VENEZUELA.
HUXLEY menghampiri Bruce yang tengah menghabiskan waktu bersama Eva di pinggir kolam renang sore itu. Setelah puas bercinta, akhirnya Eva bisa keluar dari kamar Bruce. Untung saja Gadis dan Dewa tidak berniat menginap di rumah itu. Mereka memutuskan untuk menginap di hotel dan melanjutkan honeymoon yang sempat tertunda karena harus bertemu dengan Bruce. Setibanya Huxley di dekat mereka, pria itu langsung menyampaikan tujuannya. “Ada panggilan darurat. Apa kau mau menerima atau setidaknya memeriksa pesan dari klien kita?”
Bruce memutar bola matanya. “Hux, tidak bisakah aku cuti satu hari saja?”
Huxley berpikir sejenak. “Seharusnya, bisa. Tapi ini mendadak dan kita tidak punya waktu untuk membahasnya nanti. Bisa dibilang-“
“Baiklah, baiklah. Kirimkan data yang harus kuperlajari dan aku akan langsung memeriksanya dari sini. Kau boleh pergi.” Po
A KIDNAPPING.EVA membuka kelopak matanya perlahan setelah terik matahari yang menyilaukan menyerbunya dengan sangat kejam. Setelah semalam begadang karena menunggu Bruce selesai meeting dan melanjutkan percintaan mereka yang sempat tertunda, hari ini ia terbangun setelah terik matahari meninggi. Eva meraba sisi tempat tidurnya dan berharap menemukan Bruce, tapi tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya ada guling yang sengaja dipasangkan di pelukannya. Pasti ulah Bruce. Pikirnya dalam hati.Dallas Suite Hotel. Di sanalah ia terbangun dengan hati dongkol karena Bruce meninggalkannya sepagi ini. Eva membuka lebar-lebar matanya lalu berusaha bangkit setelah semua nyawanya terkumpul. Semalam saat mereka masih berada di dalam pesawat Bruce memang mengatakan kalau ia akan pergi pagi-pagi sekali untuk menyelesaikan pekerjaannya. Seharusnya Eva tidak merasa tersinggung, tetapi entah mengapa ia merasa kesal dengan tindakan Bruce t
MORE HELP.BRUCE mendadak panik setelah membaca pesan itu. Wajahnya pucat seolah tidak dialiri darah sejak satu jam yang lalu. Rasa takut menjalar di sepanjang tulang punggungnya. Eva diculik? Ulangnya dalam hati. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa? Apa kah ini jebakan? Ia melirik Huxley dan melihat pria itu terlihat bingung dengan situasi mereka. Saat ini, mereka tidak bisa meninggalkan rapat yang tengah berlangsung. Namun Bruce tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk memastikan kalau Eva baik-baik saja.Dengan perasaan campur aduk, Bruce mengamati Rach. Ia mengetik pesan kepada bodyguard yang bertugas menjaga Eva dan menanyakan kronologi hilangnya Eva. Tak berapa lama kemudian, ia mendapat jawaban. Semuanya berawal dari toko roti saat Eva membantu seorang wanita itu yang terlihat iba. Bruce mengeluh dalam hati. Ia tahu Eva adalah wanita yang baik hatinya dan mustahil membiarkan seseoran
THE TWINCY.BRUCE kembali menyeka air matanya dengan punggung tangan. Entah sudah berapa banyak air mata yang sudah diteteskan untuk menyesali kelalaiannya karena telah membiarkan Eva diculik. Sudah lebih dari 24 jam berlalu dan Bruce belum berhasil menemukan wanita itu. Kepanikan terjadi di rumah kedua orangtunya, rumah keluarga Eva dan rumah keluarga Brooklyn serta di kediaman Alex di Indonesia. Akhirnya berita hilangnya Eva tersebar di seluruh keluarga tersebut karena Bruce dan Romeo tidak berhasil menemukan wanitanya.Karena tidak memiliki pilihan lain, Bruce memutuskan untuk menghubungi keluarganya agar mereka bisa membantu mencari Eva. Keputusan yang sangat berat dan beresiko itu terpaksa ia ambil karena Bruce tidak mau sesuatu terjadi dengan Eva jika ia tidak segera menemukan wanita itu. Hanya selang beberapa menit setelah Huxley menelepon ayahnya, Ava dan Volta bergegas menghubunginya. Ava mengatakan kalau kedua o
