Home / Romansa / Cinta Dalam Sangkar Rahasia / Aku bukan bayangannya

Share

Aku bukan bayangannya

Author: Syahhsyy
last update Last Updated: 2025-07-04 17:30:55

Langit Florence pagi itu kelabu. Awan berat menggantung rendah, seperti ikut menyimpan rahasia yang belum sempat terucap. Di ruang makan hotel yang sepi, hanya ada satu meja yang terisi, Averine dan Darian duduk berhadapan, tapi tak saling menatap.

Kopi di cangkir Averine sudah dingin. Tangannya bermain di bibir gelas, sementara pikirannya sibuk menata ulang luka semalam. Ciuman itu masih terasa di sudut bibirnya. Begitu penuh rasa tapi juga menyakitkan.

“Kau tidak menjauh setelah aku mendorongmu,” kata Averine akhirnya, suaranya pelan namun tegas.

Darian menatapnya. Mata itu menyimpan gelisah yang tak pernah bisa ia sembunyikan dari Averine. “Karena aku tahu kamu butuh waktu, bukan jarak.”

Averine mengangkat wajahnya, tajam. “Atau karena kamu tahu aku mulai merasakan sesuatu dan kamu ingin memastikan itu tumbuh ke arah yang kamu inginkan?”

Darian menghela napas, mencondongkan tu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Dalam Sangkar Rahasia   Rahasia di balik foto

    Sore itu, Eira sedang mencari charger kameranya yang entah disimpan di mana. Ia membuka salah satu laci kecil dekat rak buku ruang tengah, tempat Averine biasanya menyimpan barang-barang pribadi yang jarang disentuh. Di antara tumpukan map dan buku catatan, ia menemukan sebuah kotak kayu kecil yang tampaknya sudah lama tidak dibuka. Tanpa niat kepo, Eira membukanya, berharap charger terselip di dalam.Isinya bukan charger. Tapi tumpukan foto lama. Rata-rata foto keluarga, sebagian besar hitam putih, beberapa foto Averine waktu kecil, dan ada satu foto yang membuat Eira berhenti.Itu foto Averine dan Darian. Diambil dari jarak jauh, mereka berdiri di depan sebuah galeri, sama-sama menunduk melihat sesuatu di tangan Darian. Averine tampak mengenakan mantel panjang dan syal biru muda. Wajah mereka nggak terlalu jelas, tapi ekspresi Averine senyum kecil yang nggak diarahkan ke kamera jelas terlihat hangat. Momen itu seperti diam-diam dicuri kamera.Di balik fo

  • Cinta Dalam Sangkar Rahasia   kelelahan

    Hari itu, sejak pagi, Calia rewel terus. Entah kenapa, dia nggak mau ditaruh, maunya digendong, digendong, dan digendong. Averine yang dari subuh belum mandi, masih pakai kaus longgar dan rambut dicepol asal, mulai terlihat kelelahan. Dia sudah nyoba semua: nyanyiin lagu nina bobo, goyang pelan, sampai bawa Calia keliling ruang tamu. Tapi tetap saja, tangisnya nggak mau berhenti lebih dari lima menit. Siang hari, Averine akhirnya bisa duduk sebentar di dapur. Dia taruh Calia yang akhirnya ketiduran di bouncer kecil dekat kulkas. Tapi baru dua teguk teh, tangis Calia pecah lagi. Averine diam sebentar. Gelas tehnya masih di tangan, tapi tangannya gemetar. Dadanya sesak. Ia berdiri pelan, menutup matanya, lalu masuk ke dapur dan bersandar di meja. “Aku capek,” bisiknya lirih, nyaris tanpa suara. Eira, yang tadi di ruang tengah sedang beberes mainan, buru-buru datang begitu dengar suara tangis Calia lagi. Dia berhenti di pintu dapur, melihat

