Home / Romansa / CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU / 35. Rumah yang Tenang

Share

35. Rumah yang Tenang

Author: A. Rietha
last update Last Updated: 2025-05-20 10:31:37

Malam itu, Adrian menyetir dengan hati-hati di jalanan yang masih basah setelah hujan. Jalanan yang licin dan kendaraan lain yang melaju lambat membuatnya lebih berhati-hati.

Jam di dashboard mobilnya menunjukkan pukul sebelas malam lebih dua puluh menit. Adrian menghela napas panjang. Pekerjaan yang harus ia selesaikan sangat banyak dan membuatnya harus lembur.

Sejenak, Adrian tersenyum. Dulu, pulang larut seperti ini selalu terasa menyesakkan. Rumah hanya terasa seperti tempat singgah, bukan tempat pulang.

Tapi sekarang berbeda. Ada Bianca, putri kecilnya yang mengubah segalanya. Dan kehadiran Miranti, yang entah bagaimana telah membawa ketenangan yang telah lama tidak ia rasakan. Bianca dan Miranti membuat Adrian merasakan kembali gairah hidup.

Hampir tengah malam saat mobil Adrian memasuki halaman rumahnya. Adrian memasuki rumah dengan langkah pelan. Suasana begitu hening. Ia melepas sepatu dan melonggarkan dasinya, lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air.

Adrian me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   35. Rumah yang Tenang

    Malam itu, Adrian menyetir dengan hati-hati di jalanan yang masih basah setelah hujan. Jalanan yang licin dan kendaraan lain yang melaju lambat membuatnya lebih berhati-hati.Jam di dashboard mobilnya menunjukkan pukul sebelas malam lebih dua puluh menit. Adrian menghela napas panjang. Pekerjaan yang harus ia selesaikan sangat banyak dan membuatnya harus lembur.Sejenak, Adrian tersenyum. Dulu, pulang larut seperti ini selalu terasa menyesakkan. Rumah hanya terasa seperti tempat singgah, bukan tempat pulang.Tapi sekarang berbeda. Ada Bianca, putri kecilnya yang mengubah segalanya. Dan kehadiran Miranti, yang entah bagaimana telah membawa ketenangan yang telah lama tidak ia rasakan. Bianca dan Miranti membuat Adrian merasakan kembali gairah hidup.Hampir tengah malam saat mobil Adrian memasuki halaman rumahnya. Adrian memasuki rumah dengan langkah pelan. Suasana begitu hening. Ia melepas sepatu dan melonggarkan dasinya, lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air.Adrian me

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   34. Ide Apa Lagi

    Linda menatap keluar jendela mobil. Ia memandangi deretan kendaraan yang bergerak cepat di sepanjang jalan tol. Sepanjang perjalanan ia tidak mengajak suaminya bicara. Linda hanya menjawab seadanya saat Wildan mengajaknya bicara.”Apa jalanan di luar jauh lebih menyenangkan daripada suamimu?” protes Wildan pada istrinya.Linda mendengus pelan, ”Harusnya kamu mengizinkan aku tinggal lebih lama di rumah Adrian.””Sudah aku bilang kan, kamu sudah di sana lebih dari seminggu. Adrian butuh ruang. Ia juga butuh ketenangan,” jelas Wildan untuk kesekian kalinya.”Apa maksudmu Adrian butuh ruang? Dia butuh bantuan! Bianca baru berusia tiga bulan dan Adrian sendirian mengurus bayi setelah Karina meninggal. Dan sekarang…” Linda menggigit bibir bawahnya, menahan emosi yang berkecamuk.”Dan sekarang dia sudah punya pengasuh sekaligus wet nurse untuk Bianca,” lanjut Wildan tenang. ”Bukankah

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   33. Bantuan yang Dibutuhkan

