Mag-log inBab 9
Setibanya Di salon Mama mertua langsung mengajaknya masuk kedalam. Mama Denta adalah tamu VIP salon!jadi pelayannya memang di atas rata-rata pelanggan lain. Ia pun meminta orang salon untuk merawat menantu kesayangannya agar terlihat lebih fresh dan segar. " Husna, Mama ke toilet sebentar ya!" " Ah, iya Ma" " Kamu, tolong urus menantu Saya dengan baik!" pinta Mama Denta " Baik Buk, segera laksanakan" setelah mengganti pakaian, Husna langsung berbaring, sebelum di pijat badannya Ia akan di keramas dan botox wajah dulu, agar menikmati sensasi aroma identik SPA dan salon terkenal ini. baru saja ingin memulai tiba-tiba terdengar seseorang memanggil. " Gadis Kampung!Kamu di sini?" saat menoleh ternyata orang itu adalah Sarah. " Mbak Sarah!" " Haha!hebat Kamu ya, menguras habis harta kekasih Saya!Dasar tidak tau malu" " Jaga bicaramu Mbak!" Husna mengingatkan " Kenyataannya kan?Kamu itu hanya Gadis Desa, miskin, tapi bermimpi untuk menjadi Cinderella!" " cukup Mbak Sarah!" mata Husna berkaca-kaca menahan malu karena hinaan Sarah " Kenapa! malu?memang seharusnya orang tau dari mana Kamu berasal. kalau bukan karena Denta apa Kamu bisa ada di sini hah!" Sarah semakin menjadi. " Mas Denta itu Suami Saya Mbak,!" " Suami yang tidak menginginkan Kamu sama sekali, Kamu tunggu saja Gadis Desa, cepat atau lambat, Denta akan menceraikan Kamu!." Sarah tidak menyadari Mama Denta sudah berdiri di belakangnya dan mendengar semua hinaan Sarah terhadap menantunya. " Kurang Ajar!" Mama Denta menarik tangan Sarah, setelah saling berhadapan Mama Denta tak membuang waktu... PLAKKKK.... Suara tamparan keras melayang ke pipi Sarah. "Ta.. Tante!" Sarah kaget dan panik " Punya hak apa Kamu menghina menantu Saya?hanya karena Kamu bekas mantan pacar, Kamu berani mempermalukan menantu Saya!" " Tante, tidak!bukan itu maksud Saya!" Sarah berusaha membela Diri " Tidak apa katamu!Saya belum tuli, dan Saya dengar semua apa yang Kamu ucapkan ke Husna barusan" sejenak Sarah terdiam, karena tidak tahu harus mengatakan apalagi. " Kamu dengar baik-baik Sarah, sekalipun bukan Husna istri Denta atau bahkan mereka bercerai, Kamu tidak akan pernah menjadi menantu Saya!" " Tapi Tante... Denta...!" " Saya tidak mau mendengar apa-apalagi, keluar Kamu dari sini sebelum Saya memanggil satpam" Mama Denta mengusir Sarah. Sarah kesal karena di permalukan, Ia pun keluar dari Salon dengan wajah merah bekas tamparan. setelah tak terlihat, Mama Denta melangkah mendekati Husna yang terus menatapnya sejak tadi. " Sayang, Kamu nggak apa-apa kan?" sembari mengelus kepala menantunya. Mata Husna berkaca-kaca...Ia tidak menyangka mertuanya begitu sayang dan membelanya habis-habisan. Husna berhambur memeluk Mama Denta " Ma..., terimakasih karena sudah membela Husna!" " Kamu ini ngomong apa, Jelas Mama membela Kamu!Kamu menantu Mama satu-satunya" " Mama...!" " Udah jangan sedih, Kedepannya nanti tidak akan adalagi yang berani menghina Kamu!" Husna hanya mengangguk dan kembali memeluk erat Mama mertuanya. " Ya sudah Kamu lanjut lagi, Mama juga mau keramas" mereka sama-sama nyalon, dan mempercantik diri. satu jam berlalu, mereka sudah selesai! dan waktunya membayar. Husna terlihat fresh dan semakin cantik, rambut cerlinya yang bergelombang menambah kecantikan sederhana Gadis itu. " Kamu cantik sekali Nak, pasti Denta makin cinta nanti" " Ah Mama bisa aja!" " Haha, menantuku sedang malu. ya sudah ayo kita pulang" " Iya Ma!" sepanjang perjalanan Husna melamun, kata-kata Sarah begitu melekat dalam ingatannya. kenapa kisah rumah tangga yang baru seumur jagung menjadi serumit ini, baru saja mengenal cinta sudah