Home / Horor / Cermin Dari Nenek / Keristal Kehidupan 06

Share

Keristal Kehidupan 06

Author: White Lotus
last update Last Updated: 2021-07-19 23:16:09

Melihat keadaan Lala, Grabielle tertawa sinis dia merasa sedikit puas walau keadaan dirinya hampir sama dengan Lala. Tawanya membuat Merre geram.

"Ahaha! Dasar manusia lemah! Kau pikir aku mudah kau kalahkan? Jika demikian kau akan kecewa! Aku adalah mahluk terkuat setelah Kanjura, ha ha ha!"

Grabiella tertawa keras menciptakan gemuruh yang saling bersahut-sahutan di Dunia Setan. Petir saling bersambaran, Merre tambah geram namun dia tidak bisa meninggalkan Lala begitu saja, sebenarnya Merre bisa saja keluar dari dunia setan namun berbeda halnya dengan Lala yang tidak bisa keluar sebelum Grabielle dihancurkan, tetapi masalahnya sekarang Merre mengalami luka bekas pertarungannya dengan anak buah Grabielle sebelumnya. Biarpun Merre sedang dalam keadaan optimal dia tetap tak bisa mengalahkan Grabielle hanya bisa menahannya beberapa jam saja, kepala Merre amat pusing sekarang, antara meninggalkan Lala sendiri dan pergi meminta bantuan pada Masternya (Nenek Lala sendiri) atau bertarung dengan Grabielle dengan mati-matian.

Lamunan Merre buyar setelah Grabielle kembali berbicara.

"Ku akui aura iblis merahmu memang kuat dan ditambah lagi dengan energimu tapi sejujurnya itu tidak kuat membunuhku, ha ha ha!"

Grabiella melayang tinggi dengan aura hijau tua mengelilinginya, matanya pun merubah warna menjadi warna serupa. Dia melayang semakin tinggi sebelum membentangkan kedua tangannya dan berputar.

"Gawat! Aura Hantu Hijau!" Merre panik, dengan cepat dia membuat perisai hitam pekat untuk Lala meski tidak cukup kuat namun setidaknya bisa melindungi Lala sampai Lala kembali stabil.

"Hari ini... hari berakhirnya kehidupanmu manusia kecil!"

Aura hijau Grabiella semakin pekat dan ada bulatan kecil yang berjumlah banyak mengelilinginya, dengan arahan tangan pada Lala buntalan kecil itu meleset dengan kecepatan tinggi siap menghantam tubuh lemah Lala juga Merre.

Merre dengan sigap menahan serangan Grabiella dengan energi hitam pekatnya meski susah dan menyakitkan.

"Apa? Hantu kecil peliharaan Nenek tua yang sudah bau tanah ingin menahan bola hijauku? Ha ha ha, dasar naif! kau hanya mengantar hidupmu padaku!"

Grabiella memutar jari telunjuknya dan mengarahkannya kepada Lala, seketika itu ada cahaya merah bercampur hijau keluar dari telunjuknya menuju Lala.

"Tidak! Lala tidak boleh terluka lagi!"

Dengan sekuat tenaga Merre mendorong buntalan hijau Grabiella kemudian melayang dengan kecepatan yang sulit diikuti oleh mata Grabiella sekali pun.

"Riwayatku berakhir kali ini, Nenek, Ayah, Ibu maafkan Lala." Suara parau Lala terdengar pasrah.

Cahaya merah hijau Grabiella sudah semakin dekat padanya, Lala sudah pasrah apa bila dirinya mati di Dunia Setan ini.

Bayangan pengalaman masa kecilnya mengisi kepalanya, kenangan berpetualang dengan Neneknya dan masih banyak lagi. Kenangan itu membuat Lala tersenyum di detik-detik akhir hidupnya.

"Sedikit lagi!"

Lala memejamkan mata serta senyumannya bertambah manis seolah yang dialaminya memang diharapkan olehnya.

Dhummhk!

Dentuman keras mengisi Dunia Setan setelah cahaya merah hijau Grabiella mengenai tempat Lala.