    Adrian melangkahkan kakinya memasuki rumahnya. Hari yang panjang di kantor membuat pundaknya terasa kaku.Ia hanya ingin memeluk putri kecilnya, Bianca, sebelum menikmati secangkir teh hangat. Namun, suara bentakan dari arah lantai atas langsung menyambutnya.”Berapa kali harus kukatakan? Jangan sering-sering menyusui Bianca! Bianca sudah aku buatkan jadwal kapan harus menyusu.”Adrian mempercepat langkahnya. Suasana yang menyambut kepulangannya hari itu membuat Adrian menghela napas berat. Lagi-lagi, Linda, maminya, kembali mengintimidasi Miranti. Tak heran kalau Miranti meminta resign karena tidak betah.”Maaf, Nyonya. Tapi, Bianca lapar. Anak seusianya biasa sering menyusu. Jadwal yang Nyonya buat terlalu ketat untuknya,” terdengar Miranti menjawab pelan.”Kau pikir kau ini siapa berani-beraninya mengajariku! Apa kau semakin tak tahu diri hanya karena Adrian perhatian padamu?””Mami, cukup!” Adrian menyela, ia masuk ke dalam kamar Bianca dan melihat anaknya tengah merengek dalam g

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   32. Korban Keegoisan

    Miranti menggendong Bianca yang tertidur pulas setelah menyusu. Jemarinya dengan lembut membelai rambut tipis bayi mungil itu.Matanya tak lepas dari wajah Bianca yang polos dan damai. Sangat kontras dengan badai yang tengah berkecamuk dalam hatinya.Bibir mungil Bianca sesekali bergerak, seolah masih menikmati mimpi indahnya, tanpa tahu drama yang tengah terjadi di antara orang-orang dewasa di sekitarnya.”Waktunya habis.”Suara Linda yang dingin memecah keheningan. Wanita paruh baya itu berdiri di ambang pintu kamar bayi dengan tangan terlipat di dada dan tatapan tajamnya.”Sepuluh menit lagi, Nyonya Linda. Bianca baru saja tertidur,” pinta Miranti dengan suara lirih, berusaha agar tidak membangunkan bayi dalam gendongannya.”Tugasmu hanya menyusui, bukan menidurkan,” jawab Linda ketus. ”Berikan Bianca padaku. Sekarang!”Miranti menggigit bibir bawahnya, menahan air mata yang sudah menggenang. Dengan sangat hati-hati, ia mencium kening Bianca sebelum menyerahkannya pada Linda.Begit

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   31. Linda Tidak terima

    Miranti tersentak kaget. Linda berdiri di ambang pintu, wajahnya pucat pasi dengan mata membelalak tidak percaya. Tatapannya tertuju pada Bianca yang masih menyusu pada Miranti.”N-Nyonya Linda,” Miranti tergagap, berusaha menutupi dadanya dengan tangan gemetar.”Kau... kau menyusui Bianca? Kau berani menyusui cucuku?” Linda hampir tersedak kata-katanya sendiri.”Saya bisa menjelaskan…””Tidak perlu!” Linda melangkah masuk dengan wajah merah padam oleh amarah.”Aku tidak percaya ini! Kau... kau menggunakan tubuhmu untuk menyusui darah dagingku? Ini pelecehan! Kau sudah melanggar batas moral!”Miranti dengan panik berusaha merapian pakaiannya sambil tetap menjaga Bianca yang mulai menangis karena terkejut.”Nyonya, saya mohon. Dengarkan penjelasan saya dulu.””Jangan berani mengatakan apa pun padaku!” Linda mendekat dengan tangan terkepal. ”Aku tidak mau dengar apa pun alasanmu. Ini tidak bisa dimaafkan!”Dengan kasar, Linda meraih Bianca dan mencoba mengambilnya dari pelukan Miranti.

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   30. Perang Dimulai (2)

    Linda semakin mengambil alih kendali di rumah Adrian. Sejak kedatangannya, perubahan besar terjadi di seluruh rumah. Apalagi akhir-akhir ini Adrian disibukkan dengan pekerjaannya di kantor.Adrian pergi bekerja lebih pagi dan pulang lebih larut karena pekerjaannya yang menumpuk. Ketidakhadirannya memberikan kesempatan bagi Linda untuk menjalankan ”kekuasaan” barunya.”Unti!” Linda berteriak dari ruang tengah pagi itu. ”Kenapa masih ada debu di meja ini? Kau sudah bersihkan berapa kali?”Unti, asisten rumah tangga yang baru beberapa bulan bekerja di rumah Adrian, bergegas menghampiri dengan lap di tangan.”Maaf, Nyonya. Saya sudah membersihkannya tadi pagi.””Tadi pagi?” Linda mendengus. ”Jelas sekali kau melakukannya asal-asalan. Lap ulang seluruh ruangan, dan pastikan tidak ada debu sedikit pun tertinggal.”Unti mengangguk patuh dan mulai mengelap meja dengan cepat dan teliti. Biasanya, ia selalu bersenandung kecil saat bekerja. Kini, bibir yang biasa menyanyikan lagu itu terkatup ra

