Share

Kedatangan Zola

last update Last Updated: 2021-09-10 14:16:13

Hari mendekati Sore, sebentar lagi mulai gelap dan Jam kunjung pasien habis. Tiba-tiba sosok yang dinantikan oleh Fikar kehadirannya muncul juga. 

Ya ... Dia kekasih Fikar, Zola Septia. 

Awalnya gadis itu tidak ingin datang sebab takut kena prank. Saat mendapat kabar dari Jeri, Abangnya Fikar dua hari yang lalu.

"Assalamualaikum Dek, Fikar kecelakaan. Datanglah ke sini, Rumah Sakit S Ruang ICU. Jam kunjung sore dari jam 16:00-18:00. Cepat ya! Fikar yang nyuruh." Ucap Bang Jeri dengan nada datar. 

Zola tersenyum. "Bisa-bisanya kak Fikar nyuruh Abangnya untuk ngerjain aku. No, ketahuan!" gumam Zola. Menggeleng pelan sambil senyum simpul. 

"Abang nggak usah bercandalah, mau ngerjain Adek ya?" Sahut Zola. Sebab sudah seharian kemarin Fikar tidak memberikan kabar. 

Jeri mulai sewot hatinya. 

"Ya Allah Dek, seterahlah kalau nggak percaya! Musibah kok dijadiin candaan. Aneh. Assalamualaikum," ketusnya lalu mematikan telpon secara sepihak. 

Zola mulai tidak tenang. Dia belum bisa berangkat sekarang. Sebab jarak rumahnya dengan Rumah Sakit sangat Jauh. Ia memutuskan datang besok. 

-------------

Ketika sampai di Rumah sakit, Zola memarkirkan motor dihalaman Rumah Sakit. Ia tak sendiri ditemani oleh saudara perempuannya. 

Dengan langkah tergesa, menuju Ruang ICU. Di sana begitu banyak keluarga pasien. Ia mengedarkan pandangan. Hingga di sudut ruang terlihat Bu Hasnah, Ibunya Fikar. 

Sebelumnya mereka sudah beberapa kali bertemu, hingga saling kenal. Mendekati Ibu dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Berharap semua hanya mimpi. 

"Bu ..." Sapanya lembut kepada calon Mertua. Dengan tangan kanan menyentuh wanita yang telah melahirkan Fikar.

Bu Hasnah kaget. Sedari tadi ia hanya melamun. Lalu menetralkan perasaan. Kan tetapi melihat Zola tidak mampu membendung air matanya, terjadilah tangis di antara keduanya. 

Setelah menumpahkan tangis keduanya. Zola meminta izin untuk menemui Fikar di Dalam ICU. Bu Hasnah menunjuk tempat Fikar di rawat, ia tidak ikut masuk. 

Memakai pakaian khusus pengunjung. Zola berusaha menguatkan hati. Sesampainya di Depan Ranjang tidur Fikar, menatap wajah pucat dan badan lemas Fikar yang dipasang banyak selang. Serta tubuhnya ditutupi selimut. Ia tak mampu membendung air mata yang membasahi pipi. 

Fikar yang mendengar Isak tangis dari suara yang sangat dikenalnya. Terbangun dari tidur berusaha tersenyum menyambut sosok yang dinantikannya. 

"Dek ..." panggilnya pelan dengan suara lirih. 

Zola menghapus air matanya lalu menatap lekat wajah Sang Kekasih. "Ya Bang ... Adek di sini, maaf datang terlambat." lirihnya dengan nada bergetar. Meraih tangan Fikar yang dibalut kain kasa pelan. 

"Bang, Jarinya kenapa?" tanya Zola dengan perasaan nyilu. 

"Jari Abang Patah Dek, jadi dipotong satu dan -----" ucapan Fikar terpotong oleh Zola. 

"Ya Allah Bang. Ini pasti sakit, adek hembus ya!" Tukas Zola berusaha menghibur sang Kekasih. Agar tak terpuruk. 

Fikar tersenyum melihat kelakuan polos sang Kekasih hati. Mau dihembus seperti apapun, tidak akan hilang sakit dan pedihnya. Namun, kekuatan cinta meruntuhkan semua. Rasa sakit itu berkurang atas kehadiran Pujaan hati. 

