Fahri diam dan kaget karena Elsa sudah memiliki seorang putra dengan Rey. Anak yang tampan dan kelihatan cerdas seperti Elsa, terlihat dari caranya berbicara tidak seperti anak yang lainnya, penanaman karakter yang diberikan oleh ibunya terlihat sekali.“Kenalkan juga, ini Om Fahri temen Mami Elsa.”Mereka terlihat akrab, tidak perlu diragukan lagi Fahri memang menyukai anak kecil karena dia pernah mengambil spesialis anak. Fahri terkenal penyayang karena tutur bahasanya memang lembut apalagi dengan anak kecil.“Dokter Fahri kita pamit, ya, sudah janjian dengan Dokter Nita.”“Oh, iya, Dokter Elsa, saya juga mau balik.”“Rei pamit ya Om, kapan-kapan Rei main kesini sama Mami.” Reihan juga pamit dengan Fahri.“Siap Komandan!” Fahri memang teman yang baik, bisa cepat akrab dengan Reihan.Elsa pamit dan Fahri masih diam membisu, Elsa menyadari Fahri pasti bertanya-tanya kemana Rey, tapi biarlah waktu yang menjawab, Elsa berharap Fahri sudah menikah dan memiliki anak seperti Elsa. ***Ses
Hari kedua, Elsa sudah mulai dengan rutinitasnya lagi, beberapa dokter mulai berkenalan dengannya. Meski begitu, Elsa tetap menjaga sikap, menjadi orang baru, Elsa sadar harus lebih hati-hati apalagi ini klinik besar. Elsa juga menyembunyikan identitas dirinya, jangan sampai di Klinik ini ada yang mengetahui kalau sebenarnya Elsa sudah memiliki rumah sakit peninggalan milik suaminya --- Rey."Kenalkan saya Dokter Richard." Salah satu Dokter yang menyapanya, kelihatan masih muda sekali, sepertinya baru selesai menyelesaikan spesialisnya."Saya Elsa Wijaya, mari saya duluan, Dok." Elsa bukan cuek, tapi lebih menjaga sikap saja selain karena statusnya yang janda, dia juga sudah memiliki anak.Ketika menuju ruangan, Elsa bertemu dengan Fahri yang kelihatannya sangat sibuk sekali."Baru datang, El?" Fahri menyapanya, tapi terlihat sangat hati-hati sekali. Fahri mungkin masih menyangka Rey masih hidup, sehingga terlihat sangat berhati-hati sekali bertemu dengan Elsa."Iya, Ri, lumayan macet
"Rey? siapa itu Bu Dokter?" ternyata Dokter Richard yang masuk, entah mengapa pikiran Elsa hanya Rey saja hari ini."Maaf Pak Dokter, saya ingat dengan suami saya." Dokter Richard diam, mungkin tidak menyangka Dokter Elsa sudah memiliki suami."Iya betul Pak Direktur, Dokter Elsa sudah memiliki suami dan seorang putra yang tampan sekali." Dokter Fahri tiba-tiba di depan pintu, sepertinya mengecek operasi yang berlangsung hari ini."Alhamdulillah selesai, cek semuanya, Sus." Elsa memberi arahan, untuk mengecek kondisi pasien."Semua normal Bu Dokter.""Alhamdulillah, mari saya duluan, Dok." Elsa pamit tapi Dokter Richard masih penasaran, dia seperti berfikir tidak mungkin Elsa sudah bersuami, wajah baby Face Dokter Elsa memang terlihat masih muda."Sabar, Bro." Fahri memberi semangat untuk Dokter Richard, dan Elsa tersenyum keluar. Setidaknya dia sudah jujur dengan semua orang meski statusnya adalah janda.
