudera akan segera digelar. Suatu ketika, videonya yang sedang menggila di klub malam bocor. Keluarga besarnya marah besar dan rencana pernikahannya pun dibatalkan. Dia diusir dari rumah. Baru saja hidup di luar, Ananta mendapati dirinya hamil. Beberapa tahun berlalu, dia bertemu kembali dengan sang pria asing yang telah menghabiskan malam mendebarkan dengannya di masa lalu. Dia adalah Mikael Alexander yang merupakan klien spesial yang diminta oleh bos Ananta untuk dilayani. Lalu, apa yang akan dilakukan oleh Ananta?

Lihat lebih banyak
CEO Tampan Itu Ayah Putraku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Bulan Alfonsius
alhamdulilah happy ending ..ternyata salah paham ..love sekebon ...
2024-02-20 14:56:01
0
user avatar
Bulan Alfonsius
jujur ceritanya tambah bikin darah tinggi
2024-02-18 19:15:25
0
user avatar
Zila Aicha
Halo, Readers. Mohon maaf saya libur update untuk hari ini ya. Saya sedang sakit. Tapi jangan khawatir, buku ini akan saya update secepat mungkin setelah saya membaik. Terima kasih sudah menunggu dengan sabar. ^.^
2024-01-07 20:14:13
7
user avatar
Zila Aicha
Hi, Readers. Season 2 novel ini akan dilanjutkan per tanggal 1 Januari yah. Terima kasih ^.^
2023-12-31 07:47:18
8
user avatar
Stanislaus Kustarta
ceriteranya cukup lumayan
2023-12-18 19:19:42
1
user avatar
Doe13
menarik. lanjut
2023-12-06 06:55:44
1
user avatar
Nana aditya Sabil
Ceita yg menarik.... ...
2023-11-30 18:31:52
1
user avatar
Maida Mei Fitri
lumayan menarik semoga GK membosankan and ending yg jelas semangat author
2023-11-12 19:31:34
1
user avatar
Maida Mei Fitri
menarik..semoga TDK membosankan ke akhir
2023-11-12 05:02:51
1
user avatar
Wita W
untukku yang baru mulai baca, ceritanya lumayan menarik...
2023-11-10 23:07:08
1
user avatar
Zila Aicha
Halo, Readers. Selamat datang di buku Zila yang ke-10. Buku ini update tiap hari ya. 1-2 Bab. Jangan lupa beri komen, review dan juga vote yah. Selamat membaca.
2023-10-01 21:35:03
8
154 Bab
1. One Night Stand
Alunan musik di klub malam mulai memekakkan telinga para pengunjung. Tapi, hal itu justru malah membuat Ananta begitu senang dan lebih mengekspresikan diri lewat tarian. Dia naik ke atas panggung dan orang-orang pun mulai bersorak heboh melihat gerakan tarian Ananta. Sementara itu, di bagian selatan klub malam itu, seorang pria bertubuh tinggi atletis dan berwajah rupawan sedang berdiri sembari memegang gelas wine-nya. Pria itu adalah Mikael Alexander, seorang pria keturunan Inggris yang sedang menikmati waktu bersantainya di klub itu selepas selesai mengerjakan bisnisnya. Begitu banyak wanita yang berniat menarik perhatiannya dan berusaha menggodanya tapi dia mengabaikan mereka semua. Saat ini lelaki itu terlihat sedang menatap takjub pada Ananta, gadis yang mengenakan gaun seksi merah menyala dan menyita perhatian para pengunjung klub itu berkat tarian indahnya. Gadis tidak hanya cantik tapi juga sangat seksi. Gerakan menarinya pun begitu menggoda mata Mikael, sampai-sampai M
Baca selengkapnya
2. Sidang Keluarga
Saat ini, Ananta baru saja memasuki ruang meeting bersama dengan sang ayah yang merupakan CEO Wiriyo Group dan juga neneknya selaku pemilik perusahaan raksasa itu. Setelah kejadian yang telah terjadi satu bulan yang lalu itu, hari di mana Ananta pulang pagi dengan keadaan kacau, Ananta berperilaku lebih baik dan tak sekali pun berbuat ulah. Dia kembali menjadi Ananta yang penurut dan tak pernah keluar malam lagi. Ananta sendiri berusaha menerima kenyataan bahwa dirinya sudah tak perawan lagi tetapi tetap menyembunyikan kejadian malam itu rapat-rapat. Dia tetap bersikap seperti biasa pada Alan, tunangan yang begitu dia cintai, tapi sering kali diliputi perasaan bersalah yang begitu besar. Alma Wiriyo, sang nenek pun juga memberi kesempatan baru bagi Ananta untuk bergabung di Wiriyo Group setelah melihat Ananta tak lagi bersikap di luar batas. Hari itu adalah acara peresmian Ananta menjabat sebagai manajer di perusahaan besar itu. Semua petinggi perusahaan itu langsung saja berd
Baca selengkapnya
3. Pencarian
