Share

Chapter 5

Penulis: Ififah75
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-11 07:46:45

Ara menatap pria dengan jas mahalnya itu melangkah masuk ke dalam kamar ini. Belva langsung membungkukkan badannya hormat dan melangkah mundur.

Belva memilih untuk beranjak dan keluar dari kamar. Menyisakan Ara dan juga pria yang sama sekali tak diketahui namanya ini.

Tetapi satu hal yang Ara tau jika pria di depannya ini adalah dalang yang membawanya kemari. Menculik dan mengurungnya tanpa sebab.

"Apa maumu ?" Ucap Ara dan pria itu memberikan senyuman kecilnya.

Mood Ara untuk menyantap makanan itu langsung lenyap seketika. Pria ini sudah datang pasti karena tau jika Ara sudah bangun dan mungkin akan berulah.

"Cukup simpel, menikah dan lahirkan anakku dengan sehat" ucapan Axton sukses membuat Ara memegang perutnya.

"Bagaimana kau tau ?" Cicit Ara dan Axton hanya tersenyum kecil dan berjalan mendekati sofa tepat di seberang Ara.

Suara langkah kaki pria itu menggema di lantai yang dingin dan kamar yang senyap ini. Hal itu mengingatkan Ara tentu kejadian kemarin malam ketika di super market.

Dengan penuh arogansi Axton mendudukkan tubuhnya menatap mata Ara dengan serius.

"Aku adalah ayah bayi itu. Tentu saja aku tau" ucap Axton dan Ara mendengus.

"Ini anakku sendiri. Dan kurasa aku tidak terlalu yakin jika kau adalah ayah bayi ini. Bahkan aku tak ingat dengan wajahmu" ucap Ara yang langsung dihadiahi dengan dengusan mengejek dari Axton.

Melihat hal itu Ara lebih mengangkat dagunya. Ara tidak boleh terintimidasi dengan segala sikap pria di depannya ini.

Menunjukkan sikap lemah bukanlah kebiasaan Ara. Walaupun jika secara jujur tubuhnya hampir saja luruh merasakan tatapan tajam yang seakan menelanjangi tubuhnya.

"Jadi kau bisa membuahi dirimu sendiri, Nona ? Sangat luar biasa" ucapan Axton sukses membuat wajah Ara memerah.

Tak menyangka jika pria di depannya ini akan mengatakan hal yang sedemikian vulgarnya tanpa beban sama sekali.

Ara tau jika pria di depannya ini bukanlah pria biasa. Ara juga bukan orang bodoh yang akan melakukan sesuatu tanpa perhitungan.

Pria ini berbahaya

"Selesaikan makananmu dan hilangkan semua rencana bodoh itu di otakmu karena kau harus tau jika semuanya sia-sia" ucap Axton yang seakan bisa membaca pikiran Ara saat ini.

Tetapi Ara hanya diam dan menatap Axton yang memilih berdiri mengendurkan dasi yang ada di lehernya.

Gerakan itu sukses membuat Ara meneguk ludahnya dengan susah payah. Bagaimana bisa pria itu bergerak seperti itu saja sangat seksi di mata Ara.

Astaga! Hilangkan semua pikirannya ini. Pikiran bodoh!

Ara memilih mengikuti setiap gerakan yang dilakukan Axton. Memilih mengalihkan perhatiannya dan seolah waspada jika pria itu akan menerkamnya dengan tiba-tiba.

Tatapan mata Ara sama sekali tidak lepas dari Axton. Bahkan ketika pria itu memilih mendekati pintu. Memegang kenop dan membuka pintu itu sebagian kecil.

Ara kira jika pria itu akan pergi tanpa mengatakan apapun lagi. Tetapi dugaannya salah, Axton membalikkan badannya dan tersenyum kecil ke arah Ara.

"Perlukah aku membuatmu ingat tentang bagaimana sensasi malam itu agar kau mengingatku, Casabelle?"

