Share

Kenalan

Author: PiciKeci
last update Last Updated: 2021-10-27 17:36:30

Malam minggu itu Candra benar-benar membuktikan ucapannya, sekitar jam setengah delapan malam dia muncul di atas tangga bersama seorang wanita yang baru gue lihat. Mereka berjalan ke arah gue yang sedang duduk di atas tembok beranda pembatas kamar.

"Chi, ini dia cowok yg gue ceritain ke lo." Candra menunjuk gue.

"Her, kenalin nih Echi." Kami lalu berjabat tangan.

"Salam kenal ya," kata Echi seraya tersenyum.

Echi bertubuh pendek, tingginya sekitar di telinga gue kalau kami sama-sama berdiri. Kulitnya putih dan berambut panjang sebahu. Sebenarnya gue yakin wajahnya manis, tapi agaknya dia sedikit over dengan make up yg dipolesnya di wajah.

"Ya udah kalian ngobrol-ngobrol aja dulu, gue mau ngapel hehe…" kata Candra sambil meninju lengan gue pelan.

"inget pesen gue tadi pagi." Lanjutnta lagi

Gue pun cuma bisa nyengir.

Candra mengedipkan matanya ke Echi lalu beranjak turun ke tangga.

"Kalian ada 'pesen' apa sih?" Echi tertarik dengan ucapan Candra tadi.

"Eh, enggak kok bukan apa-apa. Biasalah Candra emang ngaco. hehehe..." gue turun dari duduk gue lalu berjalan mengambil kursi di depan kamar.

"duduk Chi," gue mempersilakan Echi.

"lo sendiri?" tanya Echi

"biar gue berdiri aja gak papa kok." Kata gue

"kita ngobrol di kamar lo aja deh biar bisa sama-sama duduk." Kata Echi

"udah gak papa nyantai aja lah. Gue emang lagi pengen menikmati udara malem," kata gue sambil memandang ke depan.

Lampu-lampu pabrik di kejauhan sana seperti kunang-kunang di tengah ladang. Gue kerap menikmati pemandangan ini yang sering membuat gue kangen dengan kampung halaman.  

"lo udah kenal lama sama Candra?" Echi membuka pembicaraan.

"belum sih. gue baru ke sini sebulan yg lalu, kurang lebih.." gue biarkan angin malam berembus menerpa wajah gue dengan sejuknya.

"Lo sendiri temen sekolahnya kan?" tanya gue

“Hahahaha” Echi tertawa.

Saat itulah kawat giginya tampak berkilat tertimpa cahaya lampu.

"kok malah ketawa?" tanya gue

"enggak papa lucu aja kalo inget jaman sekolah dulu," kata dia.

Dan Echi mulai bercerita tentang dia dan Candra yang dulu di sekolah sering cekcok adu mulut gara-gara hal sepele. Candra emang terkenal sebagai murid yang suka nyontek dan setiap ada kesempatan menangkap basah dia yg lagi nyontek, Echi pasti langsung melapor ke guru yang mengajar. Jadilah mereka sering ribut. Sejauh ini penilaian gue terhdap Echi adalah dia anak yang smart, dia juga pintar membawa suasana dengan candaannya yang fresh. Sama sekali nggak gue lihat kemurungannya akibat broken heart seperti yg diceritakan Candra tadi pagi. Kami lalu larut dalam obrolan ringan sebagaimana dua orang yg baru kenal. Gue sendiri belum berani menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi darinya dan nampaknya dia pun sama. Cukup lama kami ngobrol tanpa terasa sudah hampir jam sepuluh malam. Anak-anak kos di lantai bawah yang tadi terdengar rame dengan obrolan dan nyanyian kini sudah semakin sepi, tampaknya mereka mulai beranjak tidur. Di lantai atas sendiri cuma ada gue dan Echi, dua kamar yang lain penghuninya sedang lembur shift malam dan pasangan suami-istri di depan kamar Candra sudah sejak awal mengunci pintu. Dan kamar di seberang kamar gue, hmm entahlah gue nggak mengerti.

"eh iya, keasyikan ngobrol sampe lupa ngasih minum," kata gue.