"Tamat riwayatmu!! Ha ha ha, dendam Ibuku terbalaskan dengan kematianmu Lala, ha ha ha!"

Tawa Grabiella menggema-gema bersama riuhnya suara halilintar namun tak ada hujan yang dihasilkan, Dunia Setan semakin suram bagai senja tampa mataharinya.

"Apakah aku sudah mati?"

Lala membuka matanya ketika tidak dia rasakan rasa sakit yang baru kecuali rasa sakit luka dalamnya.

Ketika penglihatan Lala sudah sedikit jelas, betapa terkejut nya Lala kala melihat Sosok penjaganya selama ini melindunginya dari serangan dahsyat Grabiella.

"Mer-re?! Kenapa kau melakukan ini!" seru Lala amat tak percaya.

Secara samar Merre tersenyum kepada Lala di tepi bibirnya penuh darah hitam, darah yang membuat hati Lala menjerit marah.

"Itu sudah tugasku Lala. Melindungimu dari bahaya meski kehidupanku yang menjadi taruhannya."

Lala menggeleng keras, air matanya luruh seketika. Merre semakin tersenyum kepada Lala.

"Bertahanlah Merre! Aku mempunyai keristal kehidupan untukmu."

Lala mengubah posisi berbaringanya menjadi duduk kemudian tangannya ia arakan ke dalam mulutnya.

Dari dalam sana muncul kristal kecil yang memancarkan aura keperakan yang dikeluarkan oleh Lala. Segera mungkin Lala mengulurkannya kepada Merre.

"Ini, telan ini Merre! Kristal kehidupan ini berguna untukmu."

Merre kembali tersenyum atas perbuatan Lala, bisa dilihat olehnya ketika Lala mengeluarkan kristal kehidupan itu ada darah segar yang mengalir di tepi bibir Lala.

Merre tahu betul itu sangat berguna untuk mempertahankan kehidupannya namun sebaliknya jika kristal kehidupan itu tidak lagi bersama dalam tubuh Lala maka umur Lala akan berkurang.

"Lala, aku tidak membutuhkan kristal kehidupan itu sebaiknya kau masukkan kembali ke dalam tubuhmu! kau lebih membutuhkannya." Suara lembut Merre mendayu.

"Tidak! Umurku tidak penting! Kau adalah Sosok paling berharga bagiku!"

Debu bekas dentuman keras tadi sudah hilang dan Grabiella melihat ada cahaya keperakan di tangan Lala.

"Kristal Kehidupan!" jeritnya.

Merre terkejut dan langsung merampas kristal kehidupan dari tangan Lala, Lala sendiri tersenyum manis dikiranya Merre akan menelan Kristal kehidupan nya namun sebaliknya Merre menggunakan kekuatannya untuk membuka mulut Lala dan memasukkan kembali Kristal kehidupannya.

"Uhhuk!"

Lala terbatuk ketika kristal kehidupan itu memasuki tenggorakannya dan menyatu pada tubuhnya.

"Tidakkk!"

Grabiella menjerit keras baru saja dia ingin merebut Kristal Kehidupan Lala, namun terlambat hal itu membuatnya gelap mata.

Grabiella menyerang Lala dan Merre yang masih belum mengetahuinya.

Bruakk!

"Dasar Hantu jahat!"

Sosok Hantu baru saja menghantsm Grabielle mrmbuatnya terpental ratusan meter,,sosok tadi berbalik menatap Lala dan Merre dengan tatapan mengejek.

"Dasar pembuat masalah! Apa yang kau pikirkan tadi, hah?! Mengeluarkan keristal kehidupan dengan santainya, apa kau tidqk takut itu akan membawa masalah?!  Dasar bodoh!"

Lala dan Merre melongo, siapa dia? Kenapa dia marah? Kenapa membantu kita? Segala macam pertanyaan memenuhi keoalanya.

Sosok tadi sedikit tenang setelah memarahi Lala dan Merre namun setelah melihat reaksi mereka berdua, emosinya kembali meledak.