"Dek, ada yang lebih parah lagi." Fikar mencoba membuka selimut yang menutupi badannya. "Ini!" tunjuk Lelaki itu setelah selimut berhasil terbuka meski terdengar ringisan dari bibirnya. 

"Astagfirullah ..." Zola menangis sejadi-jadinya melihat kenyataan di depan mata. Fikar yang tak mampu membendung rasa, terbawa perasaan juga menangis.

Tidak ada kata yang terucap dari bibir tipis wanita muda itu, kecuali tangisan yang begitu memilukan. Hingga jam berkunjung habis. Zola tetap tak mampu menahan air mata untuk keluar. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CINTA LELAKI DISABILITAS   Bab 22 Si Manusia Jorok

    Rintik Hujan membasahi Kampung Bukit Lawas. Beberapa orang memilih untuk menarik selimut kembali karena pagi yang gelap dan cuaca yang tidak mendukung tidak memungkinkan mereka ke Kebun. Begitu juga Fikar! Dia tertidur sangat nyenyak hingga matahari mulai meuncul di sela pentilasi udara kamarnya.Semalaman, dia kelelahan menanti kabar Zola, yang mendiaminya sejak kejadian Video itu tersebar luas di jaringan sosial.Fikar mengisik mata, menatap sekitarnya yang sepi. Hanya rintik hujan yang menghiasi siang dengan cuaca dingin, tapi matahari tetap bersinar. Kata Orang Kampung itu hujan panas berarti membawa penyakit bagi yang terkena rintikannya yang tidak terlalu deras."Ah, Kesiangan. Begadang tapi tidak membuangkan hasil!" Dia mendengkus sebal. Lelaki itu beringsut ke pinggir kasur. Dia ingin membuat air menggunakan tempat yang tersedia di kamarnya. Kondisi tubuh besar dan kaki sakit, membuatnya kesulitan jika harus menempuh kamar mandi yang cukup jauh dari kamarnya. Sakit membuat F

  • CINTA LELAKI DISABILITAS   Bab 21 Keadaan Beby

    Di rumah mewah Perumahan Cendana. Seorang Wanita paruh baya dengan rahang mengeras dan wajah tegang menatap lekat gadis muda di hadapannya.Plak! Plak! Dua kali tamparan keras mendarat di pipi Gadis manis itu. Yang berhasil membuat Pipinya memerah bekasnya."Apa maksudnya ini, Beby?" teriak Bu Mawar, Ibunya Beby Annisa.Sungguh perbuatan Putrinya sudah melampaui batas. Seakan mencoreng nama baiknya sebagai Perempuan pekerja terhormat. Wanita itu melampiaskan amarah yang membelenggu terhadap putrinya dan juga ia merasa gagal sebagai orang tua. Semua fasilitas lengkap dia penuhi, apalagi kurangnya!Bukannya takut. Beby malah berbalik menatap ibunya sinis dengan senyum meremehkan. Apakah Ibu tidak sadar? Dia kurang kasih sayang dan perhatian selama ini."Kenapa kau berlagak seperti pela*cur murahan. Ibu malu Beby! Malu punya anak nggak punya harga diri kayak kamu!" bentak Bu mawar lagi.Dia terlalu gemas melihat Beby yang besikap pongah.Mawar menggeletukkan gigi, menahan geram. Namun,

  • CINTA LELAKI DISABILITAS   Masalah Baru

    Di dalam kelas IT C2"Teknologi bisa menaklukkan siapapun, membuat seseorang berambisi menciptakan sebuah karya ...." papar Seorang Dosen mengenakan kemeja Coklat itu di depan para Mahasiswa Jurusan IT.Sebut saja Namanya Dosen Narto yang dengan semangat 45 menjelaskan materi perkuliahan. Sorot mata tertuju padanya, kecuali satu Mahasiswa, Lelaki muda berkaca mata lensa itu sibuk pada pikirannya sendiri. Dia menatap kosong!"Jeri! Jeri!" Suara keras dan lantang sang Dosen tak mampu menarik perhatian Pemuda itu. Dia menatap sekilas lalu meneruskan lamunannya.Siapa yang tahu tentang masalahnya? Ya, Dia tengah memikirkan tahap menghentikan langkah penyebaran video asusila Adiknya."Jeri!" teriak Pak Dosen. Lagi, suara itu hanya angin lalu baginya yang sibuk dengan diri sendiri.Posisi duduk Jeri persis di pojok ruangan. Seseorang segera menyikut sikunya cukup keras. Ya, Dia teman yang duduk di sebelah Jeri."Apaan sih?" teriak Jeri kaget.Belum sempat temannya menjawab, tiba-tiba s

