Accueil / Romansa / Cassy / Broken Heart

Share

Broken Heart

Auteur: Merry
last update Dernière mise à jour: 2021-02-05 21:01:18

Cassy PoV bagian 2

Aku masuk dan melangkah perlahan, bisa saja Raka sekarang sedang tidur karena kelelahan. Samar-samar Aku mendengar suara, tapi belum jelas suara siapa. Mungkin saja suara televisi di Kamar Raka.

💍💍💍💍💍

Aku terus berjalan mendekati Kamar Raka, dan ... di depanku, tepat di depan mataku ... sepasang manusia tanpa benang sehelaipun di tubuh polos mereka tengah melakukan hal yang tidak sepantasnya. Mereka tengah berpacu mengejar nafsu agar terpuaskan, hingga tak sadar ada Aku di sana.

Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Kotak besar yang ku pegang dengan hati-hati pun terjatuh ke lantai. Kedua Manusia itu bahkan masih belum menyadarinya. Karena Sang wanita yang merupakan sahabatku sendiri posisinya sedang membelakangi Aku dan Pria di bawahnya yang merupakan kekasihku Raka tengah menutup matanya.

Suara desahan kenikmatan keduanya memenuhi kamar yang setengah terbuka ini, Aku hanya bisa terpaku. Segera kututup mulutku dengan kedua tanganku, agar mereka tak menyadari kehadiranku di sini.

Ku ambil kembali kotak besar yang berisi kerja keras dan cintaku. Aku melangkah lebih cepat keluar dari tempat laknat ini.

Setelah masuk ke dalam lift Aku langsung menangis sekeras yang Aku bisa. Aku tak menyangka akan terkejut saat berniat untuk memberikan kejutan.

Aku tak menyangka Sahabat yang paling Aku percaya akan menghianatiku seperti ini. Dan Raka? Apa kabar dengan semua janji dan perjuanganku untuknya. Aku yang sudah membantu Dia dalam memberikan ide untuk membuat konsep baru buat bisnisnya. Bahkan Aku pernah memberikan suntikan dana segar dari pengahsilanku menulis blog tentang kuliner. Semua itu tak ada artinya.

***

Aku keluar dari lift, dengan perasaan hancur. Aku berjalan tanpa tahu arah kemana. Aku hanya mengikuti langkah kakiku. Masih tetap memegang kotak besar ini di tanganku.

Aku terus berjalan sambil teringat semua masa-masa indah saat bersama Mona, Sahabat sejak kecil. Mona bahkan bisa sekolah denganku karena Aku meminta pada Papa dan Mama untuk menyekolahkan Dia. Sejak itu Mona tinggal di Rumahku, dari SMP hingga SMA. Karena Aku hanya sendiri, tak punya teman. Maka Mona adalah sahabatku satu-satunya.

Mona juga sangat rajin dan selalu membantuku. Setelah Aku memutuskan untuk melanjutkan study ke Australia, Mona memutuskan untuk tinggal di Rumah Orangtuanya yang sekarang sudah punya kehidupan lebih baik dari sebelumnya. Semua juga berkat bantuan Orangtuaku.

Tak ada ikatan darah sama sekali, tapi Aku dan Orangtuaku sudah menganggap mereka saudara. Aku tak menyangka Mona tega menghianatiku seperti ini.

***

Meski sedang menangis, namun mataku masih menangkap seorang Pengemis sedang duduk di trotoar, Aku kasihan melihatnya dan meletakkan kotak makanan di depannya.

Tapi Pengemis itu seperti menatapku heran, Pria yang memakai kemeja putih yang sudah terlihat kumal karena noda hitam yang entah apa itu, masih memandangku dengan heran.

Aku tak mengerti kenapa, tapi Aku meyakinkannya untuk menerima kotak besar yang kuletakkan di depannya.

"Gak apa-apa, Kamu ambil saja kotaknya. Di dalam ada makanan enak, Aku permisi ya .... " ucapku sambil tersenyum dan menganggukan kepalaku ke arahnya.

Aku bahkan lupa tadi sedang menangis. Tapi Pria itu bukannya tetap duduk di tempatnya, melainkan sudah berdiri menghadangku.

Dengan gerakan refleks Aku mundur ke belakang. Pria itu malah mendekat ke arahku, Aku langsung menyilangkan kedua tanganku di depan dada.

Aku takut, ingin berteriak tapi Pria itu semakin berani mendekat dan mengangkat tangannya ke arah wajahku, Aku hanya bisa membuang wajahku dan semakin mundur tapi bisa di tahannya tubuhku yang hampir saja terjengkang ke belakang.

