Share

CEO Wanita Menikahi 5 Pria
CEO Wanita Menikahi 5 Pria
Penulis: Marrygoldie

1.Syarat Gila Yang Diajukan Papa

“Apa Papa gila?” Seru Aquene Chevalier atau yang sering dipanggil Quen itu saat mendengar ucapan ayahnya. Mata hitamnya tertuju lurus pada pria berambut hitam dengan janggut yang sudah memutih.

Pria berusia enam puluh tiga tahun bernama Brandon Chevalier itu menatap tajam ke arah putri satu-satunya. Namun detik berikutnya ekspresi dingin itu lenyap digantikan dengan ekspresi menangis layaknya anak kecil.

“Kamu dengar itu, Arthur. Bagaimana bisa anak durhaka ini menghina Papanya seperti itu?” Brandon layaknya seorang anak yang sedang mengadu pada orang tuanya.

Pria berusia empat puluh enam tahun itu mengalihkan perhatiannya pada Quen. “Nona, Jangan kasar seperti itu pada Papa anda.”

Wanita yang saat ini mengenakan celana dan blazer coklat garis-garis itu menghela nafas berat. Seperti inilah sulitnya Quen menghadapi ayahnya yang selalu membawa penjaganya ke manapun.

“Berhentilah bersikap kekanak-kanakan, Pa. Dan kamu, Arthur. Sebaiknya jangan ikut-ikutan main drama. Kalau tidak aku akan melemparkan vas ini ke arahmu.” Quen menunjuk ke vas bunga yang ada di sampingnya.

Seketika pria berkacamata itu menggelengkan kepalanya dan mundur selangkah. “Saya tidak berani, Nona.”

Merasa tidak ada lagi tempat mengadu, akhirnya Brandon menghentikan akting menangisnya. “Ayolah, Putriku yang cantik. Bukankah kamu ingin meneruskan Chevalier Inc.?”

Kedua tangan Quen terkepal erat di atas lengan sofa. “Aku memang menginginkannya. Tapi syarat yang Papa ajukan itu terlalu gila. Bagaimana bisa Papa tega melakukan hal itu pada putrinya sendiri?”

“Kejam bagaimana? Bahkan Papa masih memikirkan kebahagiaanmu jika saja Papa meninggal sewaktu-waktu.”

“Memikirkan kebahagiaanku? Dengan menikahi lima pria sekaligus? Sepertinya Papa juga ingin dilempar vas bunga ini.” Quen mengambil vas bunga di sampingnya.

Menyadari anaknya benar-benar serius, Brandon segera berdiri dan langsung bersembunyi di balik tubuh Arthur. Pria tua itu tidak mempedulikan Arthur yang tampak ketakutan karena sasaran Quen sekarang berubah ke arahnya.

Tuan, jangan jadikan saya tameng anda. Sedih Arthur dalam hati.

“Jangan marah dulu, Putriku sayang. Dengarkan penjelasan Papa dulu kenapa Papa mengajukan syarat ini.” Ucap Brandon yang masih bersembunyi di balik tubuh pria yang mengenakan setelan abu-abu.

Quen menghela nafas berat berusaha untuk bersabar dengan ayahnya. Akhirnya dia mengembalikan vas bunga itu ke atas meja. Wanita dengan tinggi seratus enam puluh sembilan sentimeter itu melambaikan tangannya pada sang ayah.

“Baiklah, Pa. Kemarilah. Sebaiknya kamu memberikan penjelasan yang masuk akal. Kalau tidak, aku akan melemparkanmu ke jendela.” Quen menunjuk ke arah dinding kaca.

Akhirnya Brandon keluar dari persembunyiannya. Dia kembali duduk di kursinya semula. “Jangan galak seperti itu, Putriku yang cantik. Aku mengajukan syarat ini bukan untuk membuatmu menderita. Justru sebaliknya.”

“Sudah. Cepat jelaskan intinya saja.”

