Ruangan itu dipenuhi cahaya lembut yang jatuh dari jendela kaca patri, memantul di permukaan marmer dan bingkai emas lukisan antik. Suara langkah Averine teredam karpet Persia yang menutupi sebagian lantai, namun jantungnya berdetak terlalu keras untuk tak terdengar. Valente Auction House lebih besar, lebih megah, dan... lebih sunyi dari yang ia bayangkan. Seperti museum yang menyimpan lebih dari sekadar seni ia menyimpan masa lalu. Dan di tengah ruang utama, di antara bayangan bingkai dan aroma kayu tua bercampur lemon polish, berdiri seseorang yang membuat waktu seakan melambat. Darian. Setelan jas kelabu membingkai sosoknya dengan sempurna, tapi bukan pakaiannya yang membuat Averine berhenti sejenak. Melainkan sorot matanya. Datar, namun menyelam terlalu dalam. Seperti danau tenang yang menyembunyikan sesuatu di dasarnya. “Averine,” ucapnya akhirnya, dengan nada rendah dan tak tergesa. Ucapan yang seharusnya biasa saja, tapi entah mengapa terasa seperti guncangan kecil di dalam
Last Updated : 2025-06-18 Read more