Share

Chapter 17

Rara menelepon Rissa sahabatnya lagi pagi ini. Rissa yang sedang menyeruput kopi susu hangat itu meletakkan gelas ke atas meja bulat kecil yang baru dibelinya sore kemarin. Bertambah lagi barang di kamarnya yang telah padat ini.

"Rissa!" kata Rara lewat jaringan telepon itu.

"Hai, Ra. Kapan nih tanggal asli nikahnya? Belum selesai juga didiskusikan?" ujar Rissa lagi.

"Yup. Itulah kenapa gue nelpon elu kali, Ris?!" kata Rara bersemangat. Nada suaranya menandakan bahwa hati Rara sedang berbunga-bunga. Rissa pun ikut senang.

"Wah, wah. Asyik nih." kata Rissa lagi.

"Ris, pokoknya lu harus datang. Mau lu dinas kek, pokoknya lu harus datang ke sini, terbang ke sini tanpa alesan apa pun!" seru Rara pada Rissa yang kini telah duduk di atas ranjang itu.

"Oke, oke. Seminggu lagi ya? Hmm." kata Rissa berpikir sambil tersenyum memikirkan ide konyolnya ingin mengajak Cecep.

"Oke. Janji ya Ris?!" ucap Rara lagi. Iya memperlakukan sahabatnya sama, b

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status