Share

CINTA DANIA
CINTA DANIA
Penulis: Senja

Dania

Dania Faransisca di usianya yang ke 21 tahun telah menyelesaikan pendidikannya di Inggris. Gadis beparas cantik dengan rambut panjangnya itu kini akan kembali ke Kota asalnya. Kota dimana dia dilahirkan dan dikota itu juga dia harus kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya.  Perpisahan kedua orang tuanya membuatnya hidup seorang diri. Tidak ada di antara keduanya yang mau membawa Dania ikut bersama dengan mereka.

Seperti sampah yang terinjak dan terbuang itulah yang dirasakan Dania saat hari kelahirannya 7 tahun yang lalu. Semua bagai mimpi buruk yang menghancurk UUan jiwa dan raganya. Hingga pada malam dimana dia tidur sendirian tanpa seorang pun dari orang tuanya yang mempedulikkannya. Mereka pergi begitu saja . Seorang perempuan dengan mantel tuanya datang merengkuh Dania kedalam pelukannya. Bagai cahaya malaikat itu datang memberikannya secercah harapan untuk hidupnya. Malaikat itu bernama Bella Wijaya adik bungsu dari Frans Wijaya -ayahnya Dania.

Bella Wijaya gadis berparas cantik dan menawan bekerja di dunia hiburan sebagai aktris pembantu. Dia harus rela banting tulang demi keponakannya yang bernama Dania. Rasa bersalahnya pada keponakannya itu harus di tanggungnya. Bagaimanapun juga perpisahan Ayahnya Dania adalah murni kesalahannya. Dia menebusnya dengan segala cara yang dia bisa.

***

“Tante, aku sudah tiba di bandara.” Ujarnya sambil melangkah meninggalkan burung besi yang telah membawanya kembali ke negaranya.

“Hmm.. Tante sedang ada syuting , kamu pakai taksi saja . Aku akan mengirimkan alamat melalui pesan singkat.” Bella memberitahukan keadaannya yang sedang sangat sibuk . Ponselnya pun langsung dia matikan setelah menerima telpon dari keponakan tersayang nya.

Dania menghela nafas beratnya. Sudah lama dia meninggalkan tempat yang memberinya goresan luka yang menganga. Dania melangkah dan bertanya pada orang yang ditemuinya di bandara untuk mencari tempat yang biasa ada taksi dan sejenisnya.

Sebuah pagar bercat warna putih menjulang tinggi dua kali lipat dari tinggi tubuhnya. Dania terperangah dengan apa yang di lihatnya. “Apa Tante salah mengirimkan alamat” gumamnya.

Yang benar saja, dulu mereka tinggal hanya di sebuah rumah kontrakan yang lebarnya tidak lebih panjang dari pagar yang ada dihadapannya sekarang. Dania membaca kembali alamat yang dikirimkan oleh tantenya dan menyandingkan dengan sebuah tulisan yang ada di samping kanan pagar rumah mewah itu. Jalannya benar ,nomor rumahnya pun benar. Dania melangkah mendekat ke sisi pagar yang dia lihat ada sebuah pos jaga di dalam tidak jauh posisinya dari pagar itu sendiri.

“Permisi Pak, Apa ini alamat yang benar?” tanyanya pada seorang penjaga keamanan yang mendekat kearahnya dengan posisi Dania masih berada di luar pagar .

Penjaga keamanan yang memakai seragam khasnya itu menatap ke layar ponsel Dania. “Benar, ada perlu apa?”

Dania menjelaskan kepada penjaga keamanan kalau dirinya adalah keponakan tantenya . Penjaga keamanan itu tentu tidak begitu saja percaya. Dia mengambil ponsel yang ada di saku celananya dan menghubungi seseorang yang di panggilnya dengan sebutan tuan.

“Maaf nona, Tuan sedang ada di rumah jadi anda tidak diperbolehkan masuk.” Ucapnya dengan tidak enak hati.

“Tapi ,tante saya meminta saya ke sini.” Protes Dania dengan rasa tidak percayanya.

Dania berulang kali memanggil penjaga keamanan yang meninggalkannya kembali ke pos jaganya, namun tidak juga penjaga keamanan itu keluar dan membukakan pagarnya . Dania prustasi dan menelpon kembali tantenya , ponselnya  tidak dapat di hubungi.

