Home / All / CherryLova / Namaku Cherry

Share

Namaku Cherry

Author: Ika Armeini
last update Last Updated: 2021-05-22 00:31:58

Lova di buat geram oleh kehadiran kucing kampung liar yang selalu mengganggu Mezi, kucing anggora kesayangannya. Suara ribut Mezi saat menolak ajakan kencan si kucing kampung membuat seluruh penghuni kost jadi terganggu. Lova cepat-cepat menggendong Mezi lalu mengajaknya untuk masuk ke dalam kamar kostnya.

"Makanya, kamu jangan keluar kandang! Jadi di ganggu kan, siapa suruh jadi kucing cantik," ucap Lova pada Mezi sambil mengelus-elus bulu halusnya. Mezi pun jadi nyaman di elus-elus manja oleh Lova, dia jadi tertidur di karpet lantai kamar itu.

"Aku nanti tinggal sebentar, kamu diam di dalam dan jangan keluar kandang, oke? Aku mau cari uang untuk kita pergi ke salon," Lova tersenyum di ujung bibirnya. Dia pun meninggalkan Mezi yang mungkin sudah mulai bermimpi menembus langit ke tujuh dunia perkucingan. Mungkin juga dalam mimpinya sedang bertemu pangeran dari negeri anggora namun berwujud kucing kampung yang tadi mengganggunya.

Lova bergegas mengganti kimono handuk yang tadi dia pakai dengan dress mini berwarna biru muda. Sebelumnya dia sudah memakai bra yang bisa membuat dadanya yang sedikit datar menjadi terlihat padat berisi. Kacamata minusnya dia tanggalkan dan menggantinya dengan softlens berwarna biru agar senada dengan bajunya. Wajahnya dia poles dengan riasan, hari ini lipstik berwarna merah menjadi pilihannya sebagai pemanis bibirnya agar semakin manis saat berkata-kata pada calon korbannya. 

Rambut hitam panjangnya dia gulung, lalu dia pun memasang rambut palsu berwarna kecoklatan yang panjangnya sebahu. Wajahnya pun jadi terlihat berbeda, jauh lebih dewasa dan elegan. 

"Ah, hampir lupa!" Katanya sambil mengambil eyeliner pencil berwarna hitam, dia lalu menggambar titik hitam di dagunya sebelah kanan. Agar orang berpikir bahwa itu adalah tahi lalat.

"Selesai! Kalau sudah begini, panggil aku Cherry!" Ucapnya sambil memandang kagum di cermin pada sosok Lova yang awalnya culun dan kini sudah berubah wujud menjadi Cherry, perempuan dewasa yang cantik dan elegan.

Lova yang sudah berubah wujud menjadi Cherry pun bergegas memasang kedua kaki indahnya dengan high heels, kemudian tak lupa membawa tas tangan andalannya yang berbahan dasar kulit buaya buatan luar negeri. Satu lagi, kucing kesayangan yang sedang bermimpi itu dia angkat dan dimasukkan ke dalam kandang. Lova benar-benar takut kucingnya di ganggu kucing liar lagi, takutnya semakin lama malah Mezi jadi jatuh cinta pada kucing liar itu.

Dia pun mengunci kamar kostnya, kost-kostan yang di tempati oleh Lova adalah salah satu kost-kostan elit, sewa kost sebulannya 4 juta. Dia lebih memilih untuk kost agar bisa gampang berpindah-pindah saat merasa tak aman. Sudah tiga tahun dia begini semenjak Mamanya meninggal. Dia juga menekuni profesinya sebagai penipu, dia tak bisa berlama-lama hidup susah tanpa uang. Mamanya yang menjadi korban penipuan sehingga jatuh miskin membuat Lova pun tergiur menjadi seorang penipu. Sambil mencari tahu keberadaan Nio, orang yang sudah menipu Mamanya sehingga membuat Mamanya terkena serangan jantung dan meninggal seketika. Sudah tiga tahun berlalu namun laki-laki yang mengaku bernama Nio itu belum bisa di temukan juga.