Jantungku seperti mau keluar saja dari tempatnya karena saking kagetnya, refleks Aku menutup mata saat tangannya yang satu mengusap pipiku. Lalu dengan gerakan pelan ia membantuku berdiri kokoh kembali.

Pria itu menatapku dan mulai tertawa terbahak, Aku hanya bisa mengernyitkan dahi melihatnya tertawa terpingkal-pingkal sampai memegangi perutnya.

Jangan-jangan Pria ini sakit jiwa, memangnya apa yang lucu coba. Aku udah dandan cantik gini, masa ... sial! jangan-jangan ....

Aku langsung membuka slim bagku, dan mengambil bedak padatku yang sepaket dengan cermin kecilnya. Benar dugaanku, wajahku sudah terlihat berantakan dengan tetesan maskara dan eye liner di kedua pipiku. Karena tak terbiasa menggunakan kedua alat makeup itu, Aku lupa saat menangis tadi langsung luntur. Pantas saja Pria di depanku ini bisa tertawa sekeras itu.

"Harus ya, tertawa terbahak?" tanyaku dengan kesal ke arahnya. Pria itu menoleh padaku lalu kembali tertawa, Aku bahkan bisa melihat ada sedikit genangan air di matanya.

Selucu itukah wajahku di matanya? Dasar Orang Aneh! Iya sih Aku memang sedikit ... tapi bukan berarti bisa jadi lelucon juga kan?

Karena sibuk dengan fikiranku, Aku tak sadar Pria itu sudah berdiri di depanku lagi. Dia mendekatkan wajahnya ke depan wajahku, Aku langsung memalingkan wajahku ke samping seketika.

Tiba-tiba Aku merasa sentuhan di atas kepalaku. Aku langsung memalingkan wajahku kembali ke arahnya, dan tepat di depanku Pria itu sedang tersenyum hangat. Tangannya masih mengusap lembut rambutku.

"Kamu gak ingat Aku, Cassandra Dian?" tanya Pria itu, menatap mataku masih dengan tersenyum, tapi sudah tak mengusap kepalaku lagi.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Cassy   Kemarahan Raka

    "Apa maksudnya ini?" tanya Raka sambil memperlihatkan video antara aku dan Cassy di restoran tadi, dengan tatapan penuh amarah. "Kenapa tanya aku sayang? Si Cassynya aja tuh yang keterlaluan. Malah di sini aku yang sakit lo. Sampai sekarang pipiku masih terasa perih.""Berhenti pura-pura Mona! Aku tahu semua ini rencana busukmu kan? Aku juga sudah tahu bagaimana kau menjebakku dulu, agar aku bisa tidur denganmu!" Bentak Raka dengan suara yang sangat keras. Aku belum pernah melihat ia semarah ini. "Tapi sayang, aku ...""Jangan panggil aku sayang! Jijik aku melihatmu Mona! Mulai hari ini, menjauhlah dari kehidupanku! Gara-gara kebusukanmu, aku harus kehilangan Cassy! Kita putus! Keluar kau dari sini!""Jangan sepert ini Raka. Aku mohon, aku cinta sama kamu sayang. Aku melakukan semua ini, karena rasa cintaku padamu yang terlalu besar. Tolong jangan tinggalkan aku ...." Tangisku pecah. Aku mengiba padanya sekarang. Aku benar-benar tak menyangka ia

  • Cassy   Rencana Mona

    "Sudah puas kau Cassy?" teriakku sambil menitikkan air mata. Semua yang ada di rumah makan itu, langsung menoleh ke meja kami. "Belum Mona, ini tidak seberapa. Rasa sakit hati yang kalian torehkan di hatiku lebih pedih dari tamparan ini.""Kau salah sangka Cassy, ini tidak seperti yang kau duga ... aku ...." Belum selesai ucapanku, tiba-tiba Dimas langsung datang menarik tangan Cassy. "Ayo pulang Cassy, jangan sampai kamu masuk perangkap perempuan berbisa ini!""Kamu jangan fitnah aku ya, dasar perebut pacar orang! Kamu yang sudah merebut Cassy dari Raka kan? Sampai Raka berpaling padaku!""Maksudnya?" Cassy terlihat bingung atas pernyataanku barusan. "Gak ada gunanya meladeni perempuan sinting ini! Ayo Cass ... kita pergi dari sini!""Kasihan sekali Raka ..." Aku menangis histeris seiring dengan langkah kaki Cassy yang diseret Dimas dari rumah makan. Setelah mereka tak nampak, aku langsung duduk d

