Home / Romansa / Cinta 80 kg / Attention

Share

Attention

Author: Irena_wang
last update Last Updated: 2022-02-06 10:53:55

 “Irena Putri Wahyudi, jelaskan soal di papan tulis.”

Irena yang sedang mengkhayal iya-iya pun terkejut, soalnya bukan CEO ganteng yang ada di depannya tapi Pak Yanto dengan kacamata melorot ke hidung terus kumis nyeremin ala Pak Raden. Irena buru-buru ngusap ilernya pakai sapu tangan terus melihat ke arah Pak Yanto dengan wajah kikuk. Pak Yanto tahu muridnya ini sejak tadi melamun bukannya belajar.

“Hah?! Saya, Pak?”

“Ya, iya kamu memang saya panggil siapa?”

“Coba Bapak ingat-ingat mungkin yang Bapak maksud bukan saya,”

“Loh, kamu malah tawar menawar. Dipikir ini lagi transaksi sayuran apa? Udah sini maju!” Pak Yanto kesal lama-lama.

Irena beranjak dari mejanya, lalu ke papan tulis. Dia berkeringat dingin, sebenarnya dia tidak mendengarkan penjelasan Pak Yanto, Irena menggigit bibir bawahnya. Setahu dia Pak Yanto itu kalau marah suka gebrak meja, masih mending tapi gebrak meja daripada lempar meja.

‘Duh gimana ini ya, aku malah lamunin Tria tadi sih.’

“Irena buruan, teman-teman kamu sudah menunggu,”

“Ah … iya, Pak. Ini mau ditulis.”

“Heuh! Bilang saja kamu tadi sibuk melamun dan tidak memperhatikan pelajaran saya.” Loh kok Pak Yanto tahu ya? Apa dia keturunan ke-300 nya Suparman? Atau dia cucunya Eyang Subur? Atau mungkin Pak Yanto sesungguhnya keturunan hokage keempat.

‘Ah, kok Pak Yanto tahu sih?’

Irena mati kutu, harusnya dia tahu Pak Yanto punya jutsu yang bikin muridnya mendadak bisu. Oh demi kerang bikini bottom, Irena sangat takut. Katanya Pak Yanto galak sama muridnya yang bodoh. Pak Yanto kemudian bangkit dari kursinya.

“Hei! Arie Lucas, kemari kamu!” Pak Yanto

“Iya, Pak.” Arie yang kebetulan sedang jam pelajaran olahraga, lewat di depan kelas A. Pak Yanto memanggilnya, semua teman kelas Irena berdecak kagum pada sang ketua OSIS. Wajah tampan serta lengan kekarnya sudah terbentuk meski ia masih remaja, selain itu ia diberkahi otak encer. Tapi tetap di hati Irena yang paling tampan itu Satria, pokoknya dibandingkan Sehun juga ganteng Satria, namanya sudah terakreditasi A di dalam lubuk hatinya.

“Ada apa, Pak?”

“Arie, kamu masih ingat soal ini? Coba bantu Irena menyelesaikannya, sekalian supaya adik kelasmu yang lain tahu.” Kata Pak Yanto. Arie tersenyum lalu mengambil spidol dari Pak Yanto dan menuliskan jawaban dari soal yang ada di papan tulis. Irena memperhatikan penjelasan Arie. Teman-teman sekelasnya berdecak kagum, setelah kelas 12 Arie masih mengingat jelas semua pelajaran kelas 10.

“Bagaimana? Apa kamu paham Irena?”

“Hah? Apanya, Pak?”

“Ebuset dah, pelajarannya kamu paham enggak?”

“Err, iya … Pak, saya paham.” Padahal sebenarnya belum, daripada dapat coretan di pipi dari Pak Yanto mending iyain aja meski Irena enggak paham.

“Kamu sebenarnya pintar, hanya saja kurang konsentrasi. Arie bisa mengajari kamu selepas istirahat nanti, kamu bisa minta bantuannya. Arie pandai dalam semua mata pelajaran.”

“Iya, Pak.”