"Nanta!" pekik Johan, agak terkejut putrinya memilih jalan itu. Alma menghela napas panjang dan berkata dengan datar, "Silakan angkat kaki dari rumah ini. Mulai detik ini, kamu bukan bagian dari keluarga ini lagi. Dan jangan sekali pun kamu berani menggunakan nama 'Wiriyo' di belakang nama kamu. Ngerti kamu?" Sakit. Sangat sakit. Itulah yang Ananta rasakan saat ini tapi Ananta berusaha tegar. Dia tahu keputusan neneknya sudah bulat. "Baik, Nek. Nanta tidak akan pernah kembali lagi ke rumah ini dan meninggalkan nama belakang keluarga 'Wiriyo'." Alma mengangguk puas. Setidaknya salah satu pembawa masalah dalam keluarganya akan segera meninggalkan rumah itu. Setelah cucunya itu pergi, dia tinggal menghapus jejak sang cucu sehingga tak ada lagi yang bisa menjatuhkan nama besar keluarganya lagi. Dengan air mata yang mulai jatuh membasahi pipinya, Ananta berbalik dan bergerak menuju kamarnya. Dia bergegas membawa beberapa barang yang dia anggap penting lalu kemudian dia menuruni ta
Baca selengkapnya
4. Kehidupan yang Berbeda
"Wanita itu? Apa maksud Anda itu ...." "Ya, wanita penghibur yang berdansa denganku dan menghabiskan malam denganku saat itu," jawab Mikael, semakin membuat Andrew terkesiap. Ia cukup kaget. Pasalnya ini pertama kalinya tuan mudanya mencari-cari seorang wanita. Apa yang membuat wanita begitu spesial? pikir Andrew bingung. Saat sudah sampai di Indonesia, Mikael terheran-heran dengan apa yang ia sedang lakukan. "Aku pikir aku memang sudah gila." Ia menggelengkan kepalanya dan bergumam sendirian sambil berkacak pinggang, "Mikael, kamu memang benar-benar sudah tidak waras." Pria bermata biru terang itu pun melangkahkan kakinya ke dalam klub malam yang mempertemukan dirinya dengan wanita yang tidak bisa lupakan sampai detik ini. Seperti biasa, begitu ia masuk, ia langsung menjadi pusat perhatian. Dengan begitu mudahnya ia membuat beberapa wanita melihatnya dengan tatapan tertarik. Siapa yang tak terpesona dan jatuh hati pada seorang Mikael Alexander yang memiliki garis waj
Baca selengkapnya
5. Setelah Lima Tahun
Lima tahun kemudian, "Sean, baik-baik ya di sini! Nanti Tante Haruka yang jemput Sean," ucap Ananta sambil berjongkok, menatap sang putra. "Okay, Ma. Sean kan memang anak baik," sahut bocah berusia lima tahun itu. Ananta memeluk putranya lalu mencium pipinya sebelum menyerahkan Sean pada petugas day care. Setelah memastikan Sean sudah berbaur dengan teman-temannya yang juga merupakan anak-anak yang dititipkan di tempat itu, Ananta segera mengambil motornya dan mengemudikannya menuju ke tempat kerja. Sesungguhnya, Ananta sudah mampu membeli sebuah mobil, tapi prioritasnya saat ini adalah memberikan rumah yang lebih nyaman untuk sang putra, sehingga dia menabung uang hasil kerjanya untuk itu. The Himalaya Resort. Sebuah resort yang menjadi tempat bekerja Ananta sejak tiga tahun lalu. Tempat itu berhektar-hektar luasnya dan menjadi salah satu yang paling terkenal di kota itu. Tamunya pun tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga luar negeri. Tidak heran, dulu Ananta m
Baca selengkapnya
6. Kesalahan Kecil
Tergagap, Ananta membiarkan pria asing itu mengambil buket bunga itu tapi dia sendiri masih terbengong-bengong. Tidak, Ananta. Dia tidak mungkin ingat kepadamu. Itu sudah bertahun-tahun berlalu. Laki-laki di depanmu ini seorang Don Juan. Mana mungkin dia ingat akan salah satu mangsanya? Kau hanya terlalu banyak berpikir, Ananta. Wanita itu menggelengkan kepala, mencoba meyakinkan dirinya bila pria asing itu benar-benar sudah melupakannya. Mikael berdeham agak keras hingga Ananta tersadar dan segera berkata, "Sir, mari ikut kami!" Mikael tidak membalas dan hanya menatap Ananta dengan datar, tapi anehnya Ananta tahu pria itu sedang menunggu dirinya untuk menunjukkan jalan. Dengan hati yang sedang bercampur aduk, Ananta berjalan di depan Mikael, diikuti oleh rombongan. Mereka diarahkan ke sebuah ruangan yang telah dipersiapkan sebelumnya. "Silakan menikmati penyambutan kami, Sir, Maam." Ananta berujar dengan sopan, mencoba menenangkan diri meskipun gagal. Namun, melihat sika
Baca selengkapnya
7. Sesuatu yang Aneh