Dania berjalan meninggalkan pagar besi yang tinggi itu dan mencari tempat berteduh di antara dedaunan pohon yang ada di pinggir jalan. Panas terik membuatnya dehidrasi dan ingin membeli minuman. Dania berjalan sambil menyeret kopernya disisinya. Kepalanya menatap kesana-kemari mencari mini market. Rumah yang sangat luas, hingga Dania harus terduduk di sisi jalan belum juga dinding pembatas rumah tantenya berakhir. Jalanan sepi tanpa sebuah kendaraan satupun yang melintas . Rumah yang hanya satu buah itu terletak jauh dari pemukiman lainnya.

Suara mobil terdengar dari arah belakang, Dania sentak langsung bereaksi dan berencana menghadang mobil tersebut di tengah jalan.

Ctttttr...

Mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi itu harus berhenti mendadak ketika seorang perempuan membentangkan kedua tangannya ditengah – tengah jalan.

Dania menutup rapat kedua maniknya, tidak percaya aksi pertamanya langsung membuat mobil yang melaju berhenti mendadak di depannya.

Dania berlari menuju ke sisi mobil yang ada pengemudinya dan mengetuk kaca mobil hingga pria yang di dalamnya menggeser kacanya ke bawah.

“Maaf tuan ,apa aku bisa ikut menumpang ke hotel terdekat?” tanya Dania dengan penuh harap. Kakinya sudah tidak dapat lagi di ajak kerjasama.

Pria itu masih dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya, tanpa menghadap ke arahnya dia mempersilakan Diana masuk ke mobilnya. “Masuk!”

Dania berlari mengambil koper besarnya yang ada di tepi jalan dan membawanya ke dalam mobil bersama dirinya di kursi penumpang.

“Terima kasih Tuan ,atas tumpangannya.”

Pria yang masih dengan mode senyapnya melajukan mobilnya hingga keluar dari jalan rumah mewah. Dania begitu lega ketika melihat banyak rumah dan pertokoan yang di lewatinya. Dia seperti berada di dunia nyata sekarang. Pria yang mengemudikan mobil itu terlihat sangat tampan dengan bulu halus menghias disekitar rahangnya membuatnya semakin gagah.

Mobil yang di tumpanginya berhenti di sebuah gedung . Dania membuka jendela kaca dan melihat ke arah gedung tempatnya  berhenti sekarang. Bukan sebuah hotel yang di lihatnya tapi lebih seperti gedung apartemen.

“Tuan terima kasih telah mengantar saya.” Dania menundukkan separuh tubuh dan juga kepalanya. Sangat berterimakasih karena telah di berikan tumpangan ,walau tidak tahu dia berada dimana sekarang yang penting baginya dia sudah keluar dari wilayah rumah milik tantenya .

Dania mencoba membuka pintu mobil namun masih terkunci. “Maaf Tuan , apa saya sudah boleh keluar?”. Dania sangat bingung dengan pria yang dengan mode senyap itu. “mungkin saja pria itu ingin singgah sebentar disini.” Benaknya ragu.

“Apartement nomor 25.”

Pria senyap itu menyerahkan sebuah kunci yang berbentuk kartu kehadapannya. Dania sangat bingun dan juga takut kalau pria yang duduk di kursi  pengemudi itu nanti akan melakukan sesuatu kepadanya.

“Ambil!” ucap pria itu dengan nada tinggi.

Dania dengan gemetar mengambil kartu dari tangan pria itu. Wajahnya memucat.

Gedung apartement yang tinggi dan terlihat mewah dari luar. Dania pun belum sempat bertanya apapun kepada pria yang mengantarkannya hingga kesini . Tanpa kecurigaan Dania masuk dan membuka pintu apartement yang didepannya tercetak angka 25.

Dania kegirangan ketika melihat isi apartement yang lengkap dan dengan view laut terlihat dari dinding kaca. Batinnya masih bertanya dengan penuh keraguan dan identitas pria yang tidak di ketahuinya itu.

Drrrrttt.. ponsel Dania bergetar, segera dia geser tombol hijau yang ada di layar secepat kilat.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status