Hitung Mundur Kepergian Nona Jessica

Hitung Mundur Kepergian Nona Jessica

By:  NatalieOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
100Chapters
1.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah tujuh tahun menikah, Jessica Sudarso tahu bahwa suaminya, Calvin Wijaya, memiliki cinta sejati. Hubungan suaminya dengan cinta sejatinya itu begitu penuh gairah dan dramatis. Semua orang mengatakan kalau mereka akan bersatu kembali. Mereka bagaikan cermin yang retak, tetapi dapat disambungkan kembali. Bahkan putra mereka sendiri lebih menyayangi wanita itu. "Bibi, seandainya penyakitmu bisa dipindahkan ke Ibu saja." Oleh karena itu, setelah sekali lagi menyaksikan suami dan anaknya menemani wanita itu, Jessica akhirnya menyerah. Kali ini, dia tidak akan membuat keributan. Sebaliknya, dia diam-diam membeli tiket pesawat ke Kota Ronawa, meninggalkan surat cerai dan surat pemutusan hubungan keluarga. Anak yang kejam, suami yang dingin, semuanya akan Jessica serahkan pada wanita itu, demi menyempurnakan kebahagiaan keluarga kecil beranggotakan tiga orang itu. Namun, setahun kemudian, Jessica menjadi terkenal di dunia profesional berkat keahliannya dalam hipnoterapi dan konseling psikologi. Tiba-tiba, dua pasien datang kepadanya, yang satu pria dewasa dan yang satu anak kecil. Mata pria itu memerah. Dia mencengkeram pergelangan tangan Jessica dengan erat. "Jessica, jangan tinggalkan kami." Di sampingnya, seorang anak kecil juga menarik ujung bajunya sambil memohon dengan suara rendah, "Ibu, pulang ke rumah, ya? Aku hanya menginginkan Ibu seorang."

View More

Chapter 1

Bab 1

"Pak Dany, aku bersedia pergi ke Kota Ronawa untuk menjadi psikolog adikmu."

Suara tenang Jessica terdengar.

Di ujung telepon seberang, suara pria yang rendah terdengar, ditambah dengan sedikit nada terkejut.

"Nona Jessica, aku dengar kamu sudah berkeluarga. Kalau nggak sanggup meninggalkan keluargamu, aku bisa memberikan kemudahan untuk suami dan anakmu."

Suami dan anak?

Jessica menundukkan kepala. Tidak jauh dari sana, susu yang tidak sengaja tumpah masih mengalir di lantai.

Tiba-tiba, Jessica teringat ekspresi merendahkan putranya pagi tadi ketika Jessica menumpahkan susu.

"Ibu, kenapa hal kecil seperti ini saja nggak bisa Ibu lakukan dengan baik? Kalau Bibi Sindy, dia pasti nggak akan mengacaukannya. Ibu sama sekali nggak sebanding dengan Bibi Sindy."

Bibi Sindy yang dimaksud putranya adalah cinta sejati suami Jessica, Calvin Wijaya, yaitu Sindy Surya. Dia adalah seorang penari balet terkenal yang menarikan Little Swan bagaikan mimpi, bahkan putranya pun terpesona.

Pada saat itu, Calvin mendengar perkataan putranya. Dia tidak menegur anaknya, melainkan hanya menatap Jessica dengan dingin dan sinis. "Bagaimana bisa dia dibandingkan dengan Bibi Sindy? Kalau bukan karena ibumu yang berusaha mati-matian dulu, aku sama sekali nggak akan menikahinya ...."

Jessica sudah menikah dengan Calvin selama tujuh tahun. Dia juga sudah diam-diam mencintai Calvin selama tujuh tahun.

Kemudian, mereka berdua berhubungan karena sebuah kecelakaan, memiliki anak, baru kemudian menikah secara resmi.

Keluarga Wijaya adalah keluarga kaya yang memegang teguh tradisi. Setelah menikah dengan Calvin, Keluarga Wijaya menuntut Jessica untuk berhenti bekerja, mengabdikan diri menjadi istri yang baik untuk mendampingi suami dan mendidik anak. Dia juga membesarkan putra mereka, Ricky Wijaya, dengan baik.

Demi putranya, Jessica akhirnya setuju. Dia meninggalkan kariernya untuk menjadi ibu rumah tangga, dengan tekun merawat suami dan anaknya.