Iyain aja lagi, daripada kena kultum Pak Yanto. Sebenarnya Irena mana mau diajarin sama Kak Arie yang galak plus dikenal dingin kayak es di kutub utara itu. Mending diajarin Tria, enak sambil bercanda, cantik-cantik manjah ala-ala Siti Badriah.

Bel tanda istirahat berbunyi, Irena bisa bernapas lega berkat Arie ia tidak menerima hukuman Pak Yanto, menurut kelas sebelah Pak Yanto akan mencoret

pipi murid yang bodoh atau nakal dengan spidol. Irena sering sekali mendapati wajah penuh spidol anak-anak kelas C jika bubar pelajaran Pak Yanto.

Oke dia akui berhutang budi hari ini sama kakak kelasnya itu, Irena lupa mengucapkan terima kasih sama Arie dan buru-buru lari menghampiri Pie. Pie sudah menunggu di depan kelas, dia menarik tangan Irena ke kantin. Irena sebenarnya malas, soalnya pasti ketemu si Igna—kakak kelas paling menyebalkan dengan rambut jigraknya yang penuh gel. Irena duduk di bangku kantin dan tidak berselera makan, mungkin ia harus diet supaya kurus. Dalam pikirannya orang kurus itu cantik, tapi kalau melihat Pie yang kurus juga sama di-bully. Lalu yang cantik versi cowok itu seperti apa?

Maneh yakin enggak makan?”

“Hmm, aku minum jus saja.”

“Tapi ‘kan maneh punya maag, nanti bahaya kalau minum jus lemon. Bagaimana kalau roti saja dan pink milk.”

“Kamu pikir aku bayi apa? Minum susu segala.”

“Ayolah, nanti kalau maneh enggak chubby lagi enggak lucu.” Kata Pie sambil mencubit gemas kedua pipi chubby temannya itu. Pie berlari untuk segera mengantri membeli makan siang. Irena mengaduk-ngaduk jus lemonnya, ia membayangkan betapa asemnya jus itu. Irena melihat Rara sedang menikmati makan siang dengan Kak Mita mereka grup yang sempurna. Cantik, langsing dan populer. Sementara dia mah apa atuh, cuma remahan rengginang dari kumpulannya yang terbuang.

“Kamu tuh punya kebiasaan melamun, ya?”

Irena berjengit kaget, melihat kakak kelas yang galak dan dingin itu duduk di sampingnya. Dia begitu santai memakan makan siangnya, nasi goreng dengan telur dadar. Uh, wanginya membuat Irena ingin meneteskan air liur, perutnya lapar tapi dia harus tahan. Pie masih menunggu di sana dengan wajah kesal, sejak tadi Igna dan teman-temannya menyerobot antrian.

“Kalau mau kurus itu olahraga  bukan enggak makan, enggak makan yang ada kamu pingsan.” Arie berceloteh, Irena tidak menanggapinya.

‘Sabodo amat sih, siapa kamu sok care getoh sama aku,’

 Irena menatap ke arah lain, dilihatnya Satria sedang tertawa dan bercanda dengan teman-temannya. Irena ikut tersenyum melihat Tria, ‘Ah andai saja kami dekat, andai Tria punya perasaan sama denganku.’ Bathin Irena sambil tak henti memandang Tria.

Kalau kata lagu kesukaan Bang Hida tuh gini :

Sungguh sayang aku tak bisa langsung mengungkapkan perasaan yang kusimpan buatku tak tenang ini semua karena hubungan pertemanan kau sudah biasa anggapku sebagai kawan.

Friendzone itu pedih, Jendral!

 Arie melihat arah pandang Irena. Dia sengaja menjatuhkan piring Bu Centini hingga pecah, semua mata menatap ke arahnya. Bu Centini awalnya siap-siap bawa kemoceng buat mukul si biang onar, tapi saat melihat Arie kemarahan Bu Centini hilang mendadak. Enggak ada yang berani memarahi si pangeran es SMU Bakti Pertiwi. Terlebih dia tuh disayang semua guru dan staf sekolah, dengar-dengar ibunya penyumbang yayasan terbesar buat sekolah. Jadi jangan sampai deh buat masalah sama Prince Ice satu ini.

