terima kasih sudah membaca cerita ini :)
Setelah nasi goreng garam yang diberikan Mita terakhir kali, Shenna selalu berusaha menghindari wanita itu. Saat mengembalikan kotak makannya pun, Shenna menitipkannya pada teman se-divisi Mita. Shenna benar-benar berusaha untuk tidak memperlihatkan batang hidungnya pada wanita itu, rasanya masih sangat trauma dengan masakan buatan wanita itu. "SHENNA" panggilan melengking itu sontak membuat Shenna ingin buru-buru kabur. Namun langkahnya terhenti ketika wanita itu sudah menepuk pundaknya. "Hai Shen" sapa wanita yang Shenna kenal sangat suaranya. Shenna membalikkan tubuhnya, berusaha menetralkan mimik wajahnya agar tidak ketahuan sedang menghindari wanita di depannya itu. "Pagi mbak Mita" balas Shenna dengan senyuman agak terpaksa. "Gua mau nitip lagi dong, nasi goreng waktu itu belum lo rate kan. Gimana tanggapan bos?" ujar Mita bertanya. "Karena nasi gorengnya habis, berarti enak banget dong ya? bos suka?" ujarnya excited. Shenna memang sengaja mengembalikkan kotak maka
Seharian ini Shenna ikut bersama Arga meeting di luar kantor, ke manapun pria itu pergi Shenna harus siap siaga bersamanya. Perempuan dengan kemeja putih itu duduk di ruangannya sendirian, saat ini sudah pukul sembilan malam. Namun perempuan bernama Shenna Samantha itu belum juga menyelesaikan pekerjaannya. Bahkan pria pemilik ruangan ini juga sudah pulang, meninggalkan perempuan itu sendirian bekerja di ruangan besar ini. Shenna: "Aku lembur hari ini" Kevin: "Yaudah aku temenin ya sayang" Shenna: "Hah? temenin gimana? kamu mau ke sini?" Kevin: "Ya engga dong" Shenna: "Terus?" Laki-laki yang menjadi kekasih Shenna tidak membalas pesan itu, namun tiba-tiba panggilan untuk video call membuat Shenna mengulum senyumannya. "Hai" ujar Shenna bersemangat saat melihat wajah tampan kekasihnya. "Hai sayang" balas Kevin di sebrang sana. "Kamu kerjain gih kerjaan yang belum selesainya, aku liatin dari sini ya" ujar Kevin lagi. Shenna mengangguk setuju, lalu perempuan itu mel
Seperti yang Kevin katakan kemarin, hari ini laki-laki itu sedang duduk di kelasnya sembari mendengarkan materi yang sedang di jelaskan oleh dosennya. Ada banyak materi yang harus Kevin pahami, meskipun otaknya sudah hampir pecah karena beberapa materi yang membuatnya hampir mati. Seusai kelas, laki-laki itu pergi ke perpustakaan. Bukan untuk mencari makanan, karena sudah pasti perpustakaan untuk mencari buku. Kevin menyusuri satu per satu rak buku, lalu mengambil buku yang ia perlukan untuk di pelajari. Kevin tidak pernah bolos sebelumnya, berbeda dengan dirinya saat SMA. Laki-laki itu dan teman-teman di sekolahnya saat SMA selalu berbuat onar, termasuk Damar yang masih bertahan hingga sekarang menjadi sahabat Kevin. Sebenarnya Kevin dan temen semasa SMAnya masih berhubungan hingga sekarang, namun karena pendidikan mereka harus berpisah karena memiliki mimpi masing-masing. Teman Kevin banyak yang pindah ke luar kota untuk menempuh pendidikan mereka, beberapa juga sampai ke
Siang ini, Shenna sudah menyelesaikan pekerjaannya lebih awal. Semua yang Arga minta sudah ia selesaikan, sekarang Shenna bisa menyenderkan punggungnya pada kursi kerja dengan lega. Berbeda dengan pria berkemeja hitam yang sedang pusing mengurus berkas-berkas yang harus ia tanda tangani. "Ada yang bisa saya bantu pak?" ujar Shenna setelah menghabiskan lima menitnya untuk bersantai sebentar. "Saya haus" ujar Arga singkat. Shenna yang mengerti maksud ucapan pria itu mengangguk pelan, "Bapak mau saya ambilin minuman apa?" tanya Shenna berbeda dari hari biasanya. Mood Shenna sedang bagus hari ini, ia harap bisa berbagi virus bahagia juga pada pria yang sedang menekuk wajahnya karena pusing. "Apa aja, yang dingin" balasnya tidak menyebutkan secara spesifik. Shenna kembali menganggukkan kepalanya, lalu melangkah keluar sesuai dengan perintah Arga untuk mengambilkan minuman dingin. "Shenna" panggilan dari Rena membuat perempuan itu menyunggingkan senyuman. "Kak Rena" balas S
