Share

Hanya Ingin Kamu Tahu

Dania masih dalam akal sehatnya, bukan gadis yang dengan sembarang menyerahkan diri apa lagi dengan pria yang sudah beristri, terlebih lagi istrinya adalah tantenya sendiri yang sudah di anggapnya seperti ibunya, baginya Bella sangat berarti.

"Dasar ba*jing*n." umpat Dania berulang kali, kemarahannya begitu memuncak, bagi Dania Alex seperti halnya pria hidung belang kebanyakan, yang tidak menghargai istri sendiri, mencari kesana kemari mangsa untuk ditiduri , wanita baginya hanya untuk pemuas nafsu be*atnya. Dia lebih memilih mati dari pada disentuh suami dari tantenya itu.

Di ruang kerja, Alex beberapa kali menyentuh bibirnya, dia masih merasakah hal yang lembut itu di sana, namun sesaat dia kembali ke pikiran normalnya, dia bahkan mengutuk dirinya sendiri yang sudah kehilangan kendali . Bagaimana bisa dirinya kini  menginginkan seorang perempuan. Lebih parahnya perempuan yang di inginkannya adalah keponakan dari istrinya.

"Ahh.." teriaknya

Alex bahkan lupa perempuan itu telah menamparnya. Alex sama sekali tidak merasa marah terhadap keponakan istrinya itu.

***

Bella kembali setelah menyelesaikan syutingnya di pagi hari. Dia segera menemui Dania di kamarnya.

"Dan, buka pintunya!!" ucap Bella, tangannya beberapa kali menarik gagang pintu untuk membuka pintu kamar Dania.

"Iya Tan, sebentar!" Dania secepat kilat menuju kamar mandi dan mencuci  wajahnya yang masih panas karena  marah dan buliran air mata yang membasahi wajah nyam

Sebelum membukakan pintu, Dania menarik nafas dengan panjang dan mengeluarkanya lewat mulut sebanyak 2 kali dan berusaha seperti tidak terjadi apa-apa. Dania tidak ingin tantenya berpikiran buruk terhadapnya.

"Tante, sudah pulang?" tanya Dania dengan memasang senyum dibibirnya.

Bella nyelonong masuk ke dalam kamar, dan merebahkan tubuhnya di kasur Dania.

"Aku lelah banget Dan," keluh Bella.

"Tante istirahatlah dulu !"

"Bangunkan kalau sudah tiba waktu makan malam ya!!" titah Bella yang kemudian menarik selimut dan memejamkan matanya. Dania membiarkan saja tantenya itu tidur di ranjangnya.

Dania memainkan ponselnya ,duduk di kursi orange yang ada di balkon. Memeriksa semua sosial media miliknya hingga dia mengetik kata "lowongan pekerjaan" di pencarian. Hanya itu yang dapat ia pikirkan sekarang, dia tidak ingin berlama-lama ada di rumah suami tantenya ini.

Perhatiannya teralihkan ketika  ada sebuah panggilan telpon dari Naomy sahabatnya.

"Hay Dania, lagi ngapain ?"

"Bete nih." keluh Dania.

"Oh ya Dan, ada lowongan nih ,mau tidak dari pada bosan." ujar Naomy memberitahunya.

"Hmmm.. benarkah, mau banget Nao , bantu aku ya memasukkan lamaran!" ucap Dania bersemangat seperti baru saja mendapatkan undian.

"Tapi nanti traktir ya klo dapat."

"Siap Naomy cantik." goda Dania.

"Ga Jadi." Naomy mengambek.

"Iya iya Naomy tampan hahaa.." Dania tertawa terbahak menertawakan sahabat nya yang paling benci di sebut perempuan  cantik itu.

Waktu makan malam telah tiba, Bella bangun sebelum waktu tiba tanpa dibangunkan oleh Dania. Bella mengajak Dania turun ke bawah dan kemudian menuju ruang makan, di sana Alex sudah menikmati makanan yang di hidangkan. Alex memang tidak pernah menunggu siapapun untuk makan, ketika waktunya tiba dia makan, terserah yang lain mau makan atau tidak.

"Mas.. " sapa Bella yang kemudian mengajak Dania duduk. Ketika sedang berdua saja dengan Alex, Bella harus memanggilnya dengan sebutan tuan dan ketika sedang ada orang lain dia memanggil nya dengan sebutan Mas atau sejenisnya, semua sudah tertulis lengkap di atas kertas kontrak.