“Jadi Papamu yang tampan ini sudah memikirkannya selama beberapa hari. Kamu tidak mau menikah. Bahkan kamu membuat para pria yang sudah aku jodohkan lari terbirit-birit karena takut dengan sifat galakmu. Lalu aku berpikir jika nanti aku sudah mati, siapa yang akan menjagamu. Karena itu aku menyeleksi para pria yang bisa bertahan dengan wanita yang galak. Aku juga memilih pria-pria terbaik. Hingga akhirnya terpilih lima pria. Daripada memilih satu diantara mereka, aku pikir lebih baik menjadikan mereka semua suamimu. Dengan begitu jika ada satu orang yang selingkuh atau meninggal, kami masih memiliki empat pria yang bisa menjagamu. Karena kamu sangat mencintai Chevalier Inc. seperti anak kecil yang mencintai mainannya. Karena itu aku yakin kamu akan menyetujui syarat ini demi perusahaan.”

“Pa, apakah kepalamu habis terbentur? Bagaimana bisa kamu memikirkan logika aneh seperti itu?”

Brandon menghela nafas berat karena Quen masih tidak mengerti alasannya. “Kepalaku baik-baik saja, Putriku sayang. Aku hanya ingin melihatmu menikah. Kamu hanya perlu menikah dan tinggal bersama mereka. Setelah itu aku akan melepaskan perusahaan ini untukmu. Apakah kamu ingin aku menyerahkan perusahaan ini pada orang lain, Quen? Bukankah kamu tahu ada yang ingin merebut posisi ini bukan? Jadi bagaimana? Apakah kamu akan menyetujui persyaratan dariku, Putriku sayang?”

Kedua tangan Quen terkepal erat. Dia tahu benar siapa yang ingin merebut posisi ayahnya. Tentu saja Quen tidak mau membiarkan orang itu mengambil alih perusahaan ini.

“Baiklah. Aku akan menerima syarat dari Papa. Sebaiknya Papa menepati janji. Kalau tidak, aku benar-benar akan melempar Papa keluar dari jendela.”

Brandon kembali memainkan drama menangisnya. “Memang tidak ada yang menyayangiku, Arthur. Kamu dengar sendiri. Bahkan putriku sendiri ingin melemparkanku ke jendela. Benar-benar malang nasibku.”

Quen hanya bisa menghela nafas berat. “Papa atur saja kapan aku bisa bertemu dengan lima calon suamiku. Aku harus kembali bekerja. Jadi berhentilah merengek seperti anak kecil.” 

Wanita yang memiliki rambut hitam panjang itu berdiri kemudian meninggalkan ruangan sang ayah. Setelah mendengar suara pintu tertutup, Brandon mulai menghentikan dramanya. Pria itu bisa bernafas lega karena akhirnya putrinya menyetujui syarat darinya. Pria itu berdiri dan berjalan menghampiri dinding kaca yang memperlihatkan kota New York yang dipenuhi dengan gedung-gedung tinggi.

Arthur berjalan menghampiri Brandon. “Tuan, apakah anda yakin tidak mau memberitahu Nona Quen?”

Brandon menggelengkan kepalanya. Kemudian pria itu mengalihkan perhatiannya pada asistennya. “Tidak perlu, arthur. Aku hanya tidak ingin membuat Quen cemas. Jadi biarkan saja.”

“Tapi, tuan…” Arthur tidak bisa menahan air mata yang menetes ke pipinya.

Brandon menghampiri asistennya. Mengusap air mata Arthur dan memeluknya. “Kenapa kamu jadi cengeng begini? Padahal tadi saat aku menangis kamu tidak menangis.”

“Karena Tuan hanya berakting tadi. Tuan tidak mau menunjukkan emosi Tuan yang sebenarnya.”

“Sudah jangan menangis. Sudah tua masih saja menangis seperti anak kecil. Kamu jangan khawatir. Quen adalah wanita yang kuat. Dia pasti bisa menghadapinya.” 

Akhirnya Brandon hanya bisa menenangkan asistennya yang tidak berhenti menangis. Dia berharap dengan keputusannya ini bisa membuat putri yang sangat disayanginya bahagia.

* * * * * 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
apeni Brand?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status