"mau minum apa? adanya aer putih doang sih. hehehe..." kata gue sambil ketawa

"udahlah gak perlu repot-repot." Jawab Echi

Saat itu gue dan Echi berdiri bersebelahan sambil bersandar pada tembok beranda. Gue pandangi Echi yg sedang menikmati lampu-lampu di seberang sana.  Dan saat itulah gue melihatnya!! Kedua mata yg mengintip dari celah kertas koran di kaca jendela. Dari seberang kamar gue. Wanita itu... dia kah itu?

"Kenapa?" Echi bertanya melihat perubahan ekspresi di wajah gue.

"ah, ng....anu....enggak papa enggak papa kok," gue tarik nafas panjang.

"kita turun aja yuk cari makan? gue laper nih." Kata gue berusaha mengalihkan

"mau makan apa?" tanya Echi

 "pecel lele aja deh, yang di deket wartel itu enak lho. Mau?" kata gue

"boleh deh.."  jawab dia

Walau masih keheranan, Echi tidak menanyakan lagi dan tetap mengikuti gue turun keluar untuk mencari kedai nasi pecel langganan gue. Di sana kami ngobrol-ngobrol lagi. Kami sudah lebih saling kenal sekarang dan malam itu gue akhiri dengan mengantar Echi sampai pertigaan untuk menemani dia menunggu angkot karena dia mau balik menuju kosannya..

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Handoyono Handayono
sangat ramah dan baik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Deadline

    Malam itu gw terbangun setelah hampir dua jam terlelap di pangkuan Anna. Kami memutuskan pulang dan sampai di kosan sekitar jam sebelas malam."Nah ini dia anaknya," seorang teman penghuni kamar bawah menyambut kedatangan gw"charger gw mana? Hp gw udah berisik daritadi minta diisi batere nya" sambungnya lagi"oh iya gw lupa kembaliin," gw menepuk jidat. "Lo tunggu aja di sini. Gw ambil dulu di atas."Temen gw mengangguk lalu kembali ke kamarnya. Gw dan Anna melanjutkan ke kamar atas, lalu gw turun mengembalikan charger punya temen gw dan kembali lagi ke kamar Anna."Sorry ya Na, gw nginep lagi di kamar lo malem ini," kata gw"enggak papa nyantai aja lah," Anna sedang menulis sesuatu di sebuah buku kecil warna kuning.Padahal kamar ini cukup gelap buat nulis, karna masih mengandalkan lilin sebagai pencahayaan."Lagi nulis apa sih?" tanya gwAnna menghentikan sejenak aktivitasnya, menatap gw lalu tersenyum, "ini diary gw.

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Ngantukkkkkk

    Gimanapun cara yang udah gw lakukan, gw tetep nggak bisa tidur. Guling-gulingan, nutupin mata pake bantal, dan banyak cara lagi yang gw lakukan tapi mata gw enggan terlelap. Dan HP gw sudah nyaris benar-benar mokad ketika gw lihat jam nya menunjukkan pukul setengah lima pagi. Gw putuskan mandi, menyeduh teh anget manis lalu duduk di tembok balkon sambil menunggu waktu berangkat. Anna akan gw bangunkan beberapa saat sebelum gw pergi, karena gw nggak mau ganggu tidurnya. Dia nampak nyenyak dalam kamar yang masih berpencahayaan satu lilin. Emh, pagi ini gw akan melakukan perjalanan balik ke kampung halaman. Ini pertama kalinya gw mudik, karna sebelum ini gw memang nggak pernah merantau. Ternyata menyenangkan sekali bisa berada di momen menunggu kepulangan seperti ini. Gw juga kangen banget dengan keluarga di rumah. Kedua orangtua gw dan adik gw, rasanya pengen buru-buru ketemu mereka. Mata yang pedih dan kepala yang nggak karuan rasa gara-gara insomnia semalam seolah bisa tertutupi ole

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Aku Disini

    Gimanapun cara yang udah gw lakukan, gw tetep nggak bisa tidur. Guling-gulingan, nutupin mata pake bantal, dan banyak cara lagi yang gw lakukan tapi mata gw enggan terlelap. Dan HP gw sudah nyaris benar-benar mokad ketika gw lihat jam nya menunjukkan pukul setengah lima pagi. Gw putuskan mandi, menyeduh teh anget manis lalu duduk di tembok balkon sambil menunggu waktu berangkat. Anna akan gw bangunkan beberapa saat sebelum gw pergi, karena gw nggak mau ganggu tidurnya. Dia nampak nyenyak dalam kamar yang masih berpencahayaan satu lilin. Emh, pagi ini gw akan melakukan perjalanan balik ke kampung halaman. Ini pertama kalinya gw mudik, karna sebelum ini gw memang nggak pernah merantau. Ternyata menyenangkan sekali bisa berada di momen menunggu kepulangan seperti ini. Gw juga kangen banget dengan keluarga di rumah. Kedua orangtua gw dan adik gw, rasanya pengen buru-buru ketemu mereka. Mata yang pedih dan kepala yang nggak karuan rasa gara-gara insomnia semalam seolah bisa tertutupi ole