Melihat tatapan sepasang mata sebiru lautan milik anak kecil itu, Mikael merasakan sesuatu yang aneh tengah menyergapnya. Suatu perasaan asing yang tak dikenalnya. Rasa iba dan tak tega. Tiba-tiba saja hanya dengan sebuah tatapan itu, Mikael mendadak menjadi luluh seketika, "Baiklah, baiklah. Paman akan menyelamatkannya untukmu." Si anak kecil itu langsung tersenyum lebar, memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi. Bergegas Mikael memanjat pohon itu dengan begitu mudahnya, lalu membebaskan anak kucing yang terjerat tali itu dan membawanya turun ke bawah. Dia menyerahkannya pada anak itu. Anak kecil itu berteriak dengan gembira saat si binatang berbulu itu telah berada di dalam dekapannya. Matanya terlihat berbinar-binar. Tanpa sadar Mikael tersenyum. Mikael memperhatikan dia mengelus-elus kucing itu dengan penuh kelembutan sampai-sampai Mikael rasanya tak bisa melepaskan pandangannya dari anak kecil itu. "Kucing imut, kamu udah aman. Bermainlah dengan riang ya!" Anak kecil
Baca selengkapnya
8. Si Kaya
"Oh, iya, baik. Mohon ditunggu. Saya akan segera ke sana, Sir," ucap Ananta. Begitu Ananta menutup panggilan itu, beberapa staf terlihat menunggu reaksi Ananta. Tapi, Handi yang jelas tidak memiliki kesabaran yang setebal kamus bahasa Indonesia itu pun bertanya, "Gimana, Bu? Siapa yang dari Cleveland memanggil, Bu?" Panggilan yang ditujukan pada nomor saluran Ananta adalah panggilan yang jelas hanya berasal dari gedung Cleveland. Sementara yang lain biasanya akan bertujuan ke saluran lain. "Kamar nomor 2." Handi melebarkan mata, "Si pria bule ganteng itu?" Ananta mendengus, "Semua pria di kamar Cleveland itu bule dan ganteng." Ananta tidak menampik fakta itu. "Ah, Bu Nanta. Maksud saya si pria pirang yang Ibu beri buket bunga tadi itu lho. Si kaya," jelas Handi. Ananta mengeryit heran, "Si kaya? Julukan apa lagi itu?" Staf lain berkomentar, "Bu Nanta gimana sih? Masa Ibu nggak tahu? Itu, Bu. Pak Mikael Alexander yang menyewa Cleveland kan memang kaya banget, Bu. Tadi, kami su
Baca selengkapnya
9. Salah Orang?
Ananta menatap ke arah sahabatnya itu dengan tatapan bingung, "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Haruka buru-buru meletakkan cokelat panasnya di atas meja dan berkata, "Bentar, Nan. Kamu ... yakin itu dia? Si bule itu?" Haruka bahkan terlihat lebih gugup daripada Ananta. "Ya. Itu benar-benar dia. Memang dia, Haruka." Ananta menghela napas panjang. Bayangan laki-laki itu secara tiba-tiba terlihat di depannya dan di sampingnya ada seorang anak kecil, yakni putranya sendiri sebagai perbandingan. Mendadak, Ananta langsung menelan ludah dengan gugup, "Rambut pirang, mata biru. Dia sangat mirip dengan Sean. Oh, tidak. Maksudku Sean sangat mirip dengannya." "Ya Tuhan. Mereka sangat-sangat mirip, Haruka." Ananta sudah terlihat begitu lemas kala menjelaskan hal itu. Dia kini sudah tidak bisa berpikir jernih lagi. "Nan, ingat-ingat lagi deh. Mungkin kamu salah orang, Nan." Ananta menggeleng, tentu tidak mungkin salah mengenalinya. Untuk soal fisik memang Sean dan Mikael memang mirip
Baca selengkapnya
10. Kamu Menolakku?
"Jangan ngaco! Mana ada orang yang suka sama seseorang hanya karena bertemu satu kali? Bahkan, kami tidak mengobrol apapun, Haruka," bantah Ananta. Haruka menyeringai, "Nggak mengobrol? Yakin?" "Iyalah, aku mabuk. Gimana bisa ngobrol?" balas Ananta, masuk akal. "Gimana pas di ranjang? Masa kamu atau dia nggak mengeluarkan suara?" tanya Haruka. Ananta menaikkan sebelah alis, "Apa maksudmu?" Haruka berkata sambil menahan senyum, "Oh, Baby. Ini sangat luar biasa." Gadis itu bahkan juga membuat suara desahan yang membuat daun telinga Ananta seketika berubah menjadi merah muda. "Iya, iya di sana. Aku menyukaimu, aku-" Haruka tak sempat melanjutkan perkataannya lantaran Ananta telah melemparinya dengan sebuah bantal. Gadis itu malah cengengesan. "Hih, kamu tuh. Kebanyakan nonton blue film ya, sampai omonganmu jadi ngawur!" ucap Ananta sedikit kesal. Bukannya mengoreksi ucapannya, Haruka malah berujar lagi, "Serius, Nan. Aku yakin kalian berdua pasti mengatakan hal-hal yangs semacam
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status