Share

Chapter 8

Penulis: Ififah75
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-08 07:01:11

Pintu di buka membuat Ara menoleh dan menemukan sosok perempuan yang sedikit familiar di ingatannya. Hingga memori Ara berputar kembali dan membuatnya ingat dengan perempuan di depannya.

"Kau dokter itu!" Ucap Ara dan Melly tersenyum mendengarnya.

Perempuan itu berjalan masuk dan mendekati ranjang. Hingga sebuah kernyitan muncul di dahi perempuan itu.

"Pria brengsek" gumam Melly yang membuat Ara menatapnya dengan wajah bingung.

Melly mendekati ranjang dan menaruh tas miliknya di bawah ranjang sebelum berbalik tanpa mengatakan apapun.

Perempuan itu keluar kamar dan menghilang untuk beberapa menit. Sebelum kembali dengan seorang pria yang terlihat murung seperti baru saja di omeli.

"Katakan dengan bos bodohmu! Bagaimana bisa dia memborgol perempuan hamil" Omelan Melly meluncur dengan mulus yang membuat Ara paham siapa yang baru saja mengomeli pria itu.

Dengan cepat pria itu melepaskan borgol di tangan Ara. Rasa lega langsung menghampiri Ara, setidaknya tangannya tidak akan pegal terlalu lama lagi.

"Kau bisa menguncinya dari luar jika kau tidak percaya padaku" ucap Melly dan pengawal itu hanya menundukkan tubuhnya.

Ara memegangi pergelangan tangannya yang memerah dan helaan nafas berat membuat Melly langsung menoleh menatapnya.

"Ehem... Hari ini aku akan memeriksa mu" ucap Melly yang membuat Ara mendongak menatap perempuan itu.

"Kau dokter kandungan ?" tanya Ara dan Melly menganggukkan kepalanya.

Melly terlihat menyiapkan beberapa keperluan yang di butuhkannya. Langkah kaki mendekat sebelum pintu kamar itu terbuka memunculkan Belva dengan makan siang Ara.

"Mrs. Ladeva" ucap Belva dengan menundukkan tubuhnya. Melly hanya tersenyum dan menghadap Ara.

"Belva kemari karena di suruh untuk mengawasimu. Pria brengsek itu takut kau pergi" ucapan Melly cukup membuat Ara paham maksud ucapannya.

Belva yang disindir seperti itu hanya menampilkan senyuman tipisnya dan menaruh nampan makanan di atas nakas. Kemudian perempuan itu hanya berdiri di ujung ruangan dalam diam.

"Kau baik-baik saja ?" Ucap Melly ditengah-tengah pemeriksaanya yang membuat Ara mengernyit bingung

"Maksudku, perempuan yang dihamili cenderung stress tetapi aku melihatmu kau biasa saja" ucapan Melly membuat Ara menghela nafas dan menerawang.

"Jelas aku tidak pernah membayangkan akan hamil. Tetapi bukankah ini anugrah ? Jarang sekali aku mendapatkan anugrah begitu spesial seperti ini" ucap Ara pelan.

"Aku bukan perempuan di drama yang akan mengancam bunuh diri karena diketahui hamil anak pria antah berantah"

"Awalnya aku ingin menggugurkannya tetapi temanku menyadarkan sesuatu padaku" Lanjut Ara dengan mengusap perutnya pelan.

Melly terlihat diam mendengarkan apa yang dikatakan Ara. Perempuan itu diam dan menatap manik mata Ara yang menampilkan sebuah pancaran mata kesedihan.

"Tidak semua wanita beruntung bisa memiliki anak. Ini anugrah dan dulu ibuku saja tidak pernah menentang kehadiranku, aku di terima" ucap Ara dan Melly tersenyum.

"Kau perempuan tangguh, tidak salah Axton memilihmu" ucapnya dan Ara hanya terkekeh.

"Axton tidak memilihku, dia hanya terjebak denganku" sahut Ara dan Melly hanya menganggukkan kepalanya kemudian terkekeh.

"Axton memang pria kaku. Kurasa sedikit belaian hangat dia akan luluh denganmu" ucapan Melly membuat Ara menggeleng.

"Pria itu hanya membutuhkan anak di kandunganku, tidak ada maksud lebih"

Suara tawa Melly membuat Ara mengernyitkan keningnya. Tetapi Melly masih sibuk dengan ingatannya ketika mengingat jika Axton merecokinya dengan berbagai pertanyaan seputar perempuan hamil.

Bukan tentang kandungan melainkan perempuan hamil. Axton bukan pria yang peduli akan sekitarnya dan Melly cukup bisa mengartikan seperti apa perhatian Axton.

"Kau harus percaya jika Axton sama sekali tidak pernah mengharapkan anak" ucapan Melly sukses membuat Ara mengernyitkan keningnya.