Sebuah mobil Mercedes-Benz berwana hitam terparkir di depan pagar kost. Laki-laki yang duduk di kursi kemudi sepertinya sudah sedari tadi menunggu, dia pun sampai ketiduran di dalam mobil tersebut.

Tok... Tok... Tok... 

Lova mengetuk jendela mobil itu membuat si laki-laki yang tertidur itu pun terbangun dengan kaget. Dia cepat-cepat menurunkan kaca jendela mobilnya.

"Sudah siap, Mbak Lova?" Tanya laki-laki itu sambil menghapus air liur yang sedikit keluar dari bibirnya saat tertidur tadi.

"Sudah, Bang Jarwo! Yuk berangkat!" Kata Lova sambil membuka pintu belakang mobil, dia pun masuk dan duduk di kursi belakang. Jarwo kemudian melajukan mobilnya menuju klub malam yang di tuju. 

Jarwo mantan kaki tangan almarhum Mama Lova, setelah bosnya meninggal dia pun bekerja di tempat sewa mobil mewah. Dia juga sering bekerja menjadi supir sewaan Lova, Jarwo akan datang menjemput Lova dengan mobil mewah yang berbeda-beda.

Mobil mewah yang di bawa oleh Jarwo pun terhenti di depan Bluelight, klub malam yang rata-rata berisi orang-orang kelas atas. Lova segera turun dari mobil tersebut, dia mengedarkan pandangannya di depan klub itu. Matanya berpencar mencari calon korban.

"Mbak Lova, saya tunggu di sini! Nanti kalau ada apa-apa langsung hubungi saya, oke?" Kata Jarwo yang masih duduk di kursi kemudi.

"Oke!" Jawab Lova sambil tersenyum dan meninggalkan Jarwo.

Lova pun segera menuju ke dalam klub, saat di depan klub dia melihat laki-laki berbadan kekar yang sangat dia kenal sedang berdiri.

"Bang Bejo!" Sapa Lova pada laki-laki itu.

Bejo pun terdiam beberapa detik, berusaha mengingat siapa sosok perempuan cantik di hadapannya itu. Sadar kalau Bejo sepertinya bingung, Lova pun mendekat ke telinga Bejo dan berbisik.

"Lova!" Bisiknya.

Mata Bejo terbelalak, "ah, maaf Mbak Lova! Saya pikir siapa, rambutnya berbeda dengan yang kemarin!" Bejo nyengir sambil memamerkan gigi kuningnya.

Bejo adalah rekan Jarwo yang dulu juga bekerja untuk Mama Lova. Kini dia bekerja sebagai security di klub itu.

"Silahkan lewat sini, Mbak!" Bejo mengarahkan jalan khusus untuk Lova masuk ke dalam klub. Lova pun tersenyum manis sambil mengambil dua lembar uang seratus ribu, lalu menyerahkannya pada Bejo.

"Makasih!" Ucap Lova sambil masuk ke dalam, senyum gigi kuning Bejo pun semakin lebar setelah menerima uang dua ratus ribu dari Lova.

Dentuman musik di dalam klub membuat hati Lova semakin bersemangat. Kepalanya sesekali bergoyang mengikuti musik yang di pandu oleh seorang disc jockey wanita berpakaian seksi. Lova pun tak mau melupakan tugas utamanya, kini matanya berselancar mencari calon korban. Dia melihat ada seorang laki-laki yang sedang duduk di depan meja bar sendirian, Lova mendekatkan dirinya pada laki-laki itu. Jam tangan mahal yang bertengger di tangan laki-laki itu membuat Lova semakin tergiur, jadi dia adalah target pertamanya malam ini.

Lova duduk di kursi sebelah laki-laki itu, dia memesan minuman pada bartender yang sudah sangat akrab padanya. Sambil menunggu minuman dari si bartender, Lova melirik ke laki-laki di sebelahnya. Wajahnya tidak tampan, sepertinya laki-laki itu sudah setengah mabuk, dia cukup banyak minum.

"Hai," sapa Lova pada laki-laki itu.

