Share

Halusinasi?

Author: PiciKeci
last update Last Updated: 2021-10-27 17:19:03

Ada semacam rasa senang saat memandang wanita itu tersenyum, love at the first sight atau entah apapun itu namanya, gue seperti terkena addict. Gue ingin melihatnya tersenyum lagi, ekspresi tenang dan menyenangkan yang gue lihat pagi ini benar-benar berbeda dari yang pertama gue temui saat dia tengah murung dan melamun. Entahlah, apa sekarang beban pikirannya sudah hilang? Apa masalah yg menghantuinya sudah benar-benar bisa diatasi? Gue nggak peduli itu, yang gue pedulikan adalah gimana caranya gue bisa ngeliat dia senyum lagi ke gue.

Dua jam sudah gue duduk mengamati kamarnya tanpa bergeser se inchi pun dari posisi gue, sambil menikmati makanan yg akhirnya gue habiskan sendiri hehehe.. Gue menunggu dia membuka pintu dan menampakkan diri. Saat itulah nanti gue akan coba berkenalan atau sekedar say hayy. Lampu dalam kamarnya masih menyala, saking konsentrasinya gue sampai nggak menyadari kehadiran Candra di depan pintu kamar gue.

"ngapain lo Her bengong gitu?" kata Candra sambil kucek-kucek mata dan menguap lebar.

Gue menoleh ke arahnya yang menatap gue heran. "gue pengen buktiin ke elo," kata gue.

"Bukti apaan?" sahutnya malas.

"Tuh liat," gue menunjuk kamar wanita itu.

"Apaan yg lo maksud?" Candra bingung

"tuh liat lampu kamer nya nyala. berarti ada orang di dalemnya kan?" gue mengamati ekspresi wajah Candra.

"mana? apanya yang nyala??" katanya datar.

"Itu lamp.........." gue terdiam saat menoleh ke depan dan mendapati lampu kamar di dalamnya mati. Keadaan di dalam sana gelap total. Gak gak, gue nggak percaya ini. Gue kedipkan kedua mata gue berkali-kali, berharapa pada kedipan ke sekian gue akan melihat lampunya menyala lagi dan gue akan bilang ke Candra 'tuh kan..' tapi lampu itu tetap mati.

"ckckck..." Candra geleng kepala. "lo beneran liat setan kali Her!"

Gue terdiam, gue tau posisi gue saat ini nggak menguntungkan untuk melakukan debat dengannya. Gue hanya heran, kenapa wanita ini sepertinya enggan menampakkan diri ke orang lain.

"ngapain lagi lo, Her?" tanya Candra begitu melihat gue bergerak ke pintu kamar depan gue.

"permisi..." gue mengetuk pintu.

Gue tunggu beberapa detik, dan gue ulangi lagi ketukan saat nggak ada sahutan dari dalam.

"serah lo deh Her, mau lo bilang cewek pake kaos kaki item, atau kaos kaki nya dipake cewek...lo kayaknya butuh dukun," Candra berkomentar.

"dukun? buat apaan?" tanya gue bingung

"kali aja lo mau melahirkan." jawabnya asal.

"gue bawa makanannya ya. thanks," lanjut Candra sambil meraih kantong berisi makanan dari atas kursi lalu masuk lagi ke kamarnya.

Gue hanya bisa diam memandangi pintu kayu di hadapan gue saat ini. Ingin sekali gue mendobraknya dan memastikan wanita ada di baliknya. Tapi rasa penasaran gue perlahan diselimuti rasa takut yg tiba-tiba.

"jangan-jangan emang hantu??" batin gue dalam hati.

"Ndraaa..." gue berjalan ke kamar Indra.

"utang gue berapa ke elo?" Candra sedang nonton berita di tivi.

"pego. eh, emangnya lo udah ada buat bayarnya?" tanya dia

"ada dong. kemaren gue gajian," gue mengambil dompet lalu memberikan sejumlah uang yg dimaksud ke Candra. 

"thanks ya. laen kali gue nganjuk lagi ke elo. hehehe..." Candra hanya menggerutu pelan.

"eh, ada temen gue mau kenalan sama elo Her." kata Indra.

"temen? siapa? cewek apa cowok?" tanya gue heran

"cewek, cakep lagi," kata Candra sambil mengacungkan jempol tangannya.

"serius lo?"

Candra mengangguk mantap.

