Callista: Bukan Sugar Baby Biasa

Callista: Bukan Sugar Baby Biasa

last updateHuling Na-update : 2024-07-28
By:  5LlunaKumpleto
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Rating. 1 Rebyu
181Mga Kabanata
2.1Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Tidak mendapat kasih sayang orang tua, Callista memilih bekerja jadi sugar baby. Berharap bisa menemukan pria tua yang bisa mencintainya seperti seorang ayah. Karena itu juga dia bertemu Harvie Carlton, pria berusia tiga puluh tiga tahun yang dipaksa jadi ayah untuk keponakannya yang baru kehilangan kedua orang tuanya. Juga dipaksa untuk menikah secepatnya dan memberikan sang keponakan sosok seorang ibu. Bagaimana hubungan mutualisme antara dua individu yang sama-sama keras ini bisa dipertahankan?

view more

Kabanata 1

She is Star

“Arghh….. “

Seorang lelaki tua terbaring menyamping di lantai dan berteriak kesakitan. Kedua tangannya memegang sesuatu di antara kedua pahanya.

“Saya kan sudah bilang sebelumnya, tidak boleh ada sentuhan berlebihan. Apalagi ajakan untuk tidur.”

Seorang gadis muda berambut cokelat dan bermata abu-abu berdiri tepat di sebelah pria tua itu. Gadis muda yang terlihat amat sangat cantik, bahkan kecantikannya bisa disandingkan dengan sang dewi kecantikan itu sendiri.

Gadis itu sudah mengambil ancang-ancang untuk sekali lagi menginjak benda yang pria tua itu lindungi, namun si pria tua sudah duluan mencekal kaki si gadis. Rupanya si tua bangka ini sudah pulih sepenuhnya dari rasa sakit yang dia rasakan.

Gadis itu kesakitan karena tubuhnya terjatuh menghantam lantai. Dan si pria tua itu segera mengambil kesempatan untuk menindihnya. Tidak mau membiarkan si gadis melarikan diri. Dia sudah membayar mahal dan tidak mau rugi.

“Kamu pikir bisa lari begitu saja? Dasar murahan. Kamu pikir berapa harga yang kubayar untuk berkencan denganmu?”

Belum juga si pria tua melakukan apa pun, dengan cepat gadis cantik itu bergerak menekan batang leher pria itu dengan ekspresi tenang. Si cantik menekan daerah di antara jakun, membuat pria tua itu kesakitan dan mulai kehabisan napas.

Dengan cepat keadaan berbalik. Pria tua itu sudah nyaris pingsan ketika akhirnya si gadis cantik sudah berdiri lagi. Ditatapnya pria tua itu dengan ekspresi datar.

“Saya akan mengembalikan semua uang dan hadiah dari anda besok. Setelah ini saya harap kita tidak perlu bertemu lagi.”

Sang gadis cantik dengan bodi bak gitar Spanyol, segera melangkahkan kaki keluar dari kamar hotel itu. Langkahnya sedikit tergesa karena merasa muak, tapi dia masih mempertahankan ekspresi wajah datarnya.

“Nona Star? Anda sudah selesai?” tanya seorang perempuan yang tampak hanya beberapa tahun lebih tua dari Star.

Wanita yang terlihat seperti pengawal itu, segera menyamakan langkah dengan Star. Atau lebih tepatnya, berjalan tepat satu langkah dibelakang Star.

“Kembalikan semua uang dan barang yang diberikan tua bangka itu, tanpa terkecuali. Dan lain kali pastikan klienku tidak punya sifat buruk seperti yang ini, Irina.”

Semua itu Star ucapkan dengan ekspresi dan nada suara datar. Tapi penekanan pada tiap kata, sanggup membuat orang yang tidak biasa menghadapinya jadi ciut.

“Baik Nona. Akan saya pastikan keinginan Nona terlaksana.” Irina menyodorkan sebotol teh kemasan dari merk dan rasa kesukaan Star yang telah dibukakan sebelumnya.

Star meneguk teh miliknya dengan sedikit tergesa. Rasanya sangat melelahkan sekali menghadapi pria seperti tua bangka tadi. Benar-benar menguras tenaga.

Star menenggak sekali lagi botol minumannya sambil berjalan. Akibatnya dia tidak terlalu memperhatikan jalannya dan menabrak seorang pria dengan cukup keras, sampai botol yang dipegangnya terjatuh dan isinya tumpah ke kemeja putih pria itu.

“Aduh, maaf Mas.”

“Kalau jalan pakai mata dong,” teriak pria itu dengan kesal.

Star segera mengulurkan tangan ke Irina untuk meminta saputangan. Dan tentu saja segera membantu pria yang ditabraknya itu membersihkan noda teh pada kemeja putihnya.

“Apaan sih?” pria itu menepis tangan Star dengan sangat kasar. “Jangan asal main pegang saja.”

“Maaf,” seru Star dengan ekspresi sangat tenang dan masih saja datar.

“Memangnya kau tahu berapa harga kemejaku? Maaf saja tidak cukup tahu,” lagi pria itu berteriak.