Laki-laki itu menoleh ke perempuan cantik yang menyapanya, matanya kemudian berpindah pada paha mulus Lova yang sudah menempel di sebelah pahanya.

"Hai, cantik!" Balas laki-laki itu.

"Sendirian?" Tanya Lova.

Laki-laki itu tersenyum di ujung bibirnya.

"Aku boleh duduk di sini kan?" Tanya Lova lagi.

"Boleh dong, cantik!" Jawab laki-laki itu yang sudah setengah sadar.

"Nama kamu siapa?" 

"Aldo! Kalau kamu, siapa nama kamu?" 

Lova mengambil garnish buah cherry yang ada di gelas minumannya yang baru saja di letakkan oleh bartender itu di hadapannya. 

"Namaku Cherry!" Ucap Lova sambil menggigit buah cherry itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CherryLova   Bukan Akhir, Namun Awal Bahagia

    Jun menahan rasa sakit akibat tamparan dari perempuan itu, sambil terus memegang pipinya, Jun pun mendelik kesal ke arah perempuan yang menamparnya."Jadi setelah bertahun-tahun hilang, kamu kembali dan malah melamar perempuan lain?" bentak Hana, perempuan yang menamparnya.Lova kaget akan hadirnya Hana yang tiba-tiba di sana, kenapa perempuan ini bisa ada di sini? pikir Lova terus dalam hati.Padahal sedari tadi Hana membuntuti Barna dan Lova. Ia ingin mencari tahu keberadaan Jun dengan membuntuti mereka, kagetnya Hana saat melihat ada sosok Jun yang tiba-tiba mendekati Lova. Lebih kaget lagi begitu melihat Jun mengeluarkan cincin berlian untuk Lova. Hana tak bisa terima, baginya tak ada perempuan lain yang bisa bersama Jun selain dirinya. Sekian tahun menunggu kabar dari Jun, betapa sakitnya saat melihat kejadian di hadapannya itu.Sementara Jun tak menjawab pertanyaan dari Hana, ia hanya diam tanpa suara. Kemudian malah memilih pergi meninggalkan Hana

  • CherryLova   Pasangan Yang Serius?

    Barna memperhatikan penampilan Lova dari atas sampai bawah, kepalanya menggeleng berkali-kali."Kenapa?" tanya Lova."Kenapa aku baru sadar kalau pakaian kamu terbuka? Pantas daritadi banyak mata laki-laki yang memperhatikan kamu," ucap Barna masih keheranan sendiri, padahal hari ini mau mencari para korban dari Jun, kalau pakaian Lova terbuka begini yang ada Lova lah yang menjadi korban mata laki-laki."Terbuka apanya sih, Bi? Bukannya kamu biasa lihat aku yang lebih terbuka dari ini? Lagian aku udah pakai ini daritadi, kenapa baru sadar sekarang sih?" jawab Lova dengan santai sambil memainkan kuku-kuku cantiknya.Barna menghela napas kasar, ia memang baru sadar kalau pakaian Lova cukup terbuka, mungkin gara-gara Barna terlalu sering melihat Lova dengan pakaian minim bahan jadi menurutnya biasa saja. Namun setelah sadar sedari tadi banyak mata laki-laki di tempat kumuh ini yang memperhatikan Lova, barulah Barna mulai memanas. Tak boleh ada laki-laki lain

  • CherryLova   Korban Jun

    Barna mendapatkan rekaman CCTV 3 tahun lalu di minimarket tersebut. Lova lah yang terus-terusan merayu Manager di minimarket itu agar mau membantu mereka mencari rekaman CCTV yang mereka mau.Namun rasanya kalau hanya ini saja tentu tak akan cukup menjerat Jun ke penjara. Mereka harus mendapatkan banyak bukti yang lainnya lagi.Barna mengajak Lova untuk bertemu dengan seseorang yang pernah menjadi korban dari Jun. Ia menuju ke sebuah daerah yang cukup kumuh, ada rumah susun yang bisa dikatakan kondisinya tidak begitu baik. Kotor, jorok, membuat Lova bergidik ngeri dan menempelkan badannya pada Barna."Ngapain sih tempel-tempel?" tanya Barna."A-aku jijik, Bi! Banyak tikusnya itu," Lova menunjuk kumpulan sampah yang tak jauh dari penglihatannya dan ada makhluk kecil berwarna hitam yang paling Lova takuti."Kan jauh, kalau jalan sambil nempel-nempel gini aku jadi gak konsentrasi," ucap Barna."Iiisshhh..." Lova mendesis kesal, kemudian menjauh