"kok bisa, mau kenalan sama gue?" tanya gue yang masih heran.

"temen gue namanya Desi, biasa pada manggil Echi. Temen sekolah dulu sih, ketemu lagi di sini. Doi lagi patah hati ditinggal kimpoi mantannya, jadi ya butuh temen ngobrol gitu. Tapi inget, jangan macem-macem lo. jangan di apa-apa in deh."

"busett deh... kayak gue penjahat kelamin aja," sahut gue.

"lagian kan udah ada elo? kenapa nggak sama lo aja ngobrolnya?" tanya gue

"kan gue sama dia udah kenal? ya sama temen sekolah gimana sih rasanya? gue pikir sama lo bakal nyambung deh." Jelas Candra

"ya udah bawa sini aja anaknya." Gue mengiyakan

"beneran? entar malem gue suruh ke sini deh." Lanjut Candra.

Gue mengangguk setuju lalu beranjak pergi.

"eh eh...mau ke mana lo?" tanya Candra

"tidur," jawab gue singkat.

"inget lho pesen gue tadi!" lanjut Candra

"iyaa bawel lo!" gue masuk ke kamar.

Sepintas gue pandangi pintu kamar di seberang gue, masi tertutup rapat dan gelap di dalamnya. Apa mungkin tadi memang benar-benar hantu? atau gue yang berhalusinasi? entahlah, yang pasti saat ini gue butuh yang namanya tidur...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Deadline

    Malam itu gw terbangun setelah hampir dua jam terlelap di pangkuan Anna. Kami memutuskan pulang dan sampai di kosan sekitar jam sebelas malam."Nah ini dia anaknya," seorang teman penghuni kamar bawah menyambut kedatangan gw"charger gw mana? Hp gw udah berisik daritadi minta diisi batere nya" sambungnya lagi"oh iya gw lupa kembaliin," gw menepuk jidat. "Lo tunggu aja di sini. Gw ambil dulu di atas."Temen gw mengangguk lalu kembali ke kamarnya. Gw dan Anna melanjutkan ke kamar atas, lalu gw turun mengembalikan charger punya temen gw dan kembali lagi ke kamar Anna."Sorry ya Na, gw nginep lagi di kamar lo malem ini," kata gw"enggak papa nyantai aja lah," Anna sedang menulis sesuatu di sebuah buku kecil warna kuning.Padahal kamar ini cukup gelap buat nulis, karna masih mengandalkan lilin sebagai pencahayaan."Lagi nulis apa sih?" tanya gwAnna menghentikan sejenak aktivitasnya, menatap gw lalu tersenyum, "ini diary gw.

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Ngantukkkkkk

    Gimanapun cara yang udah gw lakukan, gw tetep nggak bisa tidur. Guling-gulingan, nutupin mata pake bantal, dan banyak cara lagi yang gw lakukan tapi mata gw enggan terlelap. Dan HP gw sudah nyaris benar-benar mokad ketika gw lihat jam nya menunjukkan pukul setengah lima pagi. Gw putuskan mandi, menyeduh teh anget manis lalu duduk di tembok balkon sambil menunggu waktu berangkat. Anna akan gw bangunkan beberapa saat sebelum gw pergi, karena gw nggak mau ganggu tidurnya. Dia nampak nyenyak dalam kamar yang masih berpencahayaan satu lilin. Emh, pagi ini gw akan melakukan perjalanan balik ke kampung halaman. Ini pertama kalinya gw mudik, karna sebelum ini gw memang nggak pernah merantau. Ternyata menyenangkan sekali bisa berada di momen menunggu kepulangan seperti ini. Gw juga kangen banget dengan keluarga di rumah. Kedua orangtua gw dan adik gw, rasanya pengen buru-buru ketemu mereka. Mata yang pedih dan kepala yang nggak karuan rasa gara-gara insomnia semalam seolah bisa tertutupi ole