Saat ini Tiara dan Kevin hanya bisa memasang telinga dengan semua ocehan yang keluar dari mulut Shenna. Sejak kedatangan perempuan itu ke kedai Senjani, Shenna tidak henti-hentinya merutuki Arga. Bahkan hingga pukul setengah tujuh malam, pria itu tidak juga menghubungi Shenna. Perempuan itu menunggu dengan perasaannya yang sangat kesal. "Ini orang gimana sih, udah mau jam tujuh dan gua ga di kasih kabar apapun. Sialan!" gerutu Shenna. Sungguh perempuan itu sudah kehilangan kesabarannya, Arga selalu berhasil mempermainkannya. "Kayaknya emang gua harusnya lembur aja, daripada nunggu kayak orang goblok dan ga ada kepastian apa-apa" tambahnya lagi. "Sabar Shen, sabar" sahut Tiara meskipun dalam hati ikut kesal dengan tingkah bos Shenna yang seenaknya. "Harusnya gua bisa tiduran nyenyak di apart, bisa nyantai, bisa nonton" ujar Shenna kali ini terlihat sangat sedih. "Kenapa ga kamu aja yang hubungin bos kamu duluan, minta kepastian gimana hari ini" ujar Kevin pelan. Shenna men
Sampai di apartemen, Shenna langsung membersihkan dirinya yang sudah bau keringat itu. Setelah mandi Shenna yang tadinya hendak langsung naik ke kasur menghentikan langkahnya saat suara perutnya yang berbunyi. Shenna lupa bahwa dia tidak sempat makan siang, bahkan saat di kedai milik Kevin pun ia hanya meminum segelas ice taro dan cemilan saja. Tidak ada asupan karbohidrat yang masuk ke dalam tubuhnya, perempuan itu lalu memilih untuk masak mie tengah malam. Panggilan video call dari Kevin membuat perempuan itu tambah senang karena merasa ditemani dari jauh oleh sang kekasih. "Hai Shen" panggil Kevin saat melihat sekilas wajah kekasihnya. "Aku mau masak mie, temenin ya" ujar Shenna lalu meletakkan ponselnya di meja. Ia mengarahkan kamera agar menyorot ke arahnya, menampilkan wajahnya yang sudah segar karena habis mandi. "Gimana tadi?" tanya Kevin yang ingin mendengar cerita pacarnya itu. "Tunggu dulu, ceritanya nanti sambil makan" ujar Shenna yang sedang membuka bungkus
Shenna kembali duduk di kursi kerjanya setelah selesai menikmati sarapan paginya di kantin perusahaan. Perempuan itu melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, sedangkan Arga tengah keluar entah ke mana. Namun pria itu dengan sengaja memberikan banyak pekerjaan yang menumpuk untuk perempuan itu. Rasanya Shenna ingin membanting tumpkan kertas ini karena sudah mempersulit hidupnya. Namun perempuan itu adalah Shenna, ia tetap mengerjakan pekerjaan itu meskipun mulutnya tidak berhenti mengoceh sambil merutuki sikap Arga yang seenak jidat memberikannya pekerjaan sebanyak ini. Saat ini tangan Shenna tidak berhenti mengecek satu per satu laporan bulanan perusahaan ini, fokusnya sama sekali tidak teralihkan pada apapun selain kertas-kertas itu. * Shenna baru menyelesaikan semua pekerjaannya pukul setengah lima sore, ia bahkan memilih untuk tidak makan siang meskipun rasanya sangat lapar. Arga benar-benar harus berterima kasih padanya karena merelakan banyak waktunya untuk mengerjakan semua
Belakangan ini, pekerjaan Shenna di kantor sangat menumpuk. Bahkan perempuan itu sangat jarang memegang ponselnya, ia tidak sempat memberi kabar pada sang kekasih selama beberapa hari ini. Karena lembur sudah menjadi rutinitasnya selama beberapa hari, bahkan perempuan itu tidak bertukar pesan dengan sahabatnya juga. Besok sudah hari sabtu, hari di mana Shenna dan kekasihnya akan dinner bersama keluarga sang pacar. Rasanya sedikit membuat Shenna merasa gugup, terlebih ia sudah jarang bertemu dengan kedua orang tua kekasihnya. Setelah menyelesaikan laporan yang di tugaskan oleh Arga, perempuan itu mengambil ponselnya setelah mendapat notif chat dari seseorang. Shenna akhirnya memiliki waktu untuk mengecek ponselnya setelah menyibukkan diri dengan pekerjaan yang sangat banyak ini. Kevin: “Sayang, besok kamu mau pakai baju apa? Biar bisa samaan” Shenna: “Kevin, huhuhu” Shenna: “Aku sibuk banget belakangan ini, ga sadar besok udah sabtu aja ☹” Kevin: “Hahaha, iya yaaa. Waktu emang c