Share

6. Milik Ryu

Author: Sayap Ikarus
last update Huling Na-update: 2025-01-31 08:08:03

"Jangan mikir macem-macem cuma karena saya bilang ke temen kamu soal kamu yang sangat memuaskan saya!" pesan Ryu sebelum ia turun dari mobil, setelah terjebak dalam kediaman yang panjang sepanjang perjalanan.

"Saya anggap Bapak muji cara kerja saya yang sangat memuaskan, begitu Pak?" sahut Rara mengekor langkah Ryu masuk ke dalam rumah makan di pinggir sungai Mentaya itu.

Ryu hanya menoleh tanpa menjawab, ia memilih mengitarkan pandangan, mencari kolega perusahaan yang sudah menunggu di sudut rumah makan. Suasana pinggiran Sungai Mentaya yang cukup ramai kelotok menyeberang dan lewatnya kapal-kapal tongkang mencipta vibes syahdu yang manis.

"Mas Ryu!" sapa lelaki paruh baya berwajah oriental yang langsung berdiri menyambut.

"Sudah pesan makanan, semuanya?" sapa Ryu sambil menyalami kelima lelaki yang kompak berdiri untuk menyapanya. "Maaf telat," tambahnya.

"It's okay!" balas Mister Singh, lelaki berperawakan tinggi, berwajah India tapi asli dari Malaysia.

"Senang lah punya person elok sangat ni," tunjuk Mister David langsung pada Rara, membuat Ryu menoleh sang PA.

"Dia cekatan, cerdas, pekerja keras, senang tentu saja," jawab Ryu kaku. Ia duduk di sebelah Mister Singh, menghadapi Mister David langsung. "Di sebelah saya!" perintahnya pada Rara tak terbantahkan.

Pasalnya, Rara terlihat bingung mencari posisi duduk karena ia adalah satu-satunya perempuan di meja itu. Belum lagi ia lupa mengenakan rok pendek setinggi lutut yang membuatnya kesusahan saat harus duduk lesehan. Beruntung Ryu segera menutup paha mulus sang asisten dengan jas semi formalnya tanpa banyak bicara.

"Masih single kah, you?" tanya Mister David pada gadis di sebelah Ryu ini, terlihat sangat tertarik pada Rara.

"Memang kita sedang main badminton?" sergah Ryu gerah.

"Tukar PA saje lah," celetuk Mister David. "Kakak ini ikut saya," katanya dalam bahasa yang bercampur-campur, mengingat ia adalah keturunan Malaysia-Cina.

"Tuker?" raut wajah Ryu langsung berubah serius. "Pake kebun you pun, Azura nggak akan saya kasih!" tegasnya tanpa tawa.

"Pak," desis Rara takjub.

"Easy Ryu, makan-makan, saya hanya bercanda," seloroh Mister David terpingkal, menyadari ekspresi wajah Ryu yang tidak seperti sebelumnya.

"Azura manusia, saya yakin semua yang di sini tau seperti apa nilainya. Dia bukan barang!" sambar Ryu berapi.

"Okay, okay, kita bisa serius ke pekerjaan, now!" lerai Mister Singh menengahi. "Makan, makan, jom!" ajaknya berusaha mencairkan suasana.

Sejenak Ryu masih terdiam, sambil mengatur napasnya, ia menoleh Rara. Perempuan di sampingnya ini meringis polos sekali. Entah kenapa hari ini emosi Ryu seperti selalu dipancing keluar, membuatnya kesulitan menyembunyikan perasaannya terhadap sang PA.

"Pak Ryu mau saya ambilkan nasi dan lauknya?" tawar Rara lembut.

"Es teh," celetuk Ryu mendesah lemah, "saya perlu yang dingin sebelum makan," tandasnya mencipta anggukan dari Rara.

Permintaan Ryu membuat Rara beranjak, menuju ke arah meja pemesanan, mencari pelayan. Sementara di meja makan, Mister David menyeringai tajam pada Ryu, menggelengkan kepalanya gemas.

"Marry her, Ryu!" ujar Mister David. "How much will this take, hem?"

Ryu menggeleng, "Nahh," ia menggeleng, "mind your own business," ujarnya sedikit kasar.