“Eh, Nak Arie … piringnya nakal, ya? Enggak apa-apa, Bu Centini masih banyak piring kok, mau dipecahin lagi juga boleh. Mau Bu Centini ganti nasi gorengnya? Nanti dikasih bonus deh telurnya dua, gimana?”

See, meskipun piringnya pecah Bu Centini malah nawarin ganti nasi goreng pakai nawarin telurnya dua lagi. Pernah dia enggak sengaja mecahin kaca jendela karena main bola, terus gurunya cuma bilang, “Enggak apa-apa, kaca mah banyak di toko matrial, nanti Pak Ence yang ganti.” Itu kata kepala sekolahnya. Coba kalau Igna yang mecahin alamat diceramahi habis-habisan terus suruh ganti rugi, secara dia sudah ada dalam daftar anak nakal yang sering buat onar. Arie Lucas is special something for life.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta 80 kg   Wedding Day

    Gaun putih melekat indah pada tubuhnya, gaun yang di desain khusus untuk dirinya sendiri. Dia menatap cermin rias di hadapannya, betapa cantiknya dirinya. selama ini dia sering bermimpi menjadi pengantin, bahkan saat kecil, impiannya adalah menikah dengan seorang pangeran berkuda putih. Namun ketika dewasa mimpinya itu berubah, dia ingin menikah dengan laki-laki yang penuh tanggung jawab seperti mendiang ayahnya. Dan semua itu ada dalam diri Arie Lucas. Ibunya menatap kagum sang putri bungsu, hari ini mereka akan mengadakan pesta pernikahan Irena dan Arie. Setelah Bayi mereka berumur 6 bulan, Arie dan Irena memutuskan untuk menikah. Namun anak mereka tidak ada yang tahu bagaimana wajahnya dan di mana keberadaannya. Sementara ini bayi mereka di rumah diurus oleh Aunty Dao dan anaknya. "Nak, sekarang kamu sudah bukan anak kecil lagi, kamu sekarang sudah menjadi ibu dan juga istri, apa jalankanlah kewajibanmu sebagai seorang ibu yang baik dan juga istri yang bertanggung jawab. ja

  • Cinta 80 kg   welcome my dear

    Wajah Ayuni Nur Latifah terlihat dingin, menatap tajam setiap karyawan yang berada di kantor milik Tuan Hans Lucas. Dia mendatangi resepsionis dan bertanya tentang keberadaan mantan suaminya itu, sang resepsionis mengatakan jika Tuan Hans ada di ruangannya. "Maaf Nyonya Ayuni Apakah saya harus memberitahukan Tuan Kalau anda berada di sini?""Tidak perlu saya akan mendatangi langsung ke ruangannya." Ayuni berjalan pergi lalu menaiki lift menuju ruangan tempat dimana mantan suaminya berada. Dia menatap meja sekertaris yang kosong dan sudah menduga jika sekretaris baru itu adalah mainan baru mantan suaminya. Dengan kasar dia mendorong pintu ruangan yang bertuliskan Lawyer itu dan melihat sang mantan suami sedang melakukan hal tidak senonoh di ruangannya. Sektretaris barunya itu sedang berada di pangkuan Hans Lucas dan mereka sedang bercumbu mesra, dengan pakaian sang wanita yang hampir terbuka sepenuhnya."Jadi ini yang dilakukan seorang pengacara terkenal di ruangann

  • Cinta 80 kg   Melting me softly

    Kedua pasangan itu tinggal di rumah baru dengan damai, karena Arie benar-benar merahasiakan tentang rumah itu pada siapa pun. Hanya pihak keluarga yang tahu. Terkadang Mamanya akan ke sana dan Mak Esih juga akan menengok. Hida dan Fero kembaki ke Thailand, tapi Mak Esih sekarang tidak sendiri di rumah. Ada Mbak Sri dan anaknya yang kadang menginap ke rumah. Toko online milik Irena sekarang di kelola oleh Kristina, dan sebulan sekali gadis remaja itu akan mentransfer uang hasil penjualan pada Irena. Sementara Cafe Rainbow dipegang oleh orang kepercayaan Arie. Arie akan pergi ke kantor di pagi hari dan pulang sore hari. Irena di rumah sendirian, karena memang dia menginginkan itu. Sekarang usia kandungan Irena sudah memasuki bulan ke-lima dan dia sangat manja pada Arie. Dia juga sudah mulai mengidam ini itu. Yang kadang membuat calon Papa itu pusing mendadak. "Kak, aku pengen makan makanan Korea." "Ya udah aku pesankan ya sayang." "Enggak mau, maunya Kakak masakin."