"Apa maksud tatapanmu itu?! Dasar badjingan!"

"Siapa kau?" Lala memberanikan diri menanyainya dan bukannya mendapat jawaban dia malah mendapat amukan tambahan.

"Ah, sialan! Bisa-bisanya kau melupakanku! Dasar bocah nakal, akan ku beri kau nanti pelajaran setelah ini berakhir.

Lala tambah bingung, dia sama sekali tidak mengingat pernah kenal dengan sosok hadis imut yang sedang marah itu.

"Bagus, sangat bagus! Kau membuatku tertarik padamu, ahaha!" Grabielle melayang mendekat dengan wajah setengah hancur.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Jauda Illanurazwa
bagus Pppp0pppppppp pppppppppppppppppppp
goodnovel comment avatar
nazwanoorilmah
Tulisan titik koma, tidak sesuai dengan tempatnya. Dan masih banyak Typo (Kesalahan dalam penulisan) Semoga menjadi masukan yaa.. Thor. semangat..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cermin Dari Nenek   Tanda Hantu

    Seharian itu Lala dan Lani sibuk mengurusi rumah juga membantu Ibunya menanam sayuran di kebun belakang rumahnya, ya karena insiden tadi pagi Lala tidak naik ke sekolah."Lala tolong ambilkan minum dulu Kakak haus!" Lani menyeka keringat di dahinya."Sip Kak!" Lala memberi hormat yang membuat Lani dam Ibunya cekikikan lucu.Lala tampa basa-basi lagi pergi menuju dapur untuk mengambil air minum, selama seharian itu juga Merre jarang dan hampir tidak selalu ada menemani Lala seperti biasanya Lala juga tidak tahu.Syuuh ....Lala menghirup dalam-dalam angin sepoi-sepoi yang bertiup ketika dia keluar dari dapur, angin itu bercampur bau harum daun pandan yang sangat disukai Lala. Merre muncul di hadapan Lala sambil melayang di atas kepalanya lalu berhenti di sampingnya."Dari mana saja kau, Merre?" Lala mengerutkan keningnya, hidungnya seperti mencium bau darah segar yang tipis dari tubuh Merre. Lala mulai curiga."Apa yang sudah kau lakuk

  • Cermin Dari Nenek   Kekasaran Yama

    Huuuuhhh!Api hantu lalu-lalang mengitari para roh yang masih mengacau, Da Leo sibuk sana sini mencoba mengendalikan keadaan sampai kakaknya datang."Tenanglah, reinkarnasi seharusnya berjalan dengan tenang lalu mengapa kalian para roh mengacau? Apa yang kalian coba inginkan?" Da Leo bertanya berkali-kali tapi tidak satupun roh yang peduli padanya, Leo sendiri tidak punya hak untuk menghukum para roh karena dia hanyalah Pangeran.Tling!Tling!Serempak para roh menoleh ke sumber suara dentingan yang sangat keras, hawa tidak mengenakkan tercipta dari pemilik suara dentingan itu. Sosok pembawa lentara dengan lonceng yang berdenting datang mendekat ke arah kursi Raja neraka."Hormatlah kalian para roh! Sambutlah Raja yama," ucapnya setelah tiba di samping kursi Raja neraka.Seketika para roh sujud hormat, sebuah portal muncul tepat di kursi Raja neraka dan wakil hitam putih memandang para roh dengan sorot dingin penuh kemarahan."