Dan tertawalah para ekspatriat itu mendengar tanggapan Ryu. Mereka sangat tahu seperti apa Ryu menganggap Rara. Menggoda Rara akan memicu reaksi cemburu Ryu yang sangat lucu.

"Bapak, saya pesankan tiga gelas es teh langsung," ucap Rara begitu kembali dari memesan.

"Kamu pikir saya sapi? Kamu mau saya digelonggong es teh, gitu?" geram Ryu tak habis pikir.

"Ehm, saya kira kalau cuma satu nggak cukup, Bapak," balas Rara dengan begitu lugunya, ia nyengir kuda, cantik sekali.

Ryu meraup wajahnya frustasi, "Azura!!"

###

Kelotok: Kapal kecil tradisional sebagai moda transportasi sungai.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   126. Kehilangan Tanpa Peringatan

    "Lakukan! Coba laporin aja, saya nggak peduli! Biar mati sekalian aja mertua nggak bergunamu itu!" sentak Bu Endah berusaha keras untuk tak terlihat terdesak oleh ancaman Ryu. "Keadaan berbalik Bu, Ayah masuk rumah sakit begini, bukan disengaja dibikin sakit sama Bu Endah kan?" "Gila kamu!" cerca Bu Endah segera beranjak pergi, tak mau semakin dibuat panik oleh Ryu karena perbuatannya sendiri. Ryu tak lagi mengejar Bu Endah, ancamannya sudah pasti membuat ibu tiri Rara itu cukup terdesak sekarang. Setelahnya, ia memilih untuk membelokkan arah langkahnya ke bagian pelayanan terpadu, mengurus administrasi Pak Darwis. Namun, belum juga Ryu mencapai ruangan yang akan ia tuju, Rara nampak berlari tergesa dari kejauhan, mendekat ke arahnya. "Kenapa? Ayah mau dicariin makan?" sambut Ryu polos sekali. Rara menggeleng keras, ia terlihat berusaha keras menahan air matanya agar tidak jatuh. Ingin memeluk suaminya, ia masih sadar bahwa mereka ada di ruang publik. Jadi, alih-alih meraun

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   125. Berbalik Mengancam

    "Maaf ya Mas, aku tiba-tiba ngajak balik kebun mendadak gini," kata Rara gelisah. Ia dan Ryu baru saja turun dari tangga pesawat sesampainya mereka di bandara H. Asan, Sampit. "Nggak pa-pa, ini juga penting, aku tau kamu khawatir," jawab Ryu tak keberatan. Pagi tadi, saat Rara baru selesai menunaikan ibadah salat subuh, Bu Endah menghubungi. Membutuhkan sekitar 8 kali panggilan baru Rara bersedia menerima dan berbicara dengan Bu Endah di seberang. Pak Darwis dilarikan ke rumah sakit pada pukul dua dini hari sebelumnya karena muntah dan kejang. Meski sudah tidak ingin peduli, Rara tetap merasa khawatir karena ia tahu sekali bagaimana sikap Bu Endah. Jadi, ia memberanikan diri untuk mengajak Ryu pulang ke Sampit demi melihat kondisi sang ayah. "Kita langsung ke rumah sakit aja, Mas Jaka," pinta Ryu pada sang sopir pribadi yang sudah standby di parkir bandara. "Siap Pak!" sahut Jaka seraya melajukan mobil milik Ryu itu meninggalkan pelataran bandara. Walaupun tidak mengungkap k

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   124. Tercantik Di Hati

    "Ya udah, maaf ya. Harusnya aku pura-pura nggak kenal aja ya tadi?" sebut Ryu. "Iya." Ryu tersenyum. Rara ketika cemburu jauh lebih menggemaskan dan imut. Begini saja sudah sangat menghibur Ryu yang jika ditanya, ia tak akan bisa berpindah ke lain hati, hanya ada Rara di hatinya. "Mau ke ruangan Papa lagi?" tawar Ryu, bermaksud merubah mood istrinya yang sedang kesal. Rara menggeleng, "Mau pulang. Aku minder di sini," tukasnya mengamati tubuhnya sendiri. "Kamu cantik, luar biasa, nggak ada yang bisa nandingin cantikmu," puji Ryu tulus. "Serius? Pake sandal selop kampung begini? Mas bandingin coba sama si Helena yang pake highheels tadi. Timpang nggak kalau aku di sebelah dia?" "Timpang karena kamu istriku, calon nyonya CEO perusahaan sedangkan dia cuma karyawan. Kamu yang bakalan punya kuasa." "Mas! Ayolah!" desis Rara geregetan. "Gim

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   123. Perempuan Lain?