LET ME GO!BRUCE terlonjak kaget saat mendengar suara jeritan Eva. Ia berterik memanggil nama wanita itu hingga nyaris terjatuh.“Bruce… Bruce…” suara Huxley membantu Bruce keluar dari mimpi buruk yang sempat menghantuinya. “Sadarlah!” Ucap pria itu sembari menggoyang-goyangkan tubuhnya.Perlahan, Bruce membuka mata. Pandangannya kabur, ia tidak bisa melihat Huxley dengan jelas. Bruce kembali menutup rapat matanya dan membukanya secara perlahan.“Apa kau baik-baik saja?” tanya Huxley dengan nada cemas.Bruce menghela napas. Dia sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja saat ini. Bruce membutuhkan Eva, ketakutan itu semakin menghantuinya sejak Eva datang ke dalam mimpinya dan meminta pertolongan. Ia mendongak dan melihat langit-langit ruangan itu berbeda dengan tempat terakhir kali mereka menginap. Dengan cepat, Bruce mengedarkan pandangan ke selu
BE STRONG.Edinburgh New Town, Edinburgh Britania Raya. 07.00 pm.BRUCE melangkahkan kaki menuju sebuah townhouse khas Georgia yang tampak begitu menyeramkan dari luar. Ia menghela napas beberapa kali sebelum mencapai pintu. Perjalanan dari bandara menuju townhouse tersebut terasa sangat singkat. Hal itu terjadi karena dia sangat gugup menghadapi pertemuan dengan orangtua Eva. Hubungannya dengan orangtuanya sendiri telah hancur, Bruce tidak mau memusingkan hal itu. Namun mengabaikan Elsa dan Freddy sepertinya bukanlah sesuatu yang baik.“Kau gugup.” Komentar Romeo.“Diamlah!” Pinta Bruce. Keduanya sampai di depan sebuah pintu ganda yang otomatis terbuka saat mereka sampai. Romeo melangkah lebih dulu, disusul Bruce. Mereka berjalan melewati lorong-lorong berisi lukisan orang-orang Skotlandia jaman dulu. Pemandangan hutan-hutan liarnya serta para Lord dan Lady dengan p
JULLIET.ANDREW hanya bisa melihat kepergian Eva dan pria yang ia ketahui bernama Bruce. Ia menatap geram mereka berdua. Beraninya Bruce mempermalukan dirinya. Beraninya pria itu membawa kabur wanita yang sangat diinginkannya itu. Andrew meninju tembok dengan kepalan tangan yang cukup kuat. Seandainya saja ia punya kekuatan super, tembok dan seluruh gedung itu pasti sudah runtuh dalam sekali pukulan. Sayang, dia bukanlah Thor yang bisa menghancurkan gedung pencakar langit hanya dengan satu pukulan dari palunya.Segera setelah punggung mereka berdua menghilang, ia bergegas kembali ke rumah. Keinginannya untuk menghabiskan satu malam penuh dengan Eva telah kandas, ia membutuhkan pelampiasan untuk menyalurkan hasrat yang sejak beberapa saat lalu menderanya. Andrew mengambil ponsel lalu menghubungi Sabrina, seorang model papan atas yang entah berapa kali tidur dengannya. Mereka memang kerap menghabiskan malam hanya untuk bers
THE EDINBURGH CASTLE.ANDREW menemui Julliet pada pagi harinya saat Eva belum membuka mata. Ia perlu berbicara dengan sang adik perihal kedatangan mereka berdua ke Kastil Edinburgh. Apakah ada yang curiga dengan kehadiran Andrew yang tiba-tiba atau tidak ada satu pun yang peduli padanya. Meskipun rasanya semua itu mustahil mengingat betapa terkenalnya dirinya. Saat tiba di kamar sang adik yang sedikit nyeleneh, Andrew melihat gadis itu masih sibuk dengan berbagai macam computer di ruang kerjanya. Julliet memang terbilang gadis yang cukup unik, jika orang lain menyibukkan diri mereka dengan berbelanja barang-barang mewan, berbeda sekali dengan adiknya yang satu ini.“Ada masalah?” tanya Andrew saat tiba di sisi adiknya.“Aku masih harus memastikan kalau mereka tidak menemukan lokasi kita. Benda kecil pengintai itu tidak lagi bisa kuretas. Ternyata, kemarin hanyalah sebuah keberuntungan bel
ESCAPE PLAN.BRUCE mengambil napas dalam-dalam saat mobil yang dikendarai oleh Huxley menepi. Keduanya turun untuk membeli tiket seperti pengunjung lain. Sialnya, antrian cukup panjang sehingga memaksa Bruce dan Huxley untuk berlama-lama berdiri bersama orang-orang yang penasaran dengan tempat bersejarah tersebut. “Apa kau yakin dengan rencana ini?” tanya Huxley yang kulitnya mulai memerah akibat sengatan matahari.“Kita mungkin tidak bisa menemukan Eva sekarang, tapi setidaknya kita tahu seperti apa tempat dia disekap.” Sahut Bruce acuh.Siang itu pertama kalinya Bruce pergi ke sebuah tempat yang cukup ramai hanya berdua dengan Huxley. Sepanjang hidupnya, ia selalu berada di bawah bayang-bayang bodyguard yang dipekerjakan sang ayah untuk menjaganya. Situasi yang terbilang baru dan berbahaya ini memicu adrenalinnya. Jika biasasanya dia hanya perlu memerintah jika menginginkan sesuat