"Apa maksudmu ?"

Bukannya sebuah jawaban yang dia dapatkan melainkan Melly terlihat berdiri dari duduknya. Perempuan itu tersenyum lembut.

"Bukan hakku mengatakannya dan tugasku sudah selesai. Semua laporannya akan kusampaikan pada Axton" ucap Melly dengan membereskan beberapa perlengkapannya.

"Hey! Kau tidak bisa meninggalkanku dengan berbagai pertanyaan" omel Ara dan Melly terkekeh kembali.

"Bukan aku yang harus menjelaskannya. Aku senang bisa mengobrol hangat denganmu" ucap Melly sambil melambaikan tangannya

Perempuan itu berjalan sampai ke depan pintu yang diikuti oleh Belva setelah pelayan pribadinya itu memberikan bungkukkan badannya sedikit.

Ara berusaha memikirkan apa maksud perkataan Melly. Hingga pintu yang sudah tertutup itu kembali terbuka dan memunculkan kepala Melly yang masuk ke dalam.

"Mungkin sedikit olahraga ranjang bisa membuatmu mengontrol pria itu" ucap Melly sebelum benar-benar menghilang.

Meninggalkan Ara yang sudah bingung dan memerah akibat ucapan perempuan yang baru saja akrab dengannya.

'Olahraga ranjang sialan!'

*-*-*

"Sejak kapan tanganmu terlepas" ucap seseorang membuat Ara yang sedang berdiri di samping jendela menoleh.

Axton masuk dengan kemeja kerjanya yang sudah lecek dimana-mana. Ini hari ketiga setelah Ara tidak melihat Axton kembali ke rumah ini.

Oh atau tidak mengunjungi kamar ini.

"Sejak beberapa hari yang lalu" jawab Ara dengan membalikkan badannya dan memilih duduk di ranjang.

Axton memandang Ara dengan tatapan tak suka. Pria itu menutup pintu dan berjalan memasuki kamar lebih dalam.

"Siapa yang berani melepasmu ?" tanya Axton lagi.

"Mrs. Ladeva" ucap Ara dengan nada biasanya lagi.

"Ck, perempuan sialan itu" bisik Axton lagi dan terlihat tatapan mata pria itu memandang ke segala arah mencari sesuatu.

Ara yang refleks ikut melihat sekitar padahal dirinya sedang tidak mencari apapun.

"Kemana borgolnya ?" Tanya Axton dengan melangkah mendekat.

Ara mengangkat tangannya yang membuat Axton seketika menghentikan langkahnya. Pria itu menatap Ara dengan tatapan bingungnya.

"Kau akan memborgolku lagi ? Oh tidak bisa, aku tidak mau" ucap Ara

"Memangnya siapa yang meminta persetujuan mu?" Sahut Axton dan Ara mendengus.

"Kata Melly, perempuan hamil tidak baik untuk di ikat karena itu bisa membuatnya stress"

Ara meneguk ludahnya dengan susah payah. Berharap jika alasannya akan di terima oleh pria sialan di depannya ini.

Wajah tampan yang datar itu membuat Ara tidak bisa menebak apa yang ada di dalam pikiran pria itu. Sialan! Kenapa Ara malah memuji pria di depannya ini.

"Oh benarkah?" Ucap Axton dengan melangkahkan kaki mendekat.

Ara sedikit panik karena berpikir Axton akan mendekatinya. Tetapi dugaannya salah pria itu malah duduk di sofa sebrang ranjang.

Sedikit kekecewaan terasa di hati Ara. Salahkan saja apa yang ada di perutnya saat ini. Entah kenapa Ara seketika ingin mencium aroma pria itu saat ini.

Semenjak Axton masuk ke dalam kamar ini aroma tubuh Axton sudah menguar memenuhi kamar. Hal itu membuat Ara makin tergiur untuk menciumnya dari tempatnya langsung.

"Ya, udara segar juga cocok untuk ibu hamil, Melly mengatakan hal itu padaku" ucap Ara dan sebuah senyuman muncul di sudut bibir Axton.

"Oh, begitu" sahut singkat Axton dan Ara hanya menganggukkan kepalanya.

Melihat Axton tak merespon apapun dan hanya menatapnya membuat Ara merasa terintimidasi. Ara menundukkan badannya dan menatap kedua kakinya yang menggantung di ranjang.

"Kau ingin mendapatkan semua itu ?" Ucapan Axton sukses membuat Ara mendongakkan kepalanya dan menghadap Axton

Tak bisa di tutupi jika Ara terlihat berharap dengan ucapan Axton. Tentu saja! Siapa yang tidak berharap sebuah kebebasan yang sudah direnggut secara paksa.