  • CherryLova   Mencari Bukti

    Lova terbangun dari tidurnya, kepalanya rasanya masih sangat pusing. Perlahan ia coba bangun dan masih di atas ranjang dalam posisi duduk, menguap dengan sangat lebar. Matanya lalu tak sengaja melihat ke arah bawah ranjangnya.Barna masih tertidur nyenyak, hanya saja ada pemandangan yang aneh. Mezi si kucing anggora juga ikut tertidur di sana bersama Barna, namun posisi Mezi tertidur itu membuat Lova bergidik ngeri.Seenaknya si Mezi tidur tepat di atas tongkat sakti milik Barna. Mana dia berkali-kali mengelus kepalanya di sana sambil sesekali membuka mata dan melirik ke arah Lova, lalu terpejam dan tidur lagi."Iiisshhhh, Mez! Kamu apa-apaan tidur di sana?" bentak Lova sambil kemudian turun dari ranjangnya dan perlahan mencoba mengangkat Mezi dari tempat terlarang itu."Kamu tahu aja ya tempat yang begitu!" bisik Lova yang kini sudah berhasil mengangkat Mezi dan menggendongnya. Lalu ia segera memasukkan Mezi ke kandangnya, Mezi terus-te

  • CherryLova   Aku Takut

    “Bi?” Lova kembali menggelengkan kepalanya, ia sangat takut kalau salah lihat lagi seperti tadi, apa laki-laki yang ada di dalam mobil ini memang benar Barna?Laki-laki itu segera keluar dari mobilnya kemudian memegang tangan Lova, “aku dari tadi khawatir, hp kamu gak bisa di hubungin! Kamu gak apa-apa, Lov?”“Kamu Barna kan? Barna yang asli?” Tanya Lova setengah tidak yakin karena selain pengaruh alkohol, tempat itu juga cukup gelap, hanya sedikit penerangan dari cahaya lampu apartemen.“Ya ampun, iya ini aku Barna! Mau siapa lagi?”Lova mendekatkan tubuhnya, berusaha meneliti lebih dekat lagi wajah laki-laki di hadapannya. Rupanya memang benar barna yang dia kenal. Lova pun langsung memeluk Barna, dia ketakutan sekali.“Aku takut, Bi! Tolong aku,” gumamnya lirih.“Takut? Kamu kenapa? Dia apain kamu?” Tanya Barna dengan nada suara yang mulai meninggi.Lova semaki

  • CherryLova   Kabur

    Jun memeluk tubuh Lova semakin erat, sambil satu tangannya berusaha masuk ke dalam baju kedodoran yang Lova pakai. Tangannya bermain di belakang punggung Lova sambil kemudian melepas pengait bra yang Lova pakai. Kini tangan Jun jadi lebih leluasa untuk bermain di kedua gundukan milik Lova, ia memainkan jarinya di kedua puncak gundukan itu sampai membuat Lova melenguh berkali-kali sambil tetap berciuman. Jun melepas ciumannya kemudian menggendong badan Lova dan membawanya ke dalam kamar yang di tempati oleh Lova tadi. Rasa gairah seakan telah menutupi mata Jun begitu melihat gadis cantik itu yang setengah sadar tak menolak perlakuan yang Jun berikan padanya. Rasanya malam ini akan dia habiskan untuk bersenang-senang dengan gadis cantik ini. Badan Lova terbaring di atas ranjang, dengan lembut Jun kembali mencium bibir Lova, memberi tekanan yang intens lalu menjalar turun ke lehernya, baju Lova sedikit tersingkap ke atas lalu Jun melanjutkan aksinya untuk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status