*-*-*

Ara menatap keluar jendela dan menduga jika dirinya di taruh di lantai tiga. Rumah ini sangat tinggi dan dugaannya pasti benar jika pria itu bukanlah pria biasa. Ara  mengigiti kukunya karena gelisah mulai melandanya.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi dan belum ada tanda-tanda pelayan akan mengirimkannya makanan. Tekad Ara untuk keluar dari sini semakin bulat.

Pria itu adalah pria yang berbahaya. Rumah ini di jaga ketat dengan beberapa orang yang berbadan besar dan tinggi. Jangan bayangkan betapa sangarnya semua penjaga itu.

Ara tidak seberapa yakin jika dirinya akan bisa keluar tetapi dia belum mencobanya bukan. Ini masalah hidup dan mati. Ara tidak yakin jika terus di sini dirinya akan hidup.

Lagian Ara sudah melihat sekitar ternyata ini adalah sebuah perumahan elit entah dimana. Setidaknya dia tidak harus keluar berlari di tengah hutan yang lebat.

Seperti novel yang pernah di bacanya.

"Apa yang sedang kau lakukan ?" Ara terperanjat mendengar suara itu mendekat.

Ara membalikkan badannya dan melihat Axton masuk ke dalam kamar ini. Ara tak menduga jika Axton akan menunjukkan batang hidungnya sedang meninggalkannya beberapa hari yang lalu.

Axton terlihat berbeda. Pria itu menggunakan baju casual dan juga pria itu membawa sebuah nampan. Tunggu, sebuah nampan ?

Pria itu berjalan mendekat ke sofa samping jendela tepat di samping Ara. Axton menaruh nampan berisikan makanan tersebut di atas meja dan menatap Ara.

"Makananmu sudah siap. Kau bisa makan" ucap Axton yang membuat Ara menatap tak yakin dengan makanan itu.

"Dimana Belva ?" Tanya Ara pelan belum yakin untuk berjalan mendekat.

Apalagi melihat Axton lebih memilih duduk di salah satu sofa daripada beranjak dan pergi dari kamar ini.

"Pelayan baru itu sedang mengerjakan sesuatu" ucap Axton dengan senyumannya.

Ara mengernyitkan keningnya dan masih belum yakin dengan apa yang harus dilakukannya. Tetapi perutnya sudah lapar dan pria itu sama sekali tidak melakukan sesuatu yang terlihat mencurigakan.

Mau tidak mau Ara berjalan mendekat ke sofa dan duduk tepat di depan Axton. Pria itu mengambil ponselnya dan terlihat sibuk dengan benda tersebut.

"Makanlah dengan tenang dan aku akan mengecek pekerjaan di sini" ucap Axton tanpa menatap Ara sama sekali.

Ara melihat roti croissant yang terlihat menggiurkan di depannya. Ini sarapan yang sangat lezat. Jadi dengan cepat Ara mengambil makanan itu dan melahapnya.

Sesekali Ara melihat kearah pria yang ada di depannya ini. Memastikan jika pria itu akan bergerak dan mengancam jiwanya.

"Okay selesai. Bagaimana ? Apakah enak ?" Ucap Axton yang membuat Ara terkejut bukan main tidak menyangka jika pria itu akan bertanya santai padanya.

"Enak. Ehm... Kau tidak makan ?" Ucap Ara dan Axton menggelengkan kepalanya.

"Aku sudah sarapan tadi" ucap Axton dan Ara hanya menganggukkan kepalanya.

"Kau tidur dengan nyenyak?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut pria di depannya.

Ara ingin mengumpati dan memaki pria di depannya ini. Bagaimana bisa pria itu bertanya seakan Ara saat ini sedang bertamasya bukannya di sekap di rumah antar berantah ini.

Tetapi Ara tau jika dirinya tidak mungkin memaki pria di hadapannya ini. Apalagi suasana sedang baik tidak ada aura mencekam seperti biasanya jika dia berada di satu ruangan dengan pria ini.

Aura mereka berbeda.