Ara tak menganggukkan kepalanya dengan semangat. Axton yang melihat hal itu menampilkan senyum tipisnya dan berdiri dari tempatnya.

Axton berjalan mendekati ranjang dan berdiri menjulang di depan Ara. Hal itu membuat Ara mau tidak mau mendongak menatap Axton.

"Tentu saja ada syaratnya" ucap Axton dan Ara terlihat mengernyitkan keningnya.

"Apa ?" Ucap Ara pelan dan Axton menundukkan tubuhnya.

Jarak wajah mereka berdua begitu dekat bahkan hembusan nafas satu sama lainpun terasa. Ara meneguk ludahnya susah payah merasakan Axton begitu dekat dan...

Panas

"Cium aku"

Ucapan Axton sukses membuat suasana semakin panas. Hembusan nafas Axton membuat Ara memejamkan matanya dan dapat dipastikan jika wajah Ara saat ini memerah.

"Jika kau menciumku, kau akan kuberikan kebebasan di rumah ini" lanjut Axton dan Ara membuka matanya.

Ara melirik sebentar kearah bibir menggoda yang sudah terpampang nyata di depan matanya.

Dengan cepat Ara memajukan kepalanya dan menempelkan bibirnya tepat di atas bibir Axton. Hanya menempelkan beberapa detik sebelum memundurkan badannya.

Wajah Ara terasa begitu panas dan bingung harus melakukan apa karena Axton tak memberikan respon apapun. Pria itu masih di posisinya.

"Aku tak merasakannya. Lumat bibirku" ucapan Axton sukses membuat Ara melebarkan matanya.

"Ak.. aku tidak tau, ehm... Caranya" ujar Ara dengan kejujuran tingkat dewa.

Dan

Demi tuhan Ara melihat sebuah senyuman di sudut bibir Axton. Bukan senyuman sekilas tetapi memang sebuah senyuman tulus.

"Begini..."

Belum sempat Ara mencerna bibir Axton sudah menempel di bibirnya dan memberikan lumatan perlahan.

Ara terbuai

Terjebak

Terpikat

Axton hendak menyentuh Ara lebih jauh lagi. Tetapi suara pintu digedor membuat Ara dan Axton melepaskan ciuman mereka.

"Saudara sialan!" Umpat Axton sebelum melangkah menjauh meninggalkan Ara dengan wajah memerahnya.

Sialan!

*-*-*

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Casabelle   Last Sequel Casabelle

    "Axton" suara lirih itu terdengar untuk ketiga kalinya.Hal itu membuat Axton mengerjapkan matanya beberapa kali dan berusaha mengumpulkan semua nyawanya yang berjejeran.Axton mengerutkan keningnya ketika suara panggilan itu terdengar kembali."Aku mau melahirkan" suara kecil itu terdengar begitu lemahAxton langsung menoleh kearah Ara yang terlihat sudah kesakitan. Mata Axton langsung melotot melihat hal itu dan menatap jam nakas yang menunjukkan pukul dua malam"Kau akan lahiran ?" Ucap Axton dan Ara tersenyum kecil kemudian menganggukkan kepalanya.Axton yang merasa panik langsung turun dari ranjang dan membuka pintu kamar. Axton masih dengan celana piyamanya terlihat kebingungan."Panggilkan Layla untuk menghubungi supir dan kau bawa aku ke rumah sakit" ucap Ara di tengah ringisannya.Hal itu membuat Axton berhenti dan langsung berbalik untuk lari ke kamar sebelah. Membangunkan Layla yang malam ini memang tidur di kamar Aerin.Layla

  • Casabelle   Sequel Casabelle 8

    Ara berjalan menuju taman belakang dengan perutnya yang sudah terlihat sedikit membuncit. Usia kandungannya sudah menginjak umur 7 bulan.Hari ini Axton tengah berada di Japan. Ada beberapa perjanjian luar negeri yang harus membuat Axton untuk pergi.Alhasil Ara dan Aerin di titipkan di rumah Gaston. Ara tidak masalah akan hal itu. Sudah seminggu Axton belum kembali kemari.Tetapi Ara cukup tau jika suaminya itu tengah sibuk. Lagian setiap malam Axton selalu menyempatkan untuk menelfonnya ketika malam.Ketika Aerin sudah tertidur lelap di sampingnya. Mau tidak mau Ara membawa Aerin untuk tidur bersamanya karena anaknya itu semakin aktif kesana kemari.Ara tidak bisa memantaunya jika dengan leluasa jika mereka berbeda kamar. Apalagi dengan perutnya yang sudah sebuncit ini."Kau akan kemana ?" Ucap seseorang yang membuat Ara menoleh dan menemukan Gaston yang tengah berdiri di sampingnya."Ke gazebo, Daddy. Memangnya Daddy mau kemana ?" Ucap Ara denga