Namun, setelah tujuh tahun berlalu, yang selalu dipikirkan putra dan suaminya adalah wanita lain.

Jessica mengingat ucapan yang sering keluar dari mulut putranya, "Ibu, kenapa Ibu selalu bertengkar dengan Ayah? Ibu nggak bisa melakukan apa-apa, wajar kalau Ayah nggak menyukai Ibu. Alangkah baiknya kalau seandainya Bibi Sindy bisa menjadi ibuku."

Jessica menarik pandangannya, suaranya begitu lembut hingga terdengar samar, "Pak Dany, itu nggak perlu."

Karena mereka semua ingin Sindy menjadi istri dan ibu mereka.

Jessica akan mengabulkan keinginan mereka.

Jessica tidak menginginkan suami dan anaknya lagi.

Jessica membuat janji dengan Dany Darmawan untuk pergi dalam waktu setengah bulan.

Dany adalah orang terkaya di Kota Ronawa. Adik perempuannya mengalami depresi berat karena masalah psikologis.

Ketika mencari Profesor Calla untuk meminta bantuan, Profesor Calla merekomendasikan Jessica. Ini karena Jessica pernah menjadi murid Profesor Calla yang paling berbakat. Jessica menunjukkan bakat luar biasa dalam hipnosis dan psikologi.

Kemudian, Jessica menikah dengan Calvin, lalu pensiun untuk menjadi ibu rumah tangga. Profesor Calla sangat menyesalkan hal ini.

"Jessica, meskipun kamu seorang wanita, kamu nggak seharusnya terkurung di ruang tamu dan dapur karena Keluarga Wijaya. Kamu memiliki jiwa yang kuat dan bebas, seharusnya kamu menunjukkan bakatmu dengan leluasa."

Profesor Calla pernah mengatakan hal itu kepadanya.

Saat itu, Jessica memilih berkompromi untuk Keluarga Wijaya.

Sekarang, tampaknya orang luar bisa memahami semuanya dengan lebih baik.

Semua yang Jessica berikan untuk Ayah dan anak itu hanyalah kepuasan untuk diri sendiri. Di mata mereka, Jessica yang dulunya seorang genius psikologi tidak sebanding dengan cinta sejati yang menari seperti angsa kecil.

Telepon Jessica baru saja ditutup ketika secara kebetulan pesan suara Calvin muncul, "Aku dan Ricky akan makan di luar. Kamu nggak perlu menyiapkan makan malam."

Nada bicara Calvin biasa saja, tidak seperti sedang memberi tahu istrinya. Sebaliknya, dia seperti sedang memberi instruksi pada pelayannya.

Selama bertahun-tahun ini, Jessica memang sibuk dengan hal-hal sepele, benar-benar mirip seorang pelayan gratis.

Jessica baru saja akan membalasnya ketika dia mendengar suara Sindy dan putranya dari latar belakang.

"Bibi Sindy, Ibu seperti penyihir tua. Nggak hanya dia nggak bisa apa-apa, tapi dia juga suka mengatur. Dia nggak memperbolehkanku memakan banyak hal. Bibi yang paling baik, kamu menuruti semua keinginanku. Aku paling sayang Bibi Sindy."

Kata-kata putranya begitu polos dan lugu.

Jika ini dulu, Jessica mungkin akan merasa kehilangan dan sedih.

Namun, saat ini hatinya ternyata merasa sangat tenang.

Karena lahir prematur, tubuh putranya agak lemah. Jessica merawatnya dengan hati-hati selama bertahun-tahun ini. Terlebih lagi dalam hal makanan, Jessica sangat berhati-hati. Dia khawatir dengan kesehatan putranya, tidak membiarkannya memakan makanan di luar.

Namun, di mata putranya Jessica ternyata menjadi penyihir tua.

Jessica tidak banyak bicara, hanya membalas singkat: [Baiklah.]

Ikatan darah atau tubuh lemahnya yang rapuh, semuanya tidak ada hubungannya dengan Jessica lagi.

Jessica melihat ruang tamu yang berantakan, tidak membereskan susu yang tumpah, melainkan memanggil pelayan.

Calvin tidak suka orang luar datang ke rumahnya. Oleh karena itu, rumah selalu dibersihkan oleh Jessica sendiri. Dia selalu mengikuti apa pun yang disukai dan tidak disukai Calvin dengan kikuk.