"Perkenalkan nama saya Rayyan aditya perdana." Cuek dan santuy sekali penampilannya.Elsa berdebar-debar setelah sekian lama tidak merasakannya. Selain itu, Elsa masih malu karena kemarin Reihan menganggap dia Papinya. Semua sepertinya terhipnotis, dokter ini lain daripada yang lain, terkesan sangat slow, cuek dan tidak peduli walau semua menatapnya. "Selamat datang, Dok. Perkenalkan saya kepala bedah disini." Fahri mengulurkan tangannya."Terima kasih, Dok. Ruangan saya dimana? biar saya langsung beres-beres." Cuek sekali, Elsa hanya diam, dia terkesan tidak kenal padahal kemarin mereka bertemu di mall."Baik, Dok, mari saya antarkan ke ruangannya." Dokter Fahri mengantarkan ke ruangannya dan Elsa kembali ke ruangannya.Elsa terus berfikir dengan kejadian yang lalu dan sekarang, Elsa tidak ingin merasakan kembali rasa ini. Sangat kecil sekali kemungkinan Rey hidup, mengingat kecelakaan pesawat tidak pernah ada yang selamat jika jatuh ke laut.Elsa terus sibuk berlatih, tidak ingin l
Sesuai arahan Fahri, akhirnya Elsa ikut bergabung dengan Dokter Rayyan, mematahkan segala yang ada. Elsa kali ini harus lebih kuat, bahwa dia bisa mengatasi semuanya, Elsa terus menyiapkan mentalnya dan berkata bahwa dia bukan Rey --- suaminya.Semua tim sudah bersiap, Elsa harus membuktikan bahwa dia bisa menjalankan operasi ini dengan baik. Dokter Rayyan juga sudah siap di ruang operasi.Drrrt ... tiba-tiba dokter Fahri menelpon."Halo, El, semangaatt!" ya Allah Fahri, kenapa sosweet banget, Fahri yang dulu bangkit kembali dengan nuansa yang lebih berbeda. Elsa dibuat senyum-senyum sendiri."Siyap, Pak Dokter!" dokter Rayyan hanya sekilas memandang.Mereka sudah siap, Elsa juga sudah bersiap dengan segala persiapannya, disemangatin Fahri ternyata memiliki rasa yang berbeda, entah mengapa Elsa seperti bangkit kembali."Mari kita mulai!" dokter Rayyan memberi instruksi, Elsa sudah tidak berdebar lagi, dia terlihat lebih rileks.Elsa mulai dengan sayatan pisaunya, dokter Rayyan memang
Akhirnya weekend tiba, Fahri memenuhi janjinya untuk duet dengan Reihan. Reihan ternyata tipe anak yang tidak bisa dijanjikan."Mi, jadi gak, Om Dokter ganteng ngajak duet?""Biasanya Om Dokter kalau sudah janji selalu ditepati.""Oke, kalau gitu, Reihan siap-siap."Baru saja membicarakan dokter Fahri ternyata dia sudah ada didepan menjemput Reihan."El, bukannya itu Dokter Fahri?" Mamanya Elsa heboh, karena baru kali ini melihat dokter Fahri setelah sekian tahun."Iya, Ma, mau jemput Reihan."Reihan sudah siap dengan kostumnya, hari ini dia begitu fresh menggunakan kaos, wajah blasteran Reihan memang buat siapa saja merasa dia anak yang menggemaskan. Jadi, wajar dia juga idola orang tua dikompleknya."Mi, Rei berangkat?""Wow, cucu Eyang sudah keren, mau duet sama Om Dokter ganteng?""Iya, dong Eyang, Mami gak usah ikut biar jaga Eyang di rumah.""Astaga, anak ini, Hahaha ...." Mamanya yang paling heboh."Siyap, sonoh, sama Om Dokter gantengnya biar Mami gak jadi nyamuk."Reihan dan
"Kenapa, Ri?" Fahri ke ruangan tantenya yang kebetulan sebagai dokter umum di kliniknya."Fahri gak kuat, Tan." Fahri menangis sesenggukan, dia sudah terbiasa curhat dengan tantenya, saudara dari Mamanya."Dengan wanita yang sama, Ri?" Fahri mengangguk, buliran air mata terus mengalir di pipinya."Apa aku harus menyerah, Tan? Sepertinya aku sudah gak kuat, cinta ini begitu menyiksaku.""Bukannya Dia sudah punya suami, Ri? Apa tidak ada perempuan yang lain selain dia." Tantenya heran karena keponakannya ini laki-laki yang dari dulu hanya mencintai wanita yang sama."Justru itu, Tan. Dia kembali tiba-tiba dan memiliki seorang putera yang tampan sekali, dan kabarnya, suaminya Elsa sudah meninggal akibat kecelakaan pesawat 5 tahun yang lalu." Ya Allah, sedih sekali melihat dokter Fahri seperti ini. Bercerita sambil berlinang air mata. "Lalu masalahnya apa?""Masalahnya ada Dokter bedah dari luar negeri yang kemarin datang mirip dengan Rey, dia juga merasakan hal yang sama, layaknya seora
Fahri masih memegang tangannya Elsa dan masih dalam keadaan berjongkok. Ini seperti mimpi bagi mereka berdua, Fahri terus mengeluarkan air mata. Lebih tepatnya air mata bahagia."Ayo, bangun calon Papanya Reihan." Reihan memeluk Fahri untuk segera bangun, suasana semakin haru. Elsa berkali-kali menitikkan air mata, ini juga seperti mimpi baginya. Mimpi menjadi istri dari dokter Fahri."Selamat untuk kalian, ya." Papa dan mamanya bergabung, Fahri memeluk Papanya Elsa. Jangan ditanya kebahagiaan dokter Fahri, Elsa sampai dibuat salah tingkah dengan keadaan ini. Mamanya juga memeluk Elsa, meski terkesan mendadak, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk mereka.Tiba-tiba semua tamu undangan mulai berdatangan, kabar cepat beredar. Semua dokter yang bekerja di klinik juga hadir. Elsa sampai dibuat kaget dan terlihat malu. Mendadak mungkin hanya baginya, tetapi persiapan acara ini sebenarnya sangat matang. Yang menyaksikan akad nikahnya memang hanya dari keluarga saja."Selamat, Bosku!" Do