  • Cermin Dari Nenek   Di telan satu-satu

    "Apa? Tidak bisakah si bodoh itu menyelesaikan hal sepele seperti itu?" Da Miko memincingkan matanya."Pangeran tidak tahu harus berbuat apa Raja Yama, roh-roh itu tidak mau reinkarnasi kalau bukan Anda yang datang." Martin kembali hormat.Mendengar kata Martin, Da Miko malah tersenyum sinis."Tidak mau reinkarnasi? Biarkan saja mereka menunggu seribu tahun lagi!"Wakil hitam putih dan Martin tersentak, lagi-lagi Raja neraka kambuh penyakit malasnya."Pulang, katakan pada si bodoh itu kalau aku akan kembali besok." Da Miko mengibaskan tangannya."Tapi Raja Yama, para roh itu merusak perabotan neraka!""Perabotan?" Da Miko mengangkat alisnya."Ya, Raja Yama."Martin lalu menjentikkan tangannya dan seketika itu muncul sebuah api hijau yang semakin lama semakin membesar dan menampilkan keadaan yang terjadi di neraka saat ini."Bakar saja mereka semua dan tidak perlu reinkarnasi!" Da Miko menatap tajam.T

  • Cermin Dari Nenek   Keadaan Bahaya

    Lama kelamaan Da Miko merasa kesal juga, apa harus sehuruk itu Lala menangis? Padahal dia tidaklah melihatnya secara jelas."Aku katakan kalau aku akan bertanggung jawab untukmu!""Sialan kau!" Lala mendorong Da Miko dengan keras.Jlep!"Uhuk!" Darah segar keluar dari mulut Da Miko, Lala menjadi panik."Kau... kau kenapa?!""Heh, sepertinya kau masih peduli padaku," ucap Da Miko tersenyum miring.Lala berdiri lantas menatap ke arah Merre yang menancapkan kuku tajamnya ke punggung Da Miko."Merre?" Lala menatap Merre dengan pandangan kecewa.Merre sadar lalu menatap Lala dan kedua kuku tangannya yang menancap di Da Miko, Merre melotot, itu bukanlah perbuatannya!"Yama sendiri yang mendorong dirinya! Nona, itu bukan perbuatanku!"Merre buru-buru menarik kukunya mengakibatkan Da Miko jatuh lemas, wakil hitam dan putih langsung memeriksa keadaannya."Tidak mungkin, kenapa fisik Raja Yama bisa

  • Cermin Dari Nenek   Aku akan bertanggung jawab

    Kokokan ayam di pagi hari membangunkan Lala dari tidur lelapnya, dia bangun dengan kesadaran lemah menuju kamar mandi untuk bersiap ke sekolah."Aaaaaaa!" Lala berteriak, wajah yang dicoret-coret dengan pola menyerupai hantu macan terpampang jelas di kaca kamar mandi.Brak!Lani mendobrak pintu kamar Lala dan masuk dengan panik karena mendengar suara teriakan Adiknya itu, ada apa dengan adiknya itu?"Sialan woi! Siapa yang coret wajah gue?! Sialan, aaaaa!" Pekik Lala lagi, Lani mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi dengan khawatir."Kenapa, La? La, nggak apa-apa 'kan? La?" Lani berteriak.Lala menyahut, "nggak apa-apa Kak, kaget aja tadi."Lani menghela nafas lega, ada-ada saja kelaukan Adiknya itu. Lani keluar dari kamar setelah memastikan kalau Adiknya itu tidak apa-apa.Seperginya Lani, Lala memendam amarnya dan memilih mandi urusan coretan wajah pada wajahnya akan dia selesaikan pada Merre. Ya, itu pasti ulahnya!"Kenaka

  • Cermin Dari Nenek   Hukuman

    "Woi!" Otomatis Da Miko berteriak kaget, Lala menyerangnya tak tanggung-tanggung.Gubrak!Lala menimpa tubuh Miko dan jatuh ke lantai dengan Miko di bawahnya, serangannya tidak mempan pada Raja neraka."Aduh, sakit!" Ringis Lala mengelus wajahnya, tapi anehnya Lala tidak merasakan sakit pada tubuhnya malah rasa empuk menyangga tubuhnya. Belum menyadari kalau posisinya berada di atas Miko, berpelukan!"Bangun!""Bangun apaan?""Beraninya kau! Bangun sekarang, aku bukan kasurmu, oke?""Aaaaa!" Pekik Lala langsung berdiri dan menutup wajahnya karena malu.Da Miko mengelus dadanya yang ditonjok oleh Lala, nasibnya bisa dianggap beruntung karena serangan Lala tidak mempan padanya andaikan itu mempan maka sudah dipastikan dia celaka."Kenapa kau di kamarku? Lewat mana kamu masuk?" Gertak Lala tampa melihat ke arah Miko."Cih, itu bukan urusanmu kalau aku berada di kamarmu! Lagi pula kau adalah bawahank

