Beranda / Romansa / Candu Cinta Dokter Muda / 146. Tuduhan Menyakitkan

Share

146. Tuduhan Menyakitkan

Penulis: Sayap Ikarus
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-26 19:32:15

"Aku di rumah," balas Gendhis terbata, kesulitan membuat jawaban atas pertanyaan Rai yang mengejutkan.

"Jangan bohong," sahut Rai dingin. "Ada aroma lain di tubuh kamu, Ndhis, dan ini bukan wangi tubuhmu!" desisnya sangat yakin.

Gendhis tercekat, ia basahi bibirnya berkali-kali untuk mengatasi gugup. Ia tak berani menatap wajah Rai, jantungnya berdebar cepat.

"Ndhis," Rai makin mendesak mantan istrinya. Dirabanya pergelangan tangan Gendhis, meraba denyut nadi di sana. "Kenapa panik? Denyut nadimu nggak beraturan gini," gumamnya menyeringai.

"Aku jujur, tapi jangan marah, jangan berbuat apapun yang bakalan mengarah ke keadaan bahaya. Oke?" ujar Gendhis membangun benteng.

"Apa?" gumam Rai tak lagi terlihat senyum di wajahnya.

"Kita mandi dulu ya, ngobrol setelah mandi, biar nggak panas hawanya, kamu juga lebih tenang," bujuk Gendhis.

"Jangan mengulur waktu, Ndhis. Kamu ada main sama Axel?" tebak Rai tak sabar.

"Kamu gila? Axel bantu dan ngelindungin aku banget. Jangan nuduh dia m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
terlalu brbelit-belit ceritanya . nnt Rai ngejar Gendhis lg krn nyesal, trs Gendhis jaga jarak lg . gitu aja trus muter2 ceritanya ngbosenin lama2 .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Candu Cinta Dokter Muda   250. Kejutan

    "Jadi, mereka mau kerja sama buat jahatin kamu?" tebak Danisha membulatkan matanya. "Rencana awalnya Rai kayak gitu Kak, nggak tau juga maksudnya gimana. Kalau dia berhasil ambil alih Adhyaksa dari tangan Eriska, artinya, nggak ada lagi bahaya yang bakalan mengintaiku. Gitu sih kata Ketua," ungkap Gendhis. "Rencana gila Christ begitu? Kamu lagi hamil kan Ane-san? Nggak beresiko?" "Tadinya juga kupikir gitu, aku pasti bakalan lebih sering baper kan ya kalau Rai mulutnya tajem pas ada Eriska. Tapi makin ditunda, makin gede lagi rencana Eriska buat nyakitin dan ngerusak rumah tangga kami," terang Gendhis tenang sekali. "Aku sering ngambek karena Ketua suka ngomong kasar ke aku di depan Eriska, tapi abis itu Ketua pasti langsung minta maaf. Gimana aku nggak luluh kan Kak?" rengeknya. "Tapi main trik sama ibu hamil muda beresiko kayak kamu, itu bukan hal bijak. Emang nggak bisa kasih perlindungan ekstra dulu aja? Tunggu sampe kamu lahiran kan bisa, Ane-san," desah Danisha tak hab

  • Candu Cinta Dokter Muda   249. Saling Percaya

    Gendhis beringsung dari posisinya, berbalik ke arah sebaliknya. Meski ia pura-pura memejamkan mata, sejak tafi, ia sama sekali belum bisa tertidur. Pikirannya melayang jauh, karena kehamilannya, Gendhis lebih sering merasa gelisah, pikirannya bercabang. Ia tidak bisa tenang sebelum Rai memberinya penjelasan terhadap sikap yang tadi sang suami lakukan di depan Eriska. "Ane-san," panggil Rai lembut, ia usap pundak sang istri yang tengah membelakanginya di ranjang itu, penuh kasih. "Kenapa?" balas Gendhis singkat tanpa menoleh. "Tadi tersinggung ya soal ucapanku di depan Mami?" tebak Rai langsung paham yang tengah istrinya pikirkan. "Aku orang lain kan? Apa perlu orang lain ini pindah ranjang, tinggal di rumahnya sendiri?" tantang Gendhis menoleh sengit. "Aku tadi cuma bohongan, Ndhis," ucap Rai, ia peluk tubuh istrinya dari belakang. "Kan udah kubilang, aku harus meyakinkan Mami dulu biar dia masuk perangkap," tandasnya, dikecupnya pundak terbuka sang istri, lembut sekali.