  • Cinta 80 kg   engagement

    Dengarkanlah wanita impiankuhari ini akan kusampaikan,Janji suci kepadamu dewikudengarkanlah kesungguhan rasa, ku ingin mempersuntingmu, untuk yang pertama dan terakhir Jangan kau tolak dan buatku hancur ku tak mau mengulang untuk meminta satu keyakinan hatiku ini engkaulah yang terbaik untukku .....setiap perjalanan yang dilalui oleh anak manusia, banyak luka likunya termasuk perjalanan cinta Irena dan Arie. Meksipun mereka harus berpisah sementara namun akhirnya kembali bersama. Arie benar-benar menepati janjinya. Dia menelepon Mama Ayuni dan Tante Dao serta Paman Alex. Mereka semua datang dan terkejut karena Arie ingin pertunangan dia dan Irena segera dilakukan dan semua orang harus tahu. akhirnya setelah bermusyawarah, dan menghasilkan kesepakatan bersama. pertunangan mereka dilakukan di sebuah gedung yang sudah di sewa. dan disiarkan langsung serta mengundang beberapa awak media untuk meliput nya. Arie ingin semua orang tahu bahwa kekasihnya adalah wanita ya

  • Cinta 80 kg   I am scared

    Dirematnya ponsel android miliknya, bibirnya terkatup rapat. Dia merasa kembali cemas, melihat pesan-pesan yang dia kirim untuk sang kekasih hanya berakhir dengan centang satu. Irena kembali mencoba menelpon Arie namun tetap tidak ada jawaban. Dia kemudian mencoba menelepon Mama Ayuni."Hallo, sayang ... sudah lama ya, bagaimana kabarmu?""Aku baik Ma, Mama apa kabar?""Mama baik, gimana keadaan Ibu?""Ibu baik, Ma ... Mama, boleh aku tanya, Kak Arie kenapa susah dihubungi?""Entahlah, anak itu akhir-akhir ini sangat sibuk, dia jarang pulang ke rumah Mama dan juga jarang telepon Mama. Kamu kangen ya?""Iya, Ma." ucapnya dan berusaha agar suaranya baik-baik saja. Dia pun mengakhiri teleponnya dan kembali mencoba untuk menormalkan perasaanya yang mulai cemas dan galau. Dia pun tidak tahan lagi dan menelepon kakaknya."Iya, adek kenapa?""Kak, maafin aku.""Kenapa minta maaf sih, le

  • Cinta 80 kg   life change

    Arie sudah kembali ke Singapore untuk mengurus semua pekerjaan di sana dan mengurus kepindahan dia ke Indonesia. Irena dan Ibunya hidup dengan bahagia, Emak Esih sekarang sudah tidak lagi sedih karena kehilangan suaminya dan juga ditinggalkan oleh anak laki-lakinya, Hida dan Fero masih sering menghubungi orang tuanya, mereka sama sekali tidak lupa itu. Meskipun jalan yang mereka ambil salah namun Emak Esih selalu yakin ada hikmah dari semua peristiwa yang terjadi. Irena resmi menjadi pemilik cafe Rainbow, pegawainya masih sama, hanya saja ada beberapa pegawai magang sekarang. Dia juga menjalani diet sehat atas bimbingan Dokter Sam, iya Dokter hewan yang dulu dikenalnya mengenalkan dia pada rekannya yang seorang ahli gizi. Dia akan berolahraga di sela waktu luangnya, dia juga dibimbing oleh seorang coach yang ahli. Makanan yang dia makan sekarang lebih diatur dan dia berhasil menghilangkan berat badannya dari 80 menjadi 78 kg. Namun ini sudah beberapa hari dia merasa mood-nya begitu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status