Star menghembuskan napas lelah. Kenapa juga hari ini dia bertemu dengan pria-pria yang luar biasa mengesalkannya. Star sudah tidak punya tenaga untuk bertengkar. Jalan terbaik adalah dengan jalan damai. Mengaku salah dan ganti rugi, selesai.

“Maaf, saya kurang memperhatikan jalan. Jika berkenan, izinkan saya untuk mengganti kemeja anda.”

“Memangnya kamu sanggup menggantinya?” pria itu berseru pongah.

Star tidak menjawab. Dia kembali mengulurkan tangannya pada Irina. Dan tanpa perlu diberitahu lagi, Irina mengeluarkan kotak kartu nama dan memberikan selembar pada Star.

“Kebetulan saya sedang buru-buru, jadi saya akan titip kartu nama saya saja. Anda bisa meminta ganti ruginya kapan saja. Saya pasti akan membayar.”

Star mengambil tangan lelaki itu dan meletakkan kartu namanya di telapak tangan pria itu. Membuat pria tampan itu mengernyit bingung.

“Karena saya sedang sibuk, anda boleh menghubungi ke nomor itu untuk meminta ganti rugi. Saya pasti akan menggantinya.”

Setelah mengatakan semua hal itu, Star segera berlalu pergi melewati pria yang masih ternganga itu. Bahkan Star tidak peduli pada umpatan kasar yang didengarnya dari pria itu. Dia terlalu lelah untuk mengurusi orang lain.

“Apa saya perlu membereskan pria yang tadi?” Irina bertanya dengan sopan.

“Tidak perlu Irina. Tidak perlu buang-buang waktu untuk orang temperamen seperti itu. Lebih baik kita pulang. Aku lelah.”

Irina mengangguk sopan dan terus mengikuti sang Nona dengan posisi siaga. Dan begitu sampai di mobil, Irina dengan sigap membukakan pintu belakang untuk Star.

“Kita pulang,” Irina yang duduk di kursi penumpang sebelah sopir bergumam pelan.

*****

“Ada apa denganmu, Harvie?”

“Aku jadi tidak berniat lagi untuk ikut acara kalian deh.” Pria yang bernama Harvie, langsung duduk di sofa sebelah sahabatnya itu.

“Ada apa dengan pakaianmu itu?” lelaki yang lain bertanya.

“Ada perempuan murahan yang menabrakku dan menumpahkan teh di kemejaku,” Harvie menjawab dengan ekspresi marah.

“Ya, minta saja dia ganti rugi. Siapa tahu dia bisa jadi partner ranjangmu malam ini,” pria yang pertama bicara kembali memberikan pendapatnya. Disambut dengan tawa pria kedua.

“Aku heran kenapa kalian diusia segini masih saja sibuk mencari penghangat ranjang. Cari istri dong.”

Seorang pria lain yang baru memasuki ruang VIP di club malam yang terletak di hotel ternama itu, menyapa satu per satu sahabatnya.

“Masalahnya, itu hal yang sulit Mark. Hei, Harvie. Mungkin kau bisa memberikan nomor telepon gadis tadi pada Marcus Langton yang suci ini. Kau sempat meminta nomornya kan?”

“Dia memberiku kartu nama sih, tapi aku sedang tidak ingin bermain dengan siapa pun. Aku mau pulang saja setelah setor muka pada kalian.”

Harvie mengeluarkan sekotak rokok. Harvie hendak menyulutnya, tapi rupanya dia lupa bawa pemantik. Jadinya sebatang rokok itu langsung dilempar ke asbak.

“Kau serius tidak mau ikut denganku dan Mike? Cewek hari ini katanya luar biasa,” Lucas memberitahu.

“Party sama berapa perempuan hari ini?” Marcus bertanya santai.

“Seorang satu lah, jadi totalnya tiga. Berhubung Harvie batal, kau mau ambil jatahnya?” Mike menjawab santai.

“Tidak, Bung. Aku akan pulang dengan Harvie.” Marcus menolak dengan tegas. Dia tidak suka main perempuan seperti ketiga sahabatnya yang lain.

“Berhentilah mengikutiku Mark. Nanti kita dibilang gay,” Harvie mendengkus kesal dan berdiri dari sofa. “Aku mau pulang.”

“Kau sungguh mau pulang?” tanya Mike.

“Ya. Moodku sudah hancur karena pakaianku kotor dan karena perempuan kurang ajar tadi. Sebagai gantinya, aku traktir.”

Harvie melempar selembar kartu berwarna hitam keemasan dengan tulisan ‘infinite’. Sebelum keluar dari ruangan, Harvie kembali memperingatkan Marcus untuk tidak mengikutinya.

Harvie berjalan menembus kerumunan orang yang meliuk-liuk tidak jelas. Beberapa perempuan bahkan menatapnya penuh gairah, tapi Harvie tidak menggubris mereka. Satu-satunya yang ingin dia lakukan sekarang adalah pulang ke penthouse-nya, mandi dan pergi tidur. Besok pagi baru dia akan berurusan dengan perempuan arogan tadi.

***To be continued***

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
aisakurachan
Selamat buku barunya thor (づ ̄ ³ ̄)づ Laris manisss selalu ✺◟( ͡° ͜ʖ ͡°)◞✺
2024-05-09 19:05:14
1
181 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status