Roman masih memandang ke arah Tania dan Amy. Ia merasakan kekesalan yang dalam dan kebencian. Ia benar-benar tidak menyangka jika wanita di depannya begitu lihai bermain setiap kata.
Sehingga tanpa sadar ia sendiri telah terjebak di dalamnya, "Masa bodoh! Aku pasti akan membunuhnya!" batin Roman.
Ia begitu bernafsu ingin menghancurkan Tania dan Amy hingga tidak tersisa lagi dari apa yang dinamakan sebagai kehormatan dan kebanggaan mereka.
Sayangnya, Roman gagal melakukan niat terselubung yang ia rencanakan. Ia masih memandang kedua wanita yang berada di depannya.
Ia terlalu memandang remeh keduanya, sehingga ia sendiri pun harus masuk ke perangkap yang dibuat oleh dirinya sendiri.
Terima kasih beri gem yang banyak, juga jangan lupa beri koin yang banyak ya? Penulis remahan sangar membutuhkan semua partisipasi dari kakak semua.
Yanto terus berusaha untuk memukul Amy dengan membabi buta, kemudian Amy melayangkan pukulan ke arah Yanto membuat dia berpura terhuyung.Bruk!Tubuh besar Yanto jatuh ke lantai,Amy secepat kilat mengambil pistol yang ada di selipan pinggang Yanto. Amy berpura menyandera Yanto."Hentikan! Atau pria ini, mati!" teriak Amy.Membuat semua pengawal Roman terdiam. Mereka tidak menyangka jika Yanto begitu mudahnya dikalahkan seorang wanita yang sangat mungil.Padahal hanya dengan sekali gebrakan saja, tubuh Amy sudah bisa melayang. Apalagi, ia sedang luka. Namun, merek
"Kamu yakin akan membalas kepada Harsa?" tanya Tania. Ia melihat Amy begitu serius ingin membalaskan dendam kepada Harsa. "Iya. Biar dia tahu rasa. Dia telah berani mencoba bermain-main denganku," balas Amy. Tania tersenyum memandang Amy, "Bagaimana kita pulang ini, ya?" tukas Tania. Ia menoleh ke kiri-kanan mereka. Amy pun mengikuti arah pandangan Tania, "Apakah Soleh dan Yudi tahu? Jika kita disini? Hadeh!" keluh Amy, "bodohnya kita tidak meminjam ponsel Yanto untuk menghubungi mereka …. " Amy memandang langit yang suram tertutup mendung. Keduanya terdiam saling memandang langit, "Bagaimana jika kita mencoba keluar dari pelabuhan ini?" usul Tania.
Hari-hari telah berlalu dengan kebahagiaan. Kini, Tania sudah mulai sembuh begitu juga dengan Amy. Yudi begitu bersemangatnya mengurus dan merawat istrinya.Soleh harus bolak balik ke rumah Basri untuk mengurus Amy. Basri ingin mereka cepat menikah tapi, ia sangat menjaga perasaan keduanya.Basri hanya mampu memantaunya dari dekat dan jauh, agar mereka tidak melanggar aturan agama dan norma-norma. Hamzah dan Basri benar-benar menuntut Harsa yang sudah berkomplot dengan sepupunya untuk menjebak Amy, Soleh, dan Tania.Beberapa Minggu kemudian, Soleh mengajak Amy berjalan-jalan. Ia ingin memberikan sebuah kejutan kepada Amy, "Kita mau ke mana, Leh?" tanya Amy."Jalan-jalan! Lha kamu sudah beberapa minggu di RS da
"Nah, ini dia! Aku ingin melamar Amy beda dengan yang lain. Kamu tahu 'kan kalau Amy selalu bergelimang harta. Aku ingin melamarnya di saat yang indah dan tepat," balas Soleh."Lamar dia di kapal pesiar," ucap Yudi."Sudah diwakili para selebrities," jawab Soleh."Makan malam romantis dengan lilin!" lanjut Yudi."Udah sering," balas Soleh."Dengan puisi dan kata-kata romantis," lanjut Yudi."Sudah diwakili oleh film dan novel!" balas Soleh."Lamar di kuburan, saja! Nah, nih belum ada nih!" ujar Yudi.
Matahari mulai bersinar, Amy mengangkat jarinya ke atas wajahnya, ia memperhatikan kilau berlian yang luar biasa besarnya.Amy Merasa geli memandangnya, "Soleh aneh, sekali! Padahal seutas cincin emas tipis pun aku sudah sangat bahagia," hatinya tersenyum.Secercah kebahagiaan mulai menari di relung hatinya. Akan tetapi, sedetik kemudian ia merasakan kesedihan. Ia merasa sedikit was-was, "Apakah kami akan bahagia? Mampukah aku menjadi istri yang baik untuk Soleh?" batin Amy bertanya.Ia sedikit takut jika ia mengecewakan Soleh, ia sudah terlalu sering menorehkan luka di hati Soleh tanpa ia sadari. Kini, ia tidak ingin menyakitinya lagi.Baginya Soleh adalah pria yang terbaik setelah papanya Basri,
Amy pergi ke rumah Tania dengan membawa sekeranjang buah-buahan. Ia menyusuri jalanan yang penuh dengan pohon-pohon pinus dan cemara yang teratur berbaris bagaikan barisan serdadu. Ia melihat sebuah rumah indah klasik bergaya minimalis dan modern, dengan sebuah keanggunan yang luar biasa. Bunga matahari menjadi simbol keindahan yang terlihat. Amy memarkirkan mobilnya di depan rumah penuh dengan bunga mawar dan matahari. Amy memperhatikan sekitarnya, "Rumah yang indah, sesuai dengan karakter si pemilik rumah!" batin Amy. Ia memencet bel, "Wah, akhirnya kamu main juga My!" sambut Tania kala membukakan pintunya. "Iya, nih. Baru, sempat!" balas Amy. "Ayo, masuk!" aj
Acara pernikahan Amy dan Soleh digelar di sebuah hotel mewah milik keluarga Amy. Keluarga Soleh dari kampung pun berbondong-bondong datang. Sudirman, Aisyah, dan Santi juga Ipah menginap di rumah Soleh yang baru. Acara pernikahan begitu meriahnya. Semua teman, kolega, handai taulan semuanya berkesempatan datang dan bersilaturahmi. Tania dan Yudi sebagai WO, mengatur dan membantunya membuat acara berjalan dengan sangat baik. Tania mengerahkan semua kemampuanya untuk memperlancar semua acara pesta. Acara pernikahan keduanya begitu bahagia. Amy begitu cantik di saat ijab kabul dan Soleh begitu gagah dan tampan. Kedua keluarga Basri dan Dahlan sangat bahagia dan cepat akrab. Basri begitu senang dengan besa
Sementara Yudi dan Tania pun tidak mau kalah. Keduanya pun mengarungi lautan berlayar di tengah samudra cinta milik mereka berdua. Keduanya saling berpelukan dengan mesranya,"Semoga kita semua bahagia, ya Mas!" ujar Tania.Yudi menoleh ke arah istrinya mengecup sekilas kening Tania, "Amin. Pastilah, setiap doa dan usaha selalu diijabah Allah. Walaupun dengan berbagai liku dan rintangan tidak instan," balas Yudi dewasa."Mas, ngomong-ngomong instan. Kok aku jadi pengen mie instan, nih!" ucap Tania."Ya udah, masaklah! Apa perlu mas yang masak?" tanya Yudi."He-em!" balas Tania sedikit manja. Ia sendiri pun tidak mengetahui mengapa ia merasa sangat ingin makan mie instan