  • Cermin Dari Nenek   Datang Bulan

    Lala jatuh tidak jauh dari halaman rumahnya, rasa sakit yang dialami Lala juga dirasakan oleh Merre. Dengan kecepatan kilat Merre datang di samping Lala dan menolongnya dia menggunakan energinya agar Lala tidak merasakan sakit lagi, ditambah energi Lala dan Merre membuatnya pulih tampa luka memar."Kemana saja kau?!" Lala menunjuk Merre dengan kesal."Kamu yang kemana?! Aku udah sampai di halte dan kamunya yang hilang!" Merre tidak mau kalah."Dasar tolol! Kenapa nggak makai ikatan kontrak buat cari gue, hah?!" Lala mengetok kepala Merre, kepalanya langsung berlubang dan belatung berjatuhan lalu kembali pulih seperti semula."Ngak usah make kekerasan juga lah!" Protes Merre dan mendapat ketokan lagi oleh Lala.Perdebatan itu diakhiri dengan datangnya pejalan kaki yang melewati mereka, Lala memilih masuk ke rumahnya yang langsung mendapatkan pertanyaan oleh Ibunya."Kok maruh sampai, La?"Lala membuat alasan yang masuk akal denga

  • Cermin Dari Nenek   Kereta Hantu

    Sementara itu Merre tiba di rumah Lala, setelah mengetuk keras pintu dan meletakkan surat Lala di depan pintu Merre pergi dengan buru-buru, takut ada hal buruk yang menimpa Lala.***Lala mengipas-ngipasi Dadanya yang tiba-tiba terasa panas, kalung Darkmoon terus bersinar rendah dan Lala masih belum menyadarinya.Whusss!"Kok hawa hujannya malah panas sih?" Batin Lala heran.Hujan semakin deras, Lala mulai khawatir jika Kakaknya di rumah tidak melihat isi suratnya juga hari semakin bertambah larut saja.Whusss!Udara kencang mengacaukan arah hujan, Lala menghalau percikan air hujan dengan kedua lengannya agar tak membuat rambut dan wajahnya basah."Sial banget hari ini, ck!" Decak Lala kesal.Angin kencang itu berhenti dan digantikan dengan suara dentingan lonceng dan seorang wanita."Menyambut Nona Lala, silahkan naik ke kereta. Nigla akan mengantar."Lala membuka matanya, di depannya seorang wanita sedang

  • Cermin Dari Nenek   Kalung Darkmoon

    Kehinangan dan rasa canggung memenuhi aula Raja itu sedangkan Lala risau dengan hari di dunia manusia karena dia akan ke sekolah besok, Da Miko yang mengetahuinya membuat portal untuk Lala."Hari ini moodku bagus jadi, sampai jumpa ditugas berikutnya. Penangkap roh," Miko kembali memasang topengnya.Lala tersenyum senang, dia membungkuk dan berterima kasih. Sebelum dia memasuki portal, Miko menghadang langkahnya dengan kecepatan kilat."Pakai!" Perintah Miko pada Lala.Kalung dengan hiasan bulan sabit serta lotus hitam di tengahnya diserahkan Miko kepada Lala.Lala menggaruk pipinya yang tak gatal, "untukku? Sebagai apa?""Ck, kubilang pakai ya pakai!" Decak Miko, hawanya tidak mengenakkan."Oke, akan kupakai. Sekali lagi terima kasih, Raja neraka!" Lala tampa pikir panjang langsung memakai kalung itu, Miko tersenyum puas.Lala memasuki portal sementra wakil hitam putih hampir dibuat lenyap karena sikap tidak biasa Raja n

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status