Share

Keristal Kehidupan 06

Melihat keadaan Lala, Grabielle tertawa sinis dia merasa sedikit puas walau keadaan dirinya hampir sama dengan Lala. Tawanya membuat Merre geram.

"Ahaha! Dasar manusia lemah! Kau pikir aku mudah kau kalahkan? Jika demikian kau akan kecewa! Aku adalah mahluk terkuat setelah Kanjura, ha ha ha!"

Grabiella tertawa keras menciptakan gemuruh yang saling bersahut-sahutan di Dunia Setan. Petir saling bersambaran, Merre tambah geram namun dia tidak bisa meninggalkan Lala begitu saja, sebenarnya Merre bisa saja keluar dari dunia setan namun berbeda halnya dengan Lala yang tidak bisa keluar sebelum Grabielle dihancurkan, tetapi masalahnya sekarang Merre mengalami luka bekas pertarungannya dengan anak buah Grabielle sebelumnya. Biarpun Merre sedang dalam keadaan optimal dia tetap tak bisa mengalahkan Grabielle hanya bisa menahannya beberapa jam saja, kepala Merre amat pusing sekarang, antara meninggalkan Lala sendiri dan pergi meminta bantuan pada Masternya (Nenek Lala sendiri) atau bertarung dengan Grabielle dengan mati-matian.

Lamunan Merre buyar setelah Grabielle kembali berbicara.

"Ku akui aura iblis merahmu memang kuat dan ditambah lagi dengan energimu tapi sejujurnya itu tidak kuat membunuhku, ha ha ha!"

Grabiella melayang tinggi dengan aura hijau tua mengelilinginya, matanya pun merubah warna menjadi warna serupa. Dia melayang semakin tinggi sebelum membentangkan kedua tangannya dan berputar.

"Gawat! Aura Hantu Hijau!" Merre panik, dengan cepat dia membuat perisai hitam pekat untuk Lala meski tidak cukup kuat namun setidaknya bisa melindungi Lala sampai Lala kembali stabil.

"Hari ini... hari berakhirnya kehidupanmu manusia kecil!"

Aura hijau Grabiella semakin pekat dan ada bulatan kecil yang berjumlah banyak mengelilinginya, dengan arahan tangan pada Lala buntalan kecil itu meleset dengan kecepatan tinggi siap menghantam tubuh lemah Lala juga Merre.

Merre dengan sigap menahan serangan Grabiella dengan energi hitam pekatnya meski susah dan menyakitkan.

"Apa? Hantu kecil peliharaan Nenek tua yang sudah bau tanah ingin menahan bola hijauku? Ha ha ha, dasar naif! kau hanya mengantar hidupmu padaku!"

Grabiella memutar jari telunjuknya dan mengarahkannya kepada Lala, seketika itu ada cahaya merah bercampur hijau keluar dari telunjuknya menuju Lala.

"Tidak! Lala tidak boleh terluka lagi!"

Dengan sekuat tenaga Merre mendorong buntalan hijau Grabiella kemudian melayang dengan kecepatan yang sulit diikuti oleh mata Grabiella sekali pun.

"Riwayatku berakhir kali ini, Nenek, Ayah, Ibu maafkan Lala." Suara parau Lala terdengar pasrah.

Cahaya merah hijau Grabiella sudah semakin dekat padanya, Lala sudah pasrah apa bila dirinya mati di Dunia Setan ini.

Bayangan pengalaman masa kecilnya mengisi kepalanya, kenangan berpetualang dengan Neneknya dan masih banyak lagi. Kenangan itu membuat Lala tersenyum di detik-detik akhir hidupnya.

"Sedikit lagi!"

Lala memejamkan mata serta senyumannya bertambah manis seolah yang dialaminya memang diharapkan olehnya.

Dhummhk!

Dentuman keras mengisi Dunia Setan setelah cahaya merah hijau Grabiella mengenai tempat Lala.

"Tamat riwayatmu!! Ha ha ha, dendam Ibuku terbalaskan dengan kematianmu Lala, ha ha ha!"

Tawa Grabiella menggema-gema bersama riuhnya suara halilintar namun tak ada hujan yang dihasilkan, Dunia Setan semakin suram bagai senja tampa mataharinya.

"Apakah aku sudah mati?"

Lala membuka matanya ketika tidak dia rasakan rasa sakit yang baru kecuali rasa sakit luka dalamnya.