banyak memanen luka. Husna di antar pulang agar bisa beristirahat, Mama Denta tau suasana hati menantunya sedang tidak baik-baik saja. Mama Denta berjanji kepada menantunya, hal seperti ini tidak akan terulang lagi. *** Jam sudah menunjukan pukul lima sore... Husna sudah selesai masak, walau hatinya sedang sedih tanggung jawabnya sebagai seorang Istri tidak boleh di abaikan, Husna pun sudah bertanya-tanya dengan mertuanya apa saja makanan favorit Denta, salah satunya steak daging keju. karena stok daging masih ada, Husna pun membuatnya dengan penuh cinta, anggap saja sebagai kompensasi karena tadi pagi sudah bertengkar kecil. Terdengar klakson mobil di luar, sudah pasti suaminya yang pulang. Husna berlari menuju pintu menyambut pujaan hatinya. " Sore Mas!" sapa Husna lembut Denta hanya diam, Ia melihat Husna dari atas sampai bawah tidak biasanya Gadis Desa itu menggerai rambutnya dan terlihat berbeda sekali hari ini. Tidak bisa di pungkiri juga Husna terlihat sangat cantik dan feminim dengan Gaun yang Ia kenakan itu. " Kamu mau kemana?dandan begini?" Denta membuka percakapan " Oh, tidak kemana-mana Mas!tadi baru pulang nemenin Mama ke salon" " Mmm," Denta mengangguk lalu melangkah masuk. setelah sampai di meja makan Denta melihat makanan favoritnya, Langkahnya terhenti dan langsung melihat ke arah Husna. " Kamu yang masak?" " Ehemm, ayo cobain dulu Mas!" Denta mengangkat bahu sembari duduk, Ia pun langsung mencoba masakan Husna karena terlihat enak dan aromanya sangat wangi. benar saja, setelah di lidah rasanya begitu sempurna. tidak di sangka Gadis Desa itu serba bisa. " bagaimana Mas? apakah... Enak?" " Mmm,,lumayan!" Husna tersenyum dan asik memandangi suaminya. " Kenapa Kamu melihat Saya seperti itu?" " Oh, Ndak apa-apa Mas! ayo di makan lagi" Denta pun diam, Ia melanjutkan makan. ponsel Husna berdering... Gadis itu pun membukanya, dan kaget nomor tak di kenal, Ia melihat foto mesra suaminya dengan Sarah, begitu dekat dan intim. yang tadinya sudah senang karena masakannya di makan lahap!kini kembali sedih dengan adanya foto mesra suaminya. berusaha sekuat hati untuk menyangkal, tapi inilah kenyataannya. Mata Husna berkaca-kaca dan kembali melihat ke arah Denta yang tidak menyadari perubahan raut wajah Husna. " sedalam itukah cinta Kamu kepada Mbak Sarah Mas?apa Aku bisa masuk kedalam hatimu?" gumam sedih Husna dalam hati. Selesai makan, Husna pun meminta suaminya agar segera mandi, air hangat sudah di siapkan seperti biasa. Setelah selesai mandi Denta keluar dan melihat Husna duduk menghadap ke arah tembok. Denta mengeringkan rambut menggunakan handuk sembari berdiri di depan kaca. " Mas, bisa bicara sebentar?" Husna membuka pembicaraan " Ada apa?" Denta menyusul duduk di ranjang. Perlahan Husna menyodorkan ponselnya, dan menunjukkan foto yang Ia terima tadi. " Nomor tidak di kenal Mas!" lanjut Husna " Kamu percaya?" Denta berbalik tanya " Jelas Aku percaya Mas, bahkan Aku tau Kamu setiap hari punya waktu untuk bertemu Dia" ungkap Husna dengan nada suara sedih. Denta hanya diam kemudian mengembalikan ponsel Husna. " Mas, aku sudah berpikir!Aku ikhlas Kamu melanjutkan hubunganmu dengan Mbak Sarah, tunggu pernikahan kita 6 bulan!Mas boleh menceraikan Saya. Saya butuh waktu untuk meyakinkan Bapak, dan Ibuk Saya agar tidak terlalu kecewa. Hal mustahil rasanya untuk Saya bertahan, bukan Saya menyerah tapi cinta kalian terlalu kuat. saya hanya menjadi orang ketiga" Denta kaget dengan pernyataan Husna, bukankah selama ini Dia berusaha mengejar dan memberi perhatian penuh!kenapa tiba-tiba Gadis Desa itu berubah haluan. " Kamu kecewa melihat foto itu?" Denta kembali melontarkan pertanyaan. " Tidak Mas, Kamu perlu tahu!seumur hidup Saya, Saya tidak pernah melawan orang tua, termasuk perjodohan ini Saya tidak bisa menolak karena mereka terlihat sangat bahagia. Tapi Saya benar-benar tidak tahu alasan Kamu menolak adalah karena Mbak Sarah. Saya pikir Kamu hanya belum siap untuk menikah, jadi Saya bisa memaklumi" " Jadi sekarang Kamu baru menyesal!" " Saya tidak pernah menyesal bertemu Kamu Mas, hanya saja mungkin takdir Kita yang tidak bisa bersama. Sampai kapanpun Saya hanya pungguk yang merindukan bulan, Saya tidak mau terlalu jauh dengan perasaan Saya sendiri." Denta hanya Diam, harusnya Dia senang dengan begini akan lebih mudah untuk kembali ke Sarah!tapi hatinya sedikit tidak rela dengan ucapan Husna barusan. " Dan satu lagi Mas, tolong jangan sampai Mama, Papa tau hubungan kalian masih berlanjut! Saya tidak akan lagi mencampuri urusan Kamu, di rumah ini Kamu tetap suami Saya! tapi di luar rumah Kamu milik orang lain" Husna menitikan airmata sembari berbaring memunggungi Denta. " Baguslah!memang ini yang Saya mau," " Saya harap Kamu lebih bersabar Mas," Denta keluar meninggalkan Husna di kamar. Husna pun tau suaminya akan keluar menemui Sarah. Hatinya berusaha ikhlas agar tidak semakin larut dalam cinta yang bertepuk sebelah tangan ini. Dia berhak bahagia atas hidupnya. Bersambung 🤗🤗🤗Bab 51. Sore sudah berganti malam, Husna dan Denta sedang bersantai di ruang tamu!Denta duduk sembari memegang laptop kerjanya, sedangkan Husna masih asik membaca komen-komen yang ada di Instagram. Denta menyadari Istrinya sejak tadi tak hentinya tersenyum entah apa yang membuat hati Husna begitu geli. " Sayang, Are you okay?" Denta melepas kaca mata kerjanya " Saya baik-baik saja Mas!" " Apa yang Kamu lihat Sayang?sepertinya sejak tadi asik sendiri?" " Ah ini Mas, Saya membaca komentar-komentar mereka di IG!sedikit menggelitik dengan gombalannya" " Kamu lihat kan efek postingan foto Kamu tadi siang?" " Mas, Saya juga tidak menyangka mereka seeffort ini ke Saya!" " Kamu terlalu cantik di mata mereka Sayang, itu sebabnya Aku melarang Kamu untuk posting lagi" " Saya janji Mas setelah ini Saya tidak akan lagi memosting yang tidak Kamu suka" " Tepati janji Kamu Sayang, Aku khawatir di antara sekian banyak laki-laki itu takutnya ada yang terobsesi sama Kamu dan
Bab 50 selesai pertemuan Husna berpamitan pulang dengan Mama mertua dengan hati yang bahagia, Dia akan menceritakan semuanya kepada Denta nanti. sembari menyimpan cek kedalam tasnya, Husna naik mobil untuk segera di antar pulang. sepanjang perjalanan Husna asik bermain dengan ponselnya sembari mengepost beberapa foto di I*******m Pribadi. pengikutnya baru ribuan, tidak seperti sang suami yang sudah ratusan ribu. Namun yang mengikuti Husna adalah cogan-cogan (Cowok Ganteng)seusianya. biasanya Husna hanya meng expost keseharian dan rutinitasnya saja tanpa memperlihatkan dirinya. namun karena hari ini Dia sedang bahagia, Husna pun membagikan momen selfinya yang baru saja di ambil. baru beberapa menit terexpost, I*******mnya sudah di banjiri komenan yang penuh pujian dari kaum adam. Husna tidak menyangka pengikutnya begitu cepat merespon, Dia pun membaca satu persatu komenan yang teselip di balik foto selfinya. " Ternyata Mbak-mbak yang tidak pernah terexpost secantik ini" dengan emoj
Bab 49 Denta sudah pulang dari kantor, seperti Biasa Husna menunggu di rumah sembari bekerja!sekarang Nyonya Denta sudah punya kesibukan sendiri bukan lagi sekedar Ibu Rumah Tangga tapi seorang Desainer yang namanya sebentar lagi akan melejit dengan karya-karyanya. " Sore Sayang?" sapa Denta lembut " Eh Mas, sudah pulang Kamu?" " Emmm, Kamu lagi apa?" " Nih...(sembari menunjuk kertas di tangannya)" " Istriku sibuk sekarang, tapi jangan terlalu lelah Ya!nanti takutnya Kamu sakit" " Iya Mas, lagipula ini kerjanya sambil santai jadi tidak terlalu berasa" " Hmmm, Oke!Oh ya Sayang Aku berencana sih Mau bikinin Kamu kantor khusus untuk tempat kerja Kamu" Denta memberitahu " Kantor!Kamu seriusn Mas?" " Lebih dari serius malahan, biar nanti gampang orang-orang yang mau ajak Kamu kerjasama langsung datang kekantor menemui Kamu" " Mas, itu biayanya tidak sedikit loh!bikin kantor seperti mau beli permen saja Kamu" " Kamu meragukan Uang suamimu? Hm?" " Ah tidak M
Bab 48. Hari ini Husna free kerja, Dia pun berpamitan dengan suaminya untuk berkunjung ke butik sang Mama, rasanya bosan di rumah terus dan sesekali ingin jalan-jalan!namun sebelum kesana Husna mampir dulu ke Toko kue untuk membelikan mertuanya beberapa potong Kue, namun saat sedang asik memilih-memilih Kue diapun tak sengaja menabrak seseorang. " Eh Maaf! Saya tidak sengaja" Husna menoleh " Husna?" sapa orang yang di tabraknya barusan Husna mengingat sejenak siapa orang yang ada di depannya ini " Aku Aldo!ingat?" " Oo, Aldo!hehe maaf ya Do, Saya tidak sengaja" " It,s oke Na!Eh ya, Kamu ngapain disini?" " Nih, beli kue untuk mama mertua" sembari menunjuk keranjang " Ooh, Mmm Kamu ada waktu nggak? kalau ada boleh kita ngobrol-ngobrol sebentar?" tawar Aldo " Hehe, maaf Do kalau sekarang Saya sedang buru-buru!lain kali ya sekalian sama Suami Saya" jelas Husna pelan " Sebenarnya...ada yang ingin Saya bicarakan sama Kamu Husna!" " Mmm, maaf ya Do!kali ini Saya
Bab 47. Sejak peresmian Gaun Husna waktu itu, kini Dia sudah mulai sibuk mendesain. ada yang rekomendasi melalui butik, ada juga yang langsung menemui Husna untuk minta di buatkan Gaun dan Jas pengantinnya. melihat kesibukan sang Istri sekarang, Denta menyiapkan laptop, dan Ponsel kerja agar tidak mengganggu nomor pribadi sang Istri. Dia juga berpikir secepatnya akan menyewakan kantor kerja untuk sang Istri, agar bisnisnya terus berkembang!dengan begini tidak ada lagi orang yang berani menginjak-injak harga diri seorang Husna Humaira. setelah menyiapkan beberapa rancangan Gaun, Husna beristirahat sejenak!sebulan kedepan Dia tidak menerima pesanan karena sudah ada beberapa yang menunggu. Husna belum cukup ide untuk memvariasikan jenis-jenis gaun yang akan Dia buat, sejauh ini referensinya masih otodidak, sesuai dengan isi pikirannya sendiri. setelah melepas kaca mata pelindungnya, Husna bersender sembari berpikir!ternyata lelah yang Dia jalani sekarang ini sudah menghasilkan j
Bab 46 Setelah acara makan-makan selesai, Denta membayar dan mereka segera pulang. waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang, jam tiga sore nanti Dia ada meeting jadi masih ada waktu untuk istirahat. sementara Papa Denta mengantar Mama kembali ke butik sebelum kekantor. mereka berpamitan terlebih dahulu sebelum berpisah!. waktu begitu cepat berlalu, tak terasa pernikahan Denta dan Husna sudah memasuki bulan ke enam dan mereka telah hidup bersama. Denta berharap detik, menit, jam, hari, bulan, tahun bahkan Abad!mereka akan terus bersama dalam suka dan duka. dulu pernah menyakiti hati sang Istri, maka akan Dia balas dengan berkali-kali lipat hujan kebahagiaan. setibanya di rumah Husna langsung turun dari mobil, belum sempat melangkah Denta berlari dari samping dan langsung menggendongnya. "Mas, Kamu ngapain?" Husna bingung " Gendong Kamu lah!" " tidak usah, Saya bisa jalan Mas!" " No, lagian Aku mau minta imbalan!" " Imbalan?" " Ehm!" " Imbalan apa?" " Ak