Ara melirik pria di hadapannya ini. Pria itu sama sekali tidak mengalihkan pandangan matanya dari Ara. Seakan-akan pria itu ingin mengambil roti Croissant yang ada di tangannya.

Melihat Ara yang meliriknya beberapa kali pria itu tersenyum dan melihat ke sekitar.

"Kau bisa bertanya jika kau ingin bertanya"

"Ehm... Siapa namamu ?" Lirih Ara dan pria itu terlihat terkejut dan hal itu sama sekali tidak di tutupinya.

"Austin Ellard. Apa yang sedang kau lakukan di sini ?" Ucap seseorang yang sukses membuat kedua manusia yang sedang berhadapan itu menoleh.

*-*-*

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Casabelle   Last Sequel Casabelle

    "Axton" suara lirih itu terdengar untuk ketiga kalinya.Hal itu membuat Axton mengerjapkan matanya beberapa kali dan berusaha mengumpulkan semua nyawanya yang berjejeran.Axton mengerutkan keningnya ketika suara panggilan itu terdengar kembali."Aku mau melahirkan" suara kecil itu terdengar begitu lemahAxton langsung menoleh kearah Ara yang terlihat sudah kesakitan. Mata Axton langsung melotot melihat hal itu dan menatap jam nakas yang menunjukkan pukul dua malam"Kau akan lahiran ?" Ucap Axton dan Ara tersenyum kecil kemudian menganggukkan kepalanya.Axton yang merasa panik langsung turun dari ranjang dan membuka pintu kamar. Axton masih dengan celana piyamanya terlihat kebingungan."Panggilkan Layla untuk menghubungi supir dan kau bawa aku ke rumah sakit" ucap Ara di tengah ringisannya.Hal itu membuat Axton berhenti dan langsung berbalik untuk lari ke kamar sebelah. Membangunkan Layla yang malam ini memang tidur di kamar Aerin.Layla

  • Casabelle   Sequel Casabelle 8

    Ara berjalan menuju taman belakang dengan perutnya yang sudah terlihat sedikit membuncit. Usia kandungannya sudah menginjak umur 7 bulan.Hari ini Axton tengah berada di Japan. Ada beberapa perjanjian luar negeri yang harus membuat Axton untuk pergi.Alhasil Ara dan Aerin di titipkan di rumah Gaston. Ara tidak masalah akan hal itu. Sudah seminggu Axton belum kembali kemari.Tetapi Ara cukup tau jika suaminya itu tengah sibuk. Lagian setiap malam Axton selalu menyempatkan untuk menelfonnya ketika malam.Ketika Aerin sudah tertidur lelap di sampingnya. Mau tidak mau Ara membawa Aerin untuk tidur bersamanya karena anaknya itu semakin aktif kesana kemari.Ara tidak bisa memantaunya jika dengan leluasa jika mereka berbeda kamar. Apalagi dengan perutnya yang sudah sebuncit ini."Kau akan kemana ?" Ucap seseorang yang membuat Ara menoleh dan menemukan Gaston yang tengah berdiri di sampingnya."Ke gazebo, Daddy. Memangnya Daddy mau kemana ?" Ucap Ara denga

  • Casabelle   Sequel Casabelle 7

    Axton mendudukkan tubuhnya di kursi kerjanya. Pikirannya sedang kalut. Perpindahan perusahaan harus ditunda untuk beberapa hari.Pikirannya sedang kacau dan Ara sedang merajuk. Istrinya itu sudah memilih untuk tidur di kamar Aerin selama dua hari ini.Semenjak mereka pulang dari London. Istrinya itu memilih untuk tidak mengatakan apapun.Tetapi Axton sangat lega jika Ara tidak menunjukkan jika mereka sedang bertengkar dihadapan Austin maupun DaddynyaAra bahkan tetap memeluk Gaston dengan sayang sebelum mereka masuk ke dalam mobil. Istrinya itu benar-benar perempuan yang sangat baik hati.Sekaligus kejamIstrinya itu sangat kejam karena mengabaikannya. Ara membuatnya menjadi orang paling salah di sini.Padahal Axton juga kecewa dengan tindakan istrinya itu.Ara menyembunyikan semuanya dari Axton. Merayunya untuk memaafkan Gaston dengan iming-iming akan memberikan Axton anak lagi.Tetapi sialnya perempuan itu malah menggunakan kontrasepsi