  • Candu Cinta Dokter Muda   248. Memancing Target Utama

    Gendhis mematung di ujung tangga seraya memegangi perutnya yang masih terasa mual sejak tadi pagi. Ia menghela nafas panjang, sesekali menengadah untuk menghalau keinginan muntah yang tiba-tiba. Berjarak sektitar 2 meter darinya, Eriska duduk nyaman di sofa tamu, tersenyum sangat sinis. "Ketua yang mengundangku datang," kata Eriska seakan perlu memberi Gendhis penjelasan. "Ini kediaman Takahashi, rumahku, aku nyonya rumahnya, Bu Eriska," desis Gendhis enggan menyebut Eriska dengan embel-embel Mami seperti Rai. "Jadi aku berhak ngusir siapa aja tamu tak diundang yang datang di waktu yang salah," ujarnya ketus. "Jangan mentang-mentang posisimu adalah Ane-san, bicaramu bisa asal-asalan. Kamu nggak akan bisa melawan Ketua, andai dia membelot ke Adhyaksa dan mempertanyakan bayi siapa yang ada di perutmu, kamu bisa dengan mudah ditendang dari rumah ini kapan aja!" tegas Eriska merasa menang posisi karena kedatangan Rai ke kediaman Adhyaksa tempo hari. "Bayi siapa? Aku nggak perlu ngasih

  • Candu Cinta Dokter Muda   247. Wajib Mewaspadai

    Gendhis memilih untuk diam dan tak lagi menanggapi ucapan Rai perihal jenis kelamin sang janin. Kendati Rai tak menampilkan ekspresi wajah memaksa dan mendominasi, Gendhis tahu, Rai menginginkan bayi laki-laki sebagai anak pertama mereka. "Katanya tadi pengin rujak, giliran udah jadi malah dianggurin," gumam Rai heran. Gendhis tersenyum sekenanya, "Iya, tadi rasanya pengin banget, giliran udah jadi, kok malah nggak pengin lagi," katanya. "Terus ini siapa yang mau makan?" "Kamu aja, Rai," jawab Gendhis tanpa semangat. "Kenapa? Soal anak cowok apa cewek dulu tadi kah?" tebak Rai tepat sasaran. Gendhis diam. Ia tak bersuara, memilih untuk meraih gelas air putihnya, meneguknya bernafsu. Kendati ia tidak sepakat dengan pandangan sang suami, ia tak pernah merasa sekecewa ini sebelumnya. "Hei, aku bercanda," ucap Rai lagi, meraih lengan istrinya agar Gendhis mau menoleh menatapnya. "Beneran nggak mau anak cewek kalau nanti dia lahirnya cewek?" tanya Gendhis, jemarinya lembut

  • Candu Cinta Dokter Muda   246. Asam Manis Rumah Tangga

    "Kayak perkiraan, Mami nggak langsung percaya," desis Rai. Ia paham bahwa Gendhis yang menyambut kedatangannya di pintu pasti khawatir. "Udah kutebak kan, mana mungkin langsung percaya, orang terakhir kali kamu ketemu dia, kamu belain aku mati-matian kok," gumam Gendhis. "Tadi aku bilang kamu lagi hamil, dan jadi ngerasa bersalah banget karena aku pura-pura nuduh itu janinnya Mario. Maaf ya Ane-san," sesal Rai. "Hem," Gendhis seketika mencembikkan bibirnya. "Iya deh," tukasnya mengangguk. "Sebagai permintaan maaf, kita ngerujak yok!" ajaknya tak terduga. "Hah?" Rai melongo bingung, ia menurut saja saat lengannya ditarik ke dapur oleh sang istri. Tadi pagi, Gendhis sempat mengeluhkan perutnya yang terasa mual, kepalanya sedikit pusing. Namun, sepertinya mual dan pusing yang Gendhis rasakan sebelumnya sudah sedikit berkurang. "Rena dateng tadi bawa buah pesenannya. Dia semangat banget nyariin yang kuminta, lengkap nih. Katanya turun ke pasar langsung, ada mangga muda, nanas

  • Candu Cinta Dokter Muda   245. Peran Ganda

    Setelah obrolan singkat bersama sang istri di kamar tempo hari, Rai akhirnya benar-benar datang mengunjungi Eriska si kediamannya. Bukan hanya meminta persetujuan sang istri, seluruh anggota keluarga Takahashi mengetahui rencana gila Rai ini. Demi menuntut balas untuk istrinya, Rai berpura-pura untuk kembali pada keluarga kandungnya. "Kenapa?" tanya Eriska tanpa membuang waktu, straight to the point. "Karena Mami keluarga kandungku, nggak boleh aku pulang?" gumam Rai santai. "Berbanding balik banget kayak omongan kamu sebelumnya. Main trik apalagi kamu, hem?" Eriska nampak curiga. "Trik apaan? Kalau aku nggak diterima di sini, aku bisa balik lagi ke keluarga Takahashi. Toh aku udah jadi ketua, Mi. Di manapun aku bakalan diterima. Pulang ke sini adalah bentuk baktiku ke Adhyaksa," terang Rai tampak tenang dan sangat meyakinkan. "Istri pelacurmu itu tau?" gumam Eriska melirik dengan seringai. "Tau," sahut Rai. "Dia nggak akan berani ngelawan mauku. Lagian dia hamil sekarang,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status