  • Cassy   Mona

    Aku tak menyangka semudah itu Cassy menuruti permintaanku untuk bertemu dengannya. Aku kira ia akan meradang atau bahkan menghindar dariku, ternyata perkiraanku meleset, gadis itu bahkan terdengar sangat tenang dan langsung menyanggupi untuk bertemu.Di sinilah aku sekarang. Di sebuah rumah makan yang jadi tempat favoritku dulu saat masih sangat dekat dengan Cassy, ia yang memilih tempat ini untuk berjumpa.Sudah sekian lama aku tak datang kemari, karena aku memang tak ingin datang atau melakukan sesuatu yang sering aku lakukan dengan Cassy. Aku sangat membencinya.Seperti sekarang, baru saja duduk di rumah makan ini, memoriku kembali berputar ke masa silam saat aku sering makan di sini bersama Cassy."Mon, kamu mau kan tinggal bareng aku?" tanya Cassy kala itu, ia mengutarakan maksudnya untuk mengajakku tinggal bersama memang di rumah makan ini. Aku baru tersadar hal itu seka

  • Cassy   Komentar

    Rencana awal untuk tinggal dulu di Australia, karena ingin menenangkan diri nyatanya harus berubah. Cassy memutuskan untuk pulang bersama kedua orangtuanya dan menyelesaikan urusannya dengan Raka dan Mona."Kamu yakin Cass?" tanya Tiara saat Cassy mengutakaran rencanya untuk pulang esok hari."Sangat yakin Ra, aku gak bisa begini terus. Mereka sangat keterlaluan. Bukan hanya aku yang diserang, tapi juga Dimas dan Dirga.""Baiklah, aku akan mendukung apapun keputusanmu. Titip Ibu ya Cass, aku harus di sini dulu untuk menunggu semua dokumen dari kampus kita lengkap dan juga aku akan mengajukan pengunduran diriku dari Cafe.""Makasih ya Ra, kamu emang sahabat terbaik aku." Cassy langsung memeluk sahabatnya yang langsung menyambut dengan pelukan hangatnya.***Sesuai dengan rencananya, Cassy pulang bersama mama dan papanya serta ibunda Tiara. Mereka jug

  • Cassy   Artikel

    "Kenapa kamu ngajak aku ke sini?" tanya Tiara pada Dimas saat mereka mulai menjauh dari tempat Cassy dan Dirga. "Bagaimana jika nanti mamaku juga salah paham? Kamu nggak lupa kan, di sini bukan hanya ada kita berempat?" Lanjut Tiara memastikan."Aku tahu, tapi sekarang waktu yang tepat untuk membuat Cassy dekat dengan kak Dirga," jawab Dimas sembari memilih kursi untuk mereka duduk.***Sementara itu, Cassy dan Dirga larut dalam makan malam mereka, ternyata Dirga tak sedingin yang Cassy duga. Bahkan dibalik obrolan santai mereka, terselip ilmu cullinary art yang bisa Cassy pelajari.Dirga adalah pria cerdas dengan ide-ide fresh yang sangat pantas untuk mendapatkan apresiasi. Bahkan kesan dingin yang selama ini tertanam dalam benak Cassy tentang dirinya perlahan memudar hanya karena mendengarkan ia bercerita. Mungkin bukan dingin, tapi berkharisma. Itu adalah definisi sosok seorang Dirga di mata Cassy sekaran

  • Cassy   Wisuda

    "Iya, kamu kenal dengan kakakku?" tanya Dimas penasaran, sejak mengetahui ketertarikan Dirga pada Cassy, ia memang tak pernah tahu sedekat apa mereka berdua."Hanya pertemuan yang tidak disengaja." Cassy menjeda ucapannya untuk menunggu reaksi dari Dimas, walau gadis itu tidak yakin, reaksi seperti apa yang ia inginkan. "Dim, kamu datang kan minggu depan?" ucap Cassy pada akhirnya, saat menyadari tak ada respon apa pun dari Dimas."Minggu depan?" tanya Dimas memastikan, ia sedang sibuk dengan fikirannya sendiri. "Iya, minggu depan kan wisudanya Winda ...""Kamu juga kan?" Dimas bertanya dengan polosnya karena Cassy hanya menyebutkan nama Winda. "Tentu saja, tapi bukankah Winda yang jadi prioritas kamu sekarang?""Bagiku sama saja Cass, kamu dan Winda ... aku usahakan buat datang," pungkas Dimas.***Sudah dua puluh menit sambungan telpon dengan Dimas berakhir, namun Cassy masih belum bisa

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status