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Malam Natal Paling Berkesan

    Gw sudah berkali-kali ganti posisi tidur. Telungkup, telentang, dan miring ke kiri. Gw nggak berani miring ke kanan coz Anna ada di situ, entah kenapa gw yakin dia belum tidur. Gw bisa merasakan tatapannya meski mata gw terpejam. Ciumannya di kening gw tadi ternyata berefek menghilangkan kantuk yang sempat menyergap. Dan entah sudah berapa lama saat gw benar-benar terbangun dan duduk di tepi kasur. Sepertinya sudah jam 3 pagi, di luar hujan sudah mulai turun dan membuat malam semakin dingin."Lo belum tidur Ri?" suara Anna terdengar lembutGw menoleh ke arahnya. Dia menopang kepala dengan satu tangan. Shit! Posenya..."Engga tau nih mendadak panas," gw sekenanya"kok bisa? Ini kan lagi ujan? Gw malah kedinginan" tanya Anna heran"emh.. iya juga sih. Sekarang dingin," jawab gw dengan bodohnya"lo aneh Ri" Anna bangun dan duduk di sebelah gw, "mau gw bikinin teh anget?"Gw menggeleng, "enggak usah repot-repot deh," kata gw. "Gulanya jan

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   Mudiknya Besok

    Gw langkahkan kaki menaiki tangga dengan malas, hari ini kecewa banget gw gagal mudik gara-gara jadwal penerbangan di delay sampe besok siang jam 10 karena ada trouble di mesin. Maskapai yang bersangkutan memang mengembalikan ongkos tiket sebagai bentuk tanggungjawab dan artinya besok gw bisa pulang gratis, tapi tetep aja gw kecewa karna gw pikir malam ini gw udah bisa kumpul bareng orang tua di rumah. Saat itu sudah hampir jam dua belas malam, beberapa penghuni lantai 1 dan 2 masih asyik ngobrol di luar kamar dan memutar lagu-lagu klasik. Sementara di lantai 3, karena penghuninya memang lebih sedikit, sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Pintu kamar Candra terkunci, sepertinya dia lagi keluar. Gw raih gagang pintu kamar gw, terkunci. Lalu gw rogoh kantong celana, tadi pagi gw yakin gw taroh di situ. Tapi nggak ada! Gw cek lagi di kantong kemeja dan dompet, tetep nggak ada!"Jangan-jangan..." otak gw mulai menerka dan mengingat dengan keras."Di dalam tas!! K

  • Cerita Cinta Kelas Pekerja   H-1 Pulkam

    Akhirnya kontrak magang gw berakhir dan kini gw berganti status jadi karyawan tetap. Nggak ada perbedaan mencolok memang, tapi sekarang gw mulai memikirkan untuk membangun kehidupan gw di kota ini. Keluarga di rumah menyambut kabar baik ini dengan antusias. Mereka, terutama nyokap, meminta gw pulang sekedar bertemu dan sedikit syukuran. Gw belum tau pasti bisa atau nggak nya, karna terkait jarak yang nggak memungkinkan gw mudik memanfaatkan weekend yang cuma 2 hari. Maka gw sudah memutuskan mengambil cuti pada akhir tahun nanti. Gw juga sudah kangen karena lebaran kemarin gw nggak mudik. Dan nggak kerasa perkembangan karir masing-masing penghuni kosan atas juga berkembang pesat. Candra sudah jadi foreman muda yang potensial. Baru tiga bulan menempati posisi itu dia mulai dipertimbangkan untuk merangsek naik ke supervisor. Keren! Kadang gw pengen seperti dia yang karirnya begitu cepat naik. Dan Anna, dia tetap jadi mahasiswi yang rajin. Sejak terakhir dia menusukkan jarum ke tangan,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status