Share

Chapter 4

"Kau mengingatku, Casabelle ?" Ucapan pria di depannya ini membuat Ara terkejut dan memundurkan beberapa langkahnya.

"Namaku Ara, bukan Casabelle" ucap Ara dan sebuah senyuman muncul di sudut bibir pria itu.

"Aratha Casabelle" sahut pria itu lagi yang membuat Ara meneguk ludahnya dengan susah payah.

"Apa maumu ?" Bisik Ara yang tentu saja diyakininya mampu di dengarkan oleh pria di depannya.

Axton memasukkan ke dua tangannya ke dalam saku dan memperhatikan sekitar. Suasana begitu sepi dan hanya mereka berdua yang ada di sini.

Apakah ini tempat dimana perempuan ini bekerja selama beberapa tahun terakhir ? Pekerjaannya membuat Axton tidak bisa langsung terbang menjemput Ara.

Axton harus menunda keberangkatannya selama dua Minggu. Sebenarnya pekerjaannya hingga saat ini belum selesai.

Tetapi anak buahnya baru mengabarkan jika Ara baru saja dikabarkan menghilang dari intaian anak buahnya.

Mereka menduga jika Ara hanya di dalam rumah. Tetapi mereka salah ketika Ara datang bersama teman-temannya dan masuk ke dalam apartemen milik Ara.

Sepertinya mereka baru saja liburan kembali. Berita itu membuat Axton marah karena anak buahnya terlalu ceroboh hanya untuk menjaga satu perempuan mungil saja mereka tidak bisa.

Jadi lebih cepat lebih baik Axton menjemput wanitanya sebelum sesuatu hal lainnya kembali muncul.

"Ikutlah denganku" ucap Axton dan Ara mendengus pelan.

"Kau siapa ? Aku tak mengenalmu" sinis Ara.

"Tetapi seluruh tubuhmu mengenalku" ucapan Axton sukses membuat wajah Ara memerah

Bahkan Ara sama sekali tak menyangka jika pria di depannya akan dengan mantap mengatakan hal itu. Bisa dikatakan jika maksud pria itu mengandung sesuatu yang ambigu.

"Ikutlah denganku dengan cara baik-baik. Aku tidak ingin menyakitimu" Lanjut Axton dan Ara memincingkan matanya.

"Secara baik-baik ataupun tidak aku bahkan tak berniat ikut denganmu. Bisakah kau keluar sekarang, aku akan menutup toko" ucap Ara dan ingin berjongkok mengambil tasnya di bawah meja.

Namun sebuah tangan memegang lengannya dengan erat. Ara mendesis sakit karena cengkraman itu sangat kuat memegangnya

"Aku bukan orang yang sabar, Ara" bisik pria itu dengan menarik tubuh Ara mendekat.

Bahkan Axton tak hanya menarik tubuh Ara tetapi pria itu mencium Ara dengan menggebu-gebu. Ara melototkan matanya kaget.

Kaget dengan ciuman secara tiba-tiba dan merasakan sesuatu tajam menusuk lengan bagian kanannya dan sesuatu mengalir ke dalam tubuhnya.

Rasa panas langsung menjalar ke tubuhnya tetapi cumbuan Axton tiada hentinya. Menunggu pengaruh obat itu bereaksi pada tubuh Ara.

Ara melepaskan diri dengan cepat dan menatap Axton yang menatapnya dengan senyuman miringnya.

Terlihat jelas jika pria itu memiliki maksud yang tersembunyi. Bibir Ara ingin berbicara tetapi tubuhnya terasa lemas dan pandangannya kabur.

"Kau yang memaksaku" ucap Axton sebelum tubuh Ara limbung dan hilang kesadaran.

*-*-*

Ara membuka matanya dan menyadari sesuatu jika dirinya tak berada di tempat seharusnya dia berada. Ini bukan kamarnya ataupun apartemen salah satu temannya.

Ara mendudukkan tubuhnya dan menatap ke sekitar. Kamar dengan nuansa putih gading dengan ranjang bertemakan warna yang sama.

Kenapa dirinya seperti di kamar pemeriksaan.

Tak hanya itu bahkan bajunya sudah berganti dengan baju tidur berbahan satin yang terlihat sekali jika harganya tidak mungkin murah.

Kilasan tentang malam dimana dirinya masih di supermarket. Pria itu datang, pria yang pernah tidur dengannya. Walaupun Ara masih belum yakin karena Ara tidak seberapa tau bagaimana wajah pria itu.

Tetapi suaranya seperti familiar dan membuat Ara yakin jika pria itu adalah pria yang tidur dengannya di Las Vegas.

Ara menatap sekitar dan tak menemukan seorangpun di kamar super mewah ini. Ara melihat ke sekitar dan jam menunjukkan pukul 7 malam.

Jadi dirinya sudah tidak sadar selama itu ? Ara menyibak selimut dan menurunkan ke dua kakinya.

Ara mengernyitkan keningnya ketika kakinya menempel di lantai yang begitu dingin. Setelah memastikan semuanya baik-baik saja Ara memilih beranjak.

Ara berjalan menuju salah satu pintu yang diyakininya adalah pintu keluar masuk dari kamar ini. Ara memutar kenopnya dan ternyata di kunci.

"Sialan!" Umpat Ara sebelum berbalik menuju ranjang dan kembali duduk di sana.

Bagaimana bisa pria itu mengurungnya seperti ini. Ini namanya tidak kriminalitas. Menculik dan mengurungnya.

Ara mencari-cari benda sekitar yang bisa membantunya. Tentu saja tas dan barang-barang nya sudah di ambil oleh pria itu.

Ketika masih sibuk dengan kebingungannya. Suara pintu dibuka membuat Ara menoleh dan menemukan seorang gadis muda yang sepertinya seorang pelayan di sini masuk.

Perempuan itu menundukkan tubuhnya sedikit sebelum berjalan maju. Terlihat sekali jika gerakannya masih sedikit kaku dan takut-takut.

"Saya mengantarkan makan malam Anda" ucap perempuan itu dengan pelan.

Perempuan itu mendorong kereta makan itu dan menghentikannya di depan Ara. Perempuan itu sedikit melirik Ara sebelum kembali menatap kereta di depannya.

"Kau pelayan di sini ?" Ucap Ara dengan ragu-ragu dan perempuan itu menoleh kemudian menganggukkan kepalanya.

"Ya, Mrs. Ellard. Nama saya Belva. Saya yang akan menjadi pelayan pribadi Anda" ucap perempuan yang bernama Belva itu.

Ara menganggukkan kepalanya beberapa kali dan menatap makanan yang terlihat sangat enak. Tau saja jika perutnya ini sangat ingin di sini oleh makanan lezat.

Urusan kabur nanti dulu urusan perut adalah hal yang terpenting. Ara akan memikirkan cara untuk keluar dari sini.

"Apa aku boleh makan sekarang ?" Tanya Ara dan Belva terlihat kaget dan menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Tentu, Mrs. Ellard" ucap Belva dengan menata set tempat makan untuk Ara.

"Eh wait, Mrs. Ellard ? Kau memanggilku dengan sebutan itu ? Aku belum menikah dengan siapapun"

"Kau akan menikah denganku"

*-*-*

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status