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   29. Perang Dimulai (1)

    Linda yang tidak berhasil meyakinkan putranya untuk memecat Miranti, kini mulai mengambil tindakan.Jika Linda tidak bisa mengeluarkan gadis itu dari rumah ini secara langsung, dia akan membuatnya tidak betah hingga mengundurkan diri dengan sendirinya.Linda bangun pagi-pagi sekali, bahkan sebelum Bianca terbangun dan membutuhkan perhatian. Ia sengaja duduk di kursi berlengan di sudut kamar bayi, menunggu Miranti.Miranti memasuki kamar Bianca tiga puluh menit kemudian. Ia tidak menduga akan menemukan Linda sudah berada di sana.Sejak Linda tinggal di rumah Adrian, Miranti tidak diperbolehkan tidur di kamar Bianca. Ia tidur di kamar pembantu dekat dapur.”Nyonya Linda,” Miranti terlihat terkejut, tapi dengan cepat menguasai diri. ”Selamat pagi.””Kau ke mana saja?” Linda menjawab dingin, melirik jam tangannya dengan sengaja. ”Selalu tidak tepat waktu.”Miranti menahan napas sejenak. ”Saya membersihkan diri dulu sebelum ke sini dan…””Kenapa kau selalu mencari-cari alasan?” potong Lind

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   28. Pecat Dia

    Linda memasuki kamar tamu yang telah disiapkan untuknya. Begitu pintu tertutup, senyum sinis tersungging di bibirnya.Ia meletakkan tas tangannya di atas meja rias, lalu duduk di tepi ranjang, matanya menerawang ke luar jendela yang menghadap taman belakang.Bayangan wajah Miranti terus bermain di benaknya. Ada sesuatu yang sangat familiar, sesuatu yang mengganggu ingatannya. Linda berusaha keras mengorek memorinya tentang Miranti.”Ya Tuhan,” bisik Linda nyaris tak terdengar. ”Itu gadis yang sama!”Perlahan-lahan, ingatannya tentang Miranti mulai pulih.”Miranti,” Linda bergumam, mengulang nama itu dengan nada mencemooh. ”Tentu saja.”Ingatannya melayang pada peristiwa lima tahun lalu.Linda ingat bagaimana amarahnya langsung tersulut saat mengetahui Adrian berpacaran dengan Miranti.Adrian adalah penerus tunggal kerajaan bisnis Himawan. Ia pantas mendapatkan pendamping dari keluarga terpandang, bukan sekedar pegawai magang yang bahkan belum lama bekerja di Andromeda Mall.”Perempuan

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   27. Kemarahan Linda

    Miranti memutar kenop pintu kamar Bianca dengan tangan gemetar. Ia menghembuskan napas panjang, berusaha menenangkan diri meski jantungnya berdegup kencang. Saat pintu terbuka, pemandangan di hadapannya membuat lidah Miranti kelu.Linda Himawan berdiri di tengah ruangan dengan Bianca yang menangis keras dalam gendongannya. Wajah Linda yang cantik tampak mengeras karena amarah. Matanya langsung menghujam Miranti dengan tatapan tajam, seolah ingin melubangi tubuhnya.”Jadi ini pengasuh yang tidak bertanggung jawab itu,” ucap Linda dengan nada dingin menusuk.Sorot mata wanita paruh baya itu terlihat mengancam, ciri khas seorang Linda Himawan, ibu dari Adrian yang terkenal dengan keangkuhannya.Miranti mematung di ambang pintu. Tas plastik berisi pembalut yang dipegangnya terasa seperti barang bukti kejahatan. Ia melirik Unti yang berdiri di sudut ruangan dengan wajah pucat dan tubuh gemetar.”Ma-maafkan saya, Nyonya,” Miranti akhirnya berhasil bersuara meski nyaris berbisik. ”Saya hanya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status