  • Casabelle   Sequel Casabelle 6

    Ara menata makanan di meja makan ketika jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Gaston terlihat sudah duduk di kursinya dan terlihat tengah menggoda Aerin yang berceloteh senang.Kemudian di susul dengan Austin yang masuk ke dalam ruang makan. Axton sedang mandi di atas jadi pria itu belum turun hingga saat ini."Vanessa minta tolong siapkan makanan untuk Melly. Aku akan membawanya nanti, dia sedang tidur" ucap Austin dan Vanessa yang memang sedang membantunya langsung menganggukkan kepalanya."Belva, tolong panggilkan Axton juga dia belum turun hingga detik ini" ucap Ara dan perempuan itu langsung menganggukkan kepalanya.Belva dipindahkan ke rumah ini agar bisa membantu Gaston ataupun Melly serta Austin yang sudah menetap di sini.Hanya Axton dan Ara yang sering terbang ke sana kemari dari London ke Las Vegas. Untuk menjenguk Gaston ataupun AustinKemarin Axton mengatakan jika mungkin dia akan mulai menetap di Las Vegas. Membangun perusahaannya di sini s

  • Casabelle   Sequel Casabelle 5

    "Kau terlihat akrab dengan Gaston" ucap Melly yang membuat Ara menoleh.Ara saat ini sedang memilih beberapa tas yang mungkin sedang menarik perhatiannya. Mereka saat ini sedang berada di salah satu mall terbesar di Las Vegas.Melly mengatakan jika hari ini Austin yang akan membiayai mereka berdua. Sebagai bentuk rayuan karena Austin tidak bisa melanjutkan honeymoon mereka karena ada alasan yang mendesak.Ara tertawa mendengar penuturan Melly yang berapi-api. Alhasil Melly mengajaknya untuk menguras semua isi tabungan milik Austin."Gaston pria yang baik. Memang kau tidak akrab ?" Ucap Ara dan Melly tersenyum."Gaston awalnya tidak setuju jika Austin denganku" ucapan Melly sukses membuat Ara menghentikan gerakannya dan membalikkan badan menatap saudara iparnya itu."Kau serius ?"Melly menganggukkan kepalanya dan mengangkat tangan memanggil salah satu pelayan toko yang langsung mendekati mereka. Melly menyerahkan tas yang sudah di pilihnya."G

  • Casabelle   Sequel Casabelle 4

    "Ayo sana. Katanya mau baikan" ucap Ara dengan menggendong Aerin yang tengah merengek karena baru saja bangun tidur.Mereka berdua tengah berdiri di depan balkon sambil memandangi Gaston yang terlihat di gazebo belakang. Dengan tablet di tangannya mungkin melihat berita.Axton yang berdiri di sampingnya terlihat melototkan matanya pada Ara. Tetapi misi Ara kali ini tidak boleh meleset."Bikin perjanjiannya kan baru semalem. Masa udah harus dijalankan" ucap Axton dan Ara yang gantian melototkan matanya."Hey Tuan Arogan! Kau sudah mengambil jatahmu semalam. Sekarang giliranmu untuk membuktikan" ucap Ara dan Axton terlihat mendengus."Aku sedang membantumu menenangkan Aerin" ucap Axton sambil berniat mengambil Aerin dari pelukan Ara.Tetapi Ara segera berpaling agar Axton tak sempat mengambil Aerin. Hal itu membuat Axton mencebikkan bibirnya.Entah bagaimana Axton dari hari ke hari antara semakin menggemaskan dan sedikit mengesalkan. Suaminya itu bisa berubah menc

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status