  • Casabelle   Sequel Casabelle 7

    Axton mendudukkan tubuhnya di kursi kerjanya. Pikirannya sedang kalut. Perpindahan perusahaan harus ditunda untuk beberapa hari.Pikirannya sedang kacau dan Ara sedang merajuk. Istrinya itu sudah memilih untuk tidur di kamar Aerin selama dua hari ini.Semenjak mereka pulang dari London. Istrinya itu memilih untuk tidak mengatakan apapun.Tetapi Axton sangat lega jika Ara tidak menunjukkan jika mereka sedang bertengkar dihadapan Austin maupun DaddynyaAra bahkan tetap memeluk Gaston dengan sayang sebelum mereka masuk ke dalam mobil. Istrinya itu benar-benar perempuan yang sangat baik hati.Sekaligus kejamIstrinya itu sangat kejam karena mengabaikannya. Ara membuatnya menjadi orang paling salah di sini.Padahal Axton juga kecewa dengan tindakan istrinya itu.Ara menyembunyikan semuanya dari Axton. Merayunya untuk memaafkan Gaston dengan iming-iming akan memberikan Axton anak lagi.Tetapi sialnya perempuan itu malah menggunakan kontrasepsi

  • Casabelle   Sequel Casabelle 6

    Ara menata makanan di meja makan ketika jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Gaston terlihat sudah duduk di kursinya dan terlihat tengah menggoda Aerin yang berceloteh senang.Kemudian di susul dengan Austin yang masuk ke dalam ruang makan. Axton sedang mandi di atas jadi pria itu belum turun hingga saat ini."Vanessa minta tolong siapkan makanan untuk Melly. Aku akan membawanya nanti, dia sedang tidur" ucap Austin dan Vanessa yang memang sedang membantunya langsung menganggukkan kepalanya."Belva, tolong panggilkan Axton juga dia belum turun hingga detik ini" ucap Ara dan perempuan itu langsung menganggukkan kepalanya.Belva dipindahkan ke rumah ini agar bisa membantu Gaston ataupun Melly serta Austin yang sudah menetap di sini.Hanya Axton dan Ara yang sering terbang ke sana kemari dari London ke Las Vegas. Untuk menjenguk Gaston ataupun AustinKemarin Axton mengatakan jika mungkin dia akan mulai menetap di Las Vegas. Membangun perusahaannya di sini s

  • Casabelle   Sequel Casabelle 5

    "Kau terlihat akrab dengan Gaston" ucap Melly yang membuat Ara menoleh.Ara saat ini sedang memilih beberapa tas yang mungkin sedang menarik perhatiannya. Mereka saat ini sedang berada di salah satu mall terbesar di Las Vegas.Melly mengatakan jika hari ini Austin yang akan membiayai mereka berdua. Sebagai bentuk rayuan karena Austin tidak bisa melanjutkan honeymoon mereka karena ada alasan yang mendesak.Ara tertawa mendengar penuturan Melly yang berapi-api. Alhasil Melly mengajaknya untuk menguras semua isi tabungan milik Austin."Gaston pria yang baik. Memang kau tidak akrab ?" Ucap Ara dan Melly tersenyum."Gaston awalnya tidak setuju jika Austin denganku" ucapan Melly sukses membuat Ara menghentikan gerakannya dan membalikkan badan menatap saudara iparnya itu."Kau serius ?"Melly menganggukkan kepalanya dan mengangkat tangan memanggil salah satu pelayan toko yang langsung mendekati mereka. Melly menyerahkan tas yang sudah di pilihnya."G

  • Casabelle   Sequel Casabelle 4

    "Ayo sana. Katanya mau baikan" ucap Ara dengan menggendong Aerin yang tengah merengek karena baru saja bangun tidur.Mereka berdua tengah berdiri di depan balkon sambil memandangi Gaston yang terlihat di gazebo belakang. Dengan tablet di tangannya mungkin melihat berita.Axton yang berdiri di sampingnya terlihat melototkan matanya pada Ara. Tetapi misi Ara kali ini tidak boleh meleset."Bikin perjanjiannya kan baru semalem. Masa udah harus dijalankan" ucap Axton dan Ara yang gantian melototkan matanya."Hey Tuan Arogan! Kau sudah mengambil jatahmu semalam. Sekarang giliranmu untuk membuktikan" ucap Ara dan Axton terlihat mendengus."Aku sedang membantumu menenangkan Aerin" ucap Axton sambil berniat mengambil Aerin dari pelukan Ara.Tetapi Ara segera berpaling agar Axton tak sempat mengambil Aerin. Hal itu membuat Axton mencebikkan bibirnya.Entah bagaimana Axton dari hari ke hari antara semakin menggemaskan dan sedikit mengesalkan. Suaminya itu bisa berubah menc

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status