    "Kamu kerja di DC?" tanya Ryu tak percaya, ia amati lanyard yang tergantung di dada Helena. "Iya Kak, aku manajer purchasing yang baru," jawab Helena sumringah. "Oh," Ryu manggut-manggut. "Selamat datang di Dhanapati," sebutnya ramah. "Makasih Kak," ucap Helena. "Aku denger kamu di Kalimantan kan? Atau sekarang udah ke sini lagi?" tanyanya. "Iya, aku pegang kerjaan di sana, ini cuma lagi liburan aja. Ah, istriku," tunjuk Ryu pada Rara yang sejak tadi hanya diam, memperhatikan suaminya mengobrol asik dengan perempuan lain di depannya. "Ah, hai, Helena!" sapa Helena mengulur tangan untuk bersalaman. "Azura," sambut Rara tersenyum. Ia jabat tangan Helena sekejap. Sebenarnya, Rara tak perlu merasa cemburu, toh, Ryu sudah menjadi miliknya. Namun, tampilan Helena yang jauh lebih modis, cantik, ceria dan memikat itulah yang membuat Rara terbungkam. Helena juga tampak akrab dengan Ryu, membuat atmosfer di sekitar mereka tampak tak lagi terlihat. "Helena ini, adek kelasku pas SMP, Say

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   122. Seseorang dari Masa Lalu?

    "Kamu serius masih mau jadi PA di sini? Padahal sebagai Nyonya Ryu, kamu bisa duduk santai di rumah," kata Ryu sembari berdiri. Ia melambai pada petugas kantin untuk memasukkan pesanannya dan Rara ke dalam tagihan pribadi. "Aku kebiasa kerja Mas. Kalau cuma diem di rumah, pikiranku sering kosong, takut kesurupan masa lalu lagi," bahas Rara masuk akal. Ryu tertawa, ia menyulut lagi sebatang rokok baru, diselingi menyesap es kopi favoritnya. "Kenapa Mas? Kualifikasiku nggak pantes ya buat jadi PA CEO di DC?" gumam Rara tersadar. "Aku yang cuma lulusan SMA pun persamaan paket C ini?" tanyanya rendah diri. "Hei, kok mikir gitu, aku sama sekali nggak mempermasalahkan soal kualifikasi pendidikan kamu, Azura." "Tapi aku sadar diri," sambar Rara. "Aku kuliah dulu aja di sini, boleh?" Mata Ryu membulat tak percaya, "Kamu serius?" tanyanya meyakinkan sang istri. "Aku nggak mau orang-orang mandang jelek Mas Ryu. Masa istri CEO cuma lulusan SMA persamaan. Maksa banget jadi PA juga.

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   121. Mengimbanginya

    "Ayah nggak bisa ceraiin Bu Endah karena adek kamu. Menurutku masuk akal sih," ucap Ryu setelah menerima telepon dari Pak Darwis yang tak mau diterima oleh Rara. "Kasian Hera," sebutnya. "Salah nggak ya Mas kalau aku nggak bisa maafin Bu Endah? Atau aku masih marah sama Ayah?" tanya Rara gusar. "Wajar kok, aku nggak nyalahin perasaan kamu," jawab Ryu sambil menyesap rokoknya dalam-dalam. "Sebenernya aku kasian sama Ayah. Udah tua, tapi musti nyukupin kebutuhan Hera dan Ibuk. Kadang aku pengin ngirim uang, tapi aku takut uangku disalahgunain lagi sama Bu Endah," desis Rara. "Menurutku, kamu nggak perlu lagi ngerasa harus bertanggungjawab. Ya oke, soal Pak Darwis, itu kuambil alih, biar aku yang cukupi kebutuhannya," ucap Ryu baik hati. "Enggak gitu Mas, Mas kan malah yang jadi repot. Aku sayang sama Hera, ada darah Ayah yang ngalir di tubuh kami berdua. Tapi kalau Ibuk, aku nggak bisa maafin dia," ucap Rara parau, serasa air mata hampir lolos jatuh ke pipinya. "Kamu mau B

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status