  • CINTA LELAKI DISABILITAS   Bab 19 Mantan Terindah

    Langkah gadis itu terburu-buru. Semakin dekat ke tempat meletakkan motor maticnya. Mata Zola menyipit, menyadari gantungan di dekat jok, ada sebuah bingkisan. Dia yakin itu dari Fikar, yang sengaja digantung tanpa sepengetahuan dirinya.Segurat senyum terlukis dibibir Zola, sembari membelakangi Bu Hasnah, Jeri dan Fikar. Bergegas dia menaiki kendaraan tersebut berharap agar segera hilang dari sana secepat mungkin. Sebelum melajukan motor, gadis itu menyempatkan diri tersenyum menghadap ke arah keluarga itu. Hanya Bu Hasnah yang membalas senyuman itu, sedangkan kedua putranya ... Entahlah. Wajah datar."Saudara kandung sama aja! dasar menyebalkan," desis gadis itu mengendarai roda dua membelah jalanan.Selepas kepergian Zola."Ayo masuk! ngapain pada berdiri di situ," kata Bu Hasnah berlalu.Kedua putranya hanya diam dengan wajah datar seperti sebelum

  • CINTA LELAKI DISABILITAS   Bab 18 Menikah?

    "Eh, Dek. Kapan nyampai? Kok nggak kasih tahu," tanya Fikar pelongo saat menyadari pemilik rasa tersenyum manis di depannya."Sebenarnya A----- " ucapan Zola terpotong oleh kedatangan seseorang.Tiba-tiba Jeri datang dengan aura dingin bak kulkas berjalan. "Eh, anak ingusan datang!" serunya menatap Zola yang saat itu menggunakan jilbab marun dengan pakaian gamis modern."Bang," tegur Fikar.Ekspresi yang ditujukan sang Adik membuat dia tak mampu menahan tawa geli."Pas kamu tidur. Dia chat melulu, berisik! ya, Abang suruh datanglah. Jangan OMDO doang," celoteh Jeri tanpa rasa bersalah sambil memasang wajah tampan kebanggaannya.Telinga Fikar terasa panas atas perkataan Abangnya yang berlalu sesuka hati tanpa pamit menuju arah dapur. Zola tercengang, "Ada ya manusia seperti itu? Sumpah nyebelin tingkat kabupaten," jerit gadis itu dalam

  • CINTA LELAKI DISABILITAS   Bab 17 Kedatangan Zola

    Ukuran badan Fikar yang proposinal sebab mantan anggota Damkar, sulit untuk diangkat ke atas, walaupun tak terlalu jurang, tetap saja mereka kesulitan evakuasi. Lima orang tak cukup untuk membantu memapahnya, butuh beberapa orang lagi. Posisi jatuhnya di tepi jalan sehingga bagi yang kenal bakal berhenti dan ikut turun tangan.Tubuh Fikar dibarikan kemudian di atas motor becak yang sudah terlebih dulu ditarik ke atas, dan kondisi tak rusak parah. Jeri melajukan kendaraan roda tiga itu menuju rumah, jarak yang dekat tidak memakan waktu lama.Tubuh Fikar segera diangkat ke kamarnya, dan dibantu menyandarkan pada pinggir tempat tidur. Kamar redup dan sedikit berantakan adalah tempat ternyaman untuknya.Sejak dipindahkan, ringisan yang keluar dari bibir Fikar tak kunjung berhenti. Semua menatapnya kasihan! Lelaki itu benci tatapan iba yang disuguhkan padanya. Daripada emosi, dia memilih membuang wajah ke arah lai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status