Share

Tindakan Operasi Kedua

Dua hari berlalu pasca operasi.

Pagi ini perban dikaki Fikar harus dibersihkan, dibuka lalu diganti yang baru. Akan tetapi, bau amis memenuhi Kaki yang terluka. Dokter memeriksa dengan seksama, alhasil harus mengambil keputusan yang berat. 

Dokter yang memiliki name tag Azizah dibajunya mengajak Pak Harun ke ruangannya. 

"Maaf Pak, di kaki Fikar terjadi pembusukan. Harus segera diambil tindakan operasi untuk amputasi untuk menghentikan penyebaran pembusukan ke daerah lain. Jika Bapak bersedia, silahkan tanda tangani perjanjian dulu. Secepatnya!" Jelas Dokter Azizah dwngan tegas. Menyodorkan berkas yang sudah dipersiapkan oleh asistennya. 

"Baik Dok, saya bicarakan dulu dengan keluarga." Jawab Pak Harun, mengundurkan diri dari hadapan Dokter.

Kebetulan ada tamu di ruangan.

Mulailah mereka berdiskusi bersama mengenai permasalahan operasi Fikar. Pastinya di luar ruangan agar tidak terdengar oleh Fikar, takut mentalnya tergoncang.

"Ayo, kita bawa ke Rumah sakit yang lebih bagus. Minta saja surat rujuk ke sana!" salah satu memberi pendapat. 

"Daripada Amputasi, lebih baik pindah. Mana tahu takdir berkata lain." Seseorang yang lain menimpali. 

"Coba temui Dokternya dulu Bang, biar kita bawa pergi," Sahut Adiknya Pak Harun. 

Semua mengeluarkan pendapat. Tidak sepakat jika harus dioperasi lagi. Dan pihak keluarga juga sepakat. 

Pak Harun menemui Dokter kembali menolak diadakan operasi. 

"Maaf Pak, Kami nggak bisa menyetujui tindakan operasi lagi, bisakah kami meminta surat rujuk ke luar provinsi?" tanya Pak Harun. 

Dokter Azizah menaikkan kedua alisnya. Heran. Bagaimana mungkin operasi tidak dilakukan sedangkan pembusukan sudah menggerogoti tulang Sang anak! 

"Maaf Pak, kami tidak bisa mengeluarkan surat apapun. Kondisi Anak Bapak mulai melemah dan harus segera dioperasi. Jika Bapak masih berkeras, silahkan bawa pulang tanpa surat rujukan dari sini." Sahut Dokter penuh ketegasan. 

Pak Harun terdiam.

Lalu sejenak berat berpikir, "Baiklah Dok,  kalau gitu saya permisi dulu." Sahut Pak Harun lemah. 

Setibanya di depan Ruangan Rawat Inap Mekar No. 10 yang ditempati Fikar. Pak Harun melangkah lunglai, lutut terasa lemas dan tubuhnya luruh ke lantai. Tanpa sempat menyentuh handel pintu. 

Air mata terus mengalir di wajah tua itu. Baru beberapa hari lalu dia bersama Fikar ke pusat Kota, mengikuti tes masuk tentara dan dinyatakan lulus serta lanjut tes berikutnya, yang diadakan dua minggu lagi. Sebab fisik dan mental Fikar mendukung. Pak Harun menggantung harapan tinggi pada Sang Anak. Namun, sekarang apa? Fikar harus diamputasi sulit untuknya menerima kenyataan ini. 

Jeri yang kebetulan hendak keluar, kaget melihat Ayah lemah tak berdaya di depan pintu. 

"Ayah ... Tolong! Tolong!" teriak Jeri. 

Beberapa perawat dam keluarga pasien ruangan lain. Berdatangan, memapah Pak Harun ke kursi panjang depan kamar. Memberikan air minum dan minyak kayu putih. 

Ayah Jeri masih sadar. Akan tetapi, pikirannya berkelana jauh dari ia terbaring. Bu Hasnah Menghampiri Suaminya, "Ayah harus kuat! Semua demi Fikar. Hapus air mata Ayah," ujar Bu Hasnah dengan tangan bergetar, menahan air mata yang membendung. 

Tangispun pecah ketika kedua netra mata mereka bertemu. 

----------------------

Dokter meminta keputusan cepat dari pihak keluarga agar Fikar bisa segera ditangani. Dengan membaca basmalah dan tangan bergetar, Pak Harun menandatangani Surat perjanjian Rumah Sakit.

Tindak Operasi segera dilakukan setelah semua persyaratan lengkap. Darah sebanyak 5 kantong sudah standby, jika sewaktu proses operasi pasien kehilangan banyak darah. 

Dua Jam menunggu. Akhirnya Fikar dibawa keluar menggunakan Brankar dorong menuju ruang ICU. Sedangkan Jeri menyelesaikan Administrasi rawat Inap selama tiga hari dua malam. Nominal yang begitu besar sebab kelas VIP. 

Setiba di depan ICU harus bergantian untuk masuk. Ketika itu juga banyak tamu yang datang baik dari keluarga Bu Hasnah maupun Pak Harun. Ketika Jeri kembali ia begitu lemas dan seketika memuntahkan isi perutnya. 

Jeri begitu kelelahan, sehingga dia disuruh pulang oleh Pak Harun untuk menemani sibungsu di Rumah.

------------

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status