  • Cinta Dalam Sangkar Rahasia   Kalender Cinta

    Pagi itu, Darian lagi nyari charger di laci dekat meja kerja Averine. Tapi bukannya nemu kabel, dia malah nemuin sebuah buku kecil berwarna coklat muda. Awalnya dia mau naruh lagi, tapi penasaran karena ada label kecil di sampulnya, Kalender Cinta.Darian ngebuka perlahan. Di dalamnya ada catatan harian pendek, satu kalimat per hari, ditulis dengan spidol warna-warni. Beberapa entri bahkan ada stiker kecil atau coretan hati.Hari ke-1: Dia ingetin aku minum air putih, padahal dia sendiri lupa.Hari ke-3: Dia cium tangan kiriku waktu aku lagi kesel. Keselku ilang, tapi nggak aku tunjukin.Hari ke-7: Dia nyuapin aku makan sisa roti panggang Calia karena aku keasikan lukis.Darian baca sambil senyum-senyum sendiri. Tapi senyumnya menghilang begitu suara Averine muncul dari pintu.“Kamu baca itu?”Darian langsung reflek nutup buku. “Maaf... aku cuma nyari charger. Terus aku nggak sengaja buka.”Averine nyilangin tangan di dada. “Itu kan rahasia.”Darian berdiri gugup. “Aku serius nggak ma

  • Cinta Dalam Sangkar Rahasia   Tarian di dapur

    Pagi itu dimulai seperti biasanya. Calia bangun lebih awal dari alarm, dan Averine belum sempat menyelesaikan kopinya yang tinggal setengah. Rambutnya belum disisir, baju tidurnya udah belepotan susu, dan kantung matanya jelas terlihat.Calia, seperti biasa, nggak ngerti ibunya kurang tidur. Dia ketawa, menendang-nendang, dan minta digendong sambil teriak-teriak kecil.“Sayang, ibu belum sempet sikat gigi,” gumam Averine sambil tetap mengangkat Calia dan mengayun-ayunkannya ke dada. Darian muncul dari belakang sambil nahan ngantuk. Dia langsung bantu ambilkan botol susu dan nyiapin air hangat. “Kamu tidur cuma dua jam ya semalam?”Averine angguk pelan, “Tadi malam Calia drama... aku nggak tega ninggalin.”Darian mendekat dan mencium kening istrinya. “Makasih ya... buat terus kuat.”Averine senyum kecil, walau lelahnya masih keliatan jelas. Mereka lanjut rutinitas pagi: nyuapin Calia, beresin meja makan, dan beberes sedikit di ruang t

  • Cinta Dalam Sangkar Rahasia   Rasa yang masih ada

    Pagi datang pelan, disambut suara burung dan sisa-sisa hujan semalam yang masih menempel di kaca jendela. Averine bangun lebih dulu. Rambutnya berantakan, tapi senyumnya lembut. Ia turun pelan-pelan ke dapur, nyalain pemanas air, lalu mulai nyiapin sarapan seadanya. Roti panggang, telur ceplok, dan teh hangat.Tak lama, Darian muncul dengan rambut awut-awutan dan kaus yang sedikit miring. “Wangi banget pagi ini,” katanya sambil nyosor ke dapur.“Kamu cuma bilang gitu kalo lagi laper,” jawab Averine sambil nyodorin piring ke dia.Darian duduk di meja makan, lalu motong rotinya. Eira muncul sebentar, ngucek-ngucek mata, liat sekeliling lalu buru-buru ambil Calia dari boks kecil di ruang tamu.“Aku bawa Calia ke kamarku, ya. Biar kalian bisa ngobrol-ngobrol dulu,” katanya sambil senyum jahil. Mereka cuma ketawa.Mereka makan berdua. Suasananya tenang. Darian sesekali nyolek-nyolek roti Averine, dan Averine balas menyeka remahan dari sud

  • Cinta Dalam Sangkar Rahasia   pindahan

    Beberapa hari sebelum pindahan, rumah lama terasa seperti museum kecil. Dindingnya penuh lukisan, tumpukan buku seni bersandar di tiap sudut, dan setiap sudut ruangan menyimpan cerita. Averine berjalan pelan dari satu ruangan ke ruangan lain, sesekali berhenti menatap sesuatu terlalu lama.“Masih belum yakin semua ini mau dibawa?” tanya Darian sambil berdiri di tengah ruang tamu, memegang lukisan besar yang setengah dibungkus bubble wrap.Averine mengangguk. “Beberapa... harus ikut. Sisanya, kita tinggalin. Aku nggak mau rumah baru penuh masa lalu.”Eira sedang di dapur, nyuapin Calia sambil sesekali ngoceh sendiri. “Kalo semua yang dari rumah lama ikut, nanti rumah baru nggak punya napas sendiri. Biarin kosong dulu, nanti pelan-pelan diisi.”Sore itu mereka bertiga duduk di lantai ruang keluarga. Tanpa sofa, tanpa meja. Hanya tikar, teh manis, dan setumpuk foto lama. Mereka ketawa lihat gaya rambut Darian waktu kuliah, lalu hening waktu nemu foto

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status