Alex seperti biasa dengan wajah datarnya tidak merespon sedikit pun.

“Mas perkenalkan ini keponakanku Dania,” Bella memperkenalkan Dania pada Alex.

“Dania ini suami tante.” Bella memperkenalkan lagi suaminya kepada Dania.

“ Salam kena pOm.” sapa Dania berpura seolah tidak pernah bertemu.

Alex tidak merespon sama sekali ucapan Bella dan Dania. Dia terus menyantap hidangan yang ada di piringnya.

-OM- Alex merasa sangat risih di panggil oleh Dania dengan sebutan itu. Seperti sebuah pernyataan yang menyatakan kalau dirinya sangat tua .

Suasana sarapan yang sangat dingin  tidak ada interaksi akrab yang di antara mereka .

Setelah meminta izin kepada tantenya Dania pergi ke apartemen sewaan Naomy,  setiap hari ia pergi kesana, meski Naomy pergi bekerja dia juga akan tetap pergi, setiap hari ia pergi pagi dan pulang larut malam dan kadang dia menginap di apartement Naomy. Dia sudah begah tinggal di rumah milik suami tantenya itu. Mendengar namanya saja Dania sudah ingin muntah.

***

Hari ini di mana karier nya akan berjeda, setelah syuting terakhir ini Bella akan istirahat dari dunia hiburan memenuhi keinginan dari ibu mertuanya. Dia harus banyak berada di rumah untuk melayani suaminya dan juga satu hal yang tidak boleh Bella lupa, dia harus segera mengandung anak keturunan keluarga Sadewa.

Syuting yang baru selesai dini hari itu membuatnya sangat kelelahan rasa kantuk membuatnya ingin segera kembali ke kamar hotelnya. Langkahnya yang gontai terhenti ketika ada suara memanggilnya, suara dari seorang pria yang sangat dikenalnya.

“Bella..”

Bella membalikkan tubuhnya, matanya mencari arah suara yang memanggilnya.

“Kevin, ada apa?” tanya Bella masih tetap di posisinya.

Kevin melangkah mendekat kearah teman lamanya yang menunggunya itu. “Bisakah kita bicara sebentar?”

Tanpa basa-basi Bella menolak ajakan Kevin. “Aku sangat lelah sekarang, besok saja.”

“Hanya sebentar, aku mohon.”

Kevin mendengar desas desus yang beredar kalau Bella akan mengakhiri karier nya setelah Film yang di sutradarainya ini selesai. Hal itu sangat membuatnya kecewa. Dia tidak akan pernah bertemu dengan wanita yang di sukainya secara diam-diam itu. Ya sejak dahulu Kevin sudah menyukai Bella teman lamanya itu. Hanya saja nasibnya yang tidak seberuntung Alex  Rencana hengkangnya Bella dari dunia hiburan membuatnya ingin menyatakan perasaanya yang selama ini terpendam. Mungkin akan terdengar sangat menggelikan, disaat wanita yang dicintainya itu hidup bahagia dengan suaminya yang seorang  pengusaha besar. Kevin tidak ingin apapun untuk merusak kebahagiaan Bella , dia hanya ingin mengungkapkan perasaannya agar kemudian hari dia tidak akan menyesalinya.

Bella menyetujui dan melangkah ke arah kursi panjang tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang. Bella duduk dengan tenang.

Kevin pun mengekor di belakang Bella mengikuti kemana langkah wanita yang dicintainya itu. Anggap saja ini hari terakhir mereka bertemu.

“Apa yang ingin kamu bicarakan, aku beri kamu waktu sepuluh menit.” Ucap Bella acuh.

“I love you Bella.” ucap Kevin tanpa membuang waktu. Dia tidak ingin waktunya kini terbuang percuma.

Dahinya mengernyit seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan Kevin. Bella menyeringai .

“Sudahlah jangan bercanda, aku sudah ngantuk sekarang.” Bella tak percaya.

“Terserah kamu percaya atau tidak, aku hanya ingin mengungkapkan apa yang kurasakan. Aku tidak berharap kamu menerima karena kamu sudah memiliki pria yang kamu cintai. Aku hanya ingin kamu tahu perasaanku.”

Setelah mengungkapkan semua , Kevin pun pergi meninggalkan Bella yang masih duduk di kursi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status