Ketika penglihatan Lala sudah sedikit jelas, betapa terkejut nya Lala kala melihat Sosok penjaganya selama ini melindunginya dari serangan dahsyat Grabiella.

"Mer-re?! Kenapa kau melakukan ini!" seru Lala amat tak percaya.

Secara samar Merre tersenyum kepada Lala di tepi bibirnya penuh darah hitam, darah yang membuat hati Lala menjerit marah.

"Itu sudah tugasku Lala. Melindungimu dari bahaya meski kehidupanku yang menjadi taruhannya."

Lala menggeleng keras, air matanya luruh seketika. Merre semakin tersenyum kepada Lala.

"Bertahanlah Merre! Aku mempunyai keristal kehidupan untukmu."

Lala mengubah posisi berbaringanya menjadi duduk kemudian tangannya ia arakan ke dalam mulutnya.

Dari dalam sana muncul kristal kecil yang memancarkan aura keperakan yang dikeluarkan oleh Lala. Segera mungkin Lala mengulurkannya kepada Merre.

"Ini, telan ini Merre! Kristal kehidupan ini berguna untukmu."

Merre kembali tersenyum atas perbuatan Lala, bisa dilihat olehnya ketika Lala mengeluarkan kristal kehidupan itu ada darah segar yang mengalir di tepi bibir Lala.

Merre tahu betul itu sangat berguna untuk mempertahankan kehidupannya namun sebaliknya jika kristal kehidupan itu tidak lagi bersama dalam tubuh Lala maka umur Lala akan berkurang.

"Lala, aku tidak membutuhkan kristal kehidupan itu sebaiknya kau masukkan kembali ke dalam tubuhmu! kau lebih membutuhkannya." Suara lembut Merre mendayu.

"Tidak! Umurku tidak penting! Kau adalah Sosok paling berharga bagiku!"

Debu bekas dentuman keras tadi sudah hilang dan Grabiella melihat ada cahaya keperakan di tangan Lala.

"Kristal Kehidupan!" jeritnya.

Merre terkejut dan langsung merampas kristal kehidupan dari tangan Lala, Lala sendiri tersenyum manis dikiranya Merre akan menelan Kristal kehidupan nya namun sebaliknya Merre menggunakan kekuatannya untuk membuka mulut Lala dan memasukkan kembali Kristal kehidupannya.

"Uhhuk!"

Lala terbatuk ketika kristal kehidupan itu memasuki tenggorakannya dan menyatu pada tubuhnya.

"Tidakkk!"

Grabiella menjerit keras baru saja dia ingin merebut Kristal Kehidupan Lala, namun terlambat hal itu membuatnya gelap mata.

Grabiella menyerang Lala dan Merre yang masih belum mengetahuinya.

Bruakk!

"Dasar Hantu jahat!"

Sosok Hantu baru saja menghantsm Grabielle mrmbuatnya terpental ratusan meter,,sosok tadi berbalik menatap Lala dan Merre dengan tatapan mengejek.

"Dasar pembuat masalah! Apa yang kau pikirkan tadi, hah?! Mengeluarkan keristal kehidupan dengan santainya, apa kau tidqk takut itu akan membawa masalah?!  Dasar bodoh!"

Lala dan Merre melongo, siapa dia? Kenapa dia marah? Kenapa membantu kita? Segala macam pertanyaan memenuhi keoalanya.

Sosok tadi sedikit tenang setelah memarahi Lala dan Merre namun setelah melihat reaksi mereka berdua, emosinya kembali meledak.

"Apa maksud tatapanmu itu?! Dasar badjingan!"

"Siapa kau?" Lala memberanikan diri menanyainya dan bukannya mendapat jawaban dia malah mendapat amukan tambahan.

"Ah, sialan! Bisa-bisanya kau melupakanku! Dasar bocah nakal, akan ku beri kau nanti pelajaran setelah ini berakhir.

Lala tambah bingung, dia sama sekali tidak mengingat pernah kenal dengan sosok hadis imut yang sedang marah itu.

"Bagus, sangat bagus! Kau membuatku tertarik padamu, ahaha!" Grabielle melayang mendekat dengan wajah setengah hancur.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
nazwanoorilmah
Tulisan titik koma, tidak sesuai dengan tempatnya. Dan masih banyak Typo (Kesalahan dalam penulisan) Semoga menjadi masukan yaa.. Thor. semangat..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status