Namun, sekarang Jessica sudah mengerti.

Dia akan pergi. Kesukaan atau ketidaksukaan Calvin sudah tidak penting lagi.

Pelayan membereskan ruangan, sementara Jessica kembali ke kamar untuk menandatangani surat cerai. Kemudian, dia mengirimkannya dengan pengiriman terjadwal.

Setengah bulan kemudian, surat cerai ini akan sampai di tangan suaminya dengan tepat waktu.

Jessica berpikir, ini mungkin adalah hadiah terakhir yang akan dia berikan untuk Calvin.

Malam harinya, Calvin akhirnya kembali bersama dengan putranya.

Baru saja mereka sampai di rumah, suara bersemangat putranya terdengar, "Ayah, Bibi Sindy menari seperti sulap, berkilauan sekali. Lusa ada acara pertunjukan di sekolahku, bolehkah aku mengundang Bibi Sindy?"

Putranya bersekolah di salah satu taman kanak-kanak elit.

Lusa ada acara pertunjukan yang memerlukan pendampingan orang tua. Hanya saja, Ricky selalu merasa ibunya ini tidak pantas dibanggakan. Oleh karena itu, dia tidak pernah menceritakan hal ini kepadanya.

Ternyata, dia ingin Sindy yang pergi menemaninya.

Ekspresi bersemangat dan bahagia putranya terhenti mendadak ketika melangkah masuk rumah.

Ketika melihat Jessica, Ricky mengerucutkan bibir. Keningnya juga berkerut dengan ketat.

Calvin menggandeng putranya, melirik ke arah rumah sambil mengerutkan kening. "Apa ada orang yang datang ke rumah?"

"Ya." Jessica menjawab dengan santai. "Ada beberapa barang yang nggak terpakai, jadi aku meminta orang untuk merapikan dan menyumbangkannya."

Misalnya, dasi dan kancing manset yang pernah Jessica belikan untuk suaminya, tetapi tidak pernah dipakai sekali pun. Misalnya mainan yang dia siapkan untuk putranya, tetapi segera dibuangnya.

Jessica akan pergi, barang-barang lama ini sebaiknya segera dirapikan. Selain itu, ini juga untuk mempersiapkan rumah ini menyambut Sindy sebagai nyonya rumah yang baru.

Calvin merasa ada yang tidak beres.

Dia jarang memperhatikan perubahan di lemari. Oleh karena itu, dia tidak ingat apa saja yang hilang dari lemari.

Calvin hanya mengerutkan kening, lalu berujar dengan nada dingin, "Ricky nggak sehat, dia memiliki alergi terhadap banyak hal. Jangan sering-sering membawa orang luar ke rumah lagi. Barang-barang bekas itu juga bisa kamu buang langsung saja. Keluarga Wijaya nggak kekurangan barang-barang seperti itu."

Ya.

Kejutan yang Jessica persiapkan dengan hati-hati untuk suami dan putranya memang selalu tidak penting.

Jessica tidak marah seperti biasanya, juga tidak menjelaskan bahwa dia lebih tahu dari siapa pun tentang alergi Ricky. Dia hanya melihat suaminya yang dingin dan tampan, lalu mengangguk. "Aku mengerti."

Jessica tiba-tiba teringat perkataan putranya saat masuk tadi, lalu dia berkata, "Besok aku ada urusan. Bisakah kamu pergi bersama Nona Sindy ke acara pertunjukan sekolah Ricky?"

Ketika Ricky yang ada di samping mendengar ini, matanya langsung berbinar. Dia bertanya dengan ragu-ragu, "Apa benar boleh begitu? Ibu, Ibu benar-benar akan mengizinkan Bibi Sindy pergi menemaniku?"

Saat Jessica melihat ekspresi bersemangat dan bahagia putranya, dia tiba-tiba tersenyum.

Dia pun mengangguk. "Ya."

Sebaliknya, Calvin mengerutkan kening dengan erat, mengira Jessica sedang merajuk. Wajahnya langsung mendingin, lalu dia berkata dengan tidak sabaran, "Jessica, trik apa lagi yang kamu mainkan? Ricky masih kecil, wajar kalau dia menyukai Sindy. Dia hanya bicara sembarangan, apa kamu ingin marah padanya?"
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Diana Andriati
bagus banget ceritanya
2025-07-17 19:58:55
0
100 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status