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Aku Disini

    Gimanapun cara yang udah gw lakukan, gw tetep nggak bisa tidur. Guling-gulingan, nutupin mata pake bantal, dan banyak cara lagi yang gw lakukan tapi mata gw enggan terlelap. Dan HP gw sudah nyaris benar-benar mokad ketika gw lihat jam nya menunjukkan pukul setengah lima pagi. Gw putuskan mandi, menyeduh teh anget manis lalu duduk di tembok balkon sambil menunggu waktu berangkat. Anna akan gw bangunkan beberapa saat sebelum gw pergi, karena gw nggak mau ganggu tidurnya. Dia nampak nyenyak dalam kamar yang masih berpencahayaan satu lilin. Emh, pagi ini gw akan melakukan perjalanan balik ke kampung halaman. Ini pertama kalinya gw mudik, karna sebelum ini gw memang nggak pernah merantau. Ternyata menyenangkan sekali bisa berada di momen menunggu kepulangan seperti ini. Gw juga kangen banget dengan keluarga di rumah. Kedua orangtua gw dan adik gw, rasanya pengen buru-buru ketemu mereka. Mata yang pedih dan kepala yang nggak karuan rasa gara-gara insomnia semalam seolah bisa tertutupi ole

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Malam Natal Paling Berkesan

    Gw sudah berkali-kali ganti posisi tidur. Telungkup, telentang, dan miring ke kiri. Gw nggak berani miring ke kanan coz Anna ada di situ, entah kenapa gw yakin dia belum tidur. Gw bisa merasakan tatapannya meski mata gw terpejam. Ciumannya di kening gw tadi ternyata berefek menghilangkan kantuk yang sempat menyergap. Dan entah sudah berapa lama saat gw benar-benar terbangun dan duduk di tepi kasur. Sepertinya sudah jam 3 pagi, di luar hujan sudah mulai turun dan membuat malam semakin dingin."Lo belum tidur Ri?" suara Anna terdengar lembutGw menoleh ke arahnya. Dia menopang kepala dengan satu tangan. Shit! Posenya..."Engga tau nih mendadak panas," gw sekenanya"kok bisa? Ini kan lagi ujan? Gw malah kedinginan" tanya Anna heran"emh.. iya juga sih. Sekarang dingin," jawab gw dengan bodohnya"lo aneh Ri" Anna bangun dan duduk di sebelah gw, "mau gw bikinin teh anget?"Gw menggeleng, "enggak usah repot-repot deh," kata gw. "Gulanya jan

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Mudiknya Besok

    Gw langkahkan kaki menaiki tangga dengan malas, hari ini kecewa banget gw gagal mudik gara-gara jadwal penerbangan di delay sampe besok siang jam 10 karena ada trouble di mesin. Maskapai yang bersangkutan memang mengembalikan ongkos tiket sebagai bentuk tanggungjawab dan artinya besok gw bisa pulang gratis, tapi tetep aja gw kecewa karna gw pikir malam ini gw udah bisa kumpul bareng orang tua di rumah. Saat itu sudah hampir jam dua belas malam, beberapa penghuni lantai 1 dan 2 masih asyik ngobrol di luar kamar dan memutar lagu-lagu klasik. Sementara di lantai 3, karena penghuninya memang lebih sedikit, sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Pintu kamar Candra terkunci, sepertinya dia lagi keluar. Gw raih gagang pintu kamar gw, terkunci. Lalu gw rogoh kantong celana, tadi pagi gw yakin gw taroh di situ. Tapi nggak ada! Gw cek lagi di kantong kemeja dan dompet, tetep nggak ada!"Jangan-jangan..." otak gw mulai menerka dan mengingat dengan keras."Di dalam tas!! K

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   H-1 Pulkam

    Akhirnya kontrak magang gw berakhir dan kini gw berganti status jadi karyawan tetap. Nggak ada perbedaan mencolok memang, tapi sekarang gw mulai memikirkan untuk membangun kehidupan gw di kota ini. Keluarga di rumah menyambut kabar baik ini dengan antusias. Mereka, terutama nyokap, meminta gw pulang sekedar bertemu dan sedikit syukuran. Gw belum tau pasti bisa atau nggak nya, karna terkait jarak yang nggak memungkinkan gw mudik memanfaatkan weekend yang cuma 2 hari. Maka gw sudah memutuskan mengambil cuti pada akhir tahun nanti. Gw juga sudah kangen karena lebaran kemarin gw nggak mudik. Dan nggak kerasa perkembangan karir masing-masing penghuni kosan atas juga berkembang pesat. Candra sudah jadi foreman muda yang potensial. Baru tiga bulan menempati posisi itu dia mulai dipertimbangkan untuk merangsek naik ke supervisor. Keren! Kadang gw pengen seperti dia yang karirnya begitu cepat naik. Dan Anna, dia tetap jadi mahasiswi yang rajin. Sejak terakhir dia menusukkan jarum ke tangan,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status