Share

Bab 47. Festival Bulan Purnama

Menjelang petang, terdengar suara tiupan terompet dari Muara menandakan bahwa perayaan bulan purnama segera dimulai.

Tambur ditabuh bersahut-sahutan, diiringi suara alat musik tradisional yang lain.

"Istriku, perayaan bulan purnama telah dimulai. Kita segera ke sungai, perahu kita telah menanti," Amar Mea Malawi menyisir dan mengikat rambut panjang Mary Aram dengan pita merah.

"Istri? Benarkah aku telah menjadi istrimu?" Mata Mary Aram menatap bayangan dirinya sendiri di cermin. Perlahan ia tersenyum, ekspresinya tampak sangat bahagia.

"Ya kita telah menikah," Amar Mea Malawi juga tersenyum bahagia melihat senyum menawan tersungging di bibir istrinya.

"Abee Bong... kau menerimaku kembali?" Mary Aram menyentuh punggung tangan Amar Mea Malawi, "Aku telah ternoda, aku sangat malu!"

Senyum bahagia Amar Mea Malawi sirna seketika, perlahan telapak tangan pria itu mengepal.

"Bisakah kau tidak menyebut nama pria itu?" Ujar Amar Mea Malawi geram.

"Pria itu? Apa maksudnya?" Mary Aram tertegun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status