Share

Wajah yang Lain

Penulis: 5Lluna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-20 08:31:41

“Selamat pagi Nona. Sudah saatnya anda bangun.”

Seorang wanita berumur akhir empat puluhan menarik gorden yang menutupi jendela besar di kamar Star. Sinar matahari yang masuk, tidak membuat wanita itu terbangun.

“Nona Callista, sudah saatnya anda bangun.” Wanita itu mengguncang pelan bahu Star.

Hanya perlu waktu semenit sampai Star terbangun dari tidurnya. Wanita itu menggosok matanya, kemudian merenggangkan badan dan bangkit untuk duduk. Segera setelah sang nona berada di posisi duduk, wanita tua tadi menyerahkan segelas air putih hangat.

“Hari ini anda mau sarapan di kamar seperti biasa?”

“Hm, bawakan aku yang biasanya saja.” Star membalas wanita itu dengan datar-datar saja.

“Segera Nona Callista,” jawab wanita itu lembut.

Wanita yang sedari tadi memanggil Star dengan nama Callista itu segera undur diri. Meninggalkan Star yang masih duduk dengan malas di ranjang king size miliknya.

Callista Arwen adalah nama asli, sementara nama Star itu hanyalah nama samaran yang digunakannya untuk pekerjaan sambilan yang dilakukannya. Pekerjaan sambilan sebagai sugar baby.

Star bukan gadis kekurangan uang untuk berfoya-foya, sebaliknya dia berasal dari keluarga kaya raya dengan uang yang tidak memiliki nomor seri. Apapun yang diinginkan Star pasti akan terkabul.

Bahkan jika Star mau beli rumah di kawasan paling mahal di dunia, dirinya sanggup. Pekerjaannya sebagai sugar baby hanya untuk bersenang-senang saja, sekalian mencari pria yang mungkin bisa menjadi ayahnya walau hanya sebentar saja.

“Nona, sarapannya sudah siap.”

“Terima kasih, Karin.” Star tersenyum ketika mengatakan itu.

Setelah meja kecil didekat jendela diatur menjadi meja untuknya sarapan, Star beranjak ke sana. Star menatapi makan paginya yang nyaris saja sama setiap harinya.

Hari ini berupa dua butir telur rebus yang berukuran kecil beserta sebuah pisang ukuran sedang. Terkadang pisangnya dibuat jadi jus ditambah dengan roti gandum. Kadang roti gandum dijadikan sandwich dengan isian telur, tomat dan keju. Dilain hari Star hanya akan makan semangkuk kecil smoothies buah.

Star sangat menjaga pola makannya. Bukan untuk diet, tapi demi kesehatan. Dia tidak mau terkena kolesteol atau tekanan darah tinggi seperti pria tua yang biasa dia temani.

Star sebagai sugar baby hanya menerima ajakan kencan dari pria berumur diatas empat puluh dan bukan ajakan tidur. Dia tidak pernah tertarik untuk naik ke atas ranjang pria manapun, sekalipun teman kencannya pria tua yang makin tua makin berkharisma dan masih bertubuh atletis.

Star hanya murni ingin melihat dan dimanjajakan oleh seorang pria tua dengan sifat kebapakan. Singkatnya Star haus kasih sayang dari seorang ayah yang tidak pernah didapatkannya.

“Nona, seragamnya sudah saya siapkan.” Karin menyampaikan.

“Dua minggu depan bisakah kau berkunjung ke sekolahku?” Star bertanya pada wanita yang sudah mengasuhnya dari bayi itu.

“Ah, sudah waktunya kelulusan ya?” Karin bertanya dengan sopan.

“Ya, seperti itulah.” Star mengangguk pelan. “Karin bisa kan datang menggantikan orang tuaku?”

“Tentu saja bisa, Nona. Bukankah saya selalu melakukannya?” Karin tersenyum dengan lembut.

Star membalas senyuman itu dengan sama lembutnya. Rasanya hanya pada Karin lah, Star bisa tersenyum setulus ini. Karena selama dirinya hidup delapan belas tahun ini, hanya Karin saja yang benar-benar peduli padanya tanpa memandang statusnya sebagai bagian dari keluarga Arwen.

Karin selalu berbicara dan berperilaku sopan. Tapi Karin juga tidak segan memarahinya jika Star berbuat salah dan memeluk nonanya ketika sedang bersedih.

“Nah, sekarang Nona harus segera bersiap. Kalau tidak anda akan terlambat ke sekolah. Irish juga akan datang sebentar lagi. “

Star mengangguk setuju dan segera beranjak ke kamar mandi, mengikuti Karin yang sudah duluan membukakan pintu kamar mandi besar yang berada di dalam kamar.

“Nona, Callista. Aku sudah datang.” Seorang wanita berteriak dari luar kamar mandi. Membuat Star yang sedang mandi terlonjak kaget.

Star hanya menggeleng pelan dan melanjutkan mandinya. Sama sekali tidak peduli pada teriakan salah satu pelayannya yang centil itu. Star heran bagaimana Irish dan Irina yang bersaudara itu punya sifat yang berbeda.

“Tidak bisakah kau tidak berteriak?” Star keluar dari kamar mandi hanya dengan bathrobe.

“Suaraku kan memang secempreng itu , Nona. Sekarang duduklah kalau tidak mau telat.” Irish menepuk kursi di depan cermin besar dengan lampu bohlam menyala disekitar cermin itu.

“Aku heran untuk apa ke sekolah lagi sih kalau sudah tak ada yang dikerjakan?” Irish bercoleteh sambil mengeringkan rambut sang nona yang basah dengan hair dryer.

Irish bertugas untuk mendandani Star sebelum ke sekolah dan sebelum bertemu customer. Wanita itu hanya lebih muda dua tahun dari Irina dan lebih tua tiga tahun dari Star. Mereka bertiga juga dibesarkan bersama-sama oleh Karin.

Ya. Sedari lahir, Callista Arwen tidak pernah diurus langsung oleh kedua orang tuanya. Karin lah yang mengurus Star dan membesarkan nonanya itu bersama dua anaknya yang lain, disebuah mansion besar.

Kedua orang tua Star bahkan nyaris tidak pernah memperlihatkan wajah di mansion besar itu. Selama delapan belas tahun, bisa dihitung jari berapa kali orang tua Star datang berkunjung. Bisa dikatakan, Star adalah anak yang dibuang dan tidak diinginkan.

Callista Arwen memang lahir dari hasil hubungan semalam yang tidak direncanakan. Zeus dan Hera Arwen, terpaksa menikah karena kesalahan dan menelantarkan anak mereka begitu saja. Belum lagi hubungan kedua orang ini yang tidak pernah akur, membuat hubungan keluarga Arwen menjadi makin hancur.

Masing-masing dari dua orang itu bahkan punya simpanan. Untungnya tidak ada anak haram yang lahir dari hubungan gelap masing-masing.

Perceraian juga tidak pernah diungkit karena masalah nama baik kedua keluarga. Tidak ada yang mengizinkan dua orang itu bercerai demi menjaga nama baik keluarga. Tak ada seorang pun juga dari dua keluarga besar yang peduli pada Callista Arwen. Hanya uang saja yang lancar mengalir ke mansion yang ditinggali Star beserta beberapa pelayan.

Awalnya pengelolaan keuangan diberikan pada Karin dan diperiksa secara rutin oleh orang kepercayaan Zeus. Karin pada dasarnya adalah orang baik yang merasa kasihan pada Callista kecil yang tidak tahu apa-apa. Maka dari itu Karin tidak pernah mengambil uang itu tanpa izin.

Ketika Callista Arwen sudah cukup umur untuk mengelola sendiri, pengelolaan uang mansion diberikan padanya. Ketika Star sudah punya tanda pengenal untuk membuat rekening, semua uang itu dipindahkan ke rekening Star. Dia sudah melakukan semua itu sejak umur lima belas tahun.

Selain itu saking terlupakannya, nama Callista Arwen sebagai anak salah satu keluarga terkaya di dunia, nyaris tidak ditemukan di mesin pencari internet. Dia amat sangat jarang muncul di depan publik, karena tidak ada dari kekuarganya berminat untuk memperkenalkannya.

Karena hal itu pula lah, Callista Arwen bisa berkeliaran sebagai sugar baby tanpa ketahuan. Juga itulah alasan untuk menyamarkan sosok aslinya di sekolah dan lingkungan pergaulannya. Bahkan di lingkungan sugar baby sekalipun, Star masih berusaha sedikit menutupi identitas aslinya.

“Nah, sudah selesai.” Irish menatap bangga pada hasil karyanya pada wajah Star.

Rambut Star yang kecoklatan berubah hitam dan matanya dilapisi lensa kontak hitam. Irish menambahkan sedikit warna hitam samar di bawah mata Callista. Dan yang paling terlihat adalah lingkaran hitam dibawah sudut bibir kirinya.

Tahi lalat mungil yang awalnya ada di sana, digambar menjadi lebih besar. Menyerupai tanda lahir besar yang tidak bisa hilang.

“Perfect seperti biasanya,” gumam Star puas.

***To be continued***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Suatu Saat Nanti (TAMAT)

    Tidak ada satu manusia pun yang tahu apa yang direncanakan oleh Tuhan. Semisal tentang jangka waktu hidup seorang manusia. Setelah kematian Ronald Arwen yang sudah diprediksi. Berita duka yang lain datang dua tahun kemudian. Secara tiba-tiba Peter Carlton meninggal dalam kecelakaan kerja, saat sedang meninjau lokasi pembangunan. Tepat di saat cucu keempatnya lahir. Anak itu kemudian diberi nama Peter Carlton Jr. Ada juga kejadian tak terduga lain ditahun yang sama. Ketika Marvel Leonard Carlton masuk rumah sakit karena ada masalah pada jantungnya. Lubang di jantung yang dulu membuatnya harus masuk NICU, nyatanya tidak berhasil menutup sempurna. Hal itu baru diketahui ketika berumur tujuh tahun. Untungnya, tidak ada yang membuat nyawanya terancam. Marvel hanya perlu operasi untuk menyumbat lubang tersebut, setelahnya Marvel bisa hidup normal. Hal lain yang perlu dirawat dari Marel hanya matanya. Dari usia enam tahun dia sudah harus menggunakan kacamata tebal. Itu terjadi bukan

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Semua Ada Hikmahnya

    Marvel menunduk dengan wajah terpesona. Matanya dan bibirnya membuka dengan lucunya, saking terpesonanya dia pada adik bayinya yang baru lahir. Marvel tiap hari bertemu dengan adiknya, tapi tetap saja berekspresi seperti itu. "Eh, Marvel. Pipinya adiknya jangan ditusuk-tusuk gitu dong, Nak." Star mengambil tangan anaknya dengan lembut, agar tidak lagi menjahili si kecil July. Dilarang menggunakan jarinya, kini Marvel kembali mengganggu adiknya dengan cara lain. Kali ini si kecil marvel mengecup pipi July dengan gemas. "Astaga, kecil-kecil sudah ada bibit playboynya." Gumaman asal Helena membuat semua orang tertawa. Helena kembali mengadakan acara syukuran kecil-kecilan untuk cucu ketiganya yang cantik, tepat sebulan setelah kelahirannya. Seperti biasa, bukan hanya Carlton dan Arwen saja yang datang. Keluarga besar Langton juga datang. "Ma, tolong jangan didoaiin yang aneh-aneh dong." Harvie langsung protes mendengar Helena berkata seperti itu. Harvie mengakui kalau dulu dia m

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Kembar Tiga

    "Mari kita dengar sambutan dari siswa paling berprestasi kita." Seseorang diatas podium mempersilakan Star bergabung. Star berdiri dari tempatnya duduk di barisan paing depan. Dia tersenyum lebar dan berjalan pelan ke atas podium dengan perutnya yang sudah mulai membuncit. "Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih pada Tuhan Yang Maha Esa." Star memulai pidatonya dengan ucapan terima kasih pada berbagai pihak. "Terakhir terima kasih untuk keluargaku. Papa, Mama, adik-adik, Mertua, serta suami dan anak-anakku." Star tersenyum penuh haru ke arah keluarganya duduk. Hanya ada Harvie dan kedua orang tua Star di sana, tapi itu saja sudah lebih dari cukup. Lagi pula akan sangat merepotkan kalau anak-anak juga ikut ke acara wisudanya, jadi Helena dan Peter yang mendapat jatah menjaga anak-anak. "Mungkin banyak yang bingung bagaimana saya membagi waktu jadi ibu rumah tangga dan kuliah, tapi ... Saya bisa jadi seperti ini karena keluarga saya. Karena punya suami yang mendukung ser

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Di Atas Mobil

    "Star ada diatas main sama anak-anak." Hera memberitahu ketika melihat Harvie. "Thank you, Ma." Harvie segera berlari ke lantai atas, tempat anak-anak biasa bermain. Ini sudah hari ketiga sejak Star menginap di rumah orang tuanya dan dia sudah amat sangat rindu dengan keluarga kecilnya. "Star?" Harvie membuka pintu ruang bermain dengan pelan dan menemukan kalau semua penghuninya tengah tertidur di atas karpet tebal. Star tertidur dengan laptop yang terbuka, dikelilingi oleh Yvonne, Marvel, Amora dan Benedict. Pemandangan yang sangat manis dan Harvie sungguh berharap bisa punya keluarga besar seperti ini. Tidak ingin mengganggu istirahat mereka, Harvie mengendap-ngendap untuk mematikan laptop Star. Dan dia mulai memindahkan satu persatu manusia itu ke kamar masing-masing. *** "Sudah bangun?" Star mengerjap perlahan mendengar suara Harvie yang sudah dia rindukan. Star pikir dia masih bermimpi dan mengeratkan pelukannnya pada Harvie. "Masih ngantuk ya?" Harvie bertanya de

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Pak Dosen

    Star mengetukkan kaki ke teras rumah dengan wajah amat kesal. Irina yang berdiri di sebelahnya dengan memegang setumpuk kertas, tidak berani menatap bosnya itu. "Daddy ke mana sih?" tanya Star dengan ketus. "Biar saya teleponkan." Irina segera bergerak cepat mengambil ponselnya dan menyerahkannya pada Star untuk bicara. "Daddy tahu sudah berapa lama aku nungguin?" tanya Star dengan luar biasa ketusnya. "Maaf, Sayang. Rapatnya selesai lebih lama dar ..." "I don't care. Kan aku sudah bilang berhenti kerja dan suruh Brian yang urus semuanya. Susah banget ya gak kerja selama beberapa bulan?" "Gak bisa gitu, Sayang. Soalnya ini proyek be ...." "Lebih penting proyek atau anakmu? Datang dalam lima menit atau aku pulang ke rumah Mama." Star mematikan sambungan secara sepihak. Setelah penolakan yang dilakukan Star tempo hari, dia akhirnya melakukan test kehamilan karena merasa khawatir. Tentu saja hasilnya positif, dan membuat Star mengamuk. Sekali lagi, Star bukannya tidak mau punya

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Adik Baru

    "Mami. Mami." Marvel berlari-lari untuk menghampiri ibunya yang sedang mengerjakan tugas akhir kuliahnya. Star yang sedang sakit kepala pun refleks tersenyum melihat bocah empat tahun itu. "Kenapa sayang?" Star mengangkat Marvel dan mendudukkan anak yang kini sudah membulat itu di pangkuannya. "Vel mo ade." Usia Marvel sudah empat tahun lebih, tapi belum bisa bicara lancar seperti Yvonne dulu. Dia memang terlambat mulai bicara, jadi kosakatanya masih minim. "Marvel mau adek?" tanya Star dengan ekspresi sedikit horor. "Maksudnya mau punya adek?" Ekspresi Star terlihat makin horor saja ketika anak bungsunya ini mengangguk. Kenapa juga si Marvel bisa tiba-tiba minta adek? "Kenapa Marvel mau minta adek?" tanya Star penasaran. "Lion punya ade," jawab Marvel dengan senyum mengembang. Sepertinya pria kecil Star itu mulai memikirkan indahnya punya adik lagi. “Rion?” Star mengumpat dalam hati. Lain kali Star tidak akan membiarkan Marvel main dengan Rion. “Kakak Von uga.” "Ka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status