Share

MUNAFIKNYA KELEWATAN

"Ikut aku kerja aja, Tih."

"Ngelonte, maksudmu Mar?"

Marlina mendengus mendengar pertanyaanku. "Ck, enggak. Kamu cukup jadi petugas bersih-bersih aja. Orang kalau udah mabok, gak mikir mau muntah dimana. Belum lagi botol berserakan di mana-mana. Entar kamu kumpulin."

Aku mengernyitkan dahi, menatapnya heran. "Itu tempat apa sih, Mar? Kok kayak gitu?"

"Ya tempat maksiat lah. Masak tempat pengajian. Ada-ada aja!"

"Kalau mau, entar aku bilangin sama bos-ku."

"Ah, enggak lah. Aku mau jadi barista aja. Kebetulan suaminya Hana ada nawarin aku kerja."

"Oalah. Mau langsung balas dendam sekalian toh? Wes... Silahkan."

Aku menggeleng kepala mendengarnya. Entah sejak kapan, aku malah semakin dekat dengan wanita ini. Mungkin karena kami sama-sama memiliki nasib tak beruntung.

"Apa lagi yang Mbak rencanain sama Ratih? Jangan yang aneh-aneh ya Mbak."

Kami menoleh secara bersamaan saat melihat kedatangan Arga yang entah sejak kapan. Dia mendengar semua ucapan kami? Di sebelahnya berdiri s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status