Home / Romansa / CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU / 61. Ancaman Masa Lalu (1)

Share

61. Ancaman Masa Lalu (1)

Author: A. Rietha
last update Huling Na-update: 2025-06-02 22:06:27

Miranti duduk di kursi penumpang saat mobil Adrian melaju membelah jalanan yang padat. Bianca duduk di car seat sambil minum susu.

"Kita mampir ke mana, Mbak?" tanya supir Adrian.

"Sudah, Pak. Langsung pulang saja. Bianca juga sudah waktunya tidur siang," jawab Miranti sambil memastikan Bianca nyaman di car seat.

Sementara di pelataran klinik, Rino yang sudah menunggu sejak tadi langsung menyalakan motor maticnya. Rino buru-buru mengikuti mobil yang membawa Miranti sebelum kehilangan jejaknya.

"Akhirnya ketemu juga," gumamnya dengan mata menyipit.

Mobil sedan yang ditumpangi Miranti bergerak pelan di antara kendaraan lain. Rino langsung mengejar dengan tergesa-gesa. Ia menyalip beberapa kendaraan dengan ugal-ugalan, hampir menyerempet sebuah angkot.

"Hei, gila lu!" teriak supir angkot sambil membunyikan klakson berkali-kali.

Rino tidak peduli. Ia terus menyalip kendaraan demi kendaraan, membuat beberapa pengemudi kaget dan memaki keras.

"Bangsat! Nyawa lu dijual ya?!" seru seorang pen
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   66. Ketakutan yang Mencekam

    DUK! DUK! DUK!Miranti terlonjak di sudut kamar, tubuhnya bergetar hebat. Ketukan keras di pintu kamar Bianca membuat jantungnya seakan berhenti berdetak. Bayi mungil di pelukannya juga ikut takut dan mulai menangis. Suara tangisannya membuat Miranti makin tegang."Ssshhh... diam sayang, tidak apa-apa," bisik Miranti sambil mendekap Bianca lebih erat.Suaranya bergetar menahan ketakutan yang merayap ke seluruh tubuhnya. Tangannya gemetar saat membelai kepala bayi itu dengan lembut, berusaha memberikan ketenangan meski dirinya sendiri sedang panik luar biasa.DUK! DUK! DUK!Ketukan itu terdengar lagi, kali ini lebih keras. Sepertinya orang di luar sudah kehilangan kesabaran. Suara ketukan itu membuat bulu kuduk Miranti berdiri.Miranti menutup mata rapat-rapat, keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya yang pucat pasi, tubuhnya bergetar semakin hebat."Rino. Dia sudah masuk ke dalam rumah. Ya Tuhan, bagaimana dia bisa masuk ke rumah ini?" gumam Miranti parau. Suaranya hampir tidak t

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   65. Teror dari Masa Lalu

    Rino memarkirkan motornya di depan kafe yang berjarak lima puluh meter dari gerbang kompleks perumahan elit tempat Miranti tinggal.Helm hijau bertuliskan nama aplikasi ojol menutupi sebagian wajahnya. Seragam hijau yang lusuh membuatnya terlihat seperti driver biasa yang sedang menunggu orderan. Tidak ada yang curiga. Bahkan satpam kompleks yang ada di posnya hanya melirik sekilas tanpa perhatian khusus."Pintar juga mantan istriku ini," gumam Rino sambil menyalakan rokok. "Dia bisa hidup mewah sekarang."Sudah beberapa hari Rino mendatangi rumah tempat Miranti tinggal. Matanya menatap tajam ke arah rumah mewah berlantai dua dengan pagar tinggi yang selalu tertutup rapat.Dua hari ini dia sudah bolak-balik ke lokasi yang sama, mengamati setiap gerak-gerik penghuni rumah itu. Tapi hasilnya mengecewakan. Miranti tidak pernah keluar.Biasanya Miranti juga keluar ke taman bersama bayinya. Namun, sekarang wanita itu seperti tikus yang bersembunyi di sarang mewahnya.Rino menghisap rokok d

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   64. Ketakutan yang Nyata

    Miranti berdiri mematung menatap Adrian. Napasnya masih tersengal-sengal dan keringat dingin masih membasahi pelipisnya.Adrian menyipitkan matanya. Jelas sekali kalau Miranti tengah ketakutan. Apakah ada orang yang berniat jahat padaya atau Bianca?"Miranti, ada apa? Kau kelihatan gemetar," Adrian berkata sambil meraih tangan Miranti yang dingin. "Apa yang terjadi di taman tadi? Kenapa kamu terlihat seperti habis melihat hantu?"Miranti mencoba mengatur napasnya. Ia melepaskan pegangannya dari stroler Bianca dan tersadar kalau mulai merengek."Aku... tidak apa-apa, Adrian. Tidak ada apa-apa.""Kalau tidak apa-apa mana mungkin kau setakut itu. Apa ada yang mengganggumu atau Bianca?" kejar Adrian.Miranti menggeleng cepat. Ia mengatur napasnya supaya tubuhnya tidak semakin tegang yang membuat Adrian semakin khawatir."Kamu terlihat sangat ketakutan tadi. Bahkan sekarang tanganmu masih bergetar." Adrian berkata pelan, suaranya penuh kekhawatiran.Miranti menarik napas dalam-dalam. Pikira

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   63. Si Penguntit

    Rino menekan tombol kamera ponselnya berulang kali. Lensa kamera menangkap sosok Miranti yang tengah mendorong kereta bayi di sepanjang trotoar.Bianca, bayi mungil berusia enam bulan itu, duduk tenang di dalam kereta. Jarak sekitar lima puluh meter memisahkan Rino dengan sosok ayu yang pernah menjadi masa lalu baginya. Masa lalu yang telah ia buang, namun ingin dimilikinya kembali."Aku akan mendapatkan kalian kembali, bagaimanapun caranya," gumamnya pelan.Mata Rino tidak lepas dari layar ponsel yang menampilkan wajah Miranti. Wanita itu terlihat lebih cantik dari terakhir kali ia melihatnya tiga bulan lalu. Rambut panjangnya yang dulu selalu tampak kusam dan terikat kini terlihat terawat dengan.Rino menyimpan ponselnya dan mulai mengikuti Miranti dari kejauhan. Setiap langkah Miranti, ia ikuti. Setiap belokan yang Miranti ambil, ia turuti. Seperti bayangan yang tidak bisa dipisahkan dari pemiliknya.Miranti berhenti di depan apotek. Rino bersembunyi di balik tiang listrik, mengama

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   62. Ancaman Masa Lalu (2)

    Sore itu Miranti kembali mendorong stroller menuju taman. Bianca duduk dan menikmati pemandangan di sekitarnya. Wajahnya tampak riang saat bertemu dengan anak-anak seusianya yang menghabiskan waktu sore itu di taman.Rutinitas baru untuk Miranti dan Bianca. Sejak Bianca mulai MPASI Miranti mengajaknya jalan-jalan sore seperti ini dengan seizin Adrian tentunya."Ayo, sayang. Kita main ayunan, yuk!" bisik Miranti lembut sambil mengangkat Bianca dari stroller.Miranti duduk di ayunan sambil memangku Bianca, mengayunkan tubuh mereka pelan-pelan. Senyum tipis terukir di wajahnya. Setelah kehilangan bayinya sendiri, merawat Bianca memberikan penghiburan dan ketenangan bagi hatinya yang terluka.Tiba-tiba langkah kaki seseorang terdengar mendekat. Miranti menoleh dan tubuhnya menegang. Rino berdiri di belakangnya, menatapnya dengan tatapan yang sulit dibaca."Rino.” Miranti tercekat. Tak pernah terlintas dalam pikirannya akan bertemu lagi dengan Rino."Miranti, aku sudah mencarimu kemana-man

  • CINTA TERLARANG SANG IBU SUSU   61. Ancaman Masa Lalu (1)

    Miranti duduk di kursi penumpang saat mobil Adrian melaju membelah jalanan yang padat. Bianca duduk di car seat sambil minum susu."Kita mampir ke mana, Mbak?" tanya supir Adrian."Sudah, Pak. Langsung pulang saja. Bianca juga sudah waktunya tidur siang," jawab Miranti sambil memastikan Bianca nyaman di car seat.Sementara di pelataran klinik, Rino yang sudah menunggu sejak tadi langsung menyalakan motor maticnya. Rino buru-buru mengikuti mobil yang membawa Miranti sebelum kehilangan jejaknya."Akhirnya ketemu juga," gumamnya dengan mata menyipit.Mobil sedan yang ditumpangi Miranti bergerak pelan di antara kendaraan lain. Rino langsung mengejar dengan tergesa-gesa. Ia menyalip beberapa kendaraan dengan ugal-ugalan, hampir menyerempet sebuah angkot."Hei, gila lu!" teriak supir angkot sambil membunyikan klakson berkali-kali.Rino tidak peduli. Ia terus menyalip kendaraan demi kendaraan, membuat beberapa pengemudi kaget dan memaki keras."Bangsat! Nyawa lu